PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih
banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau
diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah
mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau
kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari
jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat , atau
petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah
kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalm rentang waktu
dan tempat yang berdekatan. Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang dapat atau tidak
dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak
diketahui.Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian yang merugikan
lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan , hanya ada sedikit criteria
pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang
potensial atau memulai investigasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tugas dari mata kuliah epidemiologi dan
menambah wawasan penulis tentang epidemiologi khususnya tentang Investigasi Wabah.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investigasi wabah ?
2. Langkah dalam melakukan investigasi wabah ?
BAB II
PEMABAHASAN
2.1 Sejarah Investigasi Wabah
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman
kolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan metode investigasi wabah kolera di
London (1854).
2.2 Pengertian Investigasi Wabah
Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli
diantaranya
1. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang
di daerah yang luas.
4. Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang
nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa .
5. Last 1981
Wabah adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit,
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan
kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan ( outbreak) dan kejadian luar biasa
(KLB). Di Indonesia perntaan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Apabila peningkatan penderita penyakit yang memenuhi kriteria definisi wabah diatas, akan
dinyatakan sebagai suatu letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan dapt ditanggulangi
ki oleh pemerintah dan dinyatakan sebagai KLB.
3.1 kesimpulan
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau
diantara kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas
surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa
atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya dan diperlukan
upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rajab Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan . Jakarta:
EGC .
http://epid-infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html
http://www.google.com
Kamis, 21 Juni 2012
INVESTIGASI WABAH
Definisi Wabah
-Suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasu
s maupundaerah terjangkit (Depkes RI Dirjen PPM&PLP, 1981)
-Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningk
at secaranyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu tertentu serta dapat menimbul
kan malapetaka (UU no 4 thn 1984 ttg wabah penyakit menular)
-Terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah yang nyata-nyata melebihi
jumlah daribiasanya (Beneson, 1985)
-Timbulnya suatu kejadian dalam masyarakat, dapat berupa penderita suatu penyakit, perilaku yang be
rhubungandengan kesehatan yang jumlahnya lebih banyak dari biasanya (Last, 1981)
3 komponen Wabah :
1.Kenaikan jumlah kejadian
2.Kelompok penduduk di suatu daerah
3.Waktu tertentu
Istilah yang menggambarkan peningkatan kejadian penyakit :
1.Letusan (Outbreak)
2.Kejadian Luar Biasa (KLB)
Upaya Wabah :
1.Menurunkan pathogenitas : penyemprotan, membunuh agent
2.Menghentikan transmisi penyakit
3.Peningkatan immunitas populasi
Cara memastikan wabah :
1.Penyakit endemis yang tidak dipengaruhi oleh musim :
-Rata-rata penderita setiap bulan pada tahun lalu
-Peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu yang berobat ke fasilitas kesehatan.
2.Penyakit endemis yang bersifat musiman
-Jumlah penderita penyakit tertentu musim yang sama tahun yang lalu
-Data wabah tidak boleh dimasukan dalam kurva
3.Penyakit yang tidak endemis
-Kriteria KLB di Indonesia :
a. Timbulnya penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di suatu daerah
b. Peningkatan kejadian kesakitan/ kematian 2x atau lebih dibandingkan waktusebelumnya
c. Adanya peningkatan kesakitan terus-menerus dalam 3 kurun waktu berturut-turutmenurut jenis penyaki
t
Peningkatan jumlah kasus/penderita yang dilaporkan belum tentu dikatakan sebagaiWABAH.
Hal ini disebabkan :
1.Perubahan cara pencatatan
2.Adanya cara-cara diagnosis baru
3.Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
4.Adanya penyakit lain dengan gejala yang sama
5.Bertambahnya jumlah penduduk
Cara pengungkapan wabah :
1.Data rutin
2.Laporan petugas kesehatan, pamong, masyarakat atau media masa.
Tujuan penyelidikan wabah :
1.Penanggulangan dan pemberantasan wabah
2.Pencegahan perluasan wabah dan memperkecil akibat wabah
3.Mengadakan penelitian
4.Kepentingan program
5.Kepentingan umum, politik dan hukum
Langkah-langkah penyelidikan :
1.Persiapan ke lapangan
2.Memastikan adanya wabah
3.Memastikan diagnosa
4.Membuat definisi kasus, mencari dan menghitung kasus
5.Mendeskripsikan wabah (orang, tempat, waktu)
6.Mengembangkan hipotesis
7.Menguji hipotesis
8.Memperbaiki hipotesis
9.Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10.Penyajian hasil penyelidikan
Tiga fase penyelidikan wabah :
1.Mempelajari gambaran wabah
2.Analisis terjadinya wabah
3.Menguji hipotesis tentang terjadinya wabah
Persiapan lapangan :
1.Persiapan akademis
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi :
-Gejala penyakit
-Jumlah penderita
-Luas daerah yang terserang
-Ciri-ciri penderita
-Kapan mulai wabah
-Pola penyabaran
2.Persiapan administratif
-Persiapan surat-menyurat
-Persiapan rencana kegiatan : tenaga, biaya, jadwal
3. Persiapan organisatoris
-Bentuk organisasi tim penyelidik
-Tujuan penyelidikan
-Siapa mitra kerja
-Jadwal dengan mitra kerja
Lamanya wabah berlangsung dipengaruhi oleh :
1.Jumlah orang yang rentan yang terpapar sumber penularan
2.Lamanya pemaparan orang tersebut
3.Interval waktu antara masa inkubasi terpendek dan terpanjang dari suatu penyakit.
Epidemic Curve (Kurva Epidemik)
Adalah gambaran distribusi penderita berdasarkan waktu timbulnya gejala pertama
-Berbentuk histogram
-Sangat penting dalam penyelidikan wabah
-Kurva epidemik menentukan interval waktu
-Dapat digunakan untuk memperkirakan cara penularan penyakit
-Dapat memperkirakan masa inkubasi suatu penyakit
Jenis Kurva epidemik :
1.Kurva epidemik satu puncak
-Pemaparan secara bersamaan (Common Source)
2.Kurva epidemik beberapa puncak
-Penularan person to person oleh intermiten carier
-Interpretasi Kurva Epidemik :
1.Bentuk
-Point source epidemic
-Continous common source epidemic
-Intermitent common source epidemic
-Propagated epidemic
-Kasus yang berdiri sendiri (Outlier)
2.Tempat
3.Orang
4.Perjalanan wabah
5.Periode pemaparan
Kesalahan penentuan sumber penularan penyakit
Disebabkan oleh :
1.Kasus yang dipakai sebagai patokan, bukan kasus yang dimaksud dalam wabah
2.Mungkin memang kasus tersebut , tetapi penularannya terpisah dari wabah yang diselidiki
3.Waktu timbulnya gejala pertama tidak benar
4.Masa inkubasi tidak spesifik
Pengendalian dan pencegahan
1.Harus dilakukan secapat mungkin
2.Setelah sumber wabah diketahui
3.Diarahkan pada mata rantai terlemah dalam penularan penyakit
Pengendalian diarahkan pada :
1.Agent penyakit
2.Sumber paparan
3.Reservoir
Wabah : adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No 4. Tahun 1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi).
OUTBREAK
Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana
penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.
EPIDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu
daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.
PANDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu
singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas
ENDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah
tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa
timbul dalam suatu wilayah tertentu.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar
biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-
turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Definisi kasus
Klasifikasi kasus dan tanda klinik
Pemeriksaan laboratorium
Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang KLB
Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya
Pendahuluan
Latar Belakang
Uraian tentang penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian
Analisis data dan kesimpulan
Tindakan penanggulangan
Dampak-dampak penting
Saran rekomendasi
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan salah
satu penyakit menular yang potensial menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Sejak pertama
ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan
daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering
terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang
hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya terjadi di semua tempat yang
terdapat nyamuk penular tersebut.
Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Barandasi tanggal 11 Maret 2010 bahwa
telah ditemukan kematian karena menderita DBD sebanyak 1 orang dan di Kelurahan Allepolea,
maka telah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi dan penanggulangan seperlunya oleh tim
penyelidikan KLB DBD Dinas Kesehatan Kab. Maros bersama tim dari petugas puskesmas
Barandasi.
Tujuan
Kel. Allepolea merupakan salah satu kelurahan di Kec. Lau, Kab. Maros sekitar 2 km dari pusat
kab. Maros. Wilayahnya terdiri atas dataran dengan persawahan dan pemukiman penduduk.
Jumlah penduduk Kecamatan Lau kurang lebih 23.000 jiwa dengan luas wilayah 53,76 km2
Sarana Kesehatan
Hasil Kegiatan
Berdasarkan informasi dari petugas surveilans puskesmas Barandasi, ditemukan hal-hal sbb
- Timeline kasus
Analisis Situasi
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah/bangunan. Nyamuk ini mendapatkan virus
dengue sewaktu menggigit darah orang yang :
Sakit DBD
Tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue
Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan
bersama air liur nyamuk
Dari kegiatan pelacakan epidemiologi di kelurahan Allepolea, kondisi pemukiman yang tidak
layak huni menjadi penyebab mudahnya penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Lingkungan
perumahan tergenang air dan sangat kotor.
Berdasarkan hasil pelacakan tidak ditemukan adanya penderita tambahan di sekitar lokasi rumah
penderita, namun 1 orang penderita meninggal dunia sehingga CFR 100% .
Populasi berisiko adalah penduduk sekitar rumah penderita yang padat penghuni dan lingkungan
yang kotor dan tergenang.
Angka bebas jentik tidak diketahui karena tidak ada petugas jumantik di lokasi kejadian. Namun
walaupun kemudian ternyata tingkat kepadatan nyamuk Aedes aegypti renah, apabila nyamuk
dan jentik tidak dibasmi maka setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat
perkembangbiakannya dan menularkan virus dengue ke orang sehat di sekitarnya.
Fogging fokus
Penyuluhan dari rumah ke rumah
Pembagian bubuk abate dan kaporit
Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB DBD di Kel. Allepolea Kec. Lau Kab. Maros pada tanggal 11 Maret
2010
2. Ditemukan 1 orang penderita DBD dengan kematian 1 orang, CFR 100%
3. Penderita adalah perempuan, usia 2 tahun
4. Faktor risiko adalah penduduk yang tinggal di sekitar rumah penderita beradius 100 m
dan pemukiman yang tergenang dan kotor
Saran
Investigasi/Penyelidikan KLB/Wabah
Untuk menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan
membandingkan jumlah saat ini dengan jumlah beberapa minggu atau bulan atau periode waktu
yang sama pada tahun sebelumnya.
Sumber informasi :
1. Catatan surveilans
2. Catatan keluar RS, statistic kematian, register, dll.
3. Data wilayah di dekatnya atau data rasional.
4. Survey
5. Memastikan diagnosis
1. Pemastian diagnosis berkaitan erat dengan pemastian adanya wabah.
2. Jika penyebab penyakit sudah diberitahukan oleh tenaga kesehatan setempat,
lakukan pemeriksaan kembali untuk meyakinkan diagnosis.
3. Pemeriksaan laboratorium.
4. Bila gejala sama dan 15-20 % mendapat konfirmasi lab tidak perlu pemeriksaan
lab.
5. a. Membuat definisi kasus
1). meliputi kriteria klinis yang dibatasi oleh waktu, tempat dan orang.
3). jenis dibagi tiga : pasti (confirmed), mungkin (probable) dan meragukan (possible)
4a. 1. Penyakit yang sudah jelas diagnosisnya :
a). Ada dugaan tentang peristiwa penyebab wabah tetap harus dapat diterima akal sehat.
c). Diperlukan kemampuan, kecerdasan serta kecermatan akal sehat (common sense) dari
penyelidik
ii. Penyakit- penyakit saluran pernapasan, kulit, mata dan selaput lender.
iii.Luka atau lesi pada kulit akibat binatang atau serangga. Contohnya penyakit kulit akibat
tomcat. Jadi dari ciri-ciri yang ditimbulkan oleh racun binatang tersebut kita dapat mengetahui
bahwa penyakit kulit tersebut dsebabkan oleh tomcat.
1) Kasus yang dilaporkan harus mewakili kasus yang sesungguhnya ada.
2) Penyelidik harus menggunakan sebanyak mungkin sumber yang ada untuk menemukan
tambahan kasus.
4) Jika pada tempat terbatas maka lakukan survey pada seluruh populasi.
4) Informasi tentang waktu timbulnya gejala pertama pada masing-masing kasus
5) Untuk masa inkubasi yang pendek (dapat dilihat dari jam timbulnya gejala)
Berdasarkan sifatnya maka KLB / wabah dapat dibagi dalam dua bentuk utama yaitu
1. Common Source
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu
kelompok menyeluruh dan terjadinya dalam wakturelatif singkat (sangat mendadak).
a) Point Source Epidemic (kurva epidemic dengan satu puncak) yaitu wabah yang terjadi
akibat pemaparan dalam waktu yang singkat dengan sumber penularan tunggal.Contohnya
kejadian keracunan dan polusi.
b) Intermittent Common Source Epidemic (kurva epidemic denggan beberapa puncak ) yaitu
wabah yang terjadi akibat pemaparan. Contohnya kejadian diare dan disentri.
Adalah suatu bentuk epidemic yang terjadi karena penularan dari orang ke orang baik secara
langsung maupun tidak langsung, melalui udara, makanan maupun vector. Biasanya kejadian
epidemic seperti ini relative lebih lama waktunya sesuai dengan sifat penyakit serta lamanya
masa intubasi. Selain itu juga dipengaruhi oleh kepadatan dan penyebaran anggota masyarakat
yang rentan terhadap penyakit tersebut.
6. Membuat hipotesis
KLB penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya suatu daerah menjadi suatu wabah,
atau dapat berkembang menjadi suatu wabah. Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat
dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Sumber
Rianti Emy, 2010.Buku Ajar Epidemiologi dalam Kebidanan,Jakarta :Trans Info Media.
Investigasi adalah Upaya penelitian, penyelidikan, pen
g u s u t a n , p e n c a r i a n , pemeriksaan dan pengumpulan data, inf
o r m a s i , d a n t e m u a n l a i n n y a u n t u k mengetahui/membuktikan kebenaran
atau bahkan kesalahan sebuah fakta yangkemudian menyajikan kesimpulan atas
rangkaian temuan dan susunasn kejadian