Anda di halaman 1dari 16

0

Tugas Makalah:

Etika penelitian

Disusun oleh:

Nama/ NIM : Radhiati/ 25131786-2


Konsentrasi : Pendidikan Islam
Kelas & unit : B/ PAI-2
Mata kuliah : Metodologi Penelitian dan Penulisan Tesis

Dosen pembimbing:

Dr. Inayatillah, MA.

PROGRAM PASCASARJANA UIN AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2014
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara tentang penulisan suatu karya tulis ilmiah, baik itu skripsi, tesis, maupun
disertasi, maka tidak luput dengan yang namanya penelitian ilmiah, apakah itu dilakukan
di lapangan atau di dalam pustaka. Salah satu hal yang paling penting ketika melakukan
penelitian adalah dalam hal pengumpulan data atau pun sampel, karena dalam hal ini
seorang peneliti memerlukan interaksi dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam
penelitiannya. Jadi yang sangat diperlukan dalam menghadapi masyarakat adalah suatu
tata krama dalam bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan etika penelitian.
Tidak hanya dalam bersosialisasi dengan masyarakat saja dibutuhkan etika, ketika
seorang peneliti mencari sumber pustaka pun wajib memiliki etika penelitian, dimana si
peneliti disini harus membubuhkan sumber rujukan atau kutipan yang dia ambil. Ini
semua untuk menghindari dengan yang namanya menjiplak atau plagiat milik orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya, dan seolah-olah itu karangan asli dari peneliti/penulis itu
sendiri yang menulis, meneliti atau yang mengerjakannya. Sehingga disinilah diperlukan
dengan yang namanya kode etik dalam penulisan karya ilmiah.
Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang
bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan
dalam Ilmu Pendidikan.1 Sebelum menulis tesis, seorang mahasiswa ataupun mahasiswi
diwajibkan untuk melakukan pengumpulan data dengan memilih tekhnik penelitian
(kualitatif atau kuantitatif) yang telah dipilihnya sendiri sesuai dengan judul tesisnya
tersebut. Dalam setiap penelitian sudah pasti harus mengikuti prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan dimana dia meneliti, apalagi kalau pengumpulan data dilakukan yang
berhubungan dengan masyarakat. Sudah tentu harus mengikuti segala norma ataupun
etika dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, seorang peneliti dalam meneliti serta
mengumpulkan data harus dan diwajibkan memiliki juga menjunjung tinggi etika

1
http://id.wikipedia.org/w/ Tesis. Diunggah hari Selasa 18 Maret 2014.
2

penelitian, karena dengan adanya etika tersebut maka si peneliti akan dengan mudah
bersosialisasi dan berhubungan dengan responden. Sehingga data yang diinginkan pun
dapat terkumpul sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai etika, maka penulis ingin memaparkan
beberapa hal menyangkut dengan “Etika Penelitian” yang berhubungan dengan mata
kuliah Metode Penelitian dan Penulisan Tesis. Semoga pemaparan dan penjelasan yang
singkat ini berguna serta bermanfaat bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa latar belakang seseorang melakukan penelitian?
2. Apakah yang dimaksud dengan etika penelitian?
3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan persoalan dan etika penelitian?
4. Apa sajakah yang termasuk point/butir-butir penting etika penelitian?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Latar belakang/sebab melakukan penelitian.
2. Arti dari etika penelitian.
3. Persoalan dan etika dalam penelitian ilmiah.
4. Butir-butir penting etika penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Seseorang Melakukan Penelitian


Dalam setiap penelitian sudah pasti harus mengikuti prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan dimana dia meneliti, apalagi kalau pengumpulan data dilakukan yang
berhubungan dengan masyarakat. Namun, sebenarnya untuk apa kita melakukan
3

