Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia


nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan

Di Wilayah Kota Bandung” ini dapat diselesaikan dengan maksimal Karya


Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Bahasa
Indonesia.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah


ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.

Bandung, 03 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................2

1.5 Metode Penelitian.........................................................................................2

BAB II ISI...............................................................................................................3

2.1 Landasan Teoretis........................................................................................3

2.2 Temuan dan Pembahasan...........................................................................4

BAB III PENUTUP................................................................................................7

3.1 Kesimpulan...................................................................................................7

3.2 Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengkoreksian Kata yang Tepat..................................................................................6

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Contoh Kesalahan yang Diperbaiki........................................................................4


Gambar 2 Contoh Kesalahan yang Diperbaiki........................................................................5
Gambar 3 Contoh Kesalahan yang Diperbaiki........................................................................5
Gambar 4 Contoh Kesalahan yang Diperbaiki........................................................................6

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang menyimpang dari
kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai suatu
pelanggaran berbahasa. Kesalahan berbahasa terjadi pada masyarakat yang sedang
belajar bahasa. Kesalahan berbahasa cenderung diabaikan dalam analisis kesalahan
berbahasa karena sifatnya tidak acak, individual, tidak sistematis, dan tidak permanen
(bersifat sementara). Analisis kesalahan berbahasa difokuskan pada kesalahan
berbahasa berdasarkan penyimpangan kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu
(Indihadi, 2011: 6- 10). Masyarakat dengan kemampuan penguasaan bahasanya
kurang baik sering mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa yang sedang
dipelajari. Masyarakat sering melakukan kesalahan berbahasa dalam menerapkan
bahasa yang dipelajari. Kesalahan itu disebabkan oleh pengetahuannya terhadap
sistem atau kaidah bahasa yang dipelajari memang rendah. Namun, bisa saja
masyarakat itu sudah mengetahui kaidah bahasa yang dipelajari dan ketika
masyarakat menerapkan kaidah bahasa itu dalam pemakaiannya masih kurang
terampil.
Latar belakang kemampuan akan menyebabkan masyarakat tidak seragam dalam
menguasai bahasa yang dipelajarinya. masyarakat yang memiliki kemampuan bahasa
tinggi akan segera menguasai bahasa yang sedang dipelajarinya (Markhamah, 2010:
52-53). Kesalahan berbahasa sering dialami masyarakat dalam hal menulis karangan,
dan penulisan di spanduk, banner, dan lain-lain. Kesalahan berbahasa tulis dalam
linguistik dibedakan atas kesalahan bidang fonologi yang berupa kesalahan ejaan,
pelafalan, lambang bilangan, penulisan huruf, dan lainnya. Masyarakat sendiri harus
mencari upaya bagaimana untuk mengatasi hal tersebut. Kesalahan berbahasa pada
bidang fonologi adalah kesalahan berbahasa yang terkait dengan ortografis dan
pelafalan. Kesalahan bidang fonologi menurut Markhamah (2010, 76-77) yaitu
kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan dan penulisan bunyi bahasa.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang tersebut, terdapat


beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun
permasalahan tersebut sebagai berikut:

1. Apa landasan teoretis dari kesalahan dalam berbahasa?

2. Apa saja temuan kesalahan dalam berbahasa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dihendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui landasan teoretis dari kesalahan dalam berbahasa.


2. Untuk mengetahui temuan kesalahan dalam berbahasa.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kaidah penulisan dalam
berbahasa.
2. Hasilnya dapat dimanfaatkan secara praktis agar masyarakat mudah dalam
pemerolehan bahasa.
1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kesalahan dalam berbahasa Indonesia pada


ruang publik di daerah Bandung. Penggunaan beberapa data berupa angka hanyalah
sebagai alat mempermudah pengumpulan dan analisis data.
Penelitian ini juga menggunakan teknik observasi dalam pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data penggunaan bahasa Indonesia pada ruang publik di
daerah Bandung dilakukan dengan teknik observasi lapangan. Dilanjutkan dengan
pemilihan data yang telah di dapat, kemudian mengklasifikasikan sesuai dan yang
tidak sesuai ejaan atau penulisan yang salah.

