HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
AFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Membaca
2. Pembelajaran Puisi
3. Pendekatan Emotif
C. Hipotesis Tindakan
B. Fokus Peneliti
D. Rancangan Penelitian
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BABI
PENDAHULUAN
lingkungan pendidikan baik formal maupun non formal, oleh karena itu sudah
dan diantarkan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, apabila murid tidak
kesulitan mencapai prestasi belajar yang baik dalam semua bidang studi.
tujuan pengajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, setiap guru yang akan
pengajaran bahasa Indonesia dan memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan
peserta didik sehingga mau dan mampu belajar dengan sebaik-baiknya untuk
Ada empat kompetensi yang harus dikuasai oleh murid yaitu komptensi
dari segi bentuk, makna, dan fungsi, menggunakan dengan tepat dan
berbahasa.
yang telah dikemukakan salah satu hal yang masih sering diabaikan adalah
bahasa dan sastra Indonesia secara seimbang dan professional. Akan tetapi,
dan penelaan puisi agar tumbuh kegemaran membaca puisi sebagai sesuatu
yang bermakna dalam kehidupan. Atau dengan kata lain, murid diharapkan
maka pengajaran puisi selayaknya mencakup teori puisi dan sejarah puisi.
Untuk itu, peserta didik diwajibkan membaca puisi yang sudah terpilih dan
puisi yang bersasaran agar murid gemar membaca puisi tercapai secara
optimal.
Merujuk pada pokok bahasan membaca puisi, maka ada beberapa
tujuan intruksional yang terdapat di dalamnya yang harus dicapai secara baik.
subpokok bahasan yang disajikan dalam pokok bahasan itu. Oleh karena itu,
Tujuannya adalah agar siswa dapat menghayati nilai-nilai yang ada dalam
setiap puisi tersebut dengan cara membacanya. Lebih jauh lagi, siswa
bagian dari pokok bahasan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia pada
saja. Karena, dengan adanya minat yang positif terhadap baca puisi ada
puisi dapat memahami nilai-nilai luhur yang tersirat didalamnya, karena puisi
sebagai salah satu bentuk budaya karya sastra mengandung unsure nilai moral
yang tinggi yang dapat dijadikan pandangan dan pedoman dalam kehidupan.
murid dalam hal membaca puisi. Hal ini terungkap melalui prapenelitian
dengan interview dan observasi pada guru dan murid kelas SD Inpres 1
Bantaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong yang dilakukan pada
Masalah yang dihadapi oleh guru dan murid tersebut di atas disebabkan
kesulitan murid dalam membaca puisi dan dapat meningkatkan hasil belajar
membaca puisi.
1. Perumusan Masalah
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka peneliti
C. Tujuan Penelitian
Moutong.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Emotif secara optimal dalam membaca puisi sebagai salah satu bentuk
2. Manfaat Praktis
ВАВ II
A. Kajian Pustaka
1. Membaca
a. Pengertian membaca
Istilah membaca dapat mencakup pengertian yang luas sekali. Hal
itu terjadi karena membaca dapat dibedakan dalam berbagai ragam sesuai
dengan (1) Tujuan (2) Proses kegiatan (3) Objek bacaan dan (4) Media yang
dengan bertolak dari hakikat membaca itu sendiri. Rumusan yang dimaksud
lainnya. Dari reaksi itu lebih lanjut terjadi kegiatan rekognisi, yakni
tertentu.
mencapai tujuan tertentu melalui tahap (1) Persepsi (2) Rekognisi (3)
bentuk penulisan dalam teks. Pada tahap rekognisi, kegiatan yang terjadi
makna kata, kalimat dan paragraf serta relasi interpretasi pembaca berusaha
dengan latar tujuannya sebagai langkah awal pemberian kriteria, dan tahap
kreasi atau utilisasi yakni tahap yang berkaitan dengan pengolahan perolehan
(Aminuddin, 1987).
terkandung dalam bahasa tertulis, baik makna yang tersurat maupun yang
memahami maknanya.
b. Ragam Membaca
2) Membaca cepat
yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara garis
besar saja.
3) Membaca teknik
sesuai jangan aksentupsi, intonasi dan irama yang benar, selaras dengan
4) Membaca sastra
yakni bila lewat teks sastra yang dibaca. Pembaca bukan hanya bertujuan
memberikan penilaian.
5) Membaca Estetis
6) Membaca Kritis
penilaian.
7) Membaca kreatif
bersifat aplikatif.
1. Faktor Intelegensi
berdasarkan pengalaman.
2. Faktor Sikap
laki-laki.
yang relatif rendah disertai dengan harga buku yang relatif tinggi
buku.
2. Pembelajaran Puisi
a. Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif.
segenap kekuatan bahasa didalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin
puisi juga padat. Keduanya bersenyawa secara padu bagaikan telur dalam
pengertian itu ditinjau dari segi bentuk batin maka Herbet menyatakan
dari perasan penuh daya yang berpangkal pada emosi yang berpadu
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersajak dan
b. Ragam Puisi
3) Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya
yang melingkupinya.
4) Puisi dramatik, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif
puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain
6) Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang
masyarakat.
7) Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap
sang kekasih.
9) Ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa
10) Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan
rasa cinta terhadap bangsa ataupun tanah air. (Aminuddin, 1987 : 134).
c. Tujuan Pembelajaran Puisi
3. Pendekatan Emotif
a. Pengertian Pendekatan Emotif
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Emosil dari kata
emotos atau emovere yang berarti mencerca, yaitu sesuatu yang mendorong
menurut sesuatu, menurut (Row & Row (Effendi dan Praja : 1984) emosi
merupakan suatu keadaan bergejolak dalam diri individu yang berfungsi sebagai
inner adjusment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu.
bahwa hubungan antara emosi dengan pendekatan emotif sangatlah erat dan
yang mengajuk pada emosi atau perasaan pembaca”. Ajukan emosi itu dapat
berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik. Teori emotif juga
merupakan teori yang beranggapan bahwa karya sastra pada dasarnya hadir di
dalam emosi pengarangnya Dengan demikian, dalam membaca teks sastra (puisi),
pembaca juga harus memiliki kedalam rasa atau emosi sehingga terdapat
pertautan antara sesuatu yang dipaparkan pengarang dengan respons yang dimiliki
pembaca. Sementara mirip dengan teori emotif, teori ekspresif, dengan plato dan
puisi pada dasarnya merupakan ekspresi spontan yang terolah lewat ke dalaman
emosi pengarangnya. Ekspresi spontan itu sendiri dalam hal ini telah terbebaskan
atau pendekatan expresif. Hal itu terjadi karena seperti yang telah dijelaskan di
atas bahwa "pendekatan emotif adalah pendekatan yang berusaha memahami dan
unsur yang mampu memberikan ajukan emosi tersebut, pada dasarnya adalah
unsur serta daya hadir dari kedalam emosi pengarang segala realitas yang ada dan
pandangan bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di
Ajukan emosi itu dapat berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun
ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik.
yang ditimbulkan oleh struktur fisik puisi itu dengan istilah hakikat puisi. Lebih
keseluruhan yang merupakan perpaduan dari tema (inti pokok puisi). Perasaan
(sikap penyair terhadap bahan atau obyek), nada (sikap penyair terhadap
kepada pembaca)
a. Tema (Sense)
Dalam setiap puisi terdapat suatu pokok pikiran atau inti persoalan
yang biasa disebut dengan tema (sense). Tema tersebut menjadi dasar
b. Perasaan (Felling)
puisi "Doa" Chairil Anwar dalam puisi ini pembaca dapat menangkap
c. Nada (Tone)
angkuh dan lain-lain. Sikap inilah yang disebut nada (tone) misalnya
puisi “ Surat Dari Ibu” karya Asrul Sani. Dalam puisi ini sikap
d. Amanat (Intention)
Setiap penciptaan puisi, penyair mempunyai tujuan-tujuan itu. ada
karya Amir Hamzah. Dalam puisi ini tujuan penyair adalah mengajak
menjadi hal mutlak yang harus dipahami. Satu hal yang harus disepakati
bersama, bahwa pembelajaran dilakukan orientasinya tidak hanya produk
Pendekatan Emotif
keindahan atau estetis dalam suatu karya sastra tertentu, baik dari segi
amanat.
adalah hasil pembelajaran yang biasanya diukur dengan tingkat pencapaian hasil
bahwa:
proses dan hasil pembelajaran. Ketiga komponen ini dibahas sebgai berikut:
oleh guru dan memusatkan perhatian kelas. Hamalik (2001: 34) menjelaskan
sangat penting. Menurut Rosniwaty, 2008 : 18 bahwa Tujuh langkah yang perlu
Menentukan sasaran”.
Metode dan d) Evaluasi. Dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi ada tiga
hal yang saling berinteraksi yaitu 1) Murid, 2) Guru dan 3) Teks puisi. Dengan
operasional dan 5) Dirumuskan dengan hanya mencakup satu jenis hasil belajar.
Setelah indikator pembelajaran dirumuskan, guru menetapkan prosedur
puisi adalah pendekatan emotif. Pendekatan emotif merupakan proses berpikir dan
yaitu tahap persiapan pelaksanaan, dan tindak lanjut (Solehan, 1999 : 32).
acuan, dan membuat kaitan untuk menarik perhatian murid diperlakukan gaya
dengan mengamati puisi, hal ini perlu dibiasakan pada setiap memulai pelajaran.
Kegiatan selanjutnya adalah memprediksi puisi dan membuat simpulan puisi, hal
Dalam memantapkan hasil membaca puisi murid diperlukan aktivasi yang disukai,
pemberian latihan dan curah pendapat berkaitan dengan hasil membaca murid.
tahap tindak lajut. Pada tahap ini diharapkan murid berada pada tahap membaca
Emotif
kemampuan murid dalam proses dan hasil „membaca puisi. Fokus pembelajaran
Imajinatif dan kreatif. (Solehan dkk, 1999: 32). Guna mencapai target tersebut
berkesinambungan.
yaitu rendahnya kemampuan murid dalam membaca puisi yang disebabkan oleh
empat tahap yaitu; (1) tema puisi, (2) nada puisi (3) amanat puisi, dan (4) rasa
puisi.
Pendekatan Emotif
- Menentukan tema
- Menentukan perasaan
- Menentukan nada
- Menentukan amanat
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika pendekatan emotif digunakan
Parigi Moutong.
ВАВ III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
oleh fokus, 9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, 10) desain
Moutong.
2. Jenis Penelitian
1. Setting Penelitian
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu murid kelas V dengan jumlah murid laki-laki 11 orang
direncanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017 / 2018 selama 3 bulan
guru dalam memilih model mengajar yang sesuai. Dengan model tersebut dapat
penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu pada pendapat MC Taggart dan
Wardani (Asman, 2008: 30) bahwa penelitian tindakan kelas mengikuti proses
Observasi
Refleksi I Analisis Data I (monitoring)
Observasi
Refleksi II Analisis Data II (monitoring)
Terselesaikan
Berhasil Simpulan
Bagan 3.1 Rancangan Penelitian berdaur Ulang Wardani (Rosniwaty, 2008: 30)
E. Teknik dan Prosedur pengumpulan Data
1. Tes
murid membaca puisi. Tes dilaksanakan pada awal penelitian, pada akhir
2. Pengamatan
penting.
keberhasilan siswa dalam penelitian ini adalah sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh Nurkancana (1986:39) sebagai berikut: "Tingkat penguasaan,
2. Indikator Keberhasilan
pendekatan emotif. Dari segi proses ditandai oleh keaktifan murid dalam\
pemahaman dan cara siswa membaca puisi secara individu maupun klasikal
a. Perencanaan
buku paket Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V SD Penerbit Erlangga.
Dengan alokasi waktu 3x35 menit (108 menit). Tema ini dipandang sesuai
untuk murid kelas V sekolah dasar dengan pertimbangan sebagai berikut: (1)
tema tersebut sesuai dengan tema dalam KTSP semester II kelas V sekolah
dasar, (2) materi puisi sesuai dengan tingkat perkembangan dan minat murid
kelas V sekolah dasar, dan (3) puisi yang bertema penyesalan digemari murid
tersebut peneliti dan guru menetapkan tujuan pembelajaran dalam satu kali
puisi dengan intonasi yang tepat, dan (2) murid dapat membaca puisi dengan
pembelajaran ini dibagi dalam tiga kegiatan, yaitu (1) kegiatan awal yang
yang akan dicapai., (2) kegiatan inti yang terdiri dari a) Guru menunjukkan
menjelaskan nada dan rasa puisi, f) Guru memberi kesempatan kepada murid
untuk bertanya sebelum membaca puisi, dan g) Murid mendemonstrasikan
cara membaca puisi dengan lafal, intonasi serta ekspresi dan emosional yang
Meskipun perencanaan ini dibagi menjadi tiga kegiatan namun setiap tahap
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan kegiatan satu dengan kegiatan
yang lainnya.
dilaksanakan pada hari Jumat, 3 April 2010 pukul 7.30 – 9.15 WITA. yang
dicapai.
pembelajaran membaca puisi pada siklus pertama dibagi menjadi tiga tahap,
dan tahap tindak lanjut membaca puisi. Pada tahap persiapan membaca puisi
tindakan guru dan murid dalam tahapan persiapan membaca seperti tampak
bahwa beberapa waktu yang lalu Ibu memberikan teks kepada kamu
tentang membaca puisi. Hasil tes itu belum memuaskan. Hari ini Ibu
akan membimbing kalian cara belajar membaca puisi yang baik agar
Guru : Bagus! Tugas kalian pada pelajaran hari ini adalah membaca puisi
Guru : Ayo! Siapa yang berani menjawab? Murid : (diam) belum ada yang
menjawab?
Guru : Baiklah, Ibu berikan contoh ya, Anaku menuntutlah ilmu sebanyak
sesuai dengan harapan bangsa dan negara. Siapa yang tau nada puisi
Murid : Saya Bu ( Inten menjawab dengan suara pelan dan tampak malu-
pesan penyair terhadap pembacanya, dan amanat puisi tadi yaitu ibu
teks puisi secara individual kurang lebih lima menit. Setelah murid membaca,
membaca puisi. Setiap kelompok terdiri atas lima orang. Pembagian kelompok ini
didasarkan kedekatan tempat duduk dengan alasan murid mudah mengatur tempat
berdiskusi, berkolaborasi dan sharing pendapat sambil melibatkan jiwa dan emosi
murid dalam puisi dan terlibat aktif dalam kerja kelompok dan memberikan
Dalam tahap ini guru membimbing murid untuk (1) melaporkan dan membahas
menit.
yang bingung dan tidak tahu apa yang akan dilakukan. Sedang yang
lainnya terlihat mendominasi kegiatan dan yang lainnya santai dan saling
Murid : (Kelompok satu maju membacakan puisi doa). Setelah itu menyusul
Guru : Ayo berikan tepuk tangan kepada kelompok satu dan kelompok dua.
Murid : (murid serentak bertepuk tangan dan kelas menjadi ramai). Guru :
doa, karena waktunya sudah selesai. Nanti diwaktu lain kalau ada
tempat duduknya. Pada saat murid di kelompokan, suasana kelas menjadi ramai,
karena ada beberapa murid yang tidak mengetahui tugasnya dalam kelompok.
selesai kegiatan diskusi, murid ditugasi melaporkan hasil diskusinya dan yang
murid terkesan malu malu, dan takut menyampaikan pendapat mereka. Hal ini
tampak saat melaporkan hasil diskusi dan saat diberi kesempatan untuk memberi
guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan selama ini biasanya
murid diberi pertanyaan dan tidak ditugasi melaporkan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas.
hasil kerja kelompok dan mengarahkan murid memberi tes formatif. Pelaksanaan
Semua sudah selesai? Semua tetap pada tempat duduknya yang rapi
diantara mereka tampak belum menunjukkan sikap serius, percaya diri, dan sikap
jujur. Murid tampak gelisah, menengok ke kiri dan ke kanan, serta berisik saat
peringatan dan teguran, baik saat mengerjakan tes maupun setelah mengerjakan
tes.
Kegiatan pada tahap tindak lanjut membaca puisi adalah guru menugasi
murid (1) mengoreksi hasil kerja mereka, (2) merevisi hasil kerja, (3)
emotif pertemuan pertama dapat disimpulkan bahwa, murid membaca puisi belum
nyata di kelas V dengan mengamati semua aktifitas guru dengan data sebagai
bahwa pada kegiatan awal dan kegiatan inti, hanya 4 indikator yang dapat
jawaban yang salah Untuk menghasilkan hasil yang diperoleh dari kegiatan
secara individu tidak boleh kerjasama. Soal yang diberika berbentuk essay. Materi
tes ekuivalen denga materi waktu belajar kelompok. Soal tes induvidu (tes
implementasi
rencana pembelajaran membaca puisi aspek guru adalah Sangat Kurang
direncanakan baik pada tahap awal sampai pada saat membaca puisi dengan baik,
guru harus membimbing murid dalam menibaca puisi, dan membimbing murid
dalam melakukan aktivitas dan hasil belajar membaca puisi. Pada siklus pertama
diharapkan murid mampu melakukan indikator yang talah ditetapkan data aktifitas
kerja murid pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
dari siklus I menunjukkan bahwa hanya 10 orang (50,00%) yang dapat menyimak
tujuan pembelajaran yaitu membaca puisi dan 11 orang (55,55%) yang dapat
awal 52,50%.
orang murid (45,00%) yang mampu memperhatikan contoh puisi dan 10 orang
murid (50,00%) yang mampu menyimak contoh pembacaan puisi dengan intonasi
belajar membaca puisi yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir rata-rata dikategorikan sangat rendah (SR). hal tersebut di atas disebabkan
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
a. Peneliti menunjukkan contoh puisi yang berjudul doa karya Chairil Anwar.
depan kelas
membaca puisi
Dari hasil analisis dan refleksi tindakan siklus I belum sesuai dengan
belum berhasil karena rata-rata kelas mencapai 5,7% ketuntasan belajar 40% dan
karena itu, materi itu perlu diulang pada tindakan Siklus II dengan beberapa
kelas.
puisi.
membaca puisi
2. Paparan Data Tindakan Siklus II
pendekatan emotif dilaksanakan dalam satu kali petemuan dengan alokasi waktu 3
x 35-menit.
intonasi yang tepat sedangkan tujuan khusus pembelajaran adalah (1) Murid dapat
membaca puisi dengan intonasi yang tepat, dan (2) Murid mampu membaca puisi
pembelajaran juga memuat materi pembelajaran, materi prasyarat, alat dan sumber
108 menit. Peneliti tetap sebagai guru seperti halnya dalam siklus I.
Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, dan menggali pengetahuan awal murid
pembelajaran membaca puisi pada siklus kedua dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
tahap persiapan membaca puisi, tahap pelaksanaan membaca puisi, dan tahap
tindak lanjut membaca puisi. Pada tahap persiapan membaca puisi diawali dengan
menikmati. Aktivitas tindakan guru dan\ murid dalam tahapan persiapan membaca
Guru : Anak-anak pada pelajaran hari ini puisi yang berjudul “Sudirman".
Silakan lihat teks puisi dan hayati baik-baik. Murid : Iya Buuuu!!!
Guru : Baiklah! Kamu telah melihat puisi itu. Siapa yang bisa menjawab
Guru : Bagus! kalian sudah berani membaca puisi di depan kelas. Ibu
yang lalu. Baik proses diskusi tentang isi puisi maupun tes formatif.
murid, mengarahkan murid membaca puisi dengan intonasi yang tepat dan
membuat simpulan isi puisi. Aktivitas guru sesuai tujuan dan fokus materi yaitu
pemahaman, pemaparan, dan pemaparan. Hal ini di respon dengan baik oleh
murid, yakni murid aktif dalam membaca puisi. Kegiatan selanjutnya adalah guru
berdiskusi, berkolaborasi dan sharing pendapat sambil melibatkan jiwa dan emosi
murid dalam puisi dan terlibat aktif dalam kerja kelompok dan memberikan
Dalam tahap ini guru membimbing murid untuk (1) melaporkan dan
membahas hasil kerjanya, (2) memberikan tes formatif untuk mengetahui dampak
proses membaca puisi melalui pendekatan emotif terhadap hasil belajar murid.
sebagai berikut:
Dialog 2 Pelaksanaan Membaca puisi
Guru : Ayo berikan tepuk tangan kepada kelompok satu dan kelompok dua.
mendengarkan dan menanggapi. Dalam pelaporan hasil diskusi, murid tidak lagi
terkesan malu-malu, dan takut menyampaikan pendapat mereka. Hal ini tampak
saat melaporkan hasil diskusi dan saat diberi kesempatan untuk memberi
bahwa mereka sudah berani berpendapat dan tidak takut salah dan malu jika
murid diberi pertanyaan dan tidak ditugasi melaporkan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas.
kerja kelompok dan mengarahkan murid memberi tes formatif. Pelaksanaan tes
Guru : Ayo kerja dengan baik ya!. Setelah 20 menit kemudian. Ayo!
selesai? Semua tetap pada tempat duduknya yang rapi dan perhatikan
ke depan semuanya.
menyebabkan guru tidak memberi peringatan dan teguran, baik saat mengerjakan
Kegiatan pada tahap tindak lanjut membaca puisi adalah guru menugasi
murid (1) mengoreksi hasil kerja mereka, (2) merevisi hasil kerja, (3)
dan solusi.
pemaparan.
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan awal semua indikator dapat
belajar membaca puisi yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan ini, dan
(K) menjadi kualifikasi baik (B). Hal ini disebabkan karena guru sudah
Data aktivitas murid pada siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Aktifitas belajar murid membaca puisi melalui pendekatan emotif
Siklus Kedua Siklus Kedua
Frekuensi Skor Kwalifikasi
A. Kegiatan awal
1. Murid menyimak tujuan pembelajaran
Yaitu membaca puisi 19 95,00% Sangat Baik
2. Murid menyimak penjelasan perangkat
Yang dibutuhkan 20 100,00% Baik
3. Murid terlibat pada aktivitas pemahaman
Membaca puisi 19 95,00% Sanga Baik
Jumlah 58 96,66% Sangat Baik
B. Kegiatan inti
1. Murid memperhatikan contoh puisi 20 100,00% Sangat Baik
2. Murid memahami pembacaan puisi
Dengan intonasi yang tepat 20 100,00% Sangat Baik
3. Murid mampu membaca puisi di depan
Kelas 19 95,00% Baik
4. Murid memahami pendekatan emotif
Dalam materi membaca puisi 19 95,00% Baik
5. Murid mampu bertanya sebelum
Membaca puisi 19 95,00% Baik
Jumlah 97 97,00% Sangat Baik
C. Kegiatan Akhir
1. Murid mampu mengetahui keberhasilan
Proses belajar mengajar 20 100,00% Sangat Baik
2. Murid menyimpulkan materi
Pembelajaran 19 95,00% Baik
3. Murid mampu melakukan
Perbaikan 20 100,00% Sangat Baik
Jumlah 20 98,00% Sangat Baik
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa data aktivitas kegiatan awal dari 20 murid
menyimak tujuan pembelajaran yaitu membaca puisi dan 20 orang (100%) yang
(100.00%) yang mampu memahami pembacaan puisi dengan intonasi yang tepat,
19 orang murid 95,00%) yang mampu membaca puisi di depan kelas, 19 orang
membaca, dan 19 orang murid (95,00%) yang mampu bertanya sebelum membaca
belajar membaca puisi yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir rata rata dikategorikan Baik (B). hal tersebut di atas disebabkan karena-guru
selama tindakan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
kelas
membaca puisi
3. Kegiatan Akhir
kelas mencapai 7,2 ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian, maka tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sudah tercapai. Hal ini berarti bahwa kegiatan
pada penelitian ini dilanjutkan dengan pemberi tes akhir dengan keseluruh
tindakan yang mengacu pada pokok bahasa membaca puisi. Soal tes sama dengan
5. Temuản Penelitian
adalah:
1. Kegiatan Awal
Anwar.
a. Kegiatan Akhir
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
Sucipto.
depan kelas
membaca puisi
1. Kegiatan Akhir
pembahasan dalam penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa dalam
didasarkan pada teori yang berkaitan dengan metode yang digunakan untuk
dengan penghayatan yang dimiliki oleh murid . Hal ini sejalan dengan
2. Kegiatan Inti
Sucipto.
depan kelas
d. Peneliti menjelaskan pengertian pendekatan emotif dalam membaca puisi
membaca puisi
a. Kegiatan Akhir
semua unsure pembelajaran. Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan guru untuk
mengecek pemahaman siswa tentang materi membaca puisi yang menjadi materi
Pada kegiatan inti, siswa juga di arahkan untuk mengamati teks puisi.
permasalahan yang terdapat dalam LKS. Melalui alat peraga tersebut, setiap siswa
secara fisik dan mental dalam belajar sehingga siswa dapat membangun
pengetahuannya. Pengalaman bersentuhan langsung dengan objek belajarnya
menjadi sangat penting terutama untuk siswa SD yang berada pada tahap
Dalam penelitian ini siswa mengisi LKS dengan tujuan agar dapat
baik dengan alat peraga maupun setelah alat peraga sudah tidak digunakan lagi.
bantuan LKS. Aktivitas yang dilakukan siswa dalam mengisi LKS untuk
objek sekitar siswa tentang membaca puisi. Sebelum kegiatan ini dilakukan,
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, walaupun itu tidak secara
menyeluruh.
tentang membaca puisi, guru melakukan refleksi dan siswa diberi kesempatan
berlatih.
bahwa pada dasarnya kebanyakan siswa merasa senang dan terlihat aktif dalam
bahwa daritindakan siklus I, siklus II dan tes akhir keseluruhan siklus diperoleh
rata-rata nilai tes siswa baik secara individu maupun secara kelompok mengalami
siswa dan motivasi siswa belajar belum mencapai hasil yang diharapkan, hal ini
dilihat dari motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi baik
secara diskusi kelompok maupun diskusi kelas serta hasil belajar membaca puisi
belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetakan yaitu 70. Penyebab
memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa tidak memiliki motivasi yang
tertulis masih mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan kurang memahami bahasa
pembelajaran pada tindakan siklus I berpengaruh pada hasil tes formatif siswa.
Dari 20 siswa hanya 8 siswa yang mampu membaca puisi dengan baik. Rata-rata
kelas mencapai 5,7 dan ketuntasan belajar 40% sedangkan ketidaktuntasan 60%.
Sehingga perlu dilakukan upaya untuk peningkatan pemahaman siswa pada siklus
kelompok maupun diskusi kelas serta menjawab soal tes secara tertulis. Peneliti
sangat berpengaruh pada kemampuan individu siswa. Oleh karena itu, masing
petanyaan dengan baik. Ratarata kelas mencapai 7,2. Ketuntasan belajar 96%.
diskusi kelompok maupun diskusi kelas serta hasil evaluasi pada tes formatif II.
Dari uraian di atas, jelaslah sudah bahwa dengan menggunakan
Indonesia khususnya pada kompetensi membaca puisi. Di mana materi yang nyata
dalam penelitian ini dapat disajikan secara kongkret karena siswa membangun
pengetahuan dalarn benaknya sendiri melalui pengalaman nyata. Oleh karena itu,
A. Kesimpulan
emotif
B. Saran-Saran
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensi.
Irawati. 2005. Minat Siswa Membaca Puisi Di Sekolah Dasar. Karya Tulis Ilmiah
Tidak Diterbitkan. Makassar : Program Studi PGSD FIP UNM.
Muslimin. Alimin Amir. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu
Pendidikan.
Books.
Books.
Tuloli, Nani Dkk. 1987. Teori Puisi Dan Apresiasi Puisi. Gorontalo : Dunia
Karya.
TES AWAL
1) Bacalah puisi dibawah ini dengan lafal dan intonasi yang tepat!
2) Bacalah puisi dibawah ini dengan ekspresi yang tepat!
MENYESAL