Anda di halaman 1dari 8

2.

4 SOP Restrain

RESTRAIN

Poltekkes Kemenkes
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Malang
0 1 dari 6

A. PENGERTIAN
Suatu metode atau cara pembatasan atau restriksi yang disengaja terhadap gerakan atau perilaku
seseorang. Dalam hal ini, ‘perilaku’ yang dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan, bukan suatu
tindakan yang tidak disadari atau tidak disengaja atau sebagai suatu reflek.

B. TUJUAN
1. Membatasi aktifitas fisik.
2. Mengamankan tindakan khusus.
3. Mencegah bahaya pada pasien dan orang lain.
4. Mencegah kerusakan lingkungan fisik
5. Membantu mengatasi perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan.
6. Mempertahankan terapi sebagai terapi perilaku yang berkelanjutan.
7. Mengurangi jumlah stimulasi yang diterima pasien.
8. Memenuhi permintaan pasien atau keluarga untuk pengendalian perilaku eksternal (pastikan
bahwa tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik).
9. Ancaman terhadap integritas fisik berhubungan dengan penolakan pasien untuk beristirahat,
makan dan minum.

C. KEBIJAKAN
1. Pelaksanaan restrain diberikan oleh tenaga yang kompeten (dokter, perawat, bidan dan fisioterapis ).
2. Pelaksanaan restrain diberikan pada pasien untuk membatasi pasien dari kebebasan bergerak,
aktifitas fisik atau akses normal pada badannya sendiri, maka perlu adanya metode tindakan sebagai
pelindung
D. PROSEDUR
1.Persiapan alat :
1. Format Persetujuan Restrain
2. Lembar Informasi tentang rentrain
3. Alat Restrain Sesuai jenisnya :
a. Restrain Mumi atau Bedong
b. Restrain Jaket
c. Restrain Elbow
d. Restrain Extremitas
2. Persiapan pasien / keluarga :
Pasien dan keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
2. Lakukan cucitangan
3. Pastikan identitas pasien.
4. Ciptakan suasana yang nyaman dan dan aman
5. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
6. Lakukan asesmen tentang Restrain
7. Jelaskan tentang Restrain yang akan dilakukan ( Alasan dipasang Restrain, berapa lama dan akan
berakhir,antisipasi ketidaknyamanan.
8. Jelaskan tentang
a. Restrain Mumi atau Bedong :
 Teknik ini dilakukan untuk bayi agar tidak bergerak dan jatuh atau untuk mengontrol
pergerakan selama pemeriksaan
 Tatalaksana
1) Selimut atau kain dibentangkan diatas tempat tidur dengan salah satu ujungnya dilipat
ketengah.
2) Bayi diletakkan di atas selimut tersebut dengan bahu berada dilipatkan dan kaki ke arah
sudut yang berlawanan.
3) Lengan kanan bayi kearah bawah rapat dengan tubuh, sisi kanan selimut ditarik ke
tengah melintasi bahu kanan anak dan dada diselipkan dibawah sisi tubuh bagian kiri.
4) Lengan kiri anak diletakkan lurus rapat dengan tubuh anak, dan sisi kiri selimut
dikencangkan melintang bahu dan dikunci di bawah tubuh anak bagian kanan. Sudut
bagian bawah dilipat dan ditarik ke arah tubuh dan diselipkan atau dikencangkan
dengan pin pengaman, mummy untuk mencegah gerakan bayi atau anak saat dilakukan
tindakan tertentu.

b. Restrain Jaket
 Bentuk restrain yang diaplikasikan pada badan pasien, diletakkan diluar pakaian atau piyama
pasien
 Tatalaksana
1) Petugas mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan pasien terlebih dahulu.
2) Petugas mengedukasi pasien yang keluarga
3) Pilihlah alat pengikat yang tepat
4) Posisikan pasien dalam kondisi duduk jika tidak ada kontra indikasi.
5) Pasangkan jaket restrain ke tubuh pasien. Jaket ini seperti baju tak berlengan dengan dua
buah tempat tali di samping kanan dan kirinya untuk dilewati tali pengikat tersebut.
6) Pasangkan restrain pada pasien dengan cepat dan tepat.
7) Setelah restrain terpasang, masukkan tali pengikatnya kelubang di samping kanan dan
kiri.
8) Kedua tali tersebut diatas lalu dililitkan atau mengelilingi kasur bawah
9) Petugas harus memastikan tidak ada bagian jaket yang berkerut di punggung pasien.
10) Pastiakan antara restrain dan pasien masih terdapat ruang (segenggaman tangan) agar
pernafasan pasien tidak terbatasi.
11) Hindari mengikat restrain pada side rail tanpa tidur.
12) Amankan restrain dari jangkauan pasien.
13) Petugas harus melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien.
14) Selalu lakukan monitoring pada tubuh yang diikat
15) Berikan obat anti cemas bila perlu.
16) Petugas selalu perhatikan respon tindakan pengikatan tersebut pada pasien.
17) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

