Anda di halaman 1dari 8

1.

Biografi Wirausaha Muda

Hendy Setiono (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 30 Maret 1983) adalah seorang pengusaha asal
Indonesia yang bergerak di bidang kuliner. Ia merupakan Founder & CEO dari Kebab Turki
Baba Rafi, sebuah jaringan waralaba kebab terbesar di dunia yang berdiri tahun 2003. Di usianya
yang belum menginjak 25 tahun Hendy sudah bisa membuka cabang kebabnya di kota - kota
besar dan banyak daerah di Indonesia. Selain kebab, ada belasan brand franchise lain yang di
kelolanya. Hendy juga banyak menerima award Nasional dan Internasional, salah satunya
sebagai Pemenang Utama Wirausaha Muda Mandiri di tahun 2007 dan Ernst&Young of the Year
kategori Special Award Entrepreneurial Spirit 2009.

Hingga saat ini, Hendy aktif menjadi pembicara di seminar franchise, ekonomi dan
entrepreneurship baik skala nasional maupun internasional. Pada tahun 2018 Hendy
berkesempatan menjadi pembicara di Uludag Economy Summit di Turki. Konferensi yang
diselenggarakan oleh Majalah Capital & Economist, tuan rumah bagi 1.200 pebisnis di seluruh
dunia. Tidak hanya di Turki, Hendy juga telah mengisi seminar ekonomi dan entrepreneur di 12
negara lainnya. Selain itu, melalui Hendy Setiono Foundation (HSF), ia melakukan kegiatan
sosial dan bersedekah bersamaan dengan launching HSF, Hendy berwakaf tanah masjid untuk
rumah zakat di daerah Magelang, Jawa Tengah.

Deskripsi Bisnis :

Kebab Turki Baba Rafi

Kebab Turki Baba Rafi adalah sebuah jaringan waralaba kebab terbesar di dunia. Perusahaan


ini didirikan pada tahun 2005 di Surabaya dan sekitar 2010-an, kantor pusatnya dipindahkan
ke Jakarta. Saat ini, Kebab Turki Baba Rafi memiliki lebih dari 1000 gerai
di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Sejarah

Pada tahun 2005 gerai milik Nilamsari telah menerapkan sistem waralaba hingga sekarang. Tak
hanya di Indonesia, gerai Kebab Turki Baba Rafi pun juga dibuka di Malaysia dan Filipina.
Bahkan, Kebab Turki Baba Rafi telah mendapatkan penghargaan di kancah nasional dan
internasional.

Tahun 2009, Kebab Turki Baba Rafi bekerja sama dengan Belfoods Indonesia untuk peningkatan
mutu dan gizi pada dagingnya, serta telah mendapatkan sertifikat resmi dari Badan POM dan
sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Menu

Kebab Turki Baba Rafi menyediakan kebab sebagai menu utamanya. Selain kebab, menu lain
yang disediakan antara lain shawarma, hot dog, roti kane, hamburger, keripik, dan makanan
beku. Ada beberapa isi kebab, antara lain kebab sapi, kebab ayam, kebab pisang cokelat, kebab
sayuran dan kebab telur keju. Ukuran kebab tersedia dalam ukuran reguler dan kecil.

Penghargaan

Kebab Turki Baba Rafi sudah memantapkan keeksistensinya dalam waralaba kuliner. Berikut ini
sederetan penghargaan yang diraih oleh Kebab Turki Baba Rafi.

 "Perusahaan Kebab Nasional Pertama dengan Sistem Franchise dan Jumlah Gerai
Terbanyak di Indonesia" dalam ajang Rekor Bisnis oleh Tera Foundation dan Koran
Sindo

 "The Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award 2006 (ISMBEA 2006)"
versi Wirausaha dan Keuangan

 "The Best Franchise to Invest" versi Majalah SWA dan "Indonesia Franchisor of the Year
2009" dalam ajang Indonesia Franchise Award oleh Asosiasi Franchise Indonesia

 "Franchise Top of Mind" oleh Info Franchise

 "Most Promosing Entrepreneurship" dalam ajang Asia Pasific Entrepreneurship


Award tahun 2008

 "Kelas Sektor Industri" dan "Kategori Waralaba Sosial" oleh Junior Chamber


International dan United Nation Global Compact

 "Waralaba Paling Sukses" dari Peluang Franchise, diberikan oleh Joko Widodo

Alasan bahwa wirausahawan tersebut masing masing aspek :

1) Dari Aspek Personal / Karakter dari Hendy Setiono adalah seorang anak muda
yang memiliki hobi kulineran karena itulah maka ia memilih untuk ingin memulai
usaha kecil-kecilan. Pada saat itu ia pergi ke Qatar untuk mengunjungi ayahnya
dan menemukan penjual makanan khas Timur Tengah yang belum familiar di
Indonesia. Dengan kejeliannya maka ia mencoba untuk membuka usaha Kebab di
Surabaya yang bertahan hingga saat ini dan mempunyai 1000 gerai di beberapa
Negara.
2) Dari Aspek Finansial Hendy Setiono menjual usaha Kebab Turki Baba Rafi
dengan sistem franchise yang membuat usahanya berkembang sangat pesat
hingga ke mancanegara yang membuat investor ingin memiliki usaha Kebab
Turki Baba Rafi yang terbukti menggiurkan
3) Dari Aspek Profesional Hendy Setiono adalah sosok yang kreatif dan mempunyai
inovasi dalam menciptakan pasar untuk bisnisnya dengan selalu mengembangkan
menu makanan yang berbeda dengan outlet lain dan membuat perubahan tampilan
outlet yang lebih dikenali.
4) Dari Aspek Sosial yang telah dilakukan oleh Hendy Setiono adalah Hendy
melakukan kegiatan sosial dengan bersedekah dan berwakaf tanah masjid untuk
rumah zakat di daerah Magelang, Jawa Tengah.

2.
Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. (lahir di Singapura, 4 Juli 1984; umur 35
tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan
Presiden Joko Widodo-K.H Ma'ruf Amin, yang dilantik pada 23 Oktober 2019. Ia
merupakan pendiri Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa
berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara
seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand.
Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey
& Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan
mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing
Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation
Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia
rintis sejak tahun 2011. Saat ini Gojek merupakan perusahaan rintisan terbesar di
Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar
US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia
Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global,
Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group.
Kabinet Indonesia Maju (2019–sekarang)
Pada 22 Oktober 2019, Nadiem dipanggil secara resmi menyatakan bahwa dirinya
mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Gojek setelah pagi harinya dipanggil oleh
Presiden Joko Widodo ke istana negara. Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo
mengumumkan kabinet menterinya dengan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Sebagai menteri pendidikan, Nadiem Makarim membuat gebrakan dengan
mencanangkan kebijakan "Merdeka Belajar" yang salah satunya menghapus Ujian
Nasional (UN). Namun, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI pada
12 Desember 2019, ia mengklarifikasi istilah "menghapus" Ujian Nasional yang ramai di
pemberitaan. Ia mengatakan tidak menghapus Ujian Nasional tetapi hanya menggantinya
dengan sistem baru.
Berikut empat kebijakan "Merdeka Belajar" yang dicanangkan Mendikbud Nadiem
Makarim.
1. Mengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan ujian (asesmen) yang
diselenggarakan hanya dari pihak sekolah. Kebijakan ini memberikan kepercayaan penuh
pada pihak sekolah untuk membuat sendiri format ujian yang lebih komprehensif. Ujian
tersebut tidak harus tertulis, namun bisa berupa penugasan kelompok, karya tulis, dan
sebagainya.
2. Menghapus format Ujian Nasional yang sebelumnya lalu menggantinya dengan Asesmen
Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Berbeda dengan UN, asesmen ini dilakukan
untuk siswa di tengah jenjang sekolah (kelas 4, 8, 11) sehingga tidak bisa digunakan
sebagai basis seleksi ke jenjang selanjutnya. Kemendikbud berharap hasil asesmen
digunakan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
3. Menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang komponennya terlalu
banyak dan kaku. Guru diberikan kebebasan untuk membuat dan mengembangkan RPP
sendiri. Sementara komponen inti dalam RPP disederhanakan hanya menjadi satu
halaman saja (sebelumnya hingga 20 halaman).
4. Memberikan fleksibilitas dalam sistem zonasi dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB). Kebijakan baru ini menambah kuota jalur prestasi yang sebelumnya hanya
15 persen menjadi 30 persen.

Ciri Leadpreneurship yang terkait adalah :

Agility / Ketangkasan disini dimaknai sebagai leader yang visioner, kreatif, dan siap menghadapi
perubahan. Bukan yang hanya mengikuti rutinitas, menolak perubahan dan lebih memilih di
“zona nyaman”, tidak peka terhadap potensi masalah, dan tidak mampu melihat peluang di
depan. Contoh kebijakannya adalah dengan mengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) dengan assessment yang dibuat oleh sekolah sesuai kebijakan komprehensif yang
seperti penugasan kelompok atau KTI.

Daftar Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Hendy_Setiono

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebab_Turki_Baba_Rafi

https://id.wikipedia.org/wiki/Nadiem_Makarim
Screenshoot

Anda mungkin juga menyukai