Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

METODE PENELITIAN

DESAIN DAN PROSEDUR PENELITIAN DESKRIPTIF DAN EKSPERIMEN

Oleh:
Nama : Radiatul Awalia Amir
NIM : 1713441007
Kelas : Pendidikan Kimia ICP 2017

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses untuk mendapatkan jawaban suatu pertanyaan,
penyelesaian suatu permasalahan atau pemahaman yang dalam terhadap suatu
fenomena secara sistematis dan didukung oleh data. Penelitian pendidikan adalah
penelitian untuk mendapatkan jawaban, penyelesaian masalah atau pemahaman
mendalam tentang pendidikan melalui metode ilmiah, yaitu sistematis, rasional dan
empiris. Menurut Arief (2011), penelitian pendidikan merupakan hal yang sulit untuk
dipelajari. Pertama karena konsep penelitian itu sukar. Kedua karena banyaknya teori
dalam pendidikan yang kadang-kadang bertentangan. Ketiga karena penelitian
pendidikan melibatkan faktor manusia yang merupakan variabel yang sangat sukar
untuk dikontrol.
Namun demikian penelitian sangat penting untuk dilakukan, karena untuk
memperbaiki pendidikan indonesia kita tidak hanya dapat mengandalkan intuisi dan
pengalaman saja. Untuk melakukan penelitian ini, maka dibutuhkan metode
penelitian. Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur
yang digunakan oleh peneliti agar penelitiannya lebih terarah. Para peneliti dapat
memilih berjenis-jenis metode dalam melaksanakan penelitiannya. Sudah jelas
metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian
yang digunakan.
Menurut Nazir (2013), prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan
pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian
mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu
penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu si peneliti tentang urutan
bagaimana penelitian dilakukan. Ada beberapa jenis metode penelitian, diantaranya
metode sejarah, metode deskriptif, metode eksperimental, grounded research,

2
metode penelitian tindakan. Untuk metode deskriptif memiliki beberapa jenis, yaitu
penelitian survei, penelitian deskriptif berkesinambungan, penelitian studi kasus,
penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas, penelitian tindakan, penelitian
perpustakaan dan dokumenter dan penelitian evaluasi. Makalah ini akan membahas
lebih dalam tentang penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah pada tulisan ini
adalah:
1. Bagaimana prinsip penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen?
2. Bagaimana desain, pelaksanaan dan pelaporan penelitian
3. Bagaimana contoh permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian deskriptif
dan penelitian eksperimen?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui prinsip penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen?
2. Untuk mengetahui desain, pelaksanaan dan pelaporan penelitian deskriptif dan
penelitian eksperimen?
3. Untuk mengetahui contoh permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian
deskriptif dan penelitian eksperimen?

a. Manfaat Makalah
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah :

1. Masukkan/informasi bagi mahasiswa pascasarjana tentang penelitian deskriptif,


penelitian survei dan penelitian evaluasi.

3
2. Masukkan/informasi bagi mahasiswa pascasarjana tentang permasalahan yang dapat
diselesaikan melalui penelitian survei dan penelitian evaluasi.
3. Masukkan/informasi bagi penulis tentang penelitian deskriptif, penelitian survei dan

penelitian evaluasi.

b. Ruang Lingkup Makalah


Adapun ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada penjelasan tentang prinsip,

desain, pelaksaan dan pelaporan penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian

evaluasi serta contoh permasalahan bagi masing-masing penelitian.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Deskriptif


A. Pengertian Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk membuat gambaran mengenai
situasi atau kejadian. Menurut John dalam Arief (2011), penelitian deskriptif adalah
melukkiskan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang. Penelitian ini berkenaan
dengan kondisi atau hubungan yag ada: praktek-praktek yang sedang berlaku;
keyakinan, sudut pandang, atau sikap yang dimiliki; proses-proses yang sedang
berlangsung; pengaruh yang sedang dirasakan; atau kecendrungan yang sedang
brekembang. Sedangkan menurut Zainal (2012), penelitian deskriptif adalah penelitian
yang digunakan untuk menjawab persoalan-persolan suatu fenomena atau peristiwa yang
terjadi saat ini.

B. Tujuan Penelitian Deskriptif


Menurut Zainal (2012), tujuan penelitian deskriptif, yaitu untuk menjelaskan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu, membuat komparasi atau evaluasi, mengetahui apa yang dikerjakan
orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, dan agar dapat belajar
untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah menghasilkan
gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses
atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau
numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat
kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan

5
atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek
penelitian.
C. Prinsip Penelitian Deskriptif
Adapun prinsip penelitian deskriptif adalah :
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang
sedang terjadi.
b. Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.
c. Variabel yang diteiliti bisa tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga
mendeskripsikanhubungan beberapa variabel

D. Desain Penelitian Deskriptif


Desain Penelitian Deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan
masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik Orang, Tempat dan Waktu.
- Variabel Orang :
Orang sebagai individu mempunyai Variabel yang tak terhingga banyaknya, sehingga
untuk mengadakan pengamatan terhadap semua variabel tersebut sangat tidak mungkin.
Beberapa Variabel Utama yang dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengidentifikasi seseorang, diantaranya adalah : Umur, Jenis Kelamin, Suku
Bangsa/Etnis, Pendidikan, Status Perkawinan, Status Ekonomi, Status Marital, dsb.
- Variabel Tempat :
Faktor Tempat atau Distribusi Geografis memegang peranan yang sangat penting dalam
penelitian, karena pada geografis yang berbeda akan berbeda pula pola permasalahan
yang dihadapai (pola penyakitnya).
- Variabel Waktu :
Variabel Waktu sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan,
misalnya suatu “survey” yang dilakukan pada Waktu atau Musim yang berbeda, dapat
menghasilkan Pola Penyakit yang berbeda pula. Perubahan Waktu yang perlu
mendapatkan perhatian antara lain : Kecenderungan Sekuler ; Variasi Siklik ; Variasi

6
Musim ; Variasi Random. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup Individu di suatu
daerah tertentu atau lingkup Kelompok pada masyarakat di daerah tertentu.

E. Contoh Masalah Penelitian Deskriptif


Contoh permasalahan yang sering dihadapi dibidang pendidikan adalah :
a.       Studi mengenai peranan suatu metode terhadap pemahaman konsep yang bertujuan
hanya untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas dari metode tersebut.
b.      Penelitian mengenai taraf serap siswa-siswa Sekolah Menengah.
c.       Studi laporan mengenai hasil nilai tes di suatu sekolah

F. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Deskriptif


a. Merumuskan masalah yang terkait dengan variabel yang akan diteliti yang terjadi
pada saat ini kemudian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya kemudian
dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian. Untuk masalah yang bersifat
menghubungkan gunakan hipotesis penelitian.
b. Menentukan jenis data yang diperlukan yang terkait dengan data kuantitatif atau data
kualitatif.
c. Menentukan prosedur pengumpulan data yang terkait dengan alat pengumpul
data/instrumen penelitian (tes, wawancara, observasi, angket, sosiometri) dan
sumber data/ sampel/subyek penelitian (dari mana informasi/data itu diperoleh).
d. Menentukan prosedur pengolahan data: data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan, kemudian dianalisa (sering disebut metode analitis).
e. Pengolahan data terkait dengan jenis data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif,
maka pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.
f. Prosedur yang dilakukan antara lain: pemeriksaan data; klasifikasi data ; tabulasi
data; menghitung frekuensi data; perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik
deskriptif yang sesuai (persen, rata-rata, SD, atau korelasi); memvisualisasikan data
(tabel, grafik); dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
g. Menarik kesimpulan penelitian.

7
2.2 Penelitian Survei
A. Pengertian Penelitian Survei
Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian untuk mengumpulkan data (satu
atau beberapa variabel) dari anggota populasi untuk menentukan status populasi pada
waktu dilakukan penelitian. Penelitian survei bersifat menyeluruh dan meluas dalam
mengungkapkan masalahnya, tanpa mengkhususkan perhatiannya pada gejala atau aspek
tertentu didalamnya.
Informasi yang diperoleh dari penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh
populasi dan dapat pula dari sebagian populasi. Survei yang dilakukan kepada semua
populasi dinamakan penelitian sensus sedangkan jika pengumpulan data hanya
dilakukan pada sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel.

B. Tujuan Penelitian Survey


- Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada
- Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb.
- Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain
dalam menangani hal yang serupa
- Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara
sampel
- Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan

C. Prinsip Penelitian Survei


Yang menjadi prinsip dari penelitian survei adalah untuk pengumpulan data hanya
menggunakan instrumen kuesioner. Sehingga karakter penelitian survei adalah selfreport
artinya responden melaporkan dirinya ke peneliti (spesifik).

8
D. Desain penelitian survei
Penelitian survey berdasarkan lingkup dan fokus dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :

- Survey Sensus, yaitu Penelitian survey yang melibatkan seluruh populasi dalam
penelitian.
- Survey Sample, yaitu Penelitian survey yang tidak melibatkan seluruh populasi
melainkan menarik sampel dari populasi tersebut.

Adapun desain penelitian survei adalah :


- Cross Sectional Design : Cross-sectional Survei digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang suatu populasi pada satu waktu tertentu . Contoh survei cross
sectional adalah penelitian mengenai bagaimana pendapat orang tua apabila terdapat
penyaringan internet.
- Successive independent samples Design : Dalam successive independent samples
design sampel yang berbeda dari responden dari populasi mengisi survei selama
periode waktu. Successive independent samples design memungkinkan peneliti
untuk mempelajari perubahan pada populasi dari waktu ke waktu.
- Longitudinal Design : survei longitudinal mengumpulkan data selama periode
waktu. peneliti kemudian dapat menganalisis perubahan dalam populasi dan
berusaha untuk menggambarkan dan / atau menjelaskannya.

E. Pelaksanaan/Langkah-langkah Dalam Penelitian Survey


1. Menentukan Permasalahan
Mencari masalah apa yg akan di angkat. Bisa melalui observasi, pengalaman atau
melalui bantuan media. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan

9
lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam
bentuk pertanyaan.
Misalnya: Yang kita ketahui mahasiswa pascasarjana lebih senang ke perpustakaan
induk dari pada ke perpustakaan pascasarjana. Pertanyaannya: Mengapa mahasiswa
pascasarjana kurang berminat untuk ke perpustakaan pascasarjana?
2. Hipotesis
Adalah menebak secara ilmiah dan logis tentang pemecahan suatu masalah
penelitian atau dugaan sementara yang memerlukan jawaban secara ilmiah.
3. Menentukan Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan survey dilakukan dalam rangka menunjukkan fokus perhatian
dan upaya yang akan dilakukan.
4. Menentukan Tipe Survey
Mempertimbangkan tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas. Peneliti
perlu memahami secara mendalam tentang tipe, ruang lingkup dan karakteristik
komunitas. Hal ini diperlukan  sebagai pertimbangan peneliti dalam rangka mengatasi
masalah yang menyangkut personil, keuangan, perlengkapan, akomodasi, dan
sebagainya.
5. Sample Design
Menyeleksi personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survei. Personil yang
akan dilibatkan dalam kegiatan survai perlu diseleksi sesuai dengan tingkat kepakaran
yang dimilikinya, misalnya kemampuan dan pengalaman mereka mengenai teknik
survai,  penguasaan teknik pengumpulan data dari lokasi survai melalui wawancara,
observasi, kuesioner, dan sebagainya.
6. Menentukan Besarnya Sample
Jumlah sample yang sesuai dengan penelitian yang telah mencerminkan seluruh
populasi (sample harus sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti).
7. Membuat Pertanyaan dan Memilih Alat Tes Apa Yang Akan Digunakan
Alat tes terdiri dari tiga macam yaitu : Kuesioner, Skala (Likert-type scale), dan
Tes.

10
8. Menentukan Bentuk ‘Data Collection’ Sesuai Definisi Konseptual Alat Penelitian
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik :
a. Kuesioner
- Terstruktur : Sudah tersedia jawabannya
- Tidak Terstruktur : Responden mengemukakan jawaban secara bebas.
b. Observasi : Peneliti ikut langsung ke lokasi penelitian dan terlibat dalam
group penelitian.
c. Wawancara : Peneliti mewawancarai langsung responden (bertemu langsung).
9. Memproses Data
Dari perumusan masalah, hipotesis, dan data sample di kaitkan menjadi satu
sehingga menghasilkan data.
10. Melakukan Analysis Data
Mengkaji data dari hasil memproses data sebelumnya.
11. Pembahasan Hasil
Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah di lakukan dan sudah dapat
menjawab hipotesis yang telah di buat tadi.

F. Teknik Pengumpulan Data Pada Penelitian Survey


1. Melalui Surat (mail-questionare)
Merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui
mengiriman kuesioner via pos. Kelebihan dari mail-questionare adalah hemat biaya,
hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi
kuesioner, ada jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, keseragaman kata
(tidak dibacakan lagi), tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat
dicapai (dibandigkan dengan pengiriman pewawancara ke banyak tempat). Sedangkan
kekurangannya adalah tidak fleksibel, terdapat
kecenderungan rendahnya tanggapan (response rate), hanya perilakuverbal yang
tercatat, idak ada kendali atas lingkungan (ribut, diganggu), tidak ada kendali atas urutan

11
pertanyaan, bisa menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak bisa
merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak menjawab
(non-response) dengan salah alamat, tidak ada kendali atas waktu pengembalian, tidak
dapat menggunakan format yang kompleks, dan bisa mendapatkan sample yang bias.
2. Metode wawancara tatap muka (face-to-face interview)
Merupakan cara untuk menguji tanggapan responden dengan bertemu muka atau
berhadapan langsung. Kelebihan dari penelitian face-to-face
interview adalah fleksibilitas, tingkat respon (response rate) yang baik, memungkinkan
pencatatan perilaku non verbal, kendali atas lingkungan waktu menjawab, kemampuan
untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban seecara spontan, responden
tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya kelengkapan jawaban dan
pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu menjawab pertanyaan, serta dapat
digunakan untuk kuesioner yang kompleks. Sedangkan, kelemhannnya adalah biayanya
yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi,
bias pewawancara, tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengecek fakta,
mengganggu responden, kurang menjamin kerahasiaan, kurangnya keseragaman
pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan untuk mencapai banyak responden.
3. Wawancara telepon (telephone interview)
Merupakan cara menguji tanggapan respondenvia telepon. Kelebihan
dari telephone interview adalah tingkat respon (Respon rate) lebih tinggi
dari mail atau self administered. memnungkinkan untuk menjangkaugeografis yang luas/
jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner, dapat
melakukan pertanyaan lanjutanprobing, dan memungkinkan untuk format pertanyaan
yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi, panjang
wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon,
mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan
terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari
latar belakang suara atau intonasi suara. 