c. Restrain Elbow
 Restrain ini digunakan pada umumnya untuk anak-anak atau bayi guna mencegah anak
menekuk tangan dan mencapai insisi atau alat terapeutik lain yang menempel pada anak.
 Tatalaksana
1) Petugas mengeksplorasi perasaan, kecemasan dan ketakutan pasien terlebih dahulu.
2) Petugas mengedukasi pasien dan keluarga.
3) Pilihlah alat pengikat yang tepat.
4) Pegang lengan klien.
5) Pasangkan ikatan ke klien.
6) Masukkan satu jari sebelum diikat agar tidak terlalu kencang.
7) Hindari mengikat restrain pada side rail tempat tidur.
8) Amankan restrain dari jangkauan pasien.
9) Melakukan pemeriksaan tanda vital (khususnya pada capillari refill dan pulsasi
proximal di lengan untuk mengetahui sirkulasi pasien)
10) Selalu lakukan monitoring pada tubuh yang diikat
11) Berikan obat anti cemas jika perlu.
12) Petugas selalu perhatikan respon tindakan pengikatan tersebut pada pasien.
13) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. (tindakan pengikatan dengan teknik
Elbow Restraint terlampir)

d. Restrain Extremitas
 Restrain yang digunakan untuk membatasi gerak ekstremitas. Teknik restrain ekstremitas
akan menghentikan gerak keempat ekstremitas sehingga tidak dapat melukai orang lain
atau dirinya sendiri.
 Tatalaksana
1) Petugas mengeksplorasi perasaan, kecemasan dan ketakutan pasien terlebih dahulu.
2) Petugas mengedukasi pasien dan keluarga.
3) Pilihlah alat pengikat yang tepat.
4) Amankan pasien dan posisikan pasien ke kasur dalam keadaan tengkurap dengan
satu tangan dibelakang sedangkan perawat lainnya memegangi kakinya.
5) Ikat atau berikan restrain dari tangan yang dominan (paling kuat), tangan berikutnya,
kaki dominan, kemudian kaki berikutnya.
6) Ikat dengan cara membuat simpul clove restrain kemudian ikatkan pada lubang
dibawah tempat tidur.
7) Pada saat mengikat gunakan satu jari untuk menahan agar ikatan tidak terlalu kuat.
8) Posisi pengikatan adalah satu tangan berada diatas dan satu tangan disamping.
9) Hindari mengikat restrain pada side rail tempat tidur
10) Amankan restrain dari jangkauan pasien.
11) Sediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan.
12) Melakukan pemeriksaan tanda vital (khususnya pada capillari refill dan pulsasi
proximal di lengan untuk mengetahui sirkulasi pasien).
13) Selalu lakukan monitoring pada tubuh yang diikat
14) Berikan obat anti cemas jika perlu.
15) Petugas selalu perhatikan respon tindakan pengikatan tersebut pada pasien.
16) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

9. Observasi respon pasien dan keluarga selama pembelajaran diberikan


10. Dorong pasien dan keluarga untuk aktif dalam proses diskusi
11. Catat pada format yang sudah baku
12. Simpan dalam dokumen rekam medik pasien

E. UNIT TERKAIT
1. IRJ
2. IRNA
3. IGD
4. ICU
5. Kamar Operasi
6. Instalasi Penunjang Medik
7. Instalasi Rehabilitasi Medik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biasanya seseorang yang terkena luka akan mengalami dehidrasi berat dan
gangguan rasa nyaman dikarenakan nyeri. Tidak sedikit orang yang menderita
luka sering memberontak dikarenakan merasakan nyeri, untuk menghindari
penyebaran luka karena pemberontakan akibat nyeri maka diperlukan adanya
tindakan restraint, yaitu tindakan untuk pengendalian aktifititas agar luka yang
dialami tidak bertambah parah dan menyebar sehingga tidak menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh lainnya.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan


Medik dan Bedah. Jakarta: EGC.
Rini,S.2016.KonsepLuka.
(https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/konsep-luka), diakses
pada 23 januari 2020.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J., & Synder. (2004). Fundamentals of nursing:
Concepts, process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice
hall. 
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga
SOP Tanggal terbit 5 Juni 2013. Ditetapkan, Kepala Rumah Sakit dr. Muchdor,

SpB.,FINACs

Anda mungkin juga menyukai