Anda di halaman 1dari 17

Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

GAMBARAN KEMANDIRIAN ANAK PENYANDANG AUTISME YANG


MENGIKUTI PROGRAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI (AKS)

Nixon, Sulis Mariyanti


Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
sulis.mariyanti@esaunggul.ac.id

Abstrak
Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan gangguan perilaku,
gangguan komunikasi, dan gangguan interaksi. Autisme dapat terlihat pada anak, sebelum usia 2
tahun. Dalam menangani anak-anak penyandang autisme terdapat beberapa program, salah satunya
program aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana
kemandirian anak penyandang autisme setelah mengikuti program AKS.

Kata kunci : kemandirian, autisme, aktivitas kehidupan sehari-hari

Pendahuluan orang untuk Autistic Syndorme Disorder, dan 8-30


Prevalensi anak dengan kelainan hambatan dari 10.000 orang untuk autisme saja (Wing &
perkembangan perilaku yaitu autisme, mengalami Potter, dalam Mangunsong, 2009). Studi secara
peningkatan yang sangat mengejutkan. Estimasi konsisten menunjukkan prevalensi Autistic Syn-
Prevalensi autisme antara 4-5 /10.000 individu. drome Disorder lebih banyak pada lelaki daripada
Berdasarkan penelitian diperkirakan prevalensi me- perempuan yaitu 3:1 atau 4:1 (Hallahan &
ningkat menjadi 10-12/10.000 individu (Faradz, Kauffman, dalam Mangunsong, 2009). Namun,
2003). Di Pensylvania, Amerika Serikat padat tahun anak perempuan penyandang autisme biasanya
2008, jumlah anak-anak autisme dalam lima tahun mempunyai gejala yang lebih berat dan hasil tes
terakhir meningkat sebesar 500%, menjadi 40 dari intelegensinya lebih rendah daripada anak laki-laki
10.000 kelahiran. Belum ada dilakukan penelitian (Widyawati, dalam Mangunsong, 2009).
untuk hal ini di Indonesia. Akan tetapi faktor-faktor Selanjutnya, Hardiono mengatakan bahwa
penyebab dari autisme ini lebih tinggi di Indonesia gejala pada gangguan autistik sangat bervariasi dari
dibandingkan dengan Amerika Serikat. Diperkira- anak ke anak. Tidak semua anak menunjukkan
kan bahwa jumlah anak dengan kelainan ini, jauh gejala yang sama jenisnya, dan tidak semua anak
lebih banyak daripada di Amerika Serikat (Handojo, menunjukkan gejala sama berat. Gangguan autistik
2009). Jumlah anak-anak penyandang autisme me- untuk diagnosis kasus gangguan autistik yang berat
nunjukkan kecenderungan terjadinya peningkatan. dan memenuhi kriteria Diagnostic and Statistical
Diperkirakan antara 3-7 persen atau sekitar 5,5 - Manual-IV (DSM-IV). PDD-NOS untuk kasus
10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun menyandang gangguan autistik yang tidak menunjukkan kriteria
ketunaan atau masuk kategori anak penyandang lengkap DSM-IV(Hardiono, 2003).Pada penelitian
autisme (Republika, 28 Mei 2009). ini diambil sampel anak-anak dengan gangguan
Penelitian terakhir di Amerika Serikat me- autistic dan PDD-NOS.
nunjukkan angka 1 per 150 anak yang lahir adalah Anak-anak dengan kebutuhan khusus ini
individu autis. Sedangkan di Indonesia belum ada lebih banyak membutuhkan bantuan dari orang-
angka yang pasti mengenai prevalensi autisme, na- orang sekitarnya. Pengembangan makna dan pem-
mun dari data yang ada di Poliklinik Psikiatri Anak bentukan kompetensi kemandirian terjadi terutama
dan Remaja RSCM pada tahun 1989 hanya ditemu- dengan cara pengasuh menunjukkan, menjelaskan
kan dua pasien, dan pada tahun 2000, tercatat 103 dan membimbing anak dalam aktivitasnya dan pe-
pasien baru, terjadi peningkatan sekitar 50 kali ngalamannya dengan dunia sekitarnya (Ginanjar,
(Mangunsong, 2009). 2003). Peran orang tua bagi anak penyandang autis-
Statistik terbaru menyebutkan bahwa 0,15 me adalah membina komunikasi dengan para guru
% populasi usia sekolah menerima pendidikan khu- di sekolah. Hal ini dikarenakan kerja sama orang tua
sus yang berada di bawah kategori autisme dengan para guru, keterbukaan orang tua tentang
(Hallahan & Kauffman, dalam Mangunsong, 2009). kondisi anak, dan kesediaan untuk mengikuti berba-
Ditemukan pula bahwa data yang paling reliabel gai program yang disarankan demi kemajuan anak-
mengindikasikan prevalensi sebesar 60 dari 10.000 nya. Orang tua bersama para guru juga berperan un-
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 91
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

tuk mengevaluasi program-program khusus untuk menyeluruh. Pada program ini setiap siswa diajar-
anak penyandang autisme dalam hal ini program ak- kan secara bertahap pada setiap periode waktunya
tivitas kehidupan sehari-hari (AKS) agar tepat dan (Leaf, Mc Eachin & et al, 2002). Melalui pelatihan
sesuai dengan kebutuhan anak (Danuatmaja, 2003) yang dimulai pada pertengahan masa kanak-kanak,
Sedangkan peran guru di sekolah adalah untuk me- siswa dengan penyandang autisme dapat hidup
modifikasi lingkungan sekolah agar pelaksanaan mandiri.
program AKS dapat terlaksana secara optimal. Di Kemandirian yang dimaksud yaitu agar anak mam-
samping itu para guru mengajarkan program ini se- pu untuk membantu dirinya dalam kehidupan rutin
cara bertahap mulai dari bagian terkecil, mengulang setiap hari, seperti makan, minum, mandi, ke WC,
materi yang telah diberikan, mempersiapkan murid- memakai dan melepas baju, memakai dan melepas
murid untuk materi yang akan datang, membantu kaos kaki, dan lain-lain. Selain itu juga dengan ke-
dengan berbagai kiat-kiat praktis dan teknik-teknik mandirian ini anak dapat menggunakan telepon, fax,
tertentu (Mangunsong, 2009). ATM, ke kantor pos dan lain sebagainya. Anak juga
Kehidupan sehari-hari memberikan banyak diharapkan mampu mandiri melakukan AKS seba-
contoh situasi keteraturan, salah satunya misalnya gai sumber kehidupannya kelak seperti menyapu,
waktu makan yang teratur, yang cocok untuk ini. Si- mencuci, menyeterika, memasak, mengetik, menata
tuasi saat makan tidak hanya mengajarkan anak cara tempat tidur, memotong rumput, pelayanan keber-
makan tetapi juga menjelaskan dari mana asal ma- sihan dan lain-lain (Handojo, 2003). Tidak semua
kanan, membahas berbagai kualitasnya, seperti rasa siswa penyandang autisme memiliki kemampuan
dan warnanya, dan mengaitkan pengalaman saat ini akademik yang tinggi, sehingga semua keterampilan
dengan pengalaman pada waktu-waktu lain dan di di atas dapat diterapkan untuk hidup mandiri tanpa
tempat lain bersama orang lain. Hal sederhana yang bergantung pada orang lain.
berkaitan dengan aktivitas makan ini dapat mem- Standar kemandirian sendiri yang dimaksud
bentuk asosiasi dan mengembangkan konsep baru secara lebih rinci seperti pada saat makan yaitu ke-
yang merupakan "bahan mentah" untuk perkem- mampuan untuk menggunakan sendok/garpu, mi-
bangan kognitifnya (Rye, 2007) num dari gelas, minum dengan sedotan, dan memo-
Perilaku kemandirian akan dibentuk seperti tong makanan dengan menggunakan pisau. Standar
proses yang disebutkan di atas dengan aktivitas saat berpakaian yaitu melepaskan pakaian, memakai
yang menyangkut pada AKS (Activity of Daily pakaian, memasang kancing, memasang retsleting,
Living). Perilaku ini perlu dituangkan dalam pro- melepas kancing, melepas retsleting, melepas se-
gram khusus yaitu program AKS. patu, dan memasang sepatu. Standar aktivitas toilet
Gambaran bagi anak penyandang autisme seperti melatih kebiasaan buang air ke toilet dan pe-
yang tidak mengikuti program AKS yaitu anak-anak ngenalan rasa ingin ke toilet. Standar kemandirian
ini tidak mempunyai perkembangan dalam keteram- aktivitas kebersihan diri seperti mencuci tangan,
pilan diri untuk makan, berpakaian, aktivitas toilet, mencuci tangan, sikat gigi, menyisir rambut dan
kebersihan diri, aktivitas rumah dan komunitas ( mandi. Standar kemandirian aktivitas di rumah se-
Leaf & Mc Eachin, 2002). Mereka menjadi individu perti meletakkan barang-barang kembali pada tem-
yang sangat tergantung pada orang di sekitarnya dan patnya, persiapan makanan berupa memoles men-
sering pula menjadi individu yang mempunyai peri- tega pada roti, memanaskan makanan dengan
laku maladaptif sebagai akibat tidak adanya keman- microwave, menata meja, membuang sampah, me-
dirian yang berkembang pada dirinya. nata tempat tidur, mencuci pakaian, membersihkan
Di sekolah Global Mandiri yang merupakan meja, membersihkan jendela dan membersihkan
sekolah umum nasional plus, setiap siswa berkebu- dinding. Standar kemandirian dalam komunitas se-
tuhan khusus mendapatkan program AKS. Program perti mampu melakukan aktivitas pembelian, mam-
ini dijalankan oleh suatu departemen khusus yang pu menggunakan sarana transportasi umum, dapat
disebut Spesial Needs Centre. Hal ini sesuai dengan melakukan korespondensi dengan surat, mampu
pandangan Hopkins (1993) yang menyatakan bahwa menjaga keamanan diri, dan dapat melakukan tin-
salah satu penanganan yang tepat bagi anak dakan jika berada dalam kondisi darurat.
penyandang autisme adalah peningkatan perilaku Dengan latar belakang inilah, maka peneliti
kemandirian. Anak-anak penyandang autisme harus ingin mengetahui tentang perubahan perilaku man-
mendapatkan keterampilan mengenai AKS dari diri pada siswa penyandang autisme yang melaku-
guru khusus, agar dapat memampukan anak hidup kan program AKS.
mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
Program AKS merupakan pendekatan peng- Metode Penelitian
ajaran yang sistematik dan bertingkat untuk men- Penelitian ini menggunakan penelitian kua-
dalami keterampilan dalam melakukan AKS secara litatif. Penelitian kualitatif menghasilkan mengolah
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 92
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

data yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini, Observasi


penulis ingin memberikan deskripsi mengenai peru- Pada penelitian ini, peneliti melakukan ob-
bahan beberapa aspek pada anak penyandang kebu- servasi di sekolah. Peneliti melakukan observasi pa-
tuhan khusus yang melakukan program AKS, dan da saat siswa berkebutuhan khusus sedang menja-
tidak ada hipotesis yang diuji, meskipun mengguna- lankan program AKS. Observasi dilakukan de-ngan
kan teori yang ada. cara mengamati segala aktivitas siswa yang sedang
Pendekatan penelitian adalah murni kuali- menjalankan program AKS.
tatif dengan menggunakan metode-metode kontak Tujuan dilakukannya observasi adalah un-
langsung, yakni wawancara. Peneliti akan mela- tuk mengamati dan merekam informasi tingkah laku
kukan penelitian kualitatif dengan metode pengum- yang dilakukan secara sistematis (Carwright, 1984).
pulan data secara wawancara terfokus Sedangkan alat bantu pengumpulan data
(Poerwandari. 2009). Efektivitas program AKS ter- yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat pe-
hadap kemandirian anak penyandang autisme ini rekam, lembar observasi dan wawancara dalam upa-
akan diteliti dari data konkrit. Dimana subjek pene- ya mengatasi keterbatasan peneliti dalam mengingat
litian ini adalah murid-murid penyandang autisme informasi yang diperoleh.
dengan cara wawancara terfokus pada para orang
tua murid tersebut, khususnya Ibu mereka. Wawancara
Menurut Banister (dalam Poerwandari,
Tipe Penelitian 2007), wawancara adalah percakapan dan tanya ja-
Penelitian ini menggunakan tipe studi ka- wab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
sus. Tipe studi kasus adalah fenomena khusus yang Peneliti akan melakukan wawancara dengan
hadir dalam suatu konteks yang terbatasi (bounded pedoman wawancara yang terbuka. Pedoman wa-
context), meski batas-batas antara fenomena dan wancara ditulis secara umum, dengan pertanyaan
konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat be- dan penjabarannya yang bersifat fleksibel dalam ka-
rupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, limat. Peneliti akan melakukan wawancara kepada
komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Studi kasus terapis dan orang tua (ibu) yang secara terus me-
deskriptif lebih memperhatikan deskripsi secara de- nerus berhadapan langsung dengan anak, sehingga
tail dari fenomena dalam konteksnya. Dalam pe- diharapkan dapat mengetahui secara rinci perkem-
nelitian ini, fenomena khusus yang hadir adalah bangan anak yang mengikuti program AKS. Perta-
penggunaan program AKS pada anak kebutuhan nyaan wawancara terdiri atas pertanyaan tentang
khusus. kondisi subjek sebelum melakukan program AKS
Tipe studi kasus yang digunakan dalam pe- dan pertanyaan tentang kondisi subjek setelah me-
nelitian ini adalah studi kasus intrinsik. Penelitian ngikuti program AKS.
dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada
suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk me- Subjek Penelitian
mahami secara utuh kasus tersebut tanpa harus Subjek penelitian ini adalah empat orang
dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep / anak penyandang autisme dengan berbagai diag-
teori ataupun tanpa ada upaya menggeneralisasi nosis : autisme verbal, autisme non verbal dan PDD
(Poerwandari, 2009). Pada studi kasus intrinsik, NOS. Alasan mengambil empat subjek karena pe-
peneliti mempunyai ketertarikan atau kepedulian neliti ingin melihat perubahan apa saja yang terjadi
pada kasus ini (Wilig, 2001 ), yaitu perubahan be- pada masing-masing anak penyandang autisme de-
berapa aspek pada anak penyandang autisme yang ngan tipe gangguan yang berbeda setelah meng-
menjalani program AKS tanpa menghasilkan kon- ikuti program AKS. Umur dari anak penyandang
sep-konsep atau teori, ataupun tanpa upaya meng- autisme berkisar antara delapan sampai sepuluh
generalisasi. tahun dengan lama mengikuti program setelah satu
tahun.
Metode Pengumpulan Data Sedangkan kelas ekonomi orang tua
Pada penelitian ini menggunakan metode ditentukan pada golongan ekonomi menengah ke
wawancara, observasi langsung, dokumen pribadi atas. Pendidikan orang tua untuk subjek penelitian
(rekam medika anak yang ada di sekolah dan hasil ini adalah lulusan S1.
terapi yang dinilai setiap kali anak melakukan prog-
ram AKS) . Kredibilitas Penelitian
Dalam penelitian ini istilah kredibilitas di-
pakai untuk menggantikan konsep validitas. Kredi-
bilitas suatu penelitian kualitatif terletak pada ke-

Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 93


Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

berhasilannya dalam mencapai tujuan untuk meng- Ayah S adalah seorang auditor di kantor
eksplorasi masalah atau mendeskripsikan secara akuntan publik, sedangkan ibu S adalah ibu rumah
mendalam setting, proses, kelompok sosial, atau tangga. Di rumah pengasuhan S dilakukan oleh ibu
pola interaksi yang kompleks. dan seorang baby sitter yang khusus menangani S.
Langkah-langkah untuk meningkatkan kre- Ayahnya sering dinas ke luar kota sehingga inter-
dibilitas penelitian, yaitu: aksi dengan ayah dilakukan saat ayahnya berlibur di
1. Mencatat semua hal-hal yang penting serinci Jakarta.
mungkin, mencakup catatan pengamatan ob- Menurut ibunya S, saat kehamilan tidak ada
jektif terhadap setting, subjek ataupun hal-hal kelainan yang disampaikan oleh dokter kebidanan-
yang terkait. nya. Selama proses kehamilan ia hanya mengalami
2. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi sakit ringan seperti batuk, pilek dan paling berat ha-
data yang terkumpul, proses pengumpulan nya diare. Sedangkan obat penguat kandungan dan
data maupun analisisnya. beberapa vitamin diminum sesuai degan anjuran
3. Menggunakan alat perekam untuk merekam dari dokter. Proses kehamilan S cukup bulan dengan
seluruh proses wawancara dan membuat ver- masa kehamilan yang normal yaitu selama sembilan
batim hasil wawancara tersebut yang me- bulan tiga minggu. Proses bersalin dibantu oleh
mudahkan proses analisis. dokter. S mendapatkan ASI selama tujuh bulan dan
4. Mengikutsertakan dosen pembimbing yang setelah itu ASI mulai sedikit.
berperan dalam memberikan saran dan per- Pada saat bayi, imunisasi yang didapat oleh
tanyaan kritis atas hasil analisis peneliti. S lengkap termasuk imunisasi MMR, HiB dan
5. Melakukan wawancara kepada para guru influenza, beserta imunisasi pengulangannya. S
siswa berkebutuhan khusus yang digunakan pernah diperiksa otaknya dengan menggunakan
untuk memperoleh triangulasi data, yang di- MRI pada usia lima tahun dan menurut dokternya
harapkan dapat memperoleh penjelasan me- ada beberapa area di otak yang mengalami kelai-
ngenai permasalahan yang dibahas serta un- nan.Ibu S tidak dapat menjelaskan secara rinci area
tuk mendapatkan kesesuaian dengan apa yang otak yang mengalami kerusakan dan menurut beliau
dilihat oleh peneliti. tidak dijelaskan oleh dokternya mengenai kemung-
kinan adanya aphasia yang dialami oleh anaknya.
Hasil dan Pembahasan Perkembangan motorik kasar seperti
Analisa Setiap Subjek tengkurap, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan
Dalam analisa ini terdapat gambaran umum sama seperti rata-rata perkembangan anak se-
subjek, hasil observasi pelaksanaan program AKS usianya. S mampu berjalan pada usia satu tahun satu
di sekolah Global Mandiri, dan hasil wawancara bulan. Perkembangan motorik halus, seperti meme-
dengan ibu subjek dan guru subjek tentang kondisi gang pensil baru dapat dilakukannya pada saat usia
anak sebelum dan sesudah program AKS diberikan. lima tahun, setelah mengikuti terapi okupasi di sa-
lah satu klinik tumbuh kembang rumah sakit. Me-
Subjek 1 lempar dan menangkap bola sudah dapat dilakukan
S dengan jarak maksimum tiga meter. Sedangkan
Gambaran Umum S (9 tahun 2 bulan
perkembangan bicara sampai saat ini bisa merespon
autisme verbal) pembicaraan orang lain tapi dengan perbendaharaan
S adalah anak laki-laki yang merupakan
kata yang terbatas dan bila bicara sering terlalu ce-
anak tunggal. S lahir tanggal 15 November 2001
pat. Ia sering mengoceh tentang mixer pengolah
dan mendapat diagnosa autisme dari psikolog saat
adonan kue dan alat pencuci pakaian. Kemampuan
usia 2 tahun 1 bulan. Saat ini ia bersekolah di
bermain S cenderung pada permainan yang mem-
Spesial Needs Centre Sekolah Global Mandiri. S
punyai unsur berputar seperti mixer, mesin cuci dan
mengikuti program integrasi (program yang mema-
S pernah memasukkan jarinya ke kipas angin karena
sukkan anak kebutuhan khusus ke kelas reguler
ketertarikannya yang besar pada alat yang berputar.
untuk beberapa bidang studi di kelas tersebut) deng-
S lebih senang bermain dengan orang yang lebih tua
an kelas 1 SD Sekolah Global Mandiri. S se-kolah
darinya tetapi tidak begitu lama dan permainan yang
dari hari Senin sampai hari Jumat dari jam 07.30
dipilihnya cenderung tentang permainan yang ber-
pagi sampai jam 02.00 siang. S juga mengikuti tera-
putar seperti gangsing dan yoyo. Kemampuan ber-
pi sensori integrasi, terapi wicara dan terapi peri-
main S belum berkembang optimal. Menurut Ibu, S
laku. Sebelumnya S pernah melakukan terapi di
adalah anak yang aktif menghampiri orang lain ter-
tempat-tempat yang berbeda tapi menurut ibunya,
utama yang mau meladeninya dalam hal menjadi
belum terlihat kemajuan yang berarti.
pendengar tentang cerita merek-merek alat dapur
yang mempunyai pemutar dan perkakas rumah
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 94
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

