Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330009920

Budidaya lele sistem bioflok solusi ketahanan pangan masyarakat perkotaan

Article · December 2018


DOI: 10.32502/jsct.v5i

CITATIONS READS

2 5,229

1 author:

Irkhamiawan Ma'ruf
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Community-based fisheries management for culture-based fisheries in swamp waters View project

All content following this page was uploaded by Irkhamiawan Ma'ruf on 31 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SOCIETA V - 2 : 82 – 86, Desember 2016 ISSN 2301- 4180

BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOK


SOLUSI KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT PERKOTAAN

Irkhamiawan Ma’ruf

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian


Universitas Muhammadiyah Palembang
Email : irkhamiawan@gmail.com

ABSTRAK

Konsumsi protein hewani masyarakat yang rendah, perlu ditingkatkan dengan menyediakan sumber protein
yang berkualitas dan harga terjangkau. Ikan lele, dengan budidaya sistem intensif, dapat menjawab 2 tentangan
tersebut, sumber protein berkualitas dan murah. Budidaya sistem bioflok memungkinkan terjadinya efisiensi
penggunaan pakan sekaligus menaikan padat tebar ikan, sehingga cocok dilakukan di perkotaan dengan
keterbatasan lahan. Budidaya sistem bioflok dilakukan dengan menumbuhkan mikroba yang akan mengurai
amonnia hasil feses dan sisa pakan yang kemudian berguna sebagai sumber pakan alami bagi ikan. Analisa
usaha lele sistem bioflok apabila dilakukan selama 10 periode dengan padat tebar pertama sebanyak 500 ekor per
m3 kemudian kenaikan padat tebar sebesar 20% tiap periode selama 10 periode pemeliharaan akan menghasilkan
keuntungan bersih sebesar Rp. 12.405.000 (pembulatan) dengan modal awal sebesar Rp.5.650.000.

Kata Kunci: agribisnis perikanan, bioflok, budidaya, lele, analisa usaha, budidaya perkotaan

PENDAHULUAN sangat tipis. Akibatnya sedikit gangguan dalam