Agroteknologi-UPNVYK 1
Pendahuluan
Tanahmerupakan bagian bumi
(permukaan) yang berfungsi
sebagai tempat berjangkar/
bertumpunya akar tanaman tumbuh.
Komponen tanah yang perlu
diperhatikan dalam produktivitas
tanah adalah sifat- sifat : fisik, kimia
dan biologi
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 2
Tanah dan Lahan
Komponen Lahan
1. Litosfer – singkapan, topografi
2. Pedosfer – tanah
3. Hidrosfer – air
4. Biosfer – fauna dan flora
5. Atmosfer – udara (O, N, CO2)
6. Radiosfer – radiasi matahari?
Tanah merupakan hasil dari
pelapukan
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 4
Pendahuluan (lanjutan)
Tanah merupakan sumber utama zat hara
untuk tanaman dan tempat sejumlah
perubahan penting dalam siklus pangan.
Susunan anorganik dalam tanah dibentuk
dari pelapukan : lempung, debu, dan pasir
Komponen tambahan yang sangat penting
adalah bahan organik yang disebut humus.
lempung dan humus merupakan koloid yg
partikelnya memiliki luas permukaan yang
besar peluang mempertukarkan kation
lebih besar
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 5
Pendahuluan (lanjutan)
Fungsi tanah :
(1) Memberikan unsur-unsur hara
tanah (nutrisi)
(2) Ketersedian air tanah dan
lengas tanah
(3) Tempat berjangkar atau
bertumpunya akar tanaman
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 6
Fungsi Tanah Dalam Kehidupan Selaku Sistem
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 8
Factors to be managed
Soil water
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 10
Sistem Tanah (lanjutan)
Perbandingan dari jumlah ukuran partikel tanah
menentukan tekstur tanah.
Istilah non-teknis seperti tanah berat, tanah ringan,
diacu pada tekstur tanah. guna keperluan pengolahan
tanah
Tanah berat adalah tinggi dalam kandungan lempung
dan partikel lain yang halus (pseudo)
Tanah ringan adalah rendah dalam kandungan liat dan
tinggi kandungan pasir dan partikel-partikel lain yang
kasar (course).
Istilah tersebut dipakai di kalangan petani (non
scienties) , Untuk sarjana pertanian jangan memakai
istilah tersebut pakailah dengan istilah tanah dg stuktur
remah dll dan dengan konsistensi lekat dll
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 11
Sistem Tanah (lanjutan)
Air yang diabsorpsi oleh lempung
bertindak baik sebagai bahan
pembawa kation (carrier),
maupun sebagai daya pengikat
atau mempertukarkan kation.
sifat-sifat fisik , kimia dan biologi
merupakan bagian yang penting
dalam tanah produksi tanaman
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 12
Komponen Tanah
1. Sifat Fisik tanah meliputi:
a. Solum tanah (ketebalan lapisan tanah)(< 25, 25-50, 50-75, 75-150,
>150 cm)
b. Tektur tanah (perbandingan relatif kadar pasir, debu dan lempung),
sifat fisik kunci yang akan mempengaruhi sifat fisik yang lain
c. Struktur tanah (granular, blocky, platy, prismatic dan structureless)
d. Konsistensi tanah (keliatan/platicity, kelekatan, kegemburan,
kekerasan)
e. Permeabilitas tanah
f. Porositas tanah
g. Aerasi tanah
h. Warna tanah
i. Suhu tanah
j. Lengas tanah
k. Kompaksi tanah
13
2. Sifat Kimia Tanah:
a. Reaksi tanah (pH), sifat kunci yang akan
mempengaruhi sifat kimia tanah yang lain.
b. Kadar bahan organik tanah (humus)
c. Tipe lempung (clay)
d. Kadar hara makro-mikro
e. Kadar senyawa/ion toksik
f. Nilai Eh (keadaan oksidasi-reduksi)
g. Nilai DHL (daya hantar listrik)
h. Salinitas
i. Nilai KPK (Kapasitas Pertukaran Kation)
j. Kejenuhan Basa (jml Basa2/KPK) x 100 %
k. Kejenuhan Al (Al-dd/KPK) x 100 %
14
3. Sifat Biologi Tanah:
a. jumlah dan macam makro biota seperti cacing,
orong-orong, semut, rayap, nematoda
b. jumlah dan macam mikrobiota seperti algae,
bakteri, fungi, dan aktinomisetes yang berperan
pada :
i. Penambat N (nitrogen)
ii. Pengoksidasi S (belerang)
iii. Amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi
iv. Perombakan bahan organik tanah
15
Sistem Tanah (lanjutan)
Tekstur tanah:
Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan air dan laju
infiltrasi air.