tangga yang juga mempunyai pemutar seperti kipas secara verbal, contoh praktek AKS secara berulang
angin dan mesin cuci. dan hadiah boleh mengoperasikan alat perkakas
S merupakan anak satu-satunya. Besar hara- yang ia suka apabila berhasil melakukan instruksi.
pan ibu dan ayah S agar autis yang dialami anaknya Setelah melakukan program dengan jadwal
ini bisa lekas disembuhkan dan bisa seperti anak seminggu lima kali, terlihat mulai ada inisiatif dari
yang lainnya. Ibunya mengatakan untuk punya anak S untuk memulai aktivitas yang diminta oleh guru,
lagi masih ada perasaan trauma dan menurut dokter memilih aktivitas yang ingin dilakukannya, serta
ada virus toxoplasma yang berada dalam tubuh ibu. dapat mendemonstrasikan AKS yang dapat dilaku-
Hal ini yang mengakibatkan S belum punya adik kannya secara benar sejak Maret 2010.
sampai sekarang. Dalam hal pola asuh S lebih Kemajuan terlihat pada aktivitas penataan
banyak diasuh oleh ibu dan baby sitter yang sudah keperluan sehari-hari (menyiapkan makanan dan
merawat S sejak umur lima tahun. Ibunya tak ba- memasak makanan dengan resep tertentu yang rata-
nyak memberikan larangan serta banyak melanggar rata dikuasai sejak bulan Maret 2010) dan kemam-
diet makanan yang mengandung tepung terigu dan puan hidup dalam komunitas sehari-hari (kemam-
susu. Hal ini dikarenakan rasa kasihan pada anak- puan untuk tata cara makan di restoran, memilih ba-
nya apabila terlalu banyak peraturan yang harus di- rang saat belanja dan membayar yang dikuasai sejak
patuhi. Ibunya S mengharapkan anaknya dapat lebih Juni 2010). Namun, hasil perkembangan program
mandiri lagi setelah disekolahkan di sekolah ini. AKS ini cenderung dipengaruhi oleh faktor distr-
Apalagi ia juga mengetahui ada salah satu pelajaran aksi (pengganggu perhatian) yang ada di ling-
untuk anaknya yaitu pelajaran AKS yang meng- kungannya seperti benda-benda yang dapat ber-
ajarkan S untuk melakukan kegiatan sehari-harinya putar.
secara sendiri. Ibu mengharapkan agar anaknya ini
dapat mandiri dan mengurangi perilaku untuk me- 1. Kebergantungan pada Orang Lain
minta bantuan pada mbaknya itu (baby sitter). Pada awalnya, S adalah anak yang selalu
Sejak umur 6 tahun, S memang anak yang bergantung pada baby sitter dan ibunya. Segala
menyukai untuk membantu di dapur terutama bila yang ia butuhkan selalu meminta pertolongan pada
membuat kue, ia langsung spontan memegang mixer orang lain dan bila tidak dilayani ia akan mengamuk
untuk mengocok adonan. Namun hanya pada saat (tantrum). Meskipun ada minat sedikit untuk mela-
mengoperasikan mixer saja dan untuk proses beri- kukan suatu pekerjaan selalu tidak tuntas seperti
kutnya ia serahkan kepada ibu atau mbaknya. De- membantu membuat kue hanya terlibat di saat
mikian juga halnya mencuci pakaian hanya sebatas menggunakan mixer saja dan bila mencuci pakaian
mengoperasikan mesin cuci, sedang proses men- hanya memutar tombol mesin cucinya saja.
jemur ia tidak mau melakukannya. S adalah anak Setelah tiga bulan mengikuti program
yang mempunyai jadwal sendiri untuk kegiatan AKS, masalah tersebut mulai dapat diatasi. S mulai
sehari-hari dan paling tidak menyukai bila jad- terlihat ada keinginan untuk menyelesaikan AKS
walnya diubah. yang diberikan oleh guru tanpa meminta bantuan se-
cara terus-menerus. Hal ini terlihat dari seringnya S
Hasil Observasi Pelaksanaan Program AKS menyelesaikan instruksi yang diberikan oleh guru,
Dari hasil observasi pelaksanaan program mulai dari menyiapkan makan, berpakaian sendiri,
yang dilakukan oleh guru, dulunya S tidak mau me- aktivitas toilet dan kebersihan diri.
lakukan instruksi untuk melakukan program AKS.
Bila ia disuruh untuk mempersiapkan makanannya, 2. Pengembangan Fungsi Diri
ia selalu menolak serta untuk berpakaian dia selalu Selama S mengikuti program AKS, pada
minta dibantu dan mengatakan bahwa dirinya tidak awalnya S mengalami kemajuan dalam melakukan
bisa memakai baju atau celana. Saat memulai akti- praktek penataan kehidupan di rumah, seperti prak-
vitas memakai kancing atau retsleting, pandangan- tek mempersiapkan roti dan telur untuk sarapan
nya mudah beralih ke tempat lain. Hal ini terlihat pagi. Dengan program AKS yang dilakukan secara
saat memulai aktivitas program, saat sesi ber- rutin selama enam bulan, S mulai terlihat mampu
langsung dan setelah sesi program berakhir. S ter- melakukan aktivitas menata meja makan seperti me-
lihat asyik memperhatikan mesin cuci dan blender letakkan gelas, sendok, lap makan untuk dirinya
yang ada di ruang praktek. Memutar-mutar tombol sendiri dan anggota keluarga yang lain di rumah.
mesin cuci dan memperhatikan perkakas lain yang Dalam pelaksanaan program AKS di rumah, S ba-
mempunyai pemutar listrik. Setiap saat dia menye- nyak dibantu oleh orang tuanya yang kebetulan ba-
butkan merek-merek alat perkakas seperti madato nyak waktu di rumah serta baby sitternya
sampai panasonic. Untuk dapat melakukan akti-
vitas, S terlihat harus banyak diberikan arahan
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 95
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

3. Kemampuan Memfasilitasi Integrasi itu membuat S bersemangat untuk melakukan akti-


Sosial vitas membeli makanan di restoran atau berbelanja.
Kemampuan hidup dalam komunitas sehari-
hari, terlihat mengalami kemajuan. Pada awalnya, S Subjek 2
mengalami kesulitan ketika harus makan di restoran Gambaran Umum R (laki-laki usia 10 tahun
dan berbelanja di pasar swalayan atau tradisional. 5 bulan, autisme verbal)
Kini dengan program AKS yang diselenggarakan R adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.
secara teratur, S tampak percaya diri dapat meme- Ia lahir pada tanggal 9 Desember 2000. Kakak R
san makanan dan membayar makanan yang dipe- yang pertama dan kedua adalah perempuan. Kakak
sannya secara sendiri. Ia juga mulai bisa percaya pertamanya berusia 15 tahun dan saat ini di kelas 3
diri berbelanja dengan membaca daftar belanja yang SMP. Sedangkan kakak keduanya berusia 11 tahun
disusunnya dan membayar belanjaannya sendiri. dan saat ini di kelas 1 SMP. Ayah R adalah manajer
Kemandirian ini mulai berlangsung setelah S meng- bank di salah satu bank swasta sedangkan ibu R
ikuti program AKS selama enam bulan. Pengula- adalah staff HRD di perusahaan BUMN.
ngan kembali program AKS diluar jam sekolah, ak- Selama mengandung R, ibu tidak merasa-
tivitas yang didapatkan dapat membantu perubahan kan hal-hal yang aneh dan tidak memiliki penyakit.
aspek-aspek pada anak. Hal ini kadang-kadang dila- Saat mengandung R, ibu subjek berusia 30 tahun
kukan oleh ibu subjek, terutama pada hari-hari libur. dan tetap melakukan aktivitas pekerjaan sebagai
Alasannya pada hari libur itulah biasanya S dalam staff HRD. Proses kelahiran R dilalui dengan tinda-
suasana santai dan waktunya tidak tersita oleh se- kan vacuum karena bayi R sulit keluar. Setelah lahir
kolah dan terapi. R mendapat ASI hanya sampai beberapa minggu,
tidak sampai satu bulan. Hal ini dikarenakan ASI
Simpulan Subjek S ibu yang sedikit.
Kemajuan aspek-aspek kemandirian pada Ibu R tidak begitu ingat perkembangan mo-
subjek S, peran ibunya dan baby sitter yang mena- torik R, namun menurutnya R dapat berjalan pada
nganinya cukup besar. Ibunya sering mempraktek- usia 18 bulan. Saat ini kemampuan motorik anak
kan kembali aktivitas dari program AKS terutama masih kurang sedangkan sudah mampu bicara. Ge-
pada hari-hari libur, seperti berbelanja di mini mar- rakannya cenderung terbatas karena badannya yang
ket serta membeli makanan di restoran-restoran siap agak gemuk. Jika bosan R cenderung tiduran atau
saji. duduk di lantai. Saat makan, R cenderung memilih
Penguasaan aspek kemandirian kebergan- antara nugget atau sosis. Sedangkan untuk tidur, R
tungan pada orang lain, terlihat lebih pesat, bahkan biasanya tidur 9-10 jam dan bila tidak ada aktivitas
menurut orang tuanya dia sudah tidak sering me- terapi sepulang jam sekolah ia cenderung tiduran di
minta bantuan orang-orang di rumah bila membu- siang hari sambil memutar musik. Dalam mela-
tuhkan sesuatu. S bahkan dapat melakukan aktivitas kukan kegiatan toilet training ia belum konsisten.
makan secara mandiri sejak Desember 2010. Di Kadang-kadang S mengompol juga di celana dan
samping itu S dapat melakukan aktivitas ke toilet kebersihan diri di toilet masih dibantu karena bila
secara mandiri sejak Juni 2010. Sedangkan untuk tidak, masih ada sisa kotoran (feces)setelah buang
aktivitas berpakaian S masih pada memakai dan me- air besar. Sedangkan pada saat mandi, R biasanya
lepas pakaian. S belum bisa memasang kancing, ret- mandi sekitar pukul 19.00 malam dan bila mandi
sleting, ikat pinggang dan kaitan celana. Aktivitas hanya beberapa menit saja, itupun sabun yang dipa-
dari aspek ini yang bisa dikuasai sejak bulan Juni kai tidak merata diusap ke seluruh badan.
2010 yaitu mencuci muka, menyisir rambut, me- Dalam sosialisasi sehari-hari, R lebih suka
nyikat gigi, mandi. Aktivitas keramas belum diajar- mengganggu kakak-kakaknya. Di keluarga, R ter-
kan pada dua semester ini. kadang mengajak anggota keluarga untuk pergi ke
Kemandirian utama S yang terlihat pada as- tempat yang dia sukai tapi hanya dua tempat yaitu
pek kemandirian pengembangan fungsi diri yaitu tempat tantenya dan mal blok M, itupun harus de-
memasak dan mencuci pakaian. Hal ini dikarenakan ngan taksi atau bis. Hal ini karena R sejak kecil se-
hobinya untuk mengamati alat-alat rumah tangga lalu ikut ibunya ke dua tempat tersebut dengan
mulai dari mixer sampai pencuci pakaian. Dengan menggunakan kedua kendaraan umum tersebut
demikian hobinya ini sangat mendukung kemam- yaitu taksi dan bis.
puannya untuk melakukan aktivitas dari aspek ke-
mandirian fungsi diri. Hasil Observasi Pelaksanaan Program AKS
Sedangkan pada aspek fasilitasi integrasi Dari hasil pelaksanaan program AKS yang
sosial didukung oleh minat dia akan makanan yang dilakukan oleh guru dapat dilihat R kurang ber-
dia sukai dan barang-barang yang mau dibeli. Hal
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 96
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

minat unguk melakukan aktivitas makan dan berpa- pada aspek ini mulai terlihat sejak enam bulan R
kaian. Pada saat menuang air ia suka menumpahkan mengikuti program ini.
ke arah bajunya. Ia banyak mengeluarkan kata-kata
minta maaf kepada para gurunya setelah ia mem- 3) Kemampuan Memfasilitasi Integrasi
buat kesalahan yang membuat orang lain kesal, se- Sosial
perti mencubit guru, memukul teman di depan guru Selama sesi praktek kemampuan dalam ko-
dan membuang barang yang diambil dari orang lain. munitas berlangsung, R sudah dapat membayar ba-
Ia cenderung membasahi celananya saat di toilet rang yang dibelinya. Namun di sisi lain R terlihat
dan bila makan cenderung berantakan. Perilaku ini canggung dalam praktek berbelanja di mini market
masih dilakukan saat AKS dimulai, saat program dan memesan makanan di restoran. Ia cenderung
AKS berlangsung, dan selesai melakukan program untuk mengambil barang yang dia suka dan tidak
AKS. sesuai dengan daftar belanjaan. Di samping itu saat
Selama enam bulan menjalani program di restoran, dia cenderung mengambil makanan
AKS sebanyak seminggu 5 kali, R terlihat koopera- orang lain yang sedang makan di restoran itu. Peru-
tif dengan guru, artinya R mau melakukan aktivitas bahan kemandirian R pada aspek ini mulai terlihat
praktek yang diberikan oleh guru. Meskipun guru sejak R mengikuti program ini selama sembilan
harus memberikan contoh yang berulang-ulang pada bulan.
R dan memberi bantuan pada aktivitas tertentu. Pengulangan aktivitas AKS kembali di luar
Di ruang praktek, R tampak mampu me- jam sekolah, hal-hal, materi atau saran yang telah
ngikuti instruksi untuk melakukan aktivitas makan didapat di sekolah dapat membantu anak menjadi
secara mandiri (seperti membuka kotak makan, lebih baik. Hal ini jarang dilakukan oleh ibu subjek
menggunakan peralatan makan secara benar), ber- R dikarenakan waktunya yang tersedia hanya di hari
pakaian secara mandiri (melepas kaos, melepas ce- libur itupun bila dia sendiri tidak ada dinas keluar.
lana dan melepas kaos kaki), toilet training (mem- Pengulangan ini biasanya didelegasikan ke penga-
buka pakaian, memberitahukan keinginan ke toilet) suhnya R.
dan kebersihan diri (mencuci tangan, mencuci muka
dan menyisir rambut). Namun, R membutuhkan Simpulan Subjek R
waktu lebih lama untuk memahami aktivitas mandi. Perubahan kemandirian pada R belum mak-
R cukup mengalami kesulitan untuk membersihkan simal karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Se-
bagian tubuh dan tampak menghindari aktivitas itu. dangkan kedua kakaknya juga kurang berperan
Ia juga masih belum konsisten dalam melakukan dalam membimbing adiknya. Sedangkan pengasuh-
program ini artinya terkadang aktivitas dapat disele- an di rumah diserahkan kepada pembantu di rumah,
saikan dengan baik, tetapi terkadang juga aktivitas hal ini pelaksanaan praktek program AKS di rumah
tidak dapat diselesaikan dengan maksimal. Hal ini kurang maksimal.
besar kemungkinan karena R mempunyai perhatian Terjadi perubahan pendapat antara ibu sub-
yang rendah pada aktivitas ini. jek S dengan guru R di sekolah mengenai aspek-
aspek kemandirian, sebagai contoh ibu R mengata-
1) Kebergantungan pada Orang Lain kan bahwa aspek fasilitasi integrasi sosial belum
Selama praktek berlangsung R kadang-ka- berkembang sedangkan menurut gurunya R sudah
dang masih membutuhkan bantuan dari guru. Ini mengalami perkembangan meskipun belum mak-
tampak ketika R melakukan aktivitas memakai baju simal. Sedangkan dari aspek kebergantungan pada
dan memakai celana, terutama saat mengancing orang lain ibu R justru terkejut melihat perkem-
baju dan menarik retsleting hingga saat ini. Aspek bangan anaknya yang sudah dapat menyesuaikan
kemandirian ini mulai terlihat setelah program ber- pasangan pakaiannya. Gurunya justru berpendapat
langsung selama enam bulan. R baru menguasai keterampilan memasangkan
pakaiannya baru-baru sekarang saja yaitu di bulan
2) Pengembangan Fungsi Diri Desember 2010. Perbedaan ini disebabkan oleh
R sangat membutuhkan arahan fisik dan tidak adanya penanggung jawab utama pelaksanaan
bimbingan penuh pada aktivitas penataan kehidupan program AKS ini di rumah sehingga komunikasi
rumah seperti mengikuti instruksi untuk memper- dan informasi tidak berkesinambungan antara pihak
siapkan makanan, menyiapkan makanan sederhana sekolah dan rumah.
dan membersihkan rumah. Ketika memulai aktivitas Kemajuan yang paling terlihat pesat yaitu
praktek membersihkan rumah, R tampak tidak me- pada aspek kemandirian kebergantungan pada orang
mahami mulai instruksi dari terapis dan membutu- lain. Pada aspek pengembangan fungsi diri terlihat
hkan dukungan dari terapis. Perubahan kemandirian R sudah bisa memberikan kejutan kepada keluarga-
nya dengan menyiapkan roti untuk keluarganya. Se-
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 97
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

dangkan pada aspek kemandirian kemampuan mem- cara jadwal, membersihkan diri dan area pem-
fasilitasi integrasi sosial, ibu R masih mengkha- buangan), berpakaian (melepas pakaian bagian atas,
watirkan keadaan anaknya yang masih membu- memakai pakaian bagian bawah, berpakaian secara
tuhkan pengawasan penuh saat berada di luar ru- sendiri), kebersihan diri (mengeringkan tangan,
mah. mencuci tangan), penataan kehidupan rumah sehari-
hari (membersihkan rumah, penataan tempat tidur),
Subjek 3 dan kemampuan hidup dalam komunitas sehari-hari
Gambaran Umum G (laki-laki usia 10 tahun (makan di restoran, belanja) tampak G melakukan-
1 bulan, autisme non verbal) nya dengan tidak teratur, dan tidak mampu menye-
G yang lahir pada tanggal 9 Desember 2000 lesaikan aktivitas. G masih terlihat banyak melaku-
merupakan anak ke satu dari dua bersaudara, G kan aktivitas yang tidak sesuai dengan instruksi dan
tinggal bersama kedua orang tuanya. Sehari-hari, G menjadi emosi.
berada dalam pengasuhan ibu. Saat ini G bersekolah Dengan melakukan program seminggu lima
di sekolah Global Mandiri setiap hari Senin sampai kali, tampak G mau mengikuti arahan dari guru,
Jumat mulai jam 07.30 pagi sampai jam 2 siang, dan mau menyelesaikan program yang diberikan oleh
mengikuti terapi wicara di klinik terapi wicara di guru, seperti G mau melakukan aktivitas menggu-
rumahnya. nakan sendok saat makan, memakai kaos, terbiasa
G mendapat diagnosa autisme saat usia dua ke toilet saat ingin buang air, dan mencuci tangan
tahun dua bulan oleh dokter M di daerah Kuningan, setelah aktivitas. Hal ini sejak G menjalani program
Jakarta Pusat. Kemudian G mendapat intervensi AKS selama sembilan bulan. Di sisi lain G belum
biomedis, yaitu rambut dan feses G diperiksa untuk mampu untuk bayar belanjaan dan pesan makanan
diketahui kadar racun atau jamur. Pada saat usia di restoran. Kemajuan yang terlihat setiap kali anak
empat tahun, G mengikuti terapi behavior selama melakukan program AKS, masih berubah-ubah. Hal
empat tahun, terapi sensori integrasi saat usia G ini dipengaruhi oleh kondisi emosi G pada saat itu.
tujuh tahun, terapi wicara umur lima tahun sampai
sekarang, dan mengikuti kegiatan pra sekolah saat 1. Kebergantungan pada Orang Lain
G lima tahun. Kemampuan G untuk melakukan aktivitas
Menurut orang tua, G mengalami hambatan makan secara mandiri (menggunakan sendok, me-
bicara, belum mampu bersosialisasi dan kemampu- nuang air ke gelas), aktivitas ke toilet secara man-
an motorik yang kurang optimal. G mampu berjalan diri (mengarahkan kebiasaan buang air ke toilet,
saat usia 16 bulan, babling saat usia 11 atau 12 membersihkan diri dan area pembuangan), ber-pa-
bulan. Begitu juga dengan toilet training, G belum kaian (melepas pakaian bagian atas, memakai
mampu melakukannya. Pola makan dan pola tidur pakaian bagian bawah), kebersihan diri (mengering-
G juga masih belum baik. kan tangan, mencuci tangan) sudah lebih teratur dan
Saat hamil ibu G berusia 29 tahun dan ma- sudah kurang kebergantungannya pada orang lain.
sih bekerja. Ibu G tak bisa makan dan selalu mun- Hal ini mulai terlihat setelah G mengikuti program
tah. Namun ibu G tidak mempunyai penyakit dan AKS selama sembilan bulan.
tidak minum obat-obatan yang dilarang. Perasaan
ibu hamil saat hamil G dirasakan biasa saja. 2. Pengembangan Fungsi Diri
Proses kelahiran G dirasakan lama dan me- Aspek kemandirian pengembangan fungsi
nemui kesulitan. Ibu G harus mengalami tindakan diri ini mulai terlihat perkembangannya setelah G
operasi cesar. G mendapat ASI selama 1 tahun. mengikuti program AKS selama setahun. Pada pe-
Vaksinasi yang diberikan oleh dokter pada G ngembangan fungsi diri seperti menyiapkan ma-
lengkap termasuk MMR dan HiB. kanan untuk dirinya, kebersihan rumah, menyiapkan
makanan sederhana untuk dirinya, mencuci pakaian,
Hasil Observasi Pelaksanaan Program AKS masih tampak tidak dapat dilakukan dengan tuntas.
Dari hasil observasi pelaksanaan program Saat menyiapkan makanan untuk dirinya ada kesu-
AKS, dapat disimpulkan bahwa G adalah anak yang litan untuk praktek mempersiapkan roti, G langsung
belum dapat beradaptasi dengan instruksi-instruksi melempar roti ke lantai. G hanya memainkan roti.
yang diberikan oleh guru. Ketika guru memberikan Untuk dapat melakukan aktivitas ini secara satu per-
instruksi untuk praktek pelaksanaan program AKS satu menjadi tahapan yang dapat dipahami oleh G,
makan secara mandiri (menggunakan sendok, me- guru harus memberi bantuan kepada G, agar dapat
nuang air ke gelas, tata cara makan di meja makan), memberikan mentega pada roti secara teratur de-
aktivitas ke toilet secara mandiri (mengarahkan ngan menggunakan pisau makan. Begitu juga saat
kebiasaan buang air ke toilet, buang air ke toilet se- menabur coklat butir, G malah memasukkan coklat
itu ke dalam mulutnya.
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 98
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

Subjek 4
3. Kemampuan Memfasilitasi Integrasi Gambaran Umum A (8 tahun 11 bulan,
sosial PDD-NOS)
Pada saat harus praktek ke restoran di luar A lahir pada tanggal 27 Pebruari 2002. A
sekolah perilaku G malah menarik diri, ia tidak mau merupakan anak kedua dari pasangan orang tua
turun dari bis sekolah. Saat di dalam restoran KFC yang keduanya berprofesi sebagai dokter di rumah
dia malah duduk di lantai dan mengambil makanan sakit pemerintah di Jakarta Pusat. Sehari-hari A se-
yang ada di lantai. G harus dibantu oleh guru untuk lalu ditemani oleh pengasuhnya, terutama di sekolah
mengenal perilaku yang pantas di lingkungan luar dan saat di rumah, kecuali jika ibunya sedang tidak
khususnya di restoran. Namun G pada saat membeli praktek di rumah sakit, maka ibunya yang meng-
makanan sudah mau dinstruksikan menyerahkan asuh si A.
uang untuk membayar makanan yang dibelinya. Saat kehamilan, ibu A berusia 30 tahun dan
Perubahan pada aspek kemandirian ini mulai bekerja. Ibu A tidak merasakan kelainan pada
terlihat sejak G mengikuti program ini setelah seta- janinnya, tidak mengalami kecelakaan, tidak minum
hun. jamu, dan dalam keadaan sehat. A pun lahir secara
Pengulangan program AKS kembali di luar jam normal, melalui dokter rumah sakit, dan cukup
sekolah, aktivitas yang diperoleh di program AKS bulan.
di sekolah dapat membantu perkembangan anak A mendapat diagnosa autisme pada usia 2
menjadi lebih baik pada aspek yang kurang berkem- tahun oleh dr. M, Sp.KJ, seorang psikiater anak di
bang. Hal ini tidak dilakukan oleh ibu G, dengan salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan. A
alasan anak yang menolak untuk mengulang praktek pun sempat mendapat obat-obatan dari psikiater ter-
AKS di rumah bersama ibu. sebut.
Perkembangan A yang diketahui oleh ibu
Simpulan Subjek G adalah A dapat berjalan usia 13 bulan, berbicara
Ibu G mengalami kesulitan dalam membim- usia 4 tahun, dan saat ini masih mengalami hamba-
bing anaknya untuk melakukan aktivitas program tan bicara, terutama artikulasi. A pernah mengikuti
AKS di rumah. G tidak kooperatif dalam hal mela- kegiatan di kelompok bermain berusia 4 tahun, dan
kukan instruksi dan arahan dari ibunya untuk mela- mengikuti kegiatan di TK saat usia 5 tahun selama 2
kukan aktivitas itu di rumah. Ibunya sudah berusaha tahun, dan mengikuti kegiatan belajar di sekolah
untuk melakukan aktivitasnya dalam bentuk per- Global Mandiri pada usia 7,5 tahun sampai
mainan dan juga mendelegasikan program di rumah sekarang.
kepada terapi wicaranya yang datang ke rumahnya. A memiliki kegiatan yang disukai, seperti:
G adalah anak yang belum dapat beradap- mendengarkan musik, menyanyi dan menulis tuli-
tasi dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh san-tulisan yang diingatnya. Di rumah, A memiliki
guru. Ia mengalami autisme non verbal sehingga tempat belajar di teras belakang dengan meja khu-
menyebabkan sulit untuk memahami instruksi-ins- sus untuknya. Biasanya A belajar pada sore hari de-
truksi dari guru dan juga berkomunikasi dengan ngan mengulang kembali pelajaran yang didapat di
orang lain. Di sisi lain G cenderung memberontak sekolah. Kegiatan belajar di rumah dibantu oleh te-
atas instruksi yang diberikan apabila ia sedang tidak rapis ABA dan pengasuhnya di rumah.
mood. Inisiatifnya dalam melakukan sesuatu juga
rendah. Hasil Observasi Pelaksanaan Program AKS
Saat melakukan aktivitas membeli makanan Dari hasil observasi pelaksanaan program
di restoran, G cenderung memunculkan sikap agre- AKS, dapat disimpulkan bahwa A adalah anak yang
sifnya untuk mendapatkan makanan secara mudah tampak kurang percaya diri dalam melakukan
dengan mengambil makanan milik orang lain. Ibu- aktivitas yang mengembangkan kemampuan fasili-
nya berpendapat bahwa G sudah lebih mudah untuk tasi integrasi sosial seperti makan di restoran, belan-
dibawa ke luar rumah seperti restoran. Sedangkan ja dan melakukan pembelian sederhana. Hal ini ter-
untuk aspek kemandirian kebergantungan pada lihat dari sikap menghindar yang ditunjukkan oleh
orang lain, ia mengalami kemajuan yaitu lebih mu- A ketika menghadapi aktivitas ini, namun A memi-
dah disuruh-suruh untuk melakukan keperluan hi- liki motivasi yang kuat juga dukungan dari guru
dupnya menurut ibunya. Dari aspek kemandirian agar mampu melakukan aktivitas program AKS.
pengembangan fungsi diri, perkembangannya belum Setelah menjalani program ini setiap ming-
maksimal karena perhatiannya pada saat melakukan gu lima kali, tampak kemajuan dalam melakukan
aktivitas masih rendah. aktivitas yang mengembangkan kemampuan fasili-
tasi sosial, dan keseimbangan. Aktivitas yang meng-

Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 99


Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

alami kemajuan adalah belanja dan melakukan Saat kehamilan, ibu A berusia 30 tahun dan
pembelian sederhana. Aktivitas lainnya adalah pe- bekerja. Ibu A tidak merasakan kelainan pada janin-
nataan kehidupan rumah tangga seperti membersih- nya, tidak mengalami kecelakaan, tidak minum ja-
kan rumah, menyapu dan mencuci pakaian dapat mu, dan dalam keadaan sehat. A pun lahir secara
dilakukan dengan percaya diri. normal, melalui dokter rumah sakit, dan cukup bu-
lan.
1) Kebergantungan pada Orang Lain A mendapat diagnosa autisme pada usia 2
A selama melaksanakan program AKS, dari tahun oleh dr. M, Sp.KJ, seorang psikiater anak di
hari ke hari A tampak menunjukkan penurunan ke- salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan. A
bergantungan pada orang lain, hal ini terlihat dari pun sempat mendapat obat-obatan dari psikiater ter-
kemampuan A memakai baju sendiri, mampu ma- sebut.
kan sendiri, dapat secara konsisten buang air sen- Perkembangan A yang diketahui oleh ibu
diri, dan untuk kebersihan diri A sudah dapat mandi adalah A dapat berjalan usia 13 bulan, berbicara
sendiri. Perkembangan pada aspek kemandirian ini usia 4 tahun, dan saat ini masih mengalami hamba-
mulai terlihat semenjak A mengikuti program AKS tan bicara, terutama artikulasi. A pernah mengikuti
selama tiga bulan. kegiatan di kelompok bermain berusia 4 tahun, dan
mengikuti kegiatan di TK saat usia 5 tahun selama 2
2) Pengembangan Fungsi Diri tahun, dan mengikuti kegiatan belajar di sekolah
Selama melakukan aktivitas yang menyang- Global Mandiri pada usia 7,5 tahun sampai seka-
kut pengembangan fungsi diri, A terlihat mampu rang.
melakukan aktivitas-aktivitas menyiapkan makanan A memiliki kegiatan yang disukai, seperti:
sederhana dengan mempersiapkan makanan susu mendengarkan musik, menyanyi dan menulis tu-
dan sereal, aktivitas membersihkan rumah dengan lisan-tulisan yang diingatnya. Di rumah, A memiliki
mengelap bagian rumah yang kotor, aktivitas peng- tempat belajar di teras belakang dengan meja khu-
gunaan dapur dengan kebersihan tangan sebelum sus untuknya. Biasanya A belajar pada sore hari de-
mengolah makanan, menyapu ketika ada lantai yang ngan mengulang kembali pelajaran yang didapat di
kotor, mencuci pakaian dengan mesin cuci. sekolah. Kegiatan belajar di rumah dibantu oleh te-
Perkembangan pada aspek kemandirian ini rapis ABA dan pengasuhnya di rumah.
mulai terlihat semenjak A mengikuti program AKS
selama tiga bulan. Hasil Observasi Pelaksanaan Program AKS
Dari hasil observasi pelaksanaan program
3) Kemampuan Memfasilitasi Integrasi AKS, dapat disimpulkan bahwa A adalah anak yang
Sosial tampak kurang percaya diri dalam melakukan akti-
Kemampuan memfasilitasi integrasi sosial vitas yang mengembangkan kemampuan fasilitasi
seperti memesan makanan, ia juga mampu melaku- integrasi sosial seperti makan di restoran, belanja
kan aktivitas kemampuan hidup dalam komunitas dan melakukan pembelian sederhana. Hal ini ter-
seperti kemampuan di restoran yaitu tata cara ma- lihat dari sikap menghindar yang ditunjukkan oleh
kan di restoran, aktivitas melakukan pembelian se- A ketika menghadapi aktivitas ini, namun A memi-
derhana yaitu dengan membaca harga dari barang liki motivasi yang kuat juga dukungan dari guru
yang mau dibeli, aktivitas belanja dengan mencari agar mampu melakukan aktivitas program AKS.
barang yang mau dibeli. Perkembangan pada aspek Setelah menjalani program ini setiap ming-
kemandirian ini mulai terlihat semenjak A me- gu lima kali, tampak kemajuan dalam melakukan
ngikuti program AKS selama sembilan bulan. aktivitas yang mengembangkan kemampuan fasili-
tasi sosial, dan keseimbangan. Aktivitas yang meng-
Subjek 4 alami kemajuan adalah belanja dan melakukan
pembelian sederhana. Aktivitas lainnya adalah pe-
Gambaran Umum A (8 tahun 11 bulan,
nataan kehidupan rumah tangga seperti member-
PDD-NOS) sihkan rumah, menyapu dan mencuci pakaian dapat
A lahir pada tanggal 27 Pebruari 2002. A
dilakukan dengan percaya diri.
merupakan anak kedua dari pasangan orang tua
yang keduanya berprofesi sebagai dokter di rumah
sakit pemerintah di Jakarta Pusat. Sehari-hari A se-
1) Kebergantungan pada orang lain
A selama melaksanakan program AKS, dari
lalu ditemani oleh pengasuhnya, terutama di sekolah
hari ke hari A tampak menunjukkan penurunan ke-
dan saat di rumah, kecuali jika ibunya sedang tidak
bergantungan pada orang lain, hal ini terlihat dari
praktek di rumah sakit, maka ibunya yang meng-
kemampuan A memakai baju sendiri, mampu ma-
asuh si A.
kan sendiri, dapat secara konsisten buang air sen-
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 100
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

diri, dan untuk kebersihan diri A sudah dapat mandi A memiliki kemampuan yang lebih diban-
sendiri. Perkembangan pada aspek kemandirian ini dingkan dengan ketiga subjek yang lain, yaitu sudah
mulai terlihat semenjak A mengikuti program AKS dapat melakukan pembelian sederhana setelah ia
selama tiga bulan. melaksanakan program ini selama enam bulan.
Aktivitas yang dapat ia lakukan seperti membaca
2) Pengembangan fungsi diri harga dari barang yang mau dibeli dan menghitung
Selama melakukan aktivitas yang menyang- kembalian dari pembelian barang secara satuan.
kut pengembangan fungsi diri, A terlihat mampu Ibunya memberi kesempatan kepada A untuk
melakukan aktivitas-aktivitas menyiapkan makanan belanja sendiri dengan diawasi dari jauh bahkan A
sederhana dengan mempersiapkan makanan susu disuruh untuk membayar sendiri barang yang
dan sereal, aktivitas membersihkan rumah dengan dibelinya.
mengelap bagian rumah yang kotor, aktivitas peng- Pada beberapa aktivitas pada program AKS
gunaan dapur dengan kebersihan tangan sebelum masih dalam tanda silang ada yang belum dilaksa-
mengolah makanan, menyapu ketika ada lantai yang nakan oleh guru. Hal ini seperti aktivitas meng-
kotor, mencuci pakaian dengan mesin cuci. Perkem- gunakan telepon dan transportasi bis karena pro-
bangan pada aspek kemandirian ini mulai terlihat gram ini merupakan program yang tidak mutlak ha-
semenjak A mengikuti program AKS selama tiga rus tercapai dalam usia anak penyandang autisme
bulan. delapan sampai sepuluh tahun. Anak penyandang
autisme pada usia ini cenderung sulit untuk mem-
3) Kemampuan Memfasilitasi Integrasi bedakan ekspresi bahasa di telepon dengan per-
Sosial cakapan langsung sehari-hari. Di samping itu dalam
Kemampuan memfasilitasi integrasi sosial hal penggunaan sarana transportasi di Indonesia,
seperti memesan makanan, ia juga mampu melaku- orang tua sangat jarang melepas anak-anak penyan-
kan aktivitas kemampuan hidup dalam komunitas dang autisme untuk menggunakan sarana trans-
seperti kemampuan di restoran yaitu tata cara portasi secara sendiri tanpa didampingi oleh orang
makan di restoran, aktivitas melakukan pembelian tua.
sederhana yaitu dengan membaca harga dari barang Sebelum subjek melakukan program AKS
yang mau dibeli, aktivitas belanja dengan mencari ada beberapa aktivitas AKS pada aspek kebergan-
barang yang mau dibeli. Perkembangan pada aspek tungan pada orang lain yang sudah dikuasai oleh ke-
kemandirian ini mulai terlihat semenjak A meng- empat subjek yaitu aktivitas makan secara pasif dan
ikuti program AKS selama sembilan bulan. keterampilan makan. Pada aktivitas-aktivitas yang
Pengulangan program AKS kembali di luar sudah dikuasai ini dilakukan pengulangan-pengula-
jam sekolah, aktivitas yang diperoleh di program ngan praktek AKS agar keempat subjek tetap kon-
AKS di sekolah dapat membantu perkembangan sisten kemampuannya dalam melakukan kegiatan-
anak menjadi lebih baik pada aspek yang kurang kegiatan ini.
berkembang. Hal ini dilakukan oleh ibu A bekerja Secara garis besar, perbandingan dari keem-
sama dengan ayahnya A dan terapisnya. pat subjek tersebut yang mengalami perubahan le-
bih baik pada semua aspek adalah subjek A. Pada
Simpulan Subjek A subjek S, R, G dan A yang mengalami perubahan
A terlihat mengalami kemajuan yang paling lebih baik adalah aspek penurunan kebergantungan
pesat. Kedua orang tua A sangat membantu untuk pada orang lain. Di mana pada aspek ini subjek S
membimbing program AKS di rumah walaupun ke- lebih menonjol pada aktivitas kebersihan diri, se-
duanya sibuk bekerja sebagai dokter di rumah sakit. dangkan subjek R dan subjek G lebih menonjol pa-
Ibu A juga memanggil terapis di rumah untuk me- da aktivitas makan dan A lebih menonjol pada akti-
lanjutkan program AKS di rumah bersama dengan vitas berpakaian.
pengasuh A di rumah. Pada subjek R, perubahan yang terjadi pada
A terlihat berkembang pesat kemandirian- aspek fungsi diri, antara penjelasan guru dengan
nya karena program AKS ini dilaksanakan secara penjelasan ibu subjek ada perbedaan. Subjek R, ber-
konsisten antara sekolah dan rumah. Sehingga A dasarkan hasil wawancara dengan guru, mengalami
sangat terbiasa melaksanakan aktivitas itu secara perubahan pada kemampuan melakukan aktivitas
mandiri. Di sisi lain ia juga sudah dapat membantu mempersiapkan makanan di mana R dapat membuat
teman-temannya yang mengalami kesulitan meng- roti isi untuk dirinya sendiri dan orang lain, juga se-
ikat tali sepatu, memakai ikat pinggang dan mema- benarnya ada kemampuan dia untuk melakukan ke-
sang kancing pakaian. bersihan rumah dan mencuci. Pada subjek G, pada
perubahan yang terjadi pada aspek kemampuan un-
tuk memfasilitasi integrasi sosial, antara penjelasan
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 101
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

guru dengan penjelasan ibu subjek juga ada per- kukannya, serta dapat mendemonstrasikan AKS
bedaan. Subjek G, berdasarkan hasil wawancara de- yang dapat dilakukannya secara benar.
ngan guru, mengalami perubahan pada kemampuan Menurut Leaf dan Eachin (2002), program
melakukan pembelian sederhana, makan di restoran AKS dapat meningkatkan keterampilan untuk pena-
dan aktivitas belanja. Sedangkan berdasarkan hasil taan kehidupan anak-anak penyandang autisme, se-
wawancara dengan ibu subjek G dikatakan bahwa G hingga mengurangi kebergantungan pada orang
belum mengalami perubahan. lain. Anak juga dapat mengembangkan kemandirian
Kemampuan untuk mengenal uang, meng- dalam berbagai aktivitas kehidupan terhadap diri
hitung uang belanja dan uang kembalian pada sendiri dan bahkan orang-orang di sekitarnya. Anak
aktivitas belanja dan membeli barang, belum terlihat mampu mengurangi kebergantungan pada orang
ada kemajuan yang pesat, terutama untuk subjek R tuanya dan pengasuhnya. Kemajuan yang pesat ter-
dan subjek G. Hal ini dapat terjadi karena kemam- jadi pada kurangnya kebergantungan pada orang
puan ini merupakan kemampuan berhitung yang di- lain. Anak menjadi lebih terampil dalam usaha un-
masukkan dalam kelompok akademik dan bukan tu- tuk memenuhi apa yang dibutuhkannya sendiri.
juan utama dari integrasi sosial, dan subjek belum Perkembangan pada aspek-aspek lain dise-
dapat menghitung penjumlahan angka lebih dari babkan karena S sudah mempunyai kemampuan da-
satu digit. sar AKS sejak usia enam tahun seperti makan,
Pada subjek G, kemajuan dari keterampilan berpakaian dan kebersihan diri secara mandiri. Me-
program AKS tampak kurang banyak dibanding nurut Leaf dan Eachin (2002), perkembangan dasar
subjek lainnya, hal ini dapat terjadi karena semenjak yang sudah dikuasai oleh seorang anak menjadi mo-
awal program ini tidak dilanjutkan kembali oleh dal untuk penguasaan tahapan berikutnya dari
orang tua atau pengasuh di rumah. Keluarga kurang program AKS. Pada anak penyandang autisme yang
memberikan latihan kembali atau pengulangan bagi sudah mempunyai kemampuan dasar AKS kelanju-
anak di rumah. Apalagi G merupakan anak penyan- tan dari program ini menjadi hal yang lebih mudah
dang autisme dengan tipe non verbal, sehingga dapat dijalankan oleh anak tersebut. Apabila anak
gangguan komunikasi dan bahasa menjadi salah penyandang autisme tidak dapat melakukan kemam-
satu faktor penghambat dalam perkembangan anak puan dasar AKS setelah umurnya melewati usia
untuk menerima dan memahami pengarahan AKS lima tahun, maka kemungkinan pengembangan ta-
dari para gurunya. hapan program ini.
Dari analisa kemandirian aspek kebergan- Dari matriks observasi terhadap aspek pe-
tungan pada orang lain terlihat bahwa perubahan ke- ngembangan fungsi diri yaitu pada program pena-
mampuan melakukan aktivitas ini mengalami kema- taan kehidupan rumah sehari-hari terlihat bahwa
juan pada keempat subjek. Hal ini disebabkan ka- subjek R dan subjek G belum mampu untuk mela-
rena aktivitas yang diberikan pada program AKS kukan aktivitas ini. Dari hasil pelaksanaan program
adalah aktivitas yang membantu meningkatkan ke- AKS yang dilakukan oleh guru dapat disimpulkan
mandirian anak penyandang autisme. bahwa R adalah anak yang cenderung melakukan
Setelah mengikuti program AKS, aspek- aktivitas yang cenderung santai dan daya tahan da-
aspek yang mengalami perubahan pada S adalah lam bekerja rendah Kedua subjek ini hanya dapat
ketiga aspek tersebut, yaitu aspek kebergantungan melakukan aktivitas ini dengan bantuan dan arahan
pada orang lain, aspek pengembangan fungsi diri penuh dari guru. Hal ini berkaitan dengan autisme
dan aspek kemampuan memfasilitasi integrasi yang dialami oleh keduanya, dimana mereka mem-
sosial. Pada ketiga aspek ini diduga benar-benar ada punyai kemampuan pemusatan perhatian yang lebih
pengaruh dari program AKS. Dari ketiga aspek ini rendah dibandingkan kedua subjek lainnya. Dimana
yang paling terlihat perubahannya ke arah kemajuan perhatian mereka lebih cepat berpaling dan pada
yang pesat adalah berkurangnya kebergantungan akhirnya mereka menjadi lekas frustasi karena me-
orang lain setelah mengikuti program selama tiga reka tidak dapat melakukan tugas karena perhatian
bulan. mereka yang cepat hilang. Menurut Pusponegoro
Dari hasil observasi pelaksanaan program (2003), sejak awal, anak penyandang autisme telah
yang dilakukan oleh guru dapat disimpulkan bahwa mengalami gangguan pemusatan perhatian. Banyak
S pada awalnya adalah anak cenderung tidak koo- anak autisme yang tidak dapat fokus pada apa yang
peratif untuk melakukan aktivitas program kehidu- mereka lakukan. Instruksi yang diberikan kepada
pan sehari-hari dan mempunyai daya tahan perha- mereka cenderung gagal apabila masalah pemusatan
tian yang rendah. Setelah melakukan program de- perhatian ini tidak diperbaiki terlebih dahulu.
ngan jadwal seminggu lima kali, terlihat mulai ada Pada pengembangan fungsi diri merupakan
inisiatif dari S untuk memulai aktivitas yang di- area yang cenderung membutuhkan pengulangan
minta oleh guru, memilih aktivitas yang ingin dila- latihan yang kontinu di rumah setelah program dibe-
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 102
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