12
4. Alat Survey
1. Kuesioner
Dalam penggunaan alat ini, penelitian banyak mendapatkan data secara faktual.
- Yes – No question atau skala dikotomus adalah pilihan jawaban hanya terdiri dari 2
pilihan
Contoh : Apakah anda sudah menikah? Ya atau Tidak
- Forced choice adalah pertanyaan yang memaksa kita untuk menjawab walaupun
pilihannya tidak begitu sesuai dengan keadaan kita (jadi, kita memilih pilihan yang
paling mendekati dengan keadaan kita)
Contoh: Saat berlibur saya lebih suka pergi ke pantai atau mall
- Pilihan ganda adalah pertanyaan dimana responden dapat memilih jawaban sesuai
dengan pilihan yang tersedia
Contoh : saya berstatus sebagai a. single b. bertunangan c.menikah
- Open ended question adalah pertanyaan dimana responden dapat menjawab
pertanyaannya dengan kalimatnya sendiri, jawaban responden terbuka
Contoh : bagaimana pendapat anda tentang fakultas psikologi ?
2. Skala (Likert-type scale)
Dalam penggunaan alat ini, jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai
dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab
pertanyaan. Bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik sesuatu hal
berdasarkan suatu ukuran tertentu sehingga dapat dibedakan.
Contoh: Bagaimana menurut anda mengenai jadwal kuliah yang akan di padatkan?

SS S KS TS STS

3. Tes

13
Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang di ajukan sudah memiliki standardisasi dan
norma yang berlaku terhadap jenis tes yang di gunakan sebagai alat tes.
- Achievement test : Tes mengenai kemampuan kita terhadap pengetahuaan umum,
biasa di sebut tes prestasi.
- Aptitude test : Tes yang memberikan informasi tentang potensi seseorang, biasa di
sebut tes kemampuan atau ability test.
- Personality test
4. Interview Guide
Pedoman wawancara mencakup beberpa hal, diantaranya adalah :
- Tujuan wawancara
- Topik yang akan digali
- Kemungkinan urutan topik yang akan disampaikan
- Susunan kata – kata untuk pertanyaan khusus
- Catatan kapan konteks dan transisi akan dilakukan
- Kemungkinan urutan pertanyaan dalam masing – masing topik
5. Observation Checklist

Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah – langkah


melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah , kerangka teori untuk menjabarkan
hal yang akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan
interpretasi.

G. Contoh Kasus Yang Menggunakan Penelitian Survey


Seorang tamu asing yang mengamati para tukang becak di malioboro yang
menawarkan jasa kepada para turis dengan bahasa Inggris, dna ucapannya cukup baik.
Timbul minat dalam diri tamu untuk meningkatkan kemampuan para tukang becak
tersebut agar terbuka kesempatan bagi mereka untuk mencari lapangan kerja lain.
Memang turis yang satu ini tergolong ilmuwan yang mempunyai kegemaran meneliti,
sekaligus seorang sosiawan. Tamu yang tinggal beberapa hari ditempat itu sempat

14
melakukan penelitian. Disusunlah rencana penelitian sederhana, dan dirumuskankanlah
beberapa problematika penelitian antara lain :
1) Ada beberapa tukang becak yang berminat meningkatkan kemampuan berbahasa
Inggris?
2) Seberapa tinggi tingkat penguasaan berbahasa Inggris para tukang becak ini?
3) Berapa orangkah ( atau berapa persen) di antara mereka yang berminat mengikuti
kursus tambahan bahasa Inggris andaikata kepada mereka diberi kesempatan kursus
secara cuma-cuma?
4) Adakah kemungkinan mereka menghidupi diri (mungkin dnegn keluarga mereka)
dengan mata pencaharian lain, misalnya pramuwisata atau penerjemah?
5) Ada berapa orangkah yang berminat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
agar dapat melayani turis secara lebih baik?
Dengan mengetahui pendapat umum para tukang becak, peneliti dapat
memberikan saran kepada pihak pemerintah atau badan swasta yang berminat untuk
menyelenggarkan kursus bahasa Inggris atau pembinaan lain. Sekurang-kurangnya
Dinas Pariwisata dengan hasil semacam ini dapt terbantu dat yang sangat berharga guna
menentukan tindakan lebih lanjut.

2.3 Penelitian Evaluasi

A. Pengertian Penelitian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas,
program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yg telah ditetapkan,
dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan menurut Rika Dwi K.
(2009) Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan
dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian
dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan
dan keberhasilan.

15
Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu
program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu
merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk
memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang
dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison, 2009). Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan
dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-
nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik
yang telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk
mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program) sesuai dengan tujuan
yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji
pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan
dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif
dan keuntungan suatu program.

B. Tujuan Penelitian Evaluasi


Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak
tujuan program yang akan dievaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan,
sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian evaluasi untuk mengevaluasi komponen-
komponen program dan program secara menyeluruh.
Penelitian evaluasi juga memiliki dua fungsi, yaitu evaluasi sumatif yang
difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu pendidikan masih berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif yaitu difungsikan jika program kegiatan sudah selesai
dilaksanakan. Ini dapat dianggap bahwa luasnya sasaran penilaian sumatif merupakan
gabungan dari sasaran penilaian formatif.

16
C. Perbedaan penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan
Ditinjau dari tujuan, penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan memilik tiga
perbedaan, yaitu:
a. Penelitian evaluasi dilaksanakan untuk mengambil keputusan sedangkan
evaluasi pendidikan dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Tentu saja maksud
yang kedua, yaitu setelah hipotesis terbukti, tetap tidak menutup kemungkinan
bahwa hasilnya juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
b. Penelitian evaluasi dilaksanakan dengan tujuan terbatas. Terkadang
pengambilan keputusan hanya tertarik pada aspek yang sempit saja, sehingga
hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan. Sedangkan evaluasi
pendidikan biasanya peneliti lebih banyak tertarik pada prinsip-prinsi yang dapat
diberlakukan untuk lingkup yang lebi luas.
c. perbedaan yang ketiga berhubungan dengan pertimbangan makna atau nilai.
Para peneliti biasany berpikir dari segi manfaat dan nilai yang menyangkit
gejala-gejala pendidikan.

D. Desain Penelitian Evaluasi


Desain penelitian evaluasi adalah rencana yang menunjukkan bila evaluasi akan
dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan selama evaluasi
berlangsung. Desain ini terbagai atas dua yaitu Desain dalam evaluasi sumatif dan
Desain dalam evaluasi formatif.
Elemen dalam desain Evaluasi
a. Kelompok Eksperimen
Yaitu kelompok yang menerima perlakuan, dan untuk mengetahui pengaruh program,
maka perlu adanya kelas kontrol.

17
b. Kelompok Kontrol
Yaitu kelompok yang telah diukur dan sama dengan kelompok eksperimen tetapi
tidak mendapatkan perlakuan seperti yang dilakukan pada kelompok eksperimen.
c. Kelompok Kontrol ekuivalen
Kelompok ini dibentuk dengan di random. Desain evaluasi menghasilkan hasil yang
terbaik jika menggunakan kelompok ekuivalen karena hasil yang diperoleh tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain , kecuali karena perlakuan.
d. Kelompok control non ekuivalen
Kelompok ini dipilih karena sama dengan kelompok eksperimen, tidak melalui
pengacakan. yang disebut juga kelompok pembanding.
e. Postest
Yaitu pengukuran yang dilakukan pada akhir eksperimen. Hasilnya merupakan
variabel terikat.
f. Pre-test
Yaitu setiap nilai tes atau pengukuran yang dilakukan sebelum program dilaksanakan.
Uraian diatas dapat dijadikan seperti tabel dibawah :

Tabel diatas memperlihatkan bagaimana elemen –elemen itu dapat dikombinasikan


untuk membentuk enam desain sebagai berikut :
- The True Control group : Desain postest-pretest

18
- The True Control group : Desain Posttest saja
- Non-equivalent Control group : Desain Postest dan Postest
- The Single Group Time series Desaign
- The time series whit Non-Equivalent Control group : Desain Postest saja
- Before and After Design

E. Pelaksanaan Penelitian Evaluasi


Seperti halnya pelaksanaan penelitian yang lain, penelitian evaluasi melalui
prosedur sebagai berikut :
1. Peneliti mengadakan pengkajian terhadap buku-buku, lapanag dan menggali
informasi dari pakar untuk memperoleh gambaran tentang permasalahn yang
akan diteliti.
2. Peneliti merumuskan problematika penelitian dalam bentuk pertanyan penelitian
setelah terlebih dahulu mengkaji sumber yang relevan untuk memperoleh
ketajama problematika.
3. Peneliti menyusun proposal penelitian.
4. Peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun instrumen, menyiapkan
kancah penelitian dan melaksanakan ujicoba instrumen.
5. Pelaksanaan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model penelitian
yang telah dipilih.
6. Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun berdasarkan
rincian komponen yang akan dievaluasi.
7. Menganalisis data yang terkumpul dengan menerapkan tolak ukur yang telah
dirumuskan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh
pengelola program.
8. Menyimpulkan hasil penelitianberdasarkan gambaran tentang sejauh mana data
sesuai dengan tolok ukur.
9. Informasi mengenai hasil penelitian disampaikan kepada pengelola program atau
pihak yang diminta bantuan kepada peneliti evaluasi.

19
F. Contoh Permasalahan Penelitian Evaluasi

Variabel yang sering dicermati oleh peneliti dengan menggunakan penelitian


evaluasi adalah mengenai gejala pendidikan. Didalam kegiatan formal objek penilaian
yang dicermati oleh peneliti dapat dipandang sebagai komponen suatu program, yaitu :

1. Pendekatan atau strategi pengajaran : metode penemuan untuk IPA kelas I,


metode ‘braiwashing” untuk bahasa Inggris di SMP kelas I, pendekatan ‘micro
leading’ untuk perkuliahan manajeme dan sebagainya.
2. Bahan kurikulum : Paket belajar, film slide, perangkat tutorial, buku pengajaran
berprograma dan sebagainya.
3. Program pengajaran : program pengadaan guru Sekolah Dasar, pemberia
keterampilan para lulusan SMA, paket program pendidikan keterampilan,
pendidikan komputer dan sebagainya.
4. Organisasi pendidikan : Taman Kanak-kanak Tempat Pembinaan Keterampilan
(TPK), kursus bahasa Inggris, dan sebagainya.
5. Pelaksana pendidikan : guru kelas, guru bidang studi, petugas bimbingan, tutor
dan sebagainya.
6. Subjek didik : siswa Sekolah Dasar, siswa Sekolah Pendidikan Luar Biasa, anak
berkemampuan unggul, mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dan sebagainya.
Dengan contoh-contoh objek evaluasi tersebut dapat dikemukakan disini bahwa
kegiatan penilaian dapat memfokuskan salah satu dari komponen yang telah
disebutkan.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
mengungkapkan fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia secara apa
adanya pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam
ingatan responden. Yang termasuk dalam metode penelitian deskriptif adalah penelitian
survei dan penelitian evaluasi.
Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian untuk mengumpulkan data (satu
atau beberapa variabel) dari anggota populasi untuk menentukan status populasi pada
waktu dilakukan penelitian sedangkan penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur
ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek.
Terdapat perbedaan antara penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan
ditinjau dari segi tujuan yaitu; dalam pengambilan hasil keputusan atau hipotesis, dalam
hal penggeneralisasian hasil yang diperoleh dan dalam pertimbangan makna atau nilai.

3.2 Saran
Mengingat kelebihan dan kelemahan baik penelitian survei atau penelitian
evaluasi tidak terdapat dalam makalah ini, maka diharapkan untuk penulis selanjutnya
agar menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan masing-masing penelitian ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh. 2013. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Furchan, H. Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono. 2009. Penelitian Eveluasi Kebijakan, (Online), (http:// mulyono. staff.uns


.ac.id /2009/ 05/13/penelitian-evaluasi-kebijakan/, diakses 12 September 2013)

Rika Dwi Kurniasih. 2009. Teknik Evaluasi Perencanaan, (Online), (http://


images.rikania09.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SUdfiwoKCF8AAD
uyo-81/Rika%20Eva.doc?nmid=148657139, diakses 12 September 2013)

Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan:Evaluasi CIPP,


(Online),  (http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 11 April
2011)

Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

22
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pengertian metode, berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju
suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya (Rosdy Ruslan,2003:24).

Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah ( Sutrisno Hadi, 2007:3 ) [1]. John
Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa metode ilmiah ialah
langkah-langkah pemecahan suatu masalah yaitu sebagai berikut:

1.      Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong
perlunya pemecahan.

2.      Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam hal ini diperlukan
observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.

3.        Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesis-
hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu
pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
4.        Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif.

5.         Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan
melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini bisa menguatkan hipotesis dalam arti
hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak. Dari

23
langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan masalah yang telah dirumuskan
tersebut.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Yang di Maksud Dengan Metode Historik?

2.      Perbedaan Metode Historik Dengan Deskriptif?

3.      Pengertian Metode Eksperimental?

C.       Tujuan Penulisan

1.        Agar Mahasiwa Dapat Mengetahui Pengertian Metode Historik, deskriptif Dan Ekperimental.
2.        Agar mengerti tujuan-tujuan metode tersebut.
3.        Menambah wawasan Serta pengetahuan Mahasiswa.

24
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Metode Historik

1.      Pengertian

Historis / Sejarah ialah studi tentang masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan.
Metode Historis ialah metode yang bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis
dan obyektif dengan mengumpulkan , menilai, memverifikasi, dan mensintesis bukti untuk
menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan dan dalam hubungan
hipotesis tertentu. Ciri khas penelitian historis ialah periode waktu : kegiatan, peristiwa,
karakteristik, dan nilai-nilai dikaji dalam konteks waktu. Contoh penelitian ini misalnya :
”Manajemen Pembuatan Kurikulum Berbasis Kompetensi“.

Penelitian historis merupakan penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara
sistematis berkaitan dengan dengan kejadian masa lampau untuk menguji kebenaran hipotesis
yang berkaitan dengan sebab akibat atau kecendrungan kejadian-kejadian yang dapat
membantu menggambarkan atau menerangkan kejadian masa  kini dan mengantisipasi
kejadian dimasa yang akan  datang. Peneitin ini menggambarkan kejadian masa lalu yang
kemudian digunakan untuk menjadi proses pembelajaran masyarakat sekarang.

Penelitian sejarah juga dapat digunakan untuk membantu berpikir kembali pada keadaan masa
lalu, dengan alasan :

a.       Ilmu pengetahuan yang sekarang dapat lebih baik dimengerti melalui belajar dari   
pengalaman masyarakat yang lalu.

b.      Pola  pikir, strategi, dan tindakan masyarakat sekarang masih banyak yang menggunakan
peristiwa masa Lampau baik secara total ditiru, dan atau sebagian dimodifikasi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat sekarang..

c.        Masalah pada masa lalu masih mempunyai kaitan dengan masalah sekarang.

Cakupan dan sasaran penelitian sejarah sebenarnya dapat luas, termasuk kehidupan seseorang,
gagasan bersama kelompok masyarakat, pergerakan sosial, perkembangan  institusi dan
kehidupan masyarakat masa lampau.

2.      Kelebihan dan Kelemahan dalam Penelitian Sejarah

25
Kelebihan penelitian historis adalah sebagai berikut:

a.       Tidak terlalu melibatkan peneliti secara fisik.


b.      Tidak ada kekhawatiran terjadinya interaksi antara peneliti dengan subyek.
c.       Mudah dalam mencari sumber data
d.      Dapat mencari data secara lebih tuntas dalam menggali informasi yang diperlukan dalam
proses penelitian.
e.       Sumber data sudah dinyatakan secara difinitif baik nama pengarang, tempat dan waktu.

Kelemahan penelitian historis adalah sebagai berikut:

a.       Metode sejarah banyak menggantungkan diri pada data yang diamati oleh orang lain dimasa
lampau.

b.      Data yang digunakan banyak tergantung pada data primer.

c.       Metode ini mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak
diterbitkan ataupun tidak dikutip dalam bahasa acuan yang standart.

3.      Langkah-langkah penelitian historis adalah :

a.       Menetukan permasalahan penelitian.

b.      Menyatakan tujuan penelitian.

c.       Mengumpulkan data.

d.      Evaluasi data.

e.       Melaporkan hasil penelitian.

4.      Sumber-sumber  data  dalam penelitian historis adalah :

a.       Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku   peristiwa  itu sendiri,
dan atau saksi mata  yang mengalami peristiwa tersebut.  Sumber tersebut dapat berupa
dokumena asli, relief, dan benda-benda peninggalan masyarakat masa  lampau.

26
b.      Sumber data  skunder yaitu data atau informasi diperoleh dari sumber lain yang mungkin   
tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut, sumber tersebut dapat berupa buku-
buku, catatan  yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.

Dari adanya sumber data primer dan sekunder ini, sebaiknya peneliti lebih memberikan bobot
pada  sumber data primer terlebih dahulu, baru kemudian  pengetahuan, data sekunder, data
tersier, dan seterusnya.

5.      Pengumpulan  data penelitian  historis

Pada  penelitian ini tinjauan  literatur dan prosedur penelitian  merupakan suatu hal yang
penting.  Pada penelitian ini literature mencakup semua jenis komunikasi tertulis. Komunikasi
tertulis dapat berupa  dokumen resmi, rekaman, surat-surat, dan dokumen-dokumen lain. Jika
memungkinkan pada penelitian ini dapat melibatkan wawancara dengan orang  yang  ambil
bagian dalam suatu kejadian atau proses  yang sedang diselidiki. Analisis data penelitian historis

Semuasumber data harus dianalisis dengan teliti secara ilmiah untuk menentukan keotentikan
dan keakuratan penelitian tersebut. Hal tersebut untuk menghindari diterimanya statemen  
orang-orang  terkenal.

Dalam menetapkan keakuratan dokumen,  setidaknya  ada 4 faktor yang harus


dipertimbangakan yaitu :

  Pengetahuan dan kompetensi pengarang.

  Selang waktu antara kejadian dan penulisan kejadian.

  Motif  yang  biasa dari pengarang.

  Kosistensi dari data.

B.     Metode Deskriptif

1.      Pengertian

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga,
masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau apa adanya. Atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan
fenomena yang ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian
mengenai gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan

27
indikator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable
yang lain. Tujuan metode deskriptif ini ialah:

a.       Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala.

b.      Mengidentifikasi masalah dan memeriksa praktik yang berlaku.

c.       Menetapkan keputusan apabila orang lain menghadapi situasi yang sama.

Syarat penelitian deskriptif:

a.       Peneliti harus memiliki sifat represif. Ia harus mencari,bukan menguji.

b.      Peneliti harus memiliki kekuatan integrative.

c.       Peneliti tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan variable

Contoh penelitian :” Kecerdasan Emosi Siswa SMA 1 Kab.Pelalawan Riau

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek ataus
ubjek  yang  sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta
dan karakteristik objek  yang  diteliti secara tepat.  Penelitian deskriptif memerlukan  tindakan
yang  teliti pada setiap komponen penelitiannya agar dapat menggabarkan subjek atau obyek 
yang diteliti  mendekati kebenarannya.

Penelitian deskriptif memiliki beberapa keunikan yaitu :

a.       Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden  yang
sedikit yang  dapat mengakibatkan biasnyak simpulan.

b.      Bila peneliti menggunakan observasi,  kadangkala dalam waktu pengmpuan data tidak   
memperoleh data yang  memadai.

c.       Memerlukan permasalahan  yang dirumuskan dengan jelas agar pada waktu menjaring data
dilapangan peneliiti tidak mengalami kesulitan.

2.      Langkah-langkah penelitian deskriptif adalah :

a.       Mengidentifikasi adanya permasalahan yang dapat dipecahkan dengan metode deskriptif.

28
b.      Membatasi dan merumuskan masalah secara  jelas.

c.       Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

d.      Melakukan studi pustaka yang berkaitan  dengan permasalahan.

e.       Menentukan kerangka berpikir.

f.        Mendisain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk pengumpulan data, populasi,
sampel, menentukan instrumen  pengumpulan data, dan menganalisis data.

g.      Mengumpulkan,  mengorganisasi,  dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik.

h.      Membuat laporan.

3.      Macam-macam penelitian deskriptif

a.       Penelitian Laporan diri.

Pada penelitian ini peneliti dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung. Peneliti
mengunjungi individu yang diteliti untuk diamati semua kegiatannya yang alami, sehingga
informasi  yang  didapat sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.

b.      Studi perkembangan

Merupakan suatu penelitian yang meneliti  tentang perkembangan prilaku seseorang atau
kelompok. Penelitian ini dilakukan dalam periode waktu tertentu.

c.       Studi kelanjutan

Merupakan suatu penelitian   yang dilakukan untuk menentukan  status responden setelah
beberap awaktu memperoleh perlakuan tertentu.

d.      Studi Sosiometrik

Merupakan suatu bentuk penelitian  yang menganalisis hubungan antar pribadi dalam suatuk
elompok yang  berkaitan dengan penerimaan dan penolakan seseorang terhadap orang   lain
yang  disajukan dengan menggunakan sosiogram.

C.     Metode Ekperimental

29
1.      Pengertian

Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang berusaha untuk


mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang
diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi
tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau manipulasi dilakukan terhadap
variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat. Menurut Emzir (2008:96-103)
Atau eksperimen sebagai suatu penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi
terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu
atau lebih variabel lain yang di ukur. desain penelitian ekperimen dibagi menjadi empat bentuk
yakni:

a.       pre-experimental design adalah Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk
mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.  
b.      true experimental design, dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-
betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan
rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa,
sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random (acak) dari populasi tertentu.
c.       quasy experimental design Adalah Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan
dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-
experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit
medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan
administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para
karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja
baru yang lain tidak.
d.      factorial design Adalah Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas
(sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan
ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih
variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah
untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat
semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut
khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk
menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.

30
Contoh:

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran TANDUR Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil
Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Malang.

Pada prinsipnya penelitian eksperimental dapat didefenisikan sebagai metode yang sistematis
guna membangun hubungan  yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian ini
digunakan untuk menguji   hubungan sebab akibat suatu permasalahan.  Dalam penelitian ini
peneliti memanipulasi  variabel bebas dan kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan
yang diakibatkan oleh  manipulasi yang dilakukan.  Dalam penelitian ini variabel bebas dan
variabel terikat sudah ditentukan dengan tegas oleh peneliti.  Dibidang pendidikan,  penelitian
eksperimental dibedakan  menjadi 2 bentuk, yaitu :

a.       Penelitian dalam laboratorium,  yaitu penelitian yang dilaksanakan dalam ruang tertutup atau
dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan intensitas yang lebih  teliti terhadap  variabel yang
diteliti.
b.      Penelitian diluar labor atau penelitian lapangan,  penelitian ini dilakukan  dilapangan untuk
mendekati lingkungan nyata sehingga data yang diperoleh benar-benar  akurat.

2.      Karakteristik penelitian eksperimental

a.       Variabel bebas  yang  dimanipulasi.

Yaitu tindakan atau  perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas pertimbangan ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek  dalam
variable terikat.

b.      Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.

Pengontrolan variabel ini merupakan  usaha peneliti untuk menjauhkan variabel lain dari pada
variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel terikat.

c.       Observasi terhadap variabel bebas dan variabel terikat

Observasi dilakukan untuk melihat dan mencatat fenomen aapa yang muncul yang
memungkinkan terjadinya perbedaan diantara 2 kelompok sebagai akibat adanya control dan
manipulasi variabel.

3.      Langkah-langkah penelitia eksperimental.

31
a.       Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.

b.      Mengidentifikasi permasalahan.

c.       Melakukan studi literature dari beberapa sumber  yang relevan.

d.      Membuat rancangan penelitian.

e.       Melakukan eksperimental.

f.        Mengumpulkan data kasar.

g.      Mengorganisasi  data sesuai dengan variabel yang telahditentukan.

h.      Membuat laporan.

4.      Desain penelitian eksperimental.

 Desain penelitian eksperimental merupakan gambaran secara jelas tentang hubungan  antar
variabel yang dapat dimanfaatkan dalam menyusun hipotesis penilaian dan tindakan yang perlu
diambil dalam proses eksperimental selanjutnya.

Desain penelitian eksperimental terbagi 2 yaitu :

a.       Desain penelitian secara luas

Desain  ini   merupakansemua proses yang yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian, yang diawali sejak penentuaan ide hingga mengetes hasil hipotesis
untuk mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.

b.      Desain penelitian secara sempit

 Merupakan penggambaran secara jelas tentang hubungan antar variabel,  pengumpulan data
serta analisis data. Bila suatu penelitian didesain dengan baik, maka dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks.

32
BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

Metodologi sejarah itu merupakan suatu prosedur atau metode yang digunakan untuk tahu
bagaimana mengetahui. Metodologi sejarah atau science of methods juga berarti sebagai suatu
ilmu yang membicarakan tentang cara, yaitu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui
peristiwa yang terjadi dimasa lampau (sejarah).

         Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk
menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah,
yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how
(bagaimana). Pertanyaan pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi?
Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Mengapa
peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?

33
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta : GP, 2010.

Sukmadinata, Nana Syaudih,” Metode Penelitian” , Bandung : Rosdakarya, 2006

Drs. Nurul Zuriah, M.Si, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, PT. Bumi aksara,
jakarta;2007

M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit
Ghalia Indonesia : Jakarta

34

Anda mungkin juga menyukai