Tanah-tanah kasar memudahkan infiltrasi dan perkolasi
air yang cepat, sehingga tidak ada "run off' permukaan
sekalipun sehabis hujan lebat.
Tanah kasar tak mampu mempertahankan air dalam
jumlah besar.
Tanah lempung begitu halus teksturnya, sehingga
sedikit air menembus tingkatan bawah, terutama
sesudah permukaan lempung menjadi basah dan
mengembang.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 16
Gambar 2. Segitiga tekstur tanah 17
Sistem Tanah (lanjutan)
Struktur tanah:
Struktur tanah ditunjukkan pada pengaturan atau
susunan dari partikel-partikel tanah menjadi
agregat-agregat.
Faktor-faktor yang menentukan struktur yang baik
adalah ukuran dan pengaturannya ke dalam
butiran dari partikel-partikel mineral dari berbagai
ukuran tersebar bersama bahan organik atau
persenyawaan perekat.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 18
Sistem Tanah (lanjutan)
Struktur tanah yang baik sangatlah penting untuk
pertanian.
Tanah yang sangat berbutir-butir, baik aerasinya
dan memiliki daya pegang-air tinggi, karena
kenaikan ukuran ruang pori-pori tanah.
Pori-pori tanah ditempati air dan udara dengan
perbandingan yang berbeda-beda (seperti bunga
karang).
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 19
Sistem Tanah (lanjutan)
Tanah lempung memiliki total jumlah ruang pori-
pori lebih besar dari tanah pasir, tetapi karena
ukuran kecil dari pori-pori dalam tanah lempung,
air dan udara bergerak melewatinya pelan-pelan.
Bila pori-pori kecil dari tanah lempung penuh air,
kekurangan udara yang sangat penting untuk
pertumbuhan akar akan menjadi pembatas.
Ruang pori besar terisi dan terkuras oleh gaya
berat, sedang pori kecil menyerap dan
mempertahankan air dengan daya kapiler.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 20
Sistem Tanah (lanjutan)
Sifat remah dari tanah pertanian yang baik
tergantung tekstur tanah dan persentasi
humus (bahan organik terurai yang stabil).
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 21
Sistem Tanah (lanjutan)
Untuk tujuan mempertahankan struktur majemuk
yang bagus pada tanah-tanah pasir haruslah
dikelola secara baik. Bila dikerjakan sewaktu
terlalu basah, strukturnya jadi rusak. Bila bongkah-
bongkah terbuka, menjadi kering, keras dan sukar
dikerjakan kembali ke dalam tanah.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 22
Sistem Tanah (lanjutan)
Pertukaran kation:
Dalam hubungan clengan hara tanaman, sifat-sifat
yang paling menyolok dari partikel-partikel koloid,
lempung dan humus, adalah kesanggupannya
untuk melakukan pertukaran kation.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 23
Sistem Tanah (lanjutan)
Tabel 1. Kisaran kapasitas tukar kation untuk
berbagai tipe tanah
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 25
Sistem Tanah (lanjutan)
Reaksi tanah menunjukkan keasaman
atau kebasaan tanah pH, yaitu
logaritma dari kebalikan konsentrasi ion
H, biasanya dinyatakan dalam unit dari
0 sampai 14 (kimia murni), sedangkan
untuk pertanian pH tanah 3 sampai 9).
1
pH= log --------
H+
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 26
Sistem Tanah (lanjutan)
pH tanah yang cocok (5.5 –
7.5) untuk pertumbuhan
tanaman sangatlah vital.
Nilai
pH tanah yang terlalu
tinggi (di atas 9) atau pH
rendah (di bawah 4), dapat
merupakan racun untuk akar-
akar tanaman.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 27
Sistem Tanah (lanjutan)
Misalnya, suatu keadaan klorosis yang
didapati pada beberapa tanaman pada pH
tinggi, adalah dari kekurangan Fe yang
diakibatkan pengendapan persenyawaan
besi.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 28
Gambar 3. Hubungan antara reaksi tanah dan
tersedianya zat hara bagi tanaman
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 29
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 30
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 31
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 32
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 33
Sistem Tanah (lanjutan)
Reaksi tanah dapat diubah. Tanah dapat
dijadikan lebih alkali; pH tanah dapat
dinaikkan dengan menambah kation basa
seperti kalsium, magnesium, natrium atau
kalium.
Kalsium adalah kation yang paling murah
untuk menaikkan pH dan penambahannya
(yang disebut pengapuran atau liming)
mempunyai efek menguntungkan lain.
Walaupun istilah kapur ditujukan pada
kalsium oksida (CaO), dalam paham
pertanian dipakai untuk mencakup bahan-
bahan dari batu kapur, seperti oksida,
hidroksida, karbonat dan silikat dari kalsium
atau kalsium dan magnesium kedua-duanya.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 34
Sistem Tanah (lanjutan)
Pengapuran secara nyata memperbaiki
penampilan dari tanaman yang tumbuh pada
tanah asam.
Jumlah kapur yang diperlukan tergantung
tingkatan perubahan pH yang diinginkan,
daya tukar kation dari tanah, jumlah endapan
dan bahan kapur, serta bentuk fisiknya.
Penambahan kapur harus sampai dapat
mengatasi daya buffer tanah.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 35
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 36
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 37
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 38
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 39
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 40
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 41
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 42
Sistem Tanah (lanjutan)
(2) Bahan organik tanah
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 43
Sistem Tanah (lanjutan)
(2) Bahan organik tanah
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 44
Sistem Tanah (lanjutan)
(2) Bahan organik tanah
Bahan organik membantu mempertahankan
struktur tanah-tanah terolah.
Bahan organik yang terbagi halus menutupi
partikel mineral dan menghindarkannya dari
saling melekat.
Tanah liat dengan sejumlah besar bahan
organik kurang kecenderungannya untuk
lengket dan lebih mudah diolah --> tanah
dengan daya olah (tilth) yang baik.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 45
Sistem Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 46
Sistem Tanah (lanjutan)
(3) Organisme tanah
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 47
Sistem Tanah (lanjutan)
(3) Organisme tanah
Bakteri tanah (mati dan hidup) mencapai 5.600 kg tiap
hektar tanah hutan. Pada tanah pertanian subur terdapat
500- 1000kg tiap hektar.
Ada bakteri yang berguna untuk memecahkan berbagai
jenis bahan organik, melepaskan mineral-mineral yang
dapat berguna dalam siklus kehidupan tanaman; ada pula
yang dapat mengikat N2 bebas dari udara, seperti
Azotobacter yang bebas hidupnya atau yang bersimbiose
dengan kacang kacangan.
Di samping bakteri yang berguna ada pula yang patogenik,
yg menimbulkan penyakit pada tanaman.
Yang merugikan lagi adalah yang mengoksidasi besi fero
ke bentuk feri yang kurang dapat larut, lalu membentuk
lapisan hardpan yg kaya besi dan keras sekali sehingga
memperburuk drainase air.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 48
Sistem Tanah (lanjutan)
(3) Organisme tanah
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 49
Sistem Tanah (lanjutan)
(3) Organisme tanah
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 50
Sistem Tanah (lanjutan)
(4) Atmosfer tanah
Atmoster tanah berada dalam ruang pori-pori yang tidak
terisi air. Pori-pori ini berisi gas-gas seperti atmosfer di
atas tanah, tetapi beda perbandingannya.
Atmosfer tanah tidak selalu merupakan sistem kontinu,
karena mungkin ada ruang pori-pori yang terisolasi,
tidak berhubungan.
Kelembaban dari atmosfer tanah hampir selalu
mendekati 100 persen. Kandungan karbon dioksida
lebih besar daripada yang berada dalam udara di atas
tanah, karena dekomposisi bahan organik; meningkat
menurut kedalaman karena laju gerakan yang lambat ke
dalam atmosfer bagian atas. Sebaliknya, kandungan
oksigen lebih sedikit daripada yang di udara dan
menurun menurut kedalaman. Oksigen digunakan
dalam respirasi
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 51
Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah secara tidak langsung
berhubungan dengan komposisi kimia dari
mineral-mineral anorganik primer.
Faktor yang paling penting adalah tingkatan
bentuk hara yang tersedia bagi tanaman, yg
tergantung pada : kelarutan hara, pH tanah,
kapasitas pertukaran kation, tekstur tanah,
dan jumlah bahan organik yang ada.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 52
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 53
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 54
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Fiksasi N, yaitu pengubahan nitrogen udara menjadi
bentuk yang tersedia kepada tanaman, dilaksanakan
dengan baik oleh spesies bakteri-bakteri (Tabel 2).
Bakteri-bakteri ini, yang paling efisien adalah yang
bersifat simbiotik,yaitu yang dapat mengubah N udara
ke bentuk N -terikat, hanya melalui kerja sama dengan
akar kacang-kacangan,
Perombakan protein yang kompleks dari bahan organik
ke dalam asam-asam amino juga dilaksanakan
sebagian besar oleh bakteri, Tetapi nitrogen dari proses
ini hanya tersedia setelah kematian organisme dan
terurai oleh bakteri yang terlibat dalam pembusukan.
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 55
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 56
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 57
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 58
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 59
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 60
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 61
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 62
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 63
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 64
Kesuburan Tanah (lanjutan)
Jur.Agroteknologi-UPNVYK 65