rikan di sekolah. Persamaan perlakuan guru di seko- rutin program ini dapat dijalankan dengan demikian
lah dan pengasuh di rumah dalam hal membimbing anak dapat terbiasa melakukan aktivitas ini dengan
program AKS menjadi faktor yang mempercepat mengurangi bantuan secara bertahap.
tercapainya keterampilan dalam mengembangkan Berdasarkan hasil observasi dan wawanca-
fungsi diri anak penyandang autisme ra, maka perubahan yang terjadi pada R meliputi
Menurut Lockshin (2005), pengasuh dan berkurangnya kebergantungan pada orang lain. Se-
orang tua di rumah sangat berperan dalam pelaksa- dang aspek yang sedikit mengalami perubahan ada-
naan program AKS dalam mencapai kemandirian lah aspek fungsi diri dan integrasi sosial. Area penu-
anak penyandang autisme. Pada subjek S dan A pe- runan kebergantungan pada orang lain mengalami
ran orang tua dan pengasuh sangat berperan dalam perubahan yang pesat. Hal ini terjadi karena akti-
pelaksanaan program AKS di rumah, sehingga ke- vitas yang diberikan saat praktek AKS adalah akti-
dua subjek itu dapat terampil melaksanakan aktivi- vitas-aktivitas yang menyangkut keterampilan kehi-
tas penataan kehidupan di rumah. Hal ini membuat dupan dasar sehari-hari. Aktivitas-aktivitas tersebut
subjek S dan subjek A dapat membantu dirinya dan merupakan aktivitas yang setiap hari harus dila-
keluarganya serta mempunyai peran di tengah-te- kukan R, seperti aktivitas makan, toilet dan berpa-
ngah keluarga mereka masing-masing. Orang tua kaian.Menurut Rye (2007), prinsip utama program
dan pengasuh di rumah mengatur bagaimana secara AKS adalah menyediakan dan mengendalikan input
rutin program ini dapat dijalankan dengan demikian keterampilan kehidupan sehari-hari melalui cara ter-
anak dapat terbiasa melakukan aktivitas ini dengan tentu agar anak dapat membentuk respon terhadap
mengurangi bantuan secara bertahap. kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Dari matriks di atas dapat terlihat bahwa Aspek yang tidak mengalami perubahan
subjek G belum dapat melakukan aktivitas kemam- adalah area pengembangan fungsi diri dan fasilitasi
puan hidup dalam komunitas sehari-hari. Dari sub- integrasi sosial. Hal ini terjadi karena R adalah anak
jek G mampu diarahkan untuk praktek membayar dengan tipe autisme yang cenderung hipoaktif. Pada
makanan yang dibelinya di restoran tapi butuh ban- autisme ini anak tidak berkembang perhatiannya un-
tuan penuh dari guru. Salah satu faktor yang menye- tuk pengembangan fungsi diri.
babkan subjek G belum dapat menguasai ini karena Hal ini terjadi karena pengasuhan R sehari-
G adalah anak penyandang autisme non-verbal. Me- hari di rumah ditangani oleh orang lain yang cende-
nurut Handojo (2009), sejak awal, anak penyandang rung melayani R dan jarang sekali R diberikan ke-
autisme telah mengalami gangguan perkembangan sempatan untuk mencoba dan mengembangkan ke-
bahasa dan bicara. Banyak anak autisme tidak bi- terampilan dalam menangani kehidupannya sendiri
cara atau mute. Untuk keperluan komunikasi, anak sehari-hari. Menurut Greenspan (2004), dalam prog-
lebih banyak mengadakan suatu gerakan motorik ram AKS, kemajuan dalam pengembangan fungsi
berupa menunjuk atau memegang tangan seseorang. diri dan fasilitasi integrasi sosial akan berkembang,
Hal inilah yang digunakan guru untuk memfasilitasi bila sendi-sendi perkembangan keterampilan kehi-
G untuk integrasi sosial dalam hal memesan maka- dupan sehari-hari sebelumnya telah dicapai dan
nan di restoran, G dilatih untuk menunjuk makanan anak memiliki potensi kognitif yang baik. Selain itu,
yang ada pada gambar brosur dan menyodorkan menurut Pusponegoro (2003), sejak awal anak pe-
pada pelayan atau kasir di restoran KFC. Kemudian nyandang autisme yang mengalami gangguan per-
G juga dilatih untuk mencocokkan gambar pada kembangan bahasa dan kognitif. Pada waktu komu-
daftar belanja dengan belanjaan yang mau dibeli. nikasi, anak cenderung mudah frustasi saat mela-
Namun hal ini belum konsisten dapat dipraktekkan kukan komunikasi dengan orang lain meskipun me-
oleh G. reka bisa berbicara, mereka lebih banyak melakukan
Menurut Lockshin (2005), pengasuh dan gerakan motorik berupa menunjuk atau memegang
orang tua di rumah sangat berperan dalam pelaksa- tangan seseorang, bahkan langsung mengambil ba-
naan program AKS dalam mencapai kemandirian rang milik orang lain tanpa meminta terlebih da-
anak penyandang autisme. Pada subjek S,R dan A hulu.
peran orang tua dan pengasuh sangat berperan da- Kemampuan fasilitasi integrasi sosial yang
lam pelaksanaan program AKS di rumah dan di sedikit mengalami perubahan bisa terjadi karena R
tempat integrasi sosial, sehingga kedua subjek itu mengalami sikap overprotektif dari ibu dan penga-
dapat terampil melaksanakan aktivitas penataan ke- suhnya. Sehingga sulit bagi R untuk mencoba prak-
hidupan di rumah. Hal ini membuat subjek S, tek AKS dalam kehidupan yang nyata dan lingku-
subjek R dan subjek A dapat membantu dirinya dan ngan sosial yang sebenarnya.
keluarganya serta mempunyai peran di tengah-te- Perubahan yang terjadi pada G setelah me-
ngah keluarga mereka masing-masing. Orang tua ngikuti program AKS meliputi aspek kebergan-
dan pengasuh di rumah mengatur bagaimana secara tungan pada orang lain dan kemampuan memfa-
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 103
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

silitasi integrasi sosial, tetapi perubahan yang terjadi jadi lebih mandiri apabila terjadi konsistensi peng-
pada G belum konsisten, dalam arti masih berubah- ajaran antara pihak di sekolah dan keluarga di ru-
ubah. Aspek pengembangan fungsi diri cenderung mah. Pengasuh di rumah harus mengatur lebih ba-
sama antara sebelum dan sesudah program AKS. G nyak waktu untuk memberikan stimulasi kepada
yang merupakan anak pertama terlihat potensi untuk anak untuk melakukan AKS ini secara rutin dan
melakukan aktivitas pengembangan fungsi diri, hal mulai mengurangi kebergantungan anak dengan me-
ini terlihat dia bisa kooperatif ketika diarahkan. Hal ngarahkan si anak untuk melakukan aktivitasnya
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dianta- sendiri. Dalam hal ini pengasuh A di rumah karena
ranya besarnya dorongan keluarga. Menurut kedua orang tua sibuk, ibu A mendelegasikan pro-
Rutherford (2009) anak pertama didorong untuk le- gram di rumah dengan terapis yang datang setiap
bih banyak melakukan kegiatan untuk membantu hari sehabis A pulang sekolah dan pengasuh A sen-
dirinya sendiri dan orang lain daripada anak-anak diri.
yang menjadi adik apalagi adik bungsu. Dalam Perubahan semua aspek pada A, dapat ter-
suatu keluarga, disiplin yang ditegakkan pada anak jadi karena pada program ini A sudah dapat me-
pertama lebih otoriter dan ini menghambat anak- ningkatkan kemampuan untuk melakukan kegiatan
anak untuk lebih termotivasi untuk mengembangkan dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
fungsi dirinya sesuai dengan keinginanya. berpakaian, kemampuan untuk membantu dirinya
Sedangkan perubahan yang cukup konsisten serta keluarganya di rumah seperti menyiapkan
terjadi pada penurunan kebergantungan pada orang makanan dan kemampuan untuk berintegrasi pada
lain. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas-aktivitas lingkungan sosial sepetri belanja.
yang diberikan pada program AKS merupakan hal- Menurut Leaf (2002), program AKS dapat
hal yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya memperbaiki fungsi diri dan mengurangi keber-
untuk lebih cepat merasa nyaman seperti makan dan gantungan pada orang lain, sehingga perilaku anak
berpakaian. Menurut Hopkins (1993), program AKS menjadi lebih mandiri dan lebih adaptif pada ling-
memerlukan guru dan alat-alat praktek yang dibu- kungan sosial. Anak jug mampu merespon usaha
tuhkan seperti layaknya kehidupan sehari-hari, se- orang tua atau pengasuh untuk melakukan interaksi
perti alat makan, pakaian, toilet, dan alat-alat rumah sosial, lebih terbuka untuk melakukan interaksi so-
tangga lainnya. Alat-alat ini dapat memberikan ke- sial, lebih terbuka untuk diajak berinteraksi meski-
sempatan pada anak untuk merasakan berbagai akti- pun pada awalnya hanya berupa interaksi singkat
vitas senyata-nyatanya. dan selanjutnya dapat membantu perkembangan ke-
Pada aspek yang mengalami perubahan tapi mandirian di lingkungan masyarakat. Penurunan ke-
tidak konsisten, bisa terjadi karena G tidak meng- bergantungan pada orang lain dapat membuat anak
ulangi kembali di luar jam program hal-hal yang te- menjadi lebih terampil dalam menolong dirinya sen-
lah diberikan oleh guru serta perbedaan perlakuan diri untuk kebutuhan-kebutuhan dasar hidupnya.
guru dalam memberikan program AKS dan per- Pengembangan fungsi diri membuat seorang anak
lakuan orang tua dalam memberikan program AKS. lebih berperan diri dalam kehidupan sehari-hari un-
Berdasarkan observasi dan wawancara, ma- tuk membantu dirinya dan keluarganya. Fasilitasi
ka perubahan yang terjadi pada A meliputi aspek- integrasi sosial membuat seorang anak lebih adaptif
aspek kebergantungan pada orang lain, pengem- dengan lingkungan sosialnya. Dengan semakin
bangan fungsi diri dan kemampuan memfasilitasi rutinnya program ini dilaksanakan, maka anak men-
integrasi sosial. Meskipun untuk integrasi sosial jadi lebih terampil dan terbiasa sehingga aktivitas
cenderung di tempat belanja atau restoran yang sa- yang dilakukannya menjadi lebih mudah.
ma, tetapi A sudah menunjukkan keterampilannya Dari matriks observasi terhadap aspek pe-
untuk berbelanja dengan membayar belanjaannya ngembangan fungsi diri yaitu pada program pena-
sendiri dan di restoran juga sudah dapat memesan taan kehidupan rumah sehari-hari terlihat bahwa
makanan serta membayarnya. Begitu juga dalam hal subjek R dan subjek G belum mampu untuk me-
aspek fungsi diri, A sudah dapat terampil melaku- lakukan aktivitas ini. Kedua subjek ini hanya dapat
kan aktivitas kehidupan di rumah mulai dari me- melakukan aktivitas ini dengan bantuan dan arahan
nyiapkan makanan, mencuci pakaian, melap bagian penuh dari guru. Hal ini berkaitan dengan autisme
rumah yang kotor, menyapu dan mengepel. yang dialami oleh keduanya, dimana mereka mem-
A merupakan anak kedua yang memiliki ke- punyai kemampuan pemusatan perhatian yang lebih
mampuan bicara. Kemampuanya untuk melakukan rendah dibandingkan kedua subjek lainnya. Dimana
program AKS ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, perhatian mereka lebih cepat berpaling dan pada
di antaranya pelaksanaan AKS ini secara konsisten akhirnya mereka menjadi lekas frustasi karena
antara sekolah dan di rumah. Menurut Leaf (2002). mereka tidak dapat melakukan tugas karena perha-
Keterampilan AKS ini akan membentuk anak men- tian mereka yang cepat hilang. Menurut
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 104
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

Pusponegoro (2003), sejak awal, anak penyandang Pada faktor terapi yang sudah dan sedang
autisme telah mengalami gangguan pemusatan per- di-jalani oleh keempat subjek tidak nampak
hatian. Banyak anak autisme yang tidak dapat fokus pengaruh yang berarti dalam mendukung kemajuan
pada apa yang mereka lakukan. Instruksi yang dibe- keman-dirian yang lebih pesat. Meskipun pada
rikan kepada mereka cenderung gagal apabila ma- dasarnya terapi-terapi pendukung yang didapat oleh
salah pemusatan perhatian ini tidak diperbaiki ter- keempat subjek ini dapat membantu dasar-dasar
lebih dahulu. pelaksanaan program AKS, tetapi bukan menjadi
Pada pengembangan fungsi diri merupakan faktor yang mempercepat tercapainya kemandirian
area yang cenderung membutuhkan pengulangan la- pada ke-empat subjek.
tihan yang kontinu di rumah setelah program dibe-
rikan di sekolah. Persamaan perlakuan guru di seko- Kesimpulan
lah dan pengasuh di rumah dalam hal mem-bimbing Berdasarkan hasil observasi, wawancara
program AKS menjadi faktor yang mem-percepat dan analisa yang dilakukan terhadap pelaksanaan
tercapainya keterampilan dalam mengembangkan program AKS, maka dapat disimpulkan, bahwa pro-
fungsi diri anak penyandang autisme gram AKS dapat membantu memperbaiki beberapa
Menurut Lockshin (2005), pengasuh dan aspek yang kurang mengalami perkembangan yaitu
orang tua di rumah sangat berperan dalam pelak- aspek kebergantungan pada orang lain, aspek pe-
sanaan program AKS dalam mencapai kemandirian ngembangan fungsi diri dan aspek kemampuan
anak penyandang autisme. Pada subjek S dan A pe- memfasilitasi integrasi sosial. Sehingga dengan ber-
ran orang tua dan pengasuh sangat berperan dalam kembangnya ketiga aspek ini dapat terwujud ke-
pelaksanaan program AKS di rumah, sehingga ke- mandirian anak penyandang autisme ini. Aspek
dua subjek itu dapat terampil melaksanakan akti- yang paling banyak berubah menjadi lebih baik se-
vitas penataan kehidupan di rumah. Hal ini mem- telah mengikuti program AKS ini adalah aspek ke-
buat subjek S dan subjek A dapat membantu dirinya bergantungan pada orang lain. Di mana anak-anak
dan keluarganya serta mempunyai peran di tengah- ini menjadi lebih menurun kebergantungannya pada
tengah keluarga mereka masing-masing. Orang tua orang lain.
dan pengasuh di rumah mengatur bagaimana secara Perkembangan kemandirian pada S dan A
rutin program ini dapat dijalankan dengan demikian karena dukungan dari orang tua dan pengasuh di
anak dapat terbiasa melakukan aktivitas ini dengan rumah. Sedangkan perkembangan kemandirian pada
mengurangi bantuan secara bertahap. R dan G belum maksimal karena peran orang tua
Peran orang tua sangatlah penting dalam dan pengasuh tidak optimal. Kurangnya kesempatan
membimbing anak penyandang autisme dalam men- bagi R untuk mencoba mengembangkan keteram-
capai kemandirian melalui program AKS ini. Kita pilan menangani kehidupannya sendiri menjadi fak-
dapat melihat perkembangan kemandirian yang pe- tor lain penyebab perkembangan kemandirian R ku-
sat pada subjek A disebabkan oleh peran ayah dan rang maksimal. Sedangkan G mengalami autisme
ibu subjek A untuk membimbing kembali program non verbal sehingga kesulitan untuk mengadaptasi
AKS di rumah. Sedangkan orang tua subjek G tidak untuk memahami instruksi yang diberikan oleh
membimbing kembali program AKS di rumah. gurunya.
Saudara sekandung dari subjek penyandang Pada subjek S, aktivitas untuk aspek ke-
autisme turut membantu dalam hal mempercepat mandirian fungsi diri seperti memasak dan mencuci
tercapainya kemandirian. Hal ini dapat kita lihat sangat didukung pada hobinya untuk mengamati
pada kemajuan yang pesat pada subjek A yang men- mixer sampai mesin cuci. Sehingga hobi S ini
dapat bimbingan juga dari kakaknya. sangat mendukung peningkatan keterampilan S da-
Pada peran pengasuh, kita bisa melihat per- lam aktivitas memasak dan mencuci.
bedaan yang kontras meskipun subjek G dan A Pada subjek G, mengalami perubahan pada
sama-sama dibimbing oleh terapis di rumah, per- aspek kebergantungan pada orang lain dan aspek
kembangan kemandirian subjek A paling cepat se- kemampuan memfasilitasi integrasi sosial, sedang-
dangkan perkembangan kemandirian subjek G pa- kan aspek pengembangan fungsi diri kurang mem-
ling lambat. Hal ini tidak lepas dari peran orang tua berikan perubahan menjadi lebih baik. Aspek pe-
yang juga turut membimbing anaknya untuk pro- ngembangan fungsi diri tidak mengalami peruba-
gram AKS ini. Pada subjek A, terapis di rumah di- han, diduga karena semenjak awal program ini tidak
dukung oleh kedua orang tuanya yang turut mem- dilanjutkan kembali oleh orang tua atau pengasuh di
bimbing program AKS di rumah. Sedangkan subjek rumah. Keluarga kurang memberikan latihan kem-
G, terapisnya tidak didukung oleh orang tuanya un- bali atau pengulangan bagi anak di rumah. Apalagi
tuk turut membimbing subjek G dalam program G merupakan anak penyandang autisme dengan tipe
AKS ini. non verbal, sehingga gangguan komunikasi dan ba-
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 105
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

hasa menjadi salah satu faktor penghambat dalam bangkan aspek-aspek kemandirian anak penyandang
perkembangan anak untuk menerima dan mema- autisme.
hami pengarahan AKS dari para gurunya. Pada sub-
jek S, R, G dan A yang mengalami perubahan lebih Daftar Pustaka
baik adalah aspek penurunan kebergantungan pada Brewster, Marge A; Kirby, Russell S, & et al,
orang lain. Di mana pada aspek ini subjek S lebih “Predicting Needs for Special Education
menonjol pada aktivitas kebersihan diri, sedangkan Resources for Mental Retardation from
subjek R dan subjek G lebih menonjol pada aktivi- Birth Defects Records”, Public Health
tas makan dan A lebih menonjol pada aktivitas ber- Reports, 107 (3), 290, Retrieved February
pakaian. 17, 2010, from ProQuest Agriculture
Pada subjek R, perubahan yang terjadi pada Journals, (Document ID: 3794676), 1992
aspek fungsi diri, antara penjelasan guru dengan
penjelasan ibu subjek ada perbedaan. Subjek R, ber- Brooks-Young, S, “Technology Resources for
dasarkan hasil wawancara dengan guru, mengalami Students with Special Needs and Their
perubahan pada kemampuan melakukan aktivitas Teachers”, Today's Catholic Teacher,42(2),
mempersiapkan makanan di mana R dapat membuat 10, Retrieved February 16, 2010, from
roti isi untuk dirinya sendiri dan orang lain, juga se- ProQuest Religion, 2008
benarnya ada kemampuan dia untuk melakukan ke-
bersihan rumah dan mencuci. Pada subjek G, pada Cartwright, C.A, & Cartwright, P,G, “Developing
perubahan yang terjadi pada aspek kemampuan Observation Skills 2nd ed, USA: Mc Graw-
untuk memfasilitasi integrasi sosial, antara penje- Hill, 1984
lasan guru dengan penjelasan ibu subjek juga ada
perbedaan. Subjek G, berdasarkan hasil wawancara Danuatmaja, B, “Terapi Anak Autis”, Puspa Swara,
dengan guru, mengalami perubahan pada kemampu- Jakarta, 2003
an melakukan pembelian sederhana, makan di res-
toran dan aktivitas belanja. Sedangkan berdasarkan Faradz S.M.H, “Konferensi Nasional Autisme-1”,
hasil wawancara dengan ibu subjek G dikatakan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
bahwa G belum mengalami perubahan. Jiwa Indonesia, Jakarta, 2003
Dari penelitian ini juga menunjukkan
bahwa observasi yang dilakukan oleh guru tentang Ginanjar, A. S, 2007, “Memahami Spektrum
kondisi subjek sebelum mengikuti program AKS Autistik Secara Holistik”, Ditelusuri 27
dan kondisi subjek sesudah mengikuti program Oktober 2009, dari
AKS dibandingkan, menunjukkan adanya peruba- http://puterakembara.org/rm/adriana_sg_dst
han kemandirian menjadi lebih baik, yaitu berku- _pdf
rangnya jumlah checklist yang buruk. Jika diurut-
kan, maka dapat diurutkan bahwa subjek A meng- Greeenspan & Wieder, “The Child with Special
alami kemajuan paling tinggi kemudian subjek S, Neeeds”, Massachusetts: Perseus
lalu subjek R dan terakhir subjek G. Books, 2004
Aktivitas yang diberikan untuk melihat pe-
rubahan pada anak, terdiri atas makan secara man- Handojo, “Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi
diri, aktivitas toilet secara mandiri, berpakaian se- Untuk Mengajar Anak Normal,Autis dan
cara mandiri, kebersihan diri (aspek kebergantungan Perilaku Lain”, PT. Bhuana Ilmu Populer,
pada orang lain), penataan kehidupan rumah sehari- Jakarta, 2009
hari (aspek peningkatan fungsi diri), kemampuan
hidup dalam komunitas sehari-hari (aspek integrasi Hosni, I, 2006, “Pembelajaran Adaptif”, Ditelusuri
sosial). Ketiga aspek tersebut dikombinasikan, se- 28 November 2009, dari
hingga memberikan dampak yang positif terhadap http://www,ditplb,or,id/profile,php?id=63,
kemandirian anak penyandang autisme.
Peran orang tua, pengasuh, saudara sekan- Henning Rye, 2007, “Membantu Anak dan
dung dan terapis sangat mendukung program AKS Keluarga yang Berkebutuhan Khusus :
untuk meningkatkan kemandirian anak penyandang Sebuah Pendekatan Berorientasi Sumber”,
autisme. Hubungan komunikasi dan informasi yang Jurnal ditelusuri tanggal 28 Oktober
baik antara pihak guru dan pihak orang tua menjadi 2009, dari http://www,idp-
faktor utama keberhasilan bagi pelaksanaan pro- europe,org/indonesia/buku-
gram AKS yang berkesinambungan untuk mengem- inklusi/pdf/Membantu_anak_dan_keluarga,
pdf
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 106
Gambaran Kemandirian Anak Penyandang Autisme Yang Mengikuti Program Aktivitas Kehidupan Sehari Hari (AKS)

Sabatino, C, (2009), “School Social Work


nd
Hopkins & Smith, “Occupational Therapy 8 Consultation Models and Response to
edition”, Philadelphia : J, B, Lippincott intervention: A Perfect Match, Children &
Company, 1993 Schools”, 31(4), 197-206, Retrieved
February 16, 2010, from ProQuest
Jessy & Cheng, “Teacher Perception onWhat a Sociology, (Document ID:
Functional Curriculum should be for 1864796171)
Children with Special Needs”, International
Journal of Special Education, 20 (2), 2005 Trout, A, Casey; K, Chmelka; M, DeSalvo; C, Reid.
R & Epstein. M “Overlooked : Children
Jutaan Anak di Indonesia Berkebutuhan Khusus, with Disabilities in Residential
Kamis 28 Mei 2009, Ditelusuri 28 Oktober Care”, Child Welfare, 88(2), Retrieved
2009, dari February 17, 2010, from ProQuest
http://www,republika,co,id/berita/ Sociology, (Document ID: 1859632831),
2009
Leaf, Mc Eachin; Dayharsh & Boehm, “Behavioral
Strategies for Teaching and Improving Wiguna, “Konferensi Nasional Autisme 1”, Jakarta:
Behavior of Autistic Children”, Educational Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Models, Inc, California, 2002 Jiwa Indonesia, Jakarta, 2003

Mangunsong. F, “Psikologi dan Pendidikan Anak Wilig, C, “Introducing Qualitative Research in


Penyandang Autisme”, LPSP3 UI, Depok, Psychology: Adventure in Theory and
2009 Method”, UK: Open University Press, 2001

Poerwandari, E. K,“Pendekatan Kualitatif untuk


Penelitian Perilaku Manusia”,LPSP3
UI, Depok, 2009

Pusponegoro, H.D, “Konferensi Nasional Autisme-


1”, Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia, Jakarta, 2003

Regina Bussing, Bonnie T Zima; Amy R Perwien;


Thomas R Belin & Mel Widawski, (2004),
“Children in special education programs:
Attention deficit hyperactivity disorder, use
of services, and unmet needs”, American
Journal of Public Health, 88(6), 880-6,
Retrieved February 16, 2010, from
ProQuest Biology Journals (Document ID:
30107040)

Romanczyk, Lochshin & Matey, “The


Individualized Goal Selection Curriculum”,
Clinical Behavior Therapy Associates, New
York, 2005

Rutherford, M, “Children's Autonomy and


Responsibility:An Analysis of
Childrearing Advice, Qualitative
Sociology”, 32(4), 337-353, Retrieved
February 17, 2010, from ProQuest
Sociology, (Document ID: 1893496911),
2009

Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 2, Desember 2012 107

Anda mungkin juga menyukai