penelitian?, dan apa manfatnya untuk kita akan penelitian tersebut? Menurut Sukmadinata
ada empat sebab yang melatarbelakangi orang melakukan penelitian:2
 Pertama, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas
dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Banyak hal yang tidak diketahui,
dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan bagi dirinya.
 Kedua, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau cariousity. Manusia selalu
bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu dan sebagainya. Bagi kebanyakan
orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan,
tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti dan para pemimpin dibutuhkan
jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.
 Ketiga, manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan,
ancaman, dan kesulitan baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta
dilingkungan kerjanya. Masalah, tantangan dan kesulitan tersebut membutuhkan
penjelasan, pemecahan dan penyelesaian. Tidak semua masalah dan kesulitan dapat
segera dipecahkan. Masalah-masalah yang pelik, sulit dan kompleks membutuhkan
penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya.
 Keempat, manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan
dimilikinya, ia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan
kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas
hidupnya.
Berdasarkan dari latar belakang di atas sebab-sebab orang melakukan kegiatan
penelitian selain untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa
juga untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika
kemanusiaan. Dari hasil penelitian tersebut maka manusia dapat mengembangkan
pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan ilmiah maupun kehidupan sosial. Untuk
itulah, dalam kerangka menjaga kemurnian hasil penelitian yang dilakukan serta untuk
mencegah timbulnya berbagai persoalan dari hasil penelitian yang dilakukan maka
persoalan etika menjadi sebuah keniscayaan yang harus diperhatikan dalam penelitian.3

2
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008). Hal. 2.
3
Taman Firdaus, Etika dalam Penelitian, http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-
penelitian/diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.
4

Etika disini memiliki beberapa manfaat tersendiri, antara lain:4


1) Membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
masyarakat
2) Membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih memadai dan norma-
norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata
kehidupan masyarakat.
3) Dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan
dalam kegiatan penelitian
Dengan mengetahui manfaat dari etika tersebut, maka diharapkan supaya kita
sebagai peneliti dapat memperhatikan dan mengikuti hal-hal yang erat kaitannya
dengan tata krama dan aturan dalam suatu norma masyarakat yang kita teliti.
Pada penelitian klinis/mendetail yang melibatkan manusia, terdapat tiga prinsip
etika yang harus diperhatikan yaitu:5
1. Prinsip menghargai individu, prinsip ini dijalankan dengan memberikan informed
consent6 pada subjek penelitian.
2. Menjaga subjek penelitian yang memiliki keterbatasan dalam membuat keputusan
dan tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan.
3. Prinsip menjaga kerahasiaan. Prinsip tersebut didasarkan kepada bahwa manusia
bukan merupakan sumber data yang pasif, tetapi manusia memiliki hak dan
kenyamanan/kesejahteraan yang harus dihormati.

B. Arti dari Etika Penelitian

4
http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.
5
Hendi, Cara Mudah Membuat Skripsi, dalam situs http://caramudahbuatskripsi.blogspot.
com/2009/06/cara-mudah-buat-skripsi-etika.html. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.
6
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan subjek penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek penelitian yang diberikan sebelum penelitian
dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta
mengetahui dampaknya.
5

Menurut Setiawan,7 etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik
dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan maupun
agama.
Etika mengandung tiga pengertian:8
1. Kata etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
3. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk yang diterima dalam
suatu masyarakat.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos, dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti, antara lain tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta
etha) artinya adalah adat kebiasaan. Etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral.
Moral berasal dari kata latin mos dalam bentuk tunggal, jamaknya mores yang berarti
kebiasaan, adat. Etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral karena keduanya
berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya saja bahasa asalnya yang berbeda.
Istilah etika atau moral dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan. Objek
material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan
secara sadar dan bebas. Sedangkan objek formal etika yaitu kebaikan dan keburukan atau
bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.9
Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip
(baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari suatu pengetahuan
dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang dikerjakan secara
sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah).10

7
Setiawan, N., Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah, Bahan TOT Penulisan Karya Ilmiah, 2011. Hal. 13.
8
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 29.
9
Dirgantara Wicaksono,  Etika dalam Ilmu dan Penulisan Ilmiah, dalam situs:
http://dirgantarawicaksono. blogspot.com/diunggah hari Selasa tanggal 25 Maret 2014.
10
http://fortuneowner.wordpress.com/2009/02/21/etika-penelitian/diunggah hari Selasa 18 Maret 2014.
6

Jadi dapat disimpulkan bahwa, etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah
laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh
data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
ditempat ia meneliti.

C. Persoalan dan Jenis-jenis Etika Penelitian


1) Persoalan etika penelitian
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Semua metode ini pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan orang/subjek
penelitian. Pada orang-orang yang hidup dalam masyarakat biasanya ada sejumlah
peraturan, norma agama, nilai sosial, hak dan nilai pribadi, adat kebiasaan, tabu, dan
semacamnya, yang hidup dan berada di antara mereka. Adapun persoalan etika akan
timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan
nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh
pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam
menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut. Jika hal ini terjadi,
maka benturan nilai, konflik, frustrasi, dan semacamnya dapat diramalkan akan datang,
akibatnya besar sekali pengaruhnya pada kemurnian pengumpulan data. Karena itulah
peneliti hendaknya menyesuaikan diri serta menerima seluruh nilai dan norma sosial yang
ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budayanya sendiri.11
Adalah penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti
yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, karena hanya dengan hubungan
itulah peneliti dapat melihat dunia di sekeliling subjek penelitian dengan menggunakan
kacamata subjek penelitian. Maka memang diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga
seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk
berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal penting.12 Apalagi dalam
penelitian kualitatif ini, selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), hal. 134.
7

(interview) kepada orang-orang yang ada disekitarnya, yang bertujuan supaya peneliti
dapat menemukan permasalahan yang akan diteliti dalam melakukan studi
pendahuluannya, dan juga untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari
responden.13
Dalam pengamatan berperan serta, peneliti mengadakan pengamatan dan
mendengarkan secermat mungkin apa yang dikatakan orang sampai pada yang sekecil-
kecilnya sekalipun. Berbicara tentang etika dalam pengamatan ini, maka menjadi anggota
kelompok subjek yang ditelitinya menyebabkan peneliti tidak lagi dipandang sebagai
peneliti asing, tetapi sudah menjadi teman yang dipercaya. Dengan tindakan tersebut
tanpa memandang apa pun yang diperbuat oleh para subjeknya, maka peneliti akan
memperoleh pengalaman tentang kegiatan subjeknya dalam arti dan pandangan subjeknya
itu sendiri, sehingga peneliti akan makin membaur dengan kehidupan subjeknya
tersebut.14
Bagi yang baru pertama kali melakukan penelitian ini, dianjurkan agar mengikuti
beberapa pedoman dan petunjuk seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor
dalam Lexy J. Maleong15 antara lain:
1. Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi, ini perlu diperhatikan karena
apa yang akan dilakukan di lapangan merupakan bagian dari proses lapangan itu
sendiri.
2. Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara yang akan
memperkenalkan peneliti, nantinya orang yang memberi izin setidaknya dapat
menganjurkan berkunjung kepada seseorang yang disarankannya.
3. Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi pada hari pertama
berada di lapangan. Persingkat kunjungan pertama sekitar satu jam atau kurang, untuk
berkenalan dan memperoleh gambaran umum, sesudah selesai kunjungan lalu buatlah

12
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 176-177.
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), hal. 72-73.
14
Julia G. Crane & Michael V. Angrosino, Field Projects: A Student Handbook, edisi kedua, (Illinois:
Waveland Press Inc., 1998), dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…., Hal. 164-165.
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…., hal. 167-168.
8

segera catatan lapangan. Jika kunjungannya lama maka di mungkinkan akan


mempersempit waktu dan untuk mencatat hal-hal di lapangan.
4. Bertindak secara pasif. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan khusus tapi
ajukan pertanyaan umum lebih dahulu, dan tunjukkan perhatian serta kesungguhan
dalam meneliti.
5. Bertindak/bersikap lemah lembut. Sewaktu perkenalan, hendaknya tersenyum dan
tunjukkan kesopanan yang dapat diterima, biasakan saling bertegur sapa dengan
orang-orang ketika bertemu, dan jadilah peneliti yang tidak suka berperilaku agresif.
Semua pedoman dan petunjuk tersebut akan dapat bermanfaat bila mahasiswa
sebagai peneliti tersebut dilatih dengan bimbingan dosen, karena dialah yang nantinya
akan menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif.

2) Jenis-jenis etika penelitian


Selain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah), pelaksanaan
penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan norma-
norma:16
• Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di
masyarakat
• Norma hukum; bila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan sanksi
• Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam
penelitian
Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins17
menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama
dan sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut:
1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang
berwenang.
2) Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.

16
http://fortuneowner,op. cit., …..
17
David Hopkins, A Teacher’s Guide Classroom Research, (Philadelphia: Open University Press,
1993). Hal. 221-223. Dalam situs http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/diunggah
hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.
9

3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.


4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan
sejawat diperbolehkan mengajukan protes.
5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti,
tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan
pembelajaran.
6) Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan
dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila di ijinkan.
7) Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.
8) Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan
pandangan lain, relevan, akurat dan adil.
9) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau
rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.
10) Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada
pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua murid dan lain-lain.
11) Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial.
12) Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas,
sebelum penelitian berlangsung.
13) Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra
peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan
tidak boleh di veto atau dilarang karena alasan kerahasiaan.
14) Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh
dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau
informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk
kode atau nama samaran.
Dalam bisnis pun diperlukan adanya perilaku etis dari para pelakunya dalam
melakukan riset/penelitian. Perilaku etis yang dimaksud artinya perilaku yang mengacu
kepada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dan hubungannya dengan orang
lain agar dapat terjamin, bahwa tidak ada seorang pun yang dirugikan. Ada beberapa etika
10

bagi peneliti bisnis yang perlu diperhatikan dan bisa jadi etika ini dapat dipakai untuk
penelitian lainnya. Ke empat macam etika dalam bisnis tersebut antara lain:18
1. Etika peneliti pada responden; dalam melakukan pengumpulan data, hak-hak
responden harus dilindungi, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan baik
secara fisik maupun mental. Jika peneliti berhubungan langsung dengan responden
maka harus dijelaskan secara langsung tujuan dan manfaat-manfaat yang akan
didapat dari studi ini sehingga responden maklum. Selain itu harus diingat pula
bahwa hak atas kebebasan pribadi, misalnya orang mempunyai hak untuk menolak
diwawancarai, sehingga peneliti harus meminta izin terlebih dahulu.
2. Etika peneliti pada klien; dalam suatu riset berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
etis, klien ingin identitasnya tidak diketahui (misalnya dalam melakukan riset pasar
suatu produk baru) sehingga identitasnya tidak ingin diketahui oleh pesaing, maka
peneliti harus menghargai keinginannya dan membuat rencana yang menjaga
identitas kliennya.
3. Etika peneliti pada asisten; peneliti biasanya dibantu oleh para asisten peneliti dan
tidak etis jika menugaskan seorang asisten untuk melakukan sesuatu, misalnya
melakukan wawancara langsung di tempat yang kurang aman sehingga bisa terancam
secara fisik, akibatnya dapat saja asisten memalsukan instrument penelitian.
Seharusnya peneliti menyediakan fasilitas lain yang membuat asisten merasa aman.
Peneliti juga harus menuntut perilaku etis dari para asisten. Perilaku asisten adalah di
bawah pengawasan langsung peneliti sehingga jika ia berbuat curang maka yang
bertanggung jawab adalah peneliti, sehingga semua asistn selain diberi pelatihan dan
supervisi yang baik juga diberi bekal mental yang kuat untuk tidak melakukan
tindakan penyelewengan.
4. Etika klien; sering terjadi bahwa peneliti diminta oleh kliennya untuk mengubah
data, menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis data yang dianggap
merugikannya dan mengartikan data dari segi yang menguntungkan, dan sebagainya,
semua ini merupakan perilaku tidak etis dari klien. Kalau peneliti menuruti kehendak
mereka maka ini merupakan pelanggaran terhadap standar-standar etika. Dalam
18
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, edisi kedua, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), hal. 15-18.
11

bisnis, hal ini bisa saja terjadi kalau bayaran yang diterima dari klien lebih tinggi dari
sewajarnya, sehingga dapat dibayangkan bagaimana kualitas si peneliti tersebut. Bagi
peneliti yang dapat dibujuk oleh klien ini hendaknya dapat menolak ajakan tersebut
dan memutuskan kontrak dengan klien yang ini selamanya.

D. Point-point Penting dalam Etika Penelitian


  Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman etika penelitian
meliputi butir-butir berikut:19

1) Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan


metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.  Jujur pada kekurangan atau
kegagalan metode yang dilakukan.  Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim
pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
2) Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi,
pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
3) Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
4) Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di
mana pengumpulan data dilakukan.  Catat juga alamat korespondensi responden,
jurnal atau agen publikasi lainnya.
5) Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
6) Penghargaan terhadap Hak Atas  Kekayaan Intelektual (HAKI); Memperhatikan
paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya.  Jangan menggunakan data,

19
Shamoo A, dan Resnik D. Responsible Conduct of Research, (New York: Oxford
University Press, 2003). Dalam situs blog Haery as-Sazali, Etika dalam Melakukan Sebuah Penelitian,
http://kampungsharing.blogspot.com/2012/06/etika-dalam-melakukan-sebuah-penelitian.html.diunggah hari
Rabu tanggal 4 Juni 2014.
12

metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya.  Menuliskan semua
narasumber yang memberikan kontribusi pada riset Anda.  
7) Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut data
pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap
sebagai rahasia, maka  peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.  
8) Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-
ulang ke pelbagai media (jurnal, seminar).  
9) Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan masukan
bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka
menjadi penelitian yang berkualitas.  
10) Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan penelitian
Anda dengan semestinya.  Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan
dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis
pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)).
Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
11) Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan meringankan
beban hidup masyarakat.  Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan
bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda.
12) Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan
kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.  
13) Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai
taraf pakar.
14) Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang
terkait dengan penelitian Anda.  
15) Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian
memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik mungkin,
tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
13

16) Mengutamakan  keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia untuk


menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus
diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak
obyek penelitian Anda tersebut; siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel
Anda menderita efek negatif penelitian (jika untuk penelitian medis).
Demikian beberapa point/butir-butir penting diatas mengenai etika penelitian yang
harus diikuti oleh seorang peneliti ketika terjun ke suatu masyarakat tempat ia melakukan
penelitian, karena dengan merancang rencana yang baik maka akan di dapat pengumpulan
data yang maksimal dan sesuai yang diharapkan.

BAB III
KESIMPULAN

Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk


memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan
masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan.
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang
disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi,
dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti
tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya
sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti yang
merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti.
14

Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal
penting.
Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun, norma
hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan diindahkan supaya
penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan.
Etika penelitian mencakup: Kejujuran, obyektivitas, integritas, ketelitian,
keterbukaan, penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penghargaan
terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi yang terpercaya, pembinaan yang
konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja, tanggung jawab sosial, tidak
melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang pengujian dengan hewan
percobaan dengan baik, dan mengutamakan keselamatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Crane, Julia G. & Michael V. Angrosino. 1998. Field Projects: A Student Handbook,
edisi kedua. Illinois: Waveland Press Inc.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide Classroom Research. Philadelphia: Open


University Press.

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan Karya
Ilmiah.
Shamoo A, dan Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research. New York: Oxford
University Press.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
15

Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.


Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sumber Rujukan dari Internet:

Haery as-Sazali, Etika dalam Melakukan Sebuah Penelitian, http://kampungsharing.


blogspot.com/2012/06/etika-dalam-melakukan-sebuah-penelitian.html.diunggah
hari Rabu tanggal 4 Juni 2014

Hendi, Cara Mudah Membuat Skripsi, dalam situs http://caramudahbuatskripsi.blogspot.


com/2009/06/cara-mudah-buat-skripsi-etika.html. diunggah hari Rabu tanggal 4
Juni 2014.

Dirgantara Wicaksono,  Etika dalam Ilmu dan Penulisan Ilmiah, dalam situs:
http://dirgantarawicaksono. blogspot.com/diunggah hari Selasa tanggal 25 Maret
2014.

http://fortuneowner.wordpress.com/2009/02/21/etika-penelitian/diunggah hari Selasa 18


Maret 2014

http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/diunggah hari Rabu


tanggal 4 Juni 2014.

http://id.wikipedia.org/w/ Tesis. Diunggah hari Selasa 18 Maret 2014.

http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf. diunggah hari Rabu tanggal 4


Juni 2014.

Taman Firdaus, Etika dalam Penelitian, http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-


dalam-penelitian/diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai