Anda di halaman 1dari 16

Nama : Dera Safitri Sabila Nst

Nim : 190102101

TUGAS RESUME
PERBANKAN SYARIAH

Materi yang akan dibahas di Tugas Resume ini, yaitu :

1. Dasar keuangan Islam (kelompok 2)


2. Dasar Keuangan Syariah (kelompok 3)
3. Dasar dasar perbankan Syariah (kelompok 4)
4. Dasar dasar perbankan Syariah, sejarah, konsep, dan fungsi (kelompok 5)
5. Produk pendanaan bank Syariah (kelompok 6)
6. Produk jual beli pada bank Syariah (kelompok 7)
7. Produk bank Syariah, profit sharing (kelompok 8)
8. Produk bank Syariah, produk jasa (kelompok 9)

Pembahasan :

1.1 Dasar keuangan Islam


Pengertian nya yaitu, suatu Lembaga keuangan milik umat islam yang di dalamnya terdapat DPS
dan DSN. Keuangan islam tidak hanya meliputi perbankan Syariah saja, namun juga meliputi kerja
sama saling membiayai, keamanan dan asuransi serta pergadaian dan masih banyak lagi.
Salah satu Fungsinya, penghapusan bunga dari semua transaksi keuangan dan melakukan
pembaruan pada semua aktifitas keuangan agar sesuai dengan prinsip islam. Pencapain distribusi
pendapatan kekayaan yang wajar, serta promosi pembangunan ekonomi. Dasar keuangan islam juga
meliputi harta dalam islam. Harta adalah sesuatu yang diinginkann oleh manusia untuk menyimpan,
dan memilikinya. Uang juga termasuk harta,mata uang sudah ada sebelum islam datang, dan pada
masa Nabi Muhammad Saw ditetapkanlah dinar dirham. Dalam ekonomi islam, konsep uang sangat
jelas dan tegas bahwa uang adalah uang. Dengan adanya uang perspektif islam dapat berlangsung
dengan baik yaitu terpelihara dan meningkatnya perputaran harta di antara manusia (pelaku ekonomi).
Dengan adanya keberadaan uang, aktifitas zakat, sedekah,wakaf dapat berjalan dengan lancar.
Sikap kita sebagai manusia tidak boleh berlebih lebihan dan tidak mengambil selain haknya, dan
menjauhi segala sifat rakus.

2.1 Dasar Keuangan Syariah


Terbagi 4, yaitu :
 Asuransi : Usaha tolong menolong sesuai dengan prinsip syariah
 Pasar modal : kegiatan penawaran umum dan perdagangan efek
 Perbankan : suatu system usaha berdasar hokum islam, yang berprinsip melarang riba,
maysir, gharar.
 Hubungan sektor keuangan dan rill : Lembaga yang memfasilitasi sector rill dan
mendapatkan dana dengan cara menyediakan beberapa produk keuangan yang berfungsi
untuk pembiayaan disebut pinjaman atau kredit.

*Sekilas tentang Asuransi dan Pasar Modal.

 Asuransi
 Asuransi syariah juga dikenal dengan nama takaful. Kata Takaful berasal dari takafala-
yatakafalu, yang secara etimologis berarti menjamin atau saling menanggung. Takaful
dalam pengertian muamalah ialah saling memikul resiko di antara sesama sehingga
antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya.
 Sumber hukum dari asuransi syariah adalah syariat islam,sedangkan sumber hukum
dalam syariah Islam adalah Al-Quran, Sunnah atau kebiasaan rasul, ijma‟, fatwa
sahabat, Qiyas, Ihtisan, „Urf „tradisi‟,dan Mashalih Mursalah. Al-Qur‟an dan sunah
atau kebiasaan Rasulullah merupakan sumber utama dari hukum islam. Oleh karena itu,
dalammenetapkan prinsi-prinsip maupun praktik dan operasonal dari asuransisyariah,
parameter yang senantiasa menjadi rujukan adalah syariah islam
 Bersifat lebih transparan, dan diawasi dengan DPS dan DSN.

 Pasar Modal
 Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip–prinsip
syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan syari’at Islam
 fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut:
1) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh
bagian dari keuntungan dan risikonya.
2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.
3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan
mengembangkan lini produksinya.
4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dan fluktuasi jangka pendek pada harga saham
yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaimana tercermin pada harga saham.
 Pasar Modal juga dapat menciptakan lapangan tenaga kerja.
 Sebagai indicator perekonomian Negara.

3.1 Dasar dasar perbankan Syariah


A. Prinsip pinjaman murni (Al-Wadiah) terbagi 2, yaitu:
a) Wadi’ah yad Amanah yaitu barang yang dititipkan sama sekali tidak boleh digunakan oleh
pihak yang menerima titipan, sehingga dengan demikian pihak yang menerima titipan tidak
bertanggung jawab terhadap risiko yang menimpa barang yang dititipkan. Penerima titipan
hanya punya kewajiban mengembalikan barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak
yang menitipkan secara apa adanya.
b) Wadi’ah yad Dhamanah adalah titipan terhadap barang yang dapat dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sehingga pihak penerima titipan bertaggung jawab
terhadap risiko yang menimpa barang sebagai akibat dari penggunaan atas suatu barang,
seperti risiko kerusakan dan sebagainya. Tentu saja penerima titipan wajib menegmbalikan
barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak yang menitipkan.
B. Bagi hasil (syirkah) :
 Mudharabah
Menurut Sayyid Sabiq, dalam bukunya yang berjudul “Fiqh alSunnah”, menjelaskan
bahwa mudharabah adalah akad antara kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu
pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lain untuk diperdagangkan dan
keuntungannya dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. Jadi, mudharabah adalah bentuk
kontrak antara dua pihak yang satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan
mempercayakan seluruh modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yaitu pengelola usaha
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang dibagi bersama sesuai dengan
kesepakatan. Sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian pengelola usaha.
Mudharabah terbagi 2, yaitu :
1. Mudharabah Mutlaqah
Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana
yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank, ke bisnis
apadana yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau menetapkan penggunaan akad-akad
tertentu, ataupun mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah tertentu.
Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito,
sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dana
deposito mudharabah.

Ketentuan umum dalam produk ini adalah:

 Bank wajib memeberitahukan kepada pemilik mengenai nisbah dan tata cara
pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat
ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal
tersebut harus dicantumkan dalam akad.
 Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti
penyimpanan, serta kartu ATM dan atau penarikan lainnya kepada penabung. Untuk
deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet)
deposito kepada deposan.
 Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuia dengan perjanjian
yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negative.
 Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sma
seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis
maka tidak perlu dibuat akad baru.
 Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabugan dan deposito tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Mudharabah Muqayyadah
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (Restricted Investment) dimana pemilik
dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh pihak bank. Misalnya
disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan dengan akad
tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.

Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut:

 Pemilik dana wajib menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank dan
wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.
 Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara
pemberitahuan keuntungan dan/atau pembagian keuntungan secara risiko yan dapat
ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal
tersebut harus dicantumkan dalam akad.
 Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib
memisahkan dana ini dari rekening lainnya.
 Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertitifikat atau tanda penyimpanan
(bilyet) dposito kepada deposan.

 Musyarakah

Musyarakah berasal dari kata syarika yang berarti persekutuan. Secara etimologi as-
syarikah atau al-musyarakah mengandung makna al-ikhtilāt wa al-imtijāz yaitu
percampuran. Dalam lisan al-Arab disebutkan as-syirkah dan as-syarikah mengandung
makna yang sama mukhalaṭatu as-syarikaini (bercampur atau bergabungnya dua orang)
untuk melalukan kerja sama. Jadi secara istilah Musyarakah adalah akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih untuk memberikan suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (atau amal/ expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

1. Syirkah Al-Amlak
Syirkah al-amlak (syirkah milik) adalah ibarat dua orang atau lebih memilikkan suatu
benda kepada yang lain tanpa ada akad syirkah. Dari definisi tersebut, dapat dipahami
bahwa syirkah milik adalah suatu syirkah dimana dua orang atau lebih bersama-sama
memiliki suatu barang tanpa melakukan akad syirkah. Contoh, dua orang diberi hibah
sebuah rumah. Dalam contoh ini rumah tersebut dimiliki oleeh dua orang melalui hibah,
tanpa akad syirkah antara dua orang yang diberi hibah tersebut.

2. Syirkah Al-‘Uqud
Syirkah al-uqud (contractual partnership), dapat dianggap sebagai kemitraan yang
sesungguhnya, karena para pihak yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk
membuat suatu perjanjian investasi bersama dan berbagi untuk dan risiko.

C. Prinsip Jual Beli (At-tijarah)

Tijarah atau dagang menurut istilah fiqh adalah mengolah (mentas}arrufkan) harta benda
dengan cara tukar menukar untuk mendapatkan laba (keuntungan) dengan disertai niat
berdagang. Pembahasan tijarah dalam hal ini mencakup tentang jual beli menukar suatu barang
dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu. Jual beli dalam bahasa Indonesia berasal dari
dua kata, yaitu jual dan beli. Yang dimaksud dengan jual beli adalah berdagang, berniaga,
menjual dan membeli barang.

Untuk sahnya jual beli yang dilakukan beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Penjual dan Pembeli dengan syarat:

1. Berakal, bagi yang gila, bosoh dan lainya tidak sah melakukan jual beli.

2. Kehendak sendiri, bukan karena dipaksa.

3. Keadaanya tidak mubazir (pemborosan), orang yang memboros hartanya dibawah wali.
b) Uang dan benda yang diperjual belikan dengan syarat:

1. Suci, najis tidak sah dijadikan uang dan tidak sah dijual.

2. Bermanfaat, tidak boleh menjual benda yang tidak ada manfaatnya.

3. Dapat dikuasai dan dapat diserahkan, tidak menjual burung sedang terbang di udara.

4. Benda dan harganya milik penjual dan pembeli atau sebagai wakil.

5. Pembeli dan pejual mengetahui tentang zat, bentuk kadar (ukuran) dan sifat-sifat benda
tersebut.

c) Sighatul akad,

yaitu cara bagaimana ijab dan qabul yang merupakan rukun akad itu dinyatakan. Sighat
akad dapat dilakukan dengan cara lisan, tulisan atau isyarat yang dapat memberikan pengertian
yang jelas tentang adanya ijab dan qabul, disamping itu sighat akad juga dapat berupa perbuatan
yang telah menjadi perbuatan kebiasaan dalam ijab dan qabul Ijab adalah perkataan penjual,
semisal “Saya jual barang ini sekian”. Sedangkan Kabul adalah ucapan si pembeli, “Saya terima
(saya beli) dengan harga sekian”. Keterangannya yaitu ayat yang mengatakan bahwa jual beli itu
suka sama suka.

D. Prinsip sewa (AL- Ijarah)


Ijarah termasuk salah satu pembiayaan di Perbankan syariah, menurut ijarah adalah akad
pemindahan hak penggunaan atau pemanfaatan atas barang atau jasa dengan melalui
pembayaran sewa kepada pemilik. Ijarah terbagi 2, yaitu:
 Ijàrah muntahiyah Bi al-Tamlìk adalah salah satu produk di antara produkproduk
investasi yang diterapkan oleh bank-bank Islam dan merupakan instrumen pengganti
dari pinjam-meminjam dengan jaminan gadai pada sistem bank konvensional. IMBT
memberikan pendanaan dengan jangka menengah dan jangka panjang di segala
bidang, baik perniagaan, industri maupun pada barang yang tidak bergerak (real
estate)
 Ijarah terhadap suatu benda (Sewa-menyewa)Barang yang boleh disewakan adalah
semua barang yanghalal atau mubah, tetapi tidak diperbolehkan atas barang
haram.Dengan dijalankannya akad Ijarah, maka pemilik barangberkewajiban
menyerahkan barang yang disewakan kepada penyewa tanpa diikuti dengan perpindahan
kepemilikan.
E. Prinsip Jasa
1. Al-Qardh, yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali, atau dengan kata lain meminjam kan tanpa menghrap imbalan. Dalam fiqih Al-
Qardh dikatagorikan sebagai aqd tatthawwu’I atau akad saling bantu membantu dan bukan
transaksi komersial
2. Hawalah, yaitu akad pemindahan hutang piutang suatu pihak kepada pihak lain.
Kebanyakan Ulama tidak memperbolehkan pengambilan manfaat atau imbalan atas
pengalihan hutang piutang tesrebut antara lain dengan mengurangi jumblah piutang atau
menambah jumlah hutang tersebut. Bank hanya boleh membebankan fee atas jasa
penagihan.
3. Wakalah, yaitu akad perwakilan antara kedua belah pihak, dimana pihak pertama
mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk bertindak atas nama pihak pertama.
Aplikasi nya dalam perbankan, wakalah digunakan untuk penerbitan letter of Credit ( L/C
Impor) atau penerusan permintaan barang dalam negeri dari bank diluar negeri (L/C Ekspor)
Wakalah juga diterapkan dalam jasa transfer inkaso.
4. Sharf, Yaitu transaksi pertukaran emas dan perak, atau pertukaran valuta asing. Syaratnya
harus tunai, serah terima harus dalam majelis kontrak, bila pertukaran antara mata uang yang
sam harus sama dalam jumlah / kuantitas yang sama.
5. Kafalah, yaitu akad jaminan dari suatu pihak kepada pihak lain, jenis jenis kafalah ada 3,
yaitu :
 Kafalah bin nafs : jaminan dari diri si penjamin (personal guarantee)
 Kafalah bin maal : jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang dalam
aplikasinya di perbankan dapat berbentuk jaminan uang muka atau (Advance Payment
bond), atau jaminan pembayaran (Payment Bond)
 Kafalah muallaqah : jaminan mutlak yang dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan
untuk tujuan tertentu. Dalam perbankan hal ini diterapkan untuk jaminan pelaksanaan
suatu proyek (performance bond) atau jaminan penawaran (Bid Bonds)
F. Konsep operasional Bank Syariah
a. Penghimpun Dana
Di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposit. Prinsip operasional
syi’ariyah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip
Wadi’ah dan Mudharabah.
b. Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dana nya, pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan Syariah terbagi kedalam 4 katagori yang dibedakan berdasarkan
tujuan penggunaannya, yaitu:
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
4. Pembiayaan dengan akad pelengkap.
c. Produk Jasa Perbankan lainnya :
 Wakalah
 Kafalah
 Hiwalah
 Rahn
 Qardh
 Sharf
G. Fungsi Perbankan Syariah dalam Perekonomian
 Peran perbankan Syariah dalam Perekonomian yaitu sebagai pemacu usaha ekonomi
rakyat agar sejahtera.
 Sebagai pelaksanaan kegiatan social
 Sebagai penyedia jasa keuangan
 Sebagai suatu Lembaga promosi halal
 Sebagai kesejahteraan dan keadilan ekonomi.

4.1 Dasar dasar Perbankan Syariah

I. Dasar Fiqh Muamalah


Fiqh Muamalah adalah hokum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan
keduniaan. Prinsipnya dalam islam ialah, yaitu:
 Pada dasarnya semua muamalah adalah mubah kecuali yang diharamkan dalam
Al-Quran dan Hadist.
 Muamalah dilakukan atas dasar suka rela
 Muamalah mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat
 Muamalah dilakukan atas nilai keadilaan
II. Keharaman Riba
Secara Bahasa riba adalah tambahan, secara istilah adanya tambahan dalam suatu barang
yang khusus dan istilah ini digunakan pada beberapa bentuk riba, yaitu:
 Riba Fadl, yaitu perukaran barang dengan ketentuan terdapat kelebihan pada
barang tersebut
 Riba Nasi’ah, yaitu penambahan dalam hutang piutang baik barang atau pun
hutang karena ada penundan pembayaran.
 Riba Qardi, yaitu hutang tanpa disertai tenggang waktu tetapi dengan
mensyaratkan membayar bunga bagi peminjam.
 Riba Yad, yaitu transaksi yang tidak menegaskan berapa nominal harga
pembayaran atau ketika sesorang berpisah dari tempat akad jual beli sebelum
serah terima antara penjual dan pembeli.
III. Jenis dan klarifikasi transaksi dalam islam
1. Jual beli, yaitu kegiatan tukar menukar harta dengan harta yang lain dalam bentuk
pindah milik dan kepemilikan melalui cara tertentu yang bermanfaat
2. Musyarakah (kerja sama), yaitu kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk
suatu usaha yang diantara pihak memberikan kontribusi (Modal) dengan kesepakatan
keuntungan dan kerugian ditanggung Bersama.
3. Mudharabah, yaitu bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak dimana pemillik
modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian diawal.
4. Ijarah, yaitu pembelian imbalan atas pemanfaatan suatu benda.
5.1 produk pendanaan bank Syariah

a) Giro (Demand Deposit), dalam perbankan Syariah giro dikenal adanya produk
berupa giro wadi’ah dan giro mudharabah. Giro wadiah adalah bentuk simpanan
yang penarikan nya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, billyet giro,
saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah buku yang
didasarkan pada prinsip titipan.
Giro mudharabah ialah produk simpanan pada bank Syariah dengan akad
mudharabah yang penarikan nya dapat dilakukan sesuai kesepakatan
dengan menggunakan cek, billyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan pemindah bukuan.
b) Time Deposit ada 3 ,yaitu:
 Deposit tabungan dn buku kas (pas- book)
 Sertifikat Deposito berjangka
 Deposito depositi berjangka, rekening terbuka.
c) Saving Deposit (tabungan) Pasal 1 ayat 21 UU No.21 tahun 2008 tentang
perbankan Syariah menyebutkan bahwa “Tabungan” adalah simpanan
berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasrkan akad mudharabah atau
akad lain yang tidak betentangan dengan prinsip Syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan, menurut syarat dan ketentuan lainnya yang telah
disepakati. Contoh tabungan yang ditawarkan oleh Bank antara lain,:
 Tabungan Bunga harian
 Tabungan Pendidikan
 Tabungan Auto Save
 Tabungan Berhadiah
 Tabungan dengan Asuransi dan masih banyak lagi yang dikembangkan
oleh bank umum devisa maupun bank non devisa.
d) Investment Deposit, yaitu penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh timbal
balik yang lebih besar dimasa depan.
6.1 Produk jual beli pada Bank Syariah

1. Murabahah
Pengertian : akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati
Syaratnya : penjual memberi tau biaya modal kepada nasabah, kontrak pertama sesuai
dengan rukun yang ditetapkan, kontrak harus bebas riba, dan harus
transparan.
Manfaat nya : adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan
harga jual kepada nasabah.
2. Ijarah
Pengertian : Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayran upah
sewa. Tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
Al-Ijarah Al-Muntahiyat Bit Tamlik
Pengertian : Perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepat nya, akad sewa
yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.
Aplikasinya pada bank Syariah : produk ini biasa dikenal dengan sebutan leasing baik
dalam operating leas maupun financial lease.
Keunggulannya : Lebih sederhana dari sisi pembukuan, bank tidk direpotkan untuk
mengurus pemeliharaan asset, baik pada saat leasing maupun
sesudahnya.
3. Salam
Pengertian : pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran
dilakukan dimuka
Rukun : ada pembeli, penjual, alat tukar, barang, ijab Kabul.
4. Istis’na
Pengertian : kontrak penjual antar pembeli dan pembuat barang
Istisna parallel : (subkontraktor) kontrak baru yang diadakan pembuat untuk memperoleh
kontrak kedua, dengan tujuan memenuhi kewajiban pada kontrak
pertama melalui izin dari pembeli.
7.1 Produk Bank Syariah (Profit Sharing)

Profit Sharing.

1. Total pendapatan usaha dikurangi biaya operasional untuk mendapatkan profit


keuntungan bersih.
2. Bentuk perjanjian kerja sama antara investor dan enterpreuner dalam menjalankan
kegiata usaha.

Dua pembahsan mengenai profit sharing, yaitu :

 Mudharabah, bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal
mempercayakan sejumblah modal kepada pengelola dengan sesuatu perjanjian di
awal akad.
 Musyarakah, akad kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana masing masing
pihak memberikan modal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko
ditanggung Bersama.

Landasan hokum:

1. Al-Qur’an ; QS. Al-Baqarah:275 dan 278


2. Ijma’ para Ulama ; membolehkan pembagian hasil didalam perbankan
3. DSN : Fatwa DSN-MUI No.15/2000 tentang prinsip bagi hasil Syariah dalam Lembaga
keuangan . fatwa DSN-MUI No.115/2017
4. Hadist : Nabi Muhammad SAW bersabda : “ kaum muslimin terikat dengan syarat
syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan halal atau menghalalkan
yang haram “

8.1 Produk bank Syariah, Produk jasa


 Pengertian : kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada
dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu
 Layanan aktifitas : melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan
barang barang milik.
 Jenis jenis produk jasa pada bank Syariah yaitu: kafalah, wakalah, hiwalah,ijarah
 Landasan hokum :
1. Al-Qur’an : QS. Al-Qashas : 26, QS.Al- Baqarah:282, QS. Ali-imran :130
2. Hadist Nabi Muhammad SAW
3. Fatwa DSN-MUI
1. Kafalah (penjaminan)
Al-kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga yang memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin
dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
Jenis-jenis Kafalah ,yaitu :
a. Kafalah bi an-Nafs Adalah jaminan si penjamin. Keterangan: Bank sebagai juridical
personality dapat memberikan jaminan untuk maksud-maksud tertentu.
b. Kafalah bi al-Mal Adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang.
Keterangan: Bentuk kafalah ini merupakan medan yang paling luas bagi bank untuk
memberikan jaminan kepada para nasabahnya dengan imbalan fee tertentu.
c. Kafalah bit Taslim
Jenis kafalah ini bisa dilakukan untuk menjamin dikembalikannya barang sewaan
pada akhir masa kontrak. Keterangan: hal ini dapat dilakukan dengan leasing
company terkait atas nama nasbah dengan mempergunakan depositnya di bank dan
mengambil fee atasnya.
d. Kafalah al-Mujazah
Adalah jaminan untuk tidak dibatasi oleh kurun waktu tertentu atau dihubungkan
dengan maksud-maksud tertentu.
e. Kafalah al-Mualah
Bentuk kafalah ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-Munjazah dimana,
jaminan dibatasi oleh kurun waktu dan tujuan-tujuan tertentu. Keterangan: dalam
dunia perbankan modern jaminan jenis ini biasa disebut performance bonds (jaminan
prestasi).
2. Hawalah
Adalah pemindahan kewajiban membayar hutang dari orang yang berhutang (al-muhil)
kepada orang yang berhutang lainnya (al-muhal’alaih).
Hawalah dapat di bagi menjadi beberapa jenis yang diantaranya yaitu:
1) Hawalah haq (pemindahan hak) terjadi apabila yang dipindahkan itu merupakan hak menuntut
uang atau dengan kata lain pemindahan piutang.
2) Hawalah dayn (pemindahan hutang) terjadi jika yang dipindahkan itu kewajiban untuk
membayar hutang.
3) Hawalah muqayyadah (pemindahan bersyarat) adalah pemindahan sebagai ganti dari
pembayaran hutang pihak pertama (muhil) kepada pihak kedua (muhal).
4) Hawalah mutlaqah (pemindahan mutlak) adalah pemindahan hutang yang tidak ditegaskan
sebagai ganti pembayaran hutang pihak pertama (muhil) kepada pihak kedua (muhal).

3. Ijarah
Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayran upah sewa. Tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
Al-Ijarah Al-Muntahiyat Bit Tamlik
Pengertian : Perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepat nya, akad sewa
yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.
Aplikasinya pada bank Syariah : produk ini biasa dikenal dengan sebutan leasing baik
dalam operating leas maupun financial lease.
Keunggulannya : Lebih sederhana dari sisi pembukuan, bank tidk direpotkan untuk
mengurus pemeliharaan asset, baik pada saat leasing maupun
sesudahnya.

Anda mungkin juga menyukai