Anda di halaman 1dari 22

PENANGANAN PENCEMARAN AIR UNTUK

MENDAPATKAN AIR BERSIH

Disusun Untuk Ujian Sekolah Penugasan ( USP ) Kimia

Disusun Oleh :
Akhira Puspa Ramadhani
NIS : 1711215098

SMK NEGERI 7 ( STM PEMBANGUNAN ) SEMARANG


TAHUN AJARAN 2019 / 2020
Jalan Simpang Lima, Mugasari, Kec. Semarang Selatan
Kota Semarang, Jawa Tengah
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................1

1.3 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................................................1

BAB 2 LANDASAN TEORI .........................................................................................................2

2.1 Standar Baku Kualitas Air Minum ........................................................................................2

2.1.1 Persyaratan Fisika ..........................................................................................................2

2.1.2 Persyaratan Kimia ..........................................................................................................3

2.1.3 Persyaratan Biologi ........................................................................................................4

2.2 Standar Mutu Air Minum Menurut Kemenkes RI.................................................................5

2.3 Karakteristik Air Tanah .........................................................................................................5

BAB 3 METODE PENELITIAN...................................................................................................8

3.1 Aerasi .....................................................................................................................................8

3.2 Filtrasi ....................................................................................................................................8

3.3 Adsorbsi ...............................................................................................................................10

3.4 Desinfeksi ............................................................................................................................10

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN .................................................................................................12

4.1 Pembuatan rangka................................................................................................................12

4.2 Pembuatan tray aerator ........................................................................................................12

SMKN 7 SEMARANG |i
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

4.3 Cara Kerja Alat ....................................................................................................................14

BAB 5 PENUTUP........................................................................................................................15

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................15

5.2 Saran ....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................16

S M K N 7 S E M A R A N G | ii
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat Filtrasi .........................................................................................................................9

Gambar 2. Tray Aeration ...................................................................................................................12

Gambar 3. Forced Draft Aerator ........................................................................................................13

Gambar 4. Tabung Filter ....................................................................................................................13

S M K N 7 S E M A R A N G | iii
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penggunaan Air di Pulau Jawa 1987 ......................................................................................6

Tabel 2. Rata – rata Penggunaan Air Tanah Berbagai Jenis Industri ...................................................7

S M K N 7 S E M A R A N G | iv
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
makalah yang berjudul “Penanganan Pencemaran Air Untuk Mendapatkan Air Bersih” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Sekolah Penugasan untuk kelas XII tahun 2020. Dalam
penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Sri Utami, M.Pd., yang telah membimbing dan memberi bantuan terkait penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberi dukungan dan motivasi.
3. Teman – teman yang memberi semangat dan berbagai macam ide.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 5 April 2020

Akhira Puspa R.

SMKN 7 SEMARANG |v
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk
hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang
digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Kualitas air
bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas air yang
baik ini tidak selamanya tersedia di alam sehingga diperlukan upaya perbaikan, baik itu secara
sederhana maupun modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air
bersih, akibatnya akan menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi
penggunanya. Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk
mendapatkan air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi.
Penyebab susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri. Selain itu, adanya pembangunan
dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan
karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Akibatnya, air
bersih terkadang menjadi “barang langka”. Ada beragam cara untuk memecahkan masalah
tersebut, salah satunya dengan aplikasi Teknologi yang tepat guna dimana yang dapat
menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan mudah digunakan. Teknologi yang
digunakan meliputi pengolahan pengolahan air yang dilakukan meliputi pengolahan secara fisik
(filtrasi), pengolahan kimia (adsorbsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Diharapkan dengan
adanya teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah air yang ada di masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

“Bagaimanakah menangani permasalahan pencemaran air bersih karena limbah dengan


mengubahnya menjadi air minum skala rumah tangga.”

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Mengatasi kekurangan ketersediaan air bersih di berbagai daerah saat musim kemarau.

SMKN 7 SEMARANG |1
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Standar Baku Kualitas Air Minum

Standar baku kualitas air minum merupakan parameter yang digunakan untuk
menentukan kualitas air minum. Dengan standar tersebut, dapat diketahui kualitas air minum
layak atau tidak untuk diminum. Standar baku kualitas air minum harus memenuhi kualitas
secara fisik, kimia dan biologi. Beberapa persyaratan air minum yang layak antara lain sebagai
berikut:

2.1.1 Persyaratan Fisika


Air minum harus memenuhi standar uji fisik (fisika), antara lain derajat kekeruhan, bau,
rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan warnanya. Syarat fisik air yang layak minum sebagai
berikut:
2.1.1.1 Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan
air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 adalah 5 skala NTU.
Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi di dalam air yang
menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur. Bahan-bahan yang menyebabkan air
keruh antara lain tanah liat, pasir dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat diminum atau
berbahaya bagi kesehatan. Namun dari segi estetika, air keruh tidak layak atau tidak wajar untuk
diminum.
2.1.1.2 Tidak Berbau dan Rasanya Tawar
Air yang kualitasnya baik adalah tidak berbau dan memiliki rasa tawar. Bau dan rasa air
merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas air. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung
oleh indra penciuman dan pengecap. Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Air yang
berbau busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air berbau busuk
tidak layak dikonsumsi. Bau busuk merupakan sebuah indikasi bahwa telah atau sedang terjadi
proses pembusukan dalam air. Selain itu, bau dan rasa dapat disebabkan oleh senyawa fenol
yang terdapat di dalam air.

SMKN 7 SEMARANG |2
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

2.1.1.3 Jumlah Padatan Terapung


Perlu diperhatikan, air yang baik dan layak untuk diminum tidak mengandung padatan
terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/l). Padatan
yang terlarut di dalam air berupa bahanbahan kimia anorganik dan gas-gas yang terlarut. Air
yang mengandung jumlah padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang tidak enak,
menyebabkan mual, penyebab serangan jantung (cardiacdisease), dan tixaemia pada wanita
hamil.
2.1.1.4 Suhu Normal
Air yang baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu air yang
melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah
yang cukup besar (misalnya, fenol atau belerang) atu sedang terjadi proses dekomposisi bahan
organik oleh mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air seperti itu sebaiknya tidak diminum.
2.1.1.5 Warna
Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan kimia atau mikroorganik (plankton) yang
terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan bahan-bahan kimia disebut apparent color yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Warna yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut true color
yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak
berwarna. PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 menyatakan bahwa batas maksimal warna
air yang layak minum adalah 15 skala TCU.

2.1.2 Persyaratan Kimia


Standar baku kimia air layak minum meliputi batasan derajat keasaman, tingkat
kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik maupun anorganik pada air. Persyaratan kimia
sebagai batasan air layak minum sebagai berikut:
2.1.2.1 Derajat Keasaman (pH)
pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik adalah air yang bersifat
netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan
pH di atas 7 bersifat basa. Menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990, batas pH
minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air hujan, pH
minimumnya adalah 5,5. Tinggi rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air. Maksudnya,
air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7.

SMKN 7 SEMARANG |3
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

2.1.2.2 Kandungan Bahan Kimia Organik


Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air yang
mengandung bahan kimia organik. Namun, apabila jumlah bahan kimia organik yang
terkandung melebihi batas dapat menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena
bahan kimia organik yang melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun berbahaya. Bahan
kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S, SO42-, dan NO3.
2.1.2.3 Kandungan Bahan Kimia Anorganik
Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak melebihi jumlah yang
telah ditentukan. Bahan-bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam
dan ionion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
2.1.2.4 Tingkat Kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan valensi dua, seperti
Ca2+ Mn2+, Sr2+, Fe2+ dan Mg2+. Secara umum, kation yang sering menyebabkan air sadah
adalah kation Ca2+ dan Mg2+. Kation ini dapat membentuk kerak apabila bereaksi dengan air
sabun. Sebenarnya, tidak ada pengaruh derajat kesadahan bagi kesehatan tubuh. Namun,
kesadahan air dapat menyebabkan sabun atau deterjen tidak bekerja dengan baik (tidak
berbusa). Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990, derajat kesadahan (CaCO3)
maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter.

2.1.3 Persyaratan Biologi


Bahan baku air minum harus memenuhi beberapa syarat biologi sebagai berikut:
2.1.3.1 Tidak Mengandung Organisme Patogen
Organisme patogen berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa mikroorganisme
patogen yang terdapat pada air berasal dari golongan bakteri, protozoa, dan virus penyebab
penyakit. Bakteri Salmonella typhi, Sighella dysentia, Salmonella paratyphi, dan Leptospira.
Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry. Virus Infectus hepatitis
merupakan penyebab hepatitis.
2.1.3.2 Tidak Mengandung Mikroorganisme Non Patogen
Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis mikroorganisme yang tidak berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak, lendir dan
kerak pada pipa. Beberapa mikroorganisme nonpatogen yang berada didalam air, seperti :

SMKN 7 SEMARANG |4
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal streptococci, dan
Bakteri Besi (Iron Bacteria). Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di air kotor menimbulkan
bau dan rasa tidak enak pada air. Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living worms).

2.2 Standar Mutu Air Minum Menurut Kemenkes RI

Standar baku kualitas air minum di Indonesia ditetapkan oleh sebuah Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX1990 tertanggal 30 September
1990 yang berisi tentang syarat-syarat air layak minum. Peraturan tersebut telah disesuaikan
dengan srandar yang ditetapkan WHO.

2.3 Karakteristik Air Tanah


Air tanah secara normal akan bebas dari kekeruhan dan organisme patogen. Apabila air
berasal dari aquifer yang mengandung zat organik, kandungan oksigen akan terurai dan
kandungan karbon dioksida akan menjadi tinggi, air akan menjadi korosif. Pada kandungan
zatorganik didalam aquifer tinggi, kandungan oksigen akan habis terurai. Air yang tidak
mengandung oksigen (anaerobik) akan melarutkan besi, mangan dan logam berta dalam air
tanah (Sanropie, Sumini dkk, 1984)
Air tanah, memiliki karakter-karakter tertentu dan berbeda satu dengan yang lainnya.
Sedangkan air permukaan kualitasnya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan
perilakumanusia serta sanitasi sekitarnya. Sumber air tanah biasanya tidak bersih sempurna,
tetapi mengandung senyawa pencemar, apakah air tersebut kelihatan jernih atau keruh. Semua
airyang akan digunakan sebagai air bersih oleh manusia, harus dibersihkan dan dimurnikan
melalui sistem pengolahan air yang benar (Sanropie, Sumini dkk, 1984).
Menurut tempatnya, air dapat berada dipermukaan tanah selanjutnya air ini disebut air
permukaan dan dapat pula berada di dalam tanah, dan selanjutnya air ini disebut air tanah. Air
hujan yang jatuh ditanah sebagian meresap kedalam tanah dan sebagian lain dapat menggenang
di permukaan tanah, hal ini tergantung kepada kondisi tanah. Air hujan membawa serta
mikroorganisme-organisme yang senantiasa berhamparan di udara, lebih-lebih di udara yang
mengatasi tanah berdebu. Setiba di tanah, air menjadi lebih tercemar lagi karena sisa-sisa
mahluk hidup (sampah), kotoran dari hewan maupun manusia, dan mungkin juga kotoran yang
berasal dari pabrik-pabrik (Sanropie, Sumini dkk, 1984).

SMKN 7 SEMARANG |5
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

Air tanah dibagi menjadi 3 macam yaitu:


- Air tanah dangkal. Terjadinya karena ada proses peresapan air permukaan tanah. Karena lapisan
tanah mempunyai unsur-unsur kimia tertentu, maka lapisan tanah di sini berfungsi sebagai
saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung terutama pada
muka air yang dekat dengan tanah. Setelah menemukan lapisan rapat air, air akan terkumpul
sehinggga dinamakan air tanah dangkal. Dimana air tanah ini dimanfaatkan sebagai sumber air
bersih atau air minum melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal ini didapat pada
kedalaman 15 meter. Air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik, tapi dari segi
kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
- Air tanah dalam Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama.Pengambilan
air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor untuk
memasukkan pipa kedalamnya biasanya antar 100m – 300m.
- Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang
berasal dari tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitas.

Perkotaan Pedesaan
Provinsi
m³/detik Juta m³ m³/detik Juta m³
Jawa Barat 4,67 17,6 5,8 183
DKI Jakarta 6,75 213,4 0,76 24
Jawa Tengah 4 128,2 5,29 167,2
Jawa Timur 6,24 197,2 6,33 202,1
Total 21,66 556,4 18,18 576,3

Tabel 1. Penggunaan Air Tanah di Pulau Jawa 1987

SMKN 7 SEMARANG |6
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

Jenis Industri Rata - rata aliran ( m³ )


1 Industri kalengan :
Sayur Hijau 50 - 70
Buah - Buahan 15 - 20
Selain Buah dan Sayur 4 - 35
2 Industri Bahan Kimia :
Amoniakijau 100 - 130
Karbon Dioksida 60 - 90
Bensin 7 - 30
Laktosa 600 - 800
Sulfur / Belerang 8 - 10
3 Makanan dan Minuman :
Bir 10 - 16
Roti 2–4
Pengepakan Daging 15 - 20
Produksi Susu 10 – 20
Minuman Keras 60 – 80
4 Bubur Kayu dan Kertas :
Bubur Kayu 250 - 800
Pabrik Kertas 120 - 160
5 Tekstil
Pengelantangan 200 - 300
Pencelupan 30 - 60

Tabel 2. Rata-Rata Penggunaan Air Tanah Berbagai Jenis Industri

SMKN 7 SEMARANG |7
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

BAB 3
METODE PENELITIAN
Teknologi pengolahan air tanah melaui beberapa tahapan yaitu:
3.1 Aerasi
Aerasi merupakan istilah lain dari tranfer gas dengan penyempitan makna, lebih
dikhususkan pada transfer gas (khususnya oksigen) dari fase gas ke fase cair. Fungsi utama
aerasi dalam pengolahan air adalah melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar
oksigen terlarut dalam air, dalam campuran tersuspensi lumpur aktif dalam bioreaktor dan
melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air. Pada
alat pengolahan air tanah ini digunakan tray aerator. Yaitu aerator yang disusun secara
bertingkat.
Tujuan transfer gas dalam pengolahan air adalah: (1) Untuk mengurangi konsentrasi
bahan penyebab rasa dan bau, seperti hidrogen sulfida dan beberapa senyawa organik, dengan
jalan penguapan atau oksidasi. (2) Untuk mengoksidasi besi dan mangan. (3) Mengurangi rasa
dan bau. (4) Untuk melarutkan gas ke dalam air (seperti penambahan oksigen ke dalam air tanah
dan penambahan karbon dioksida setelah pelunakan air).

3.2 Filtrasi
Secara umum filtrasi adalah proses yang digunakan pada pengolahan air bersih untuk
memisahkan bahan pengotor (partikulat) yang terdapat dalam air. Pada prosesnya air merembes
dan melewati media filter sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpul
sepanjang kedalaman media yang dilewatinya. Filter juga mempunyai kemampuan untuk
memisahkan partikulat semua ukuran termasuk di dalamnya lagae, virus, asbestos dan koloid-
koloid tanah. Proses filtrasi ini terjadi dengan melewatkan air baku melalui media berporos
tertentu. Media saringan ini meliputi media filtrasi dan media penyangga.
Filtrasi pada alat ini menggunakan campuran pasir silika dan zeolith dengan
perbandingan ketebalan media 60:40 untuk zelith dan silca Zeolite digunakan untuk
penjernihan air baik untuk system penyaringan ukuran besar maupun system penyaringan
ukuran kecil. Zeolite juga baik untuk pasir dan karbon aktif berdasarkan pada kapasitas
perubahan kationnya yang tinggi. Pasir dan karbon aktif tidak sama dengan zeolite untuk
kapasitas perubahan kation.

SMKN 7 SEMARANG |8
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

Zeolite juga dapat menyerap metal berat, bau, kopi, darah, cat, sampah radioaktif, arsenic,
dan bahan-bahan beracun lain yang dapat ditemukan di air. Zeolite juga dapat menyerap
beberapa bagian gas seperti formaldehyde, kloroform, dan karbon monoksida. Partikel zeolit
juga berperan sebagai bibit untuk menumbuhkan flok bakteri dengan menambah pergerakan
bakteri tiap volume unit.

Gambar 1. Alat Filtrasi


Keuntungan menggunakan zeolit dalam sistem penyaringan fisik, antara lain:
- Dapat membuat air yang berada dalam kondisi pH asam menjadi lebih netral berdasarkan
kapasitas perubahan kationnya yang besar.
- Menambah laju aliran secara gravitasi dan sistem pengatur tekanan apabila dibandingkan
dengan system penyaring yang menggunakan media pasir/antrasit.
- Kapasitas penyaringan dapat bertambah tanpa adanya penambahan biaya.
- Kapasitas pengangkutan yang lebih besar pada permukaan wilayah yang besar menghasilkan
kapasitas yang lebih besar juga.
- Zeolit dapat berfungsi sebagai perisai penyaringan fisik untuk bakteri pathogen (bakteri dan
spora).

SMKN 7 SEMARANG |9
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

3.3 Adsorbsi
Peresapan dari kebanyakan bahan pencemar dihasilkan dari penggabungan alasan 1 dan
2 di atas. Banyak bahan organik, seperti bahan terklorinasi maupun yang tidak terklorinasi,
bensin, dan pestisida dapat terserap oleh karbon aktif. Karbon aktif juga efektif untuk
menghilangkan klorin dan pada umumnya juga efektif untuk menghilangkan beberapa bagian
dari bahan metal berat. Metal yang berwujud molekul organik juga dapat dihilangkan oleh
karbon aktif. Fluoride, khlor, nitrat, kesadahan (kalsium dan magnesium) dan kebanyakan ion
besi tidak dapat dihilangkan oleh karbon aktif pada banyak tingkat yang signifikan.
Penting dicatat bahwa karbon tidak sama bergunanya dengan karbon aktif. Karbon aktif
menghilangkan lebih banyak bahan pencemar dari air dari pada karbon biasa. Sistem
pengolahan karbon aktif untuk rumah tangga sangat mudah. Penyaring karbon aktif yang
digunakan untuk pengolahan air rumah tangga mengandungr karbon aktif granula dan
powdered block karbon. Walaupun keduanya efektif, sebuah penelitian membandingkan bahwa
sebuah system penyaringan karbon aktif dengan karbon aktif granular lebih efektif
menghilangkan klorin, rasa dan bahan organik terhalogenasi.
Desain dari penyaring karbon aktif harus memastikan bahwa penyaring telah cukup
dalam sehingga bahan pencemar akan terserap ke dalam system karbon aktif pada saat
mengambil air untuk dipindahkan melalui penyaring. Kedalaman penyaring tergantung pada
laju aliran dari air yang melewati penyaring. Semakin lambat laju aliran, semakin baik untuk
menghilangkan bahan pencemar. Karakteristik fisik dan kimia dari air juga akan mempengaruhi
kerja system. Keasaman dan suhu juga dapat menjadi sangat penting. Keasaman yang lebih
tinggi dan suhu air yang lebih rendah dapat meningkatkan kerja dari system penyaring karbon
aktif
.
3.4 Desinfeksi
Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar Ultra Violet (UV).
Sinar Ultra Violet (UV) dapat secara efektif menghancurkan virus dan bakteri. Sistem UV ini
tergantung pada jumlah energi yang diserap sehingga dapat menghancurkan organisme yang
terdapat pada air tersebut. Jika energi tidak cukup tinggi, maka material organisme genetik tidak
dapat dihancurkan.
Keuntungan menggunakan UV meliputi: (1) Tidak beracun atau tidak berbahaya, (2)
Menghancurkan zat pencemar organik, (3) Menghilangkan bau atau rasa pada air, (4)

S M K N 7 S E M A R A N G | 10
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

Memerlukan waktu kontak yang singkat (memerlukan waktu beberapa menit), dan (5)
Meningkatkan kualitas air karena gangguan zat pencemar organik. Dapat mematikan
mikroorganisme pathogenic. Tidak mempengaruhi mineral di dalam air.
Kerugian-kerugian dari menggunakan UV meliputi UV radiasi tidak cocok untuk air
dengan kadar suspended solids tinggi, kekeruhan, warna, atau bahan organik terlarut. Bahan ini
dapat bereaksi dengan UV radiasi, dan mengurangi performance desinfeksi. Tingkat kekeruhan
tinggi dapat menyulitkan sinar radiasi menembus air dan dapat mengaktifkan bakteri patogen.
Sinar UV tidak efektif terhadap zat pencemar yang mengandung banyak bahan kimia organik,
seperti klor dan asbes. Memerlukan listrik untuk beroperasi. Dalam situasi keadaan darurat
ketika listrik mati, maka alat tersebut tidak akan bekerja. UV umumnya digunakan sebagai
pemurnian akhir pada sistem filtrasi. Jika ingin mengurangi zat pencemar seperti virus dan
bakteri, maka masih perlu menggunakan suatu karbon untuk menyaring atau dengan sistem
osmosis sebagai tambahan terhadap UV.

S M K N 7 S E M A R A N G | 11
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

BAB 4
HASIL PEMBAHASAN
Proses pembuatan alat ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:
4.1 Pembuatan rangka
Rangka dibuat untuk menahan beban dari tray aerator dan juga filter, rangka dapat dibuat
menggunakan tulangan besi atau plat besi.
4.2 Pembuatan tray aerator
Tray aerator dapat dibuat dari bahan alumunium agar tidak berkarat, bentuk tray berupa
sirkular dengan lubang orifice di bawahnya, efektivitas dari tray sangat tergantung dari
banyaknya oksigen yang terkontak dengan air, oleh karena itu jarak antar tray, luas tray dan
jumlah orifice menjadi sangat penting. Tetapi tidak berlaku untuk kadar logam Pb.

Gambar 2. Tray Aeration


Pembuatan tabung filter berfungsi sebagai tempat dari media penyaring. Tabung dapat
dibuat menggunakan ember besar, setelah itu diisi dengan media filter, dengan perbandingan
60 : 40 untuk zeolith dan silica.

S M K N 7 S E M A R A N G | 12
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

Gambar 3. Forced Draft Aerator

Gambar 4. Tabung Filter


Pembuatan tabung desinfeksi menggunakan paralon PVC dengan diameter 4 inchi, lampu
germicidal UV 35 watt, dan pipa kaca.

S M K N 7 S E M A R A N G | 13
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

4.3 Cara Kerja Alat


Cara kerja portable water treatment yaitu dengan mengalirkan air ke tray aerasi melalui
pancuran yang berasal dari kran air. Pada proses ini terjadi reaksi antara oksigen dengan kation-
kation (Fe2+) dan Mangan (Mn2+) yang akan membentuk senyawa oksida 4Fe(OH)3 + 8H+ dan
2MnO2 + 4H+.
Reaksi pada saat proses aerasi :
4Fe2+ + O2 + 10H2O → 4Fe(OH)3 + 8H+
2Mn2+ + O2 + 2H2O → 2MnO2 + 4H+
Setelah melalui tray dengan tiga tingkat, air akan disaring oleh media filter pada unit
filtrasi. Di sini akan terjadi proses filtrasi dan adsorbsi di mana akan terjadi penyerapan
kandungan bahan organik, bau, rasa dan padatan terlarut dari air. Selanjutnya air akan dialirkan
menuju tabung desinfeksi dengan melalui penyinaran/pemanasan sinar UV, kemudian keluar
melalui keran. Air pun siap digunakan sebagai air baku air minum. Untuk pengaturan air masuk
dan keluar dapat menggunakan keran. Usaha di bidang ini akan berpeluang besar jika berada di
daerah yang mengalami masalah air keruh, berbau, mengandung kadar besi dan mangan.
Diperlukan latihan untuk dapat menghasilkan karya yang bersaing di pasaran.

S M K N 7 S E M A R A N G | 14
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Air bersih merupakan bahan pokok yang sangat dibutuhkan oleh mahkluk hidup. Seiring
dengan masalah lingkungan yang terjadi saat ini, maka perlu adanya suatu inovasi teknologi
dalam pengolahan air. Teknologi pengolahan air tanah menjadi air minum mengunakan
gabungan pengolahan aerasi dan penjernihan air dengan media pasir.
Zeolit, silica, karbon aktif dan penyinaran dengan UV dapat menjadi suatu pilihan yang
tepat. Alat ini sangat cocok diaplikasikan di dalam rumah tangga, karena tepat guna,
pengoperasian yang mudah, murah dan memberi nilai ekonomis.

5.2 Saran
Teknologi pengolahan air tanah ini masih memiliki banyak kekurangan, di antaranya
debit yang dihasilkan masih kecil. Bentuk dari alat masih besar dan berat sehingga tidak mudah
untuk dipindahkan, oleh karena itu perlu pengembangan lanjutan agar alat menjadi efektif dan
efisien.

S M K N 7 S E M A R A N G | 15
UJIAN SEKOLAH PENUGASAN 2020

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisisus. (
https://books.google.co.id/books?id=HyjDhfW87B0C&printsec=copyright&hl=id#v=onepage
&q&f=false )
Sutrisno dan Suciati. 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta
Karya. ( http://pipt.untan.ac.id/index.php/seminarpipt/pipt2017/paper/view/46 )
WHO. 2002. Emergency Treatment of Drinking Water at point-of-use. (
www.who.org.mv/LinkFiles/Reports_emergency_treatment_of_drinking_water.pdf )
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR MINUM
PADA SKALA RUMAH TANGGA ( http://portal.kopertis3.or.id/handle/123456789/1106 )
Kondisi Air di Daerah Perkotaan Problematika Antara Kuantitas dan Kualitas Air (
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fjournals.ums.ac.id%2Findex.php%2
Ffg%2Farticle%2Fdownload%2F4797%2F3198&psig=AOvVaw3RsGhffzRWRjHC-
QRVjEBX&ust=1586094509712000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCKD
_7OT0zugCFQAAAAAdAAAAABAY )

S M K N 7 S E M A R A N G | 16

Anda mungkin juga menyukai