Disusun Oleh :
Titah Sepdina Husna 175130100111001
Hanirastania 175130101111009
Fitrotus Zakiyah F. 175130107111002
Fomalha Hari Andani 175130107111003
Widya Kartika Wardini 175130107111005
2017 A
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa yang dimaksud konstipasi dan flatulence pada hewan?
1.2.2 Apa penyebab dari konstipasi dan flatulence pada hewan?
1.2.3 Apa saja gejala klinis dari konstipasi dan flatulence pada hewan?
1.2.4 Bagaimana cara mendiagnosa konstipasi dan flatulence pada
hewan?
1.2.5 Bagaimana diet untuk konstipasti dan flatulence?
1.2.6 Apa contoh pakan yang dapat digunakan untuk mengatasi
konstipasi dan flatulence
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui pengertian dari konstipasi dan flatulence.
1.3.2 Mengetahui penyebab dari konstipasi dan flatulence.
1.3.3 Mengetahui gejala klinis dari konstipasi dan flatulence.
1.3.4 Mengetahui cara mendiagnosa konstipasi dan flatulence.
1.3.5 Mengetahui diet untuk konstipasti dan flatulence?
1.3.6 Mengetahui contoh pakan yang dapat digunakan untuk mengatasi
konstipasi dan flatulence
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam usus
besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran.
Konstipasi juga dapat diartikan sebagai akibat terjadinya gangguan pada
motilitas usus, perubahan konsistensi feses dan kesulitan dalam defekasi. Hal
ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga
memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman
pada abdomen (Triakoso, 2013).
Flatulance atau Perut Kembung adalah keadaan dimana terdapat
jumlah gas berlebihan dan perasaan perut penuh serta kembung. Perut
kembung adalah salah satu keluhan paling umum pada pasien. Bloat akan
terjadi bila mekanisme eruktasi tidak berjalan dengan baik, sehingga gas yang
diproduksi dalam proses fermentasi tidak dapat keluar dari rumen. Karena gas
diproduksi sangat banyak (Larijani et al, 2016).
2.2 Etiologi
2.2.1 Konstipasi
2.3.2 Flatulance
Gejala klinis flatulance menurut Laven (2019), yakni :
a) Membesarnya perut bagian kiri dan bila dipegang cukup keras, bila
ditepuk akan terasa udara dan berbunyi seperti tong kosong
b) Ternak sulit bernafas atau bernafas menggunakan mulut
c) Hidung kering
d) Nafsu makan menurun atau tidak makan sama sekali
e) Hewan merasa tidak nyaman, menghentakkan kaki atau berusaha
mengais-ais perutnya
f) Sering mengejan dan kencing
g) Tidak dapat berdiri dan bisa mengakibatkan kematian.
2.4 Diagnosa
2.4.1 Konstipasi
Menurut Zarate et al (2011), diagnosa pada penderita konstipasi dapat
dilakukan dengan cara:
a. Anamnesis : penting untuk diagnosis, riwayat defekasi (frekuensi,
ukuran, konsistensi feses, kesulitan saat defekasi, melena, nyeri saat
defekasi), riwayat makanan, masalah psikologi, dan gejala lain seperti
nyeri abdomen.
b. Pemeriksaan fisik : dapat teraba massa feses pada abdomen kiri, pada
pemeriksaan anorektal ditentukan lokasi anus, adanya prolaps, peradangan
perianal, fissura, dan tonus dari saluran anus
c. Pemeriksaan penunjang : radiografi sederhana dari abdomen, barium
enema, manometri anorektal, waktu transit usus, dan biopsi rektum
2.4.2 Diagnosis flatulance
Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis dan gejala klinis,
serta dari pakan yang diberikan. Selain itu, peneguhan diagnosa juga
berdasarkan penemuan distensi yang cepat di daerah abdomen kiri (left
flank) disertai gejala kolik yang bervariasi. Pada kasus berat, distensi akan
terjadi pada kedua sisi abdomen, terutama di sebelah kiri. Hewan akan
mengalami kesulitan bernafas, biasanya tampak mulutnya terbuka dengan
lidah dikeluarkan. Hewan merasa tidak nyaman. Kulit di atas flank kiri
sangat ketat dan tidak bisa dipegang bahkan diangkat. Kondisi ini
merupakan kondisi gawat darurat, dan butuh pertolongan dengan segera
(Larijani et al, 2016).
3.1 Kesimpulan
Asyraf, Mohamad Zaki. 2017. Akupuntur Pada Kasus Konstipasi Kucing Persia.
Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Carpenter, Glenn H. 2012. Nutrient Management Technical Note No. 8.
California: Natural Resources Conservation Service
Craig. 2018. Feline Constipation Getting Crap Out of a Cat. PVMA Veterinary
Conference
Larijani, B. et al. 2016. Prevention and Treatment of Flatulence From a
Traditional Persian Medicine Perspective. Iran Red Crescent Med Journal.
Laven, R. 2019. Bloat. National Animal Disease Information Service Journal.
Little, Susan.2013. How I Treat Constipation in Cats. Ottawa: Bytown Cat
Hospital
Mulyanti, Novi Sri. 2009. Pengaruh Lama Fermentasi Saccharomyces cerevisae
Terhadap Kadar Oligosakarida dan Sifat Sensorik Tepung Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea batatas Poiret). Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Roudebush, Philip. 2001. Flatulence: Causes and Management Options. Kansas:
Hill’s Science and Technology Center
RoyalCanin.com
Sampurna, I Putu. 2013. Kebutuhan Nutrisi Ternak. Denpasar: Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Triakoso, N. 2013. Penyakit Non Infeksius pada Ternak. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Zarate, N. et al. 2011. Chronic Constipation: Lessons from Animal Studies. Best
Practice & Research Clinical Gastroenterology (25) 59–71.