2
3

BAB II

ISI

2.1 Landasan Teoretis


Di Indonesia penggunaan bahasa di ruang publik sudah diatur oleh negara.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang ”Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan” Pasal 36 sampai 38 memerikan bentuk-bentuk
publikasi di ruang publik yang harus menggunakan bahasa Indonesia. Pasal 36
menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di
Indonesia serta untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau
permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha,
lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara
Indonesia atau badan hukum Indonesia. Pasal 37 menekankan bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri
atau luar negeri yang beredar di Indonesia. Pasal 38 mengungkap bahwa Bahasa
Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum,
spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum. Kemudian, pada
bagian akhir masing- masing pasal tersebut dijelaskan bahwa bahasa daerah dan
bahasa asing boleh dipergunakan sebagai pelengkap. Dan walaupun di ruang publik
penggunaan kata haruslah sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonsia (EBI) .

Biasanya ejaan itu bukan hanya soal perlambangan fonem dengan huruf saja,
tetapi juga mengatur cara penulisan kata dan penulisan kalimat beserta dengan tanda-
tanda bacanya (Chaer, 2006:36). Sejalan dengan pendapat Chaer, Setyawati
(2010:155) juga mengatakan bahwa ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja
suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf
menjadi satuan yang lebih besar, misalnya penggunaan tanda baca pada satuan-satuan
huruf, kata, kelompok kata, atau kalimat. Masalah ejaan pada hakikatnya merupakan
kaidah bahasa tulis. Dengan kata lain, ejaan adalah seperangkat aturan tentang
keseluruhan sistem penulisan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya.
EBI merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk
akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. EBI sangat berperan sebagai
pemersatu bangsa sebab ejaan yang telah ditetapkan ini merupakan bahasa tulis yang
telah resmi digunakan di Indonesia. Selain itu, EBI juga dapat digunakan sebagai
pedoman dalam beraktivitas berbahasa terutama dalam berbahasa resmi, baik, dan
benar, serta dapat dijadikan sebagai pengendali perkembangan bahasa Indonesia
terhadap pengaruh bahasa asing dan IPTEK. Sementara itu, tujuan ISSN 2541-3775
Vol.2 No.1 Juni- Desember 2017/19 penggunaan EBI adalah agar penggunaan dan
penulisan bahasa sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tidak ada lagi
kesenjangan antara pengucapan atau penulisan kalimat dan makna asli dari kalimat
tersebut. Kaidah ejaan bahasa Indonesia (EBI), meliputi pemakaian huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Berikut ini akan dijelaskan
keempat kaidah tersebut

2.2 Temuan dan Pembahasan


Kesalahan dalam penggunaan kata yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa
indonesia (EBI) masih sering ditemukan dilingkungan masyarakat. Berdasarkan data-
data yang diperoleh di lapangan mengenai kaidah penulisan media luar ruang, banyak
ditemukan kesalahan dalam penulisannya yang belum memenuhi kaidah penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut ini akan diuraikan data-data yang
ditemukan di lapangan, bentuk kesalahanan, serta analisis kesalahan penulisan
berdasarkan kaidah kebahasaan.
1. Perivate

4
Gambar 1 Contoh Kesalahan yang Diperbaiki

Pada gambar diatas terdapat kesalahan penulisan pada kata “perivate”. Kata
“perivate” ini merupakan kata serepan dari bahasa asing (Inggris). Kata ini telah
dibakukan ke dalam bahasa Indonesi yang seharusnya kata “perivate” menjadi
“privat”. Menurut KBBI kata “perivate” ini adalah kata tidak baku.

2. Wedding

Gambar 2 Contoh Kesalahan yang Diperbaiki

Pada gambar diatas terdapat kesalahan penulisan pada kata “wedding”. Kata
“wedding” ini merupakan kata serepan dari bahasa asing (Inggris). Kata ini telah
dibakukan ke dalam bahasa Indonesi yang seharusnya kata “wedding” menjadi
“pernikahan”. Menurut KBBI kata “wedding” ini adalah kata tidak baku.
3. Di kontrakan

Gambar 3 Contoh
Kesalahan yang Diperbaiki

5
Dikontrakkan, berasal dari kata dasar 'kontrak' dan mendapat awalan di- dan
akhiran -kan. Penambahan awalan di- dan akhiran -kan salah satunya memiliki
makna 'melakukan pekerjaan untuk orang lain' seperti kata 'dikontrakkan'. Sang
pemilik rumah melakukan kerja kontrak untuk orang lain atau menyewakan.
Sehingga tulisan pada spanduk tersebut tidak sesuai dengan kaidah ejaan bahasa
Indonesia.
4. Reflexsi, Ashma, Mag, Alergy

Gambar 4
Contoh Kesalahan yang Diperbaiki

Pada gambar tersebut memiliki lima kesalahan. Pertama, karena menggunakan


kata serapan yang tidak tepat, yaitu pada kata reflexsi. Dalam KBBI yaitu refleksi.
Kedua, yaitu ashma seharusnya asma. Ketiga, yaitu mag seharusnya ditulis maag,
Keempat, yaitu alergy seharusnya alergi. Dengan demikian dapat diperbaiki
dengan menggantikan kata reflexsi, ashma, mag, dan alergy menjadi kata refleksi,
asma, maag, dan alergi.
Berdasarkan data yang telah didapat dan dikaji, dapat disimpulkan terdapat
beberapa kata yang salah, sehingga dirangkum menjadi tabel berikut:

No Kata yang Salah Kata yang Benar


1. Perivate Privat
2. Wedding Pernikahan
3. Di kontrakan Dikontrakkan
4. Reflexsi Refleksi
5. Ashma Asma
6. Mag Maag
7. Alergy Alergi
Tabel 1 Pengkoreksian Kata yang Tep

6
7

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentu-bentuk tuturan yang
meliputi kata, kalimat, dan paragraph yang menyimpang dari sistem kaidah
Bahasa Indonesia yang baku serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah
ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).

Kesalahan berbahasa yang relatif dilakukan dalam berkomunikasi atau dalam


penulisan brosur, banner, pamphlet, dan lain-lain, seperti kesalahan penulisan
dalam berbahasa di wilayah Bandung. Berikut kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan melalui observasi lapangan.

1. Penulisan “perivate” merupakan kata serepan dari bahasa asing (Inggris). Kata
ini telah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia yang seharusnya kata “perivate”
menjadi “privat”. Menurut KBBI kata “perivate” ini adalah kata tidak baku.
2. Penulisan “wedding” merupakan kata serepan dari bahasa asing (Inggris). Kata
ini telah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia yang seharusnya kata
“wedding” menjadi “pernikahan”. Menurut KBBI kata “wedding” ini adalah
kata tidak baku.
3. Penulisan Dikontrakkan, berasal dari kata dasar 'kontrak' dan mendapat awalan
di- dan akhiran -kan. Penambahan awalan di- dan akhiran -kan salah satunya
memiliki makna 'melakukan pekerjaan untuk orang lain' seperti kata
'dikontrakkan'. Sang pemilik rumah melakukan kerja kontrak untuk orang lain
atau menyewakan. Sehingga tulisan pada spanduk tersebut tidak sesuai dengan
kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.

4. Panulisan salah pada gambar 4 dapat diperbaiki dengan menggantikan kata


reflexsi, ashma, mag, dan alergy menjadi kata refleksi, asma, maag, dan
alergi.
3.2 Saran

Bagi guru, dosen atau masyarakat khususnya di lingkungan, mendapatkan


gambaran tentang kesalahan berbahasa yang dilakukan masyarakat sehingga dapat
menentukan tindakan yang tepat untuk menanggulangi kesalahan berbahasa sesuai
dengan kesalahan yang dibuat. Apabila ditemukan kesalahan berbahasa yang
dilakukan oleh mahasiawa atau masyarakat, sebaiknya tidak dibiarkan, tetapi
harus ditangani dengan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
Masyarakat hendaknya memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasanya, dan
aktif bertanya kepada yang lebih mengetahui ataupun membuka KBBI.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, F., Meliasanti, F., Widawati, R., & Muhtarom, I. 2016. Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Permendiknas. 2009. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD
Terbaru). Yogyakarta: Pustaka Timur.

9
LAMPIRAN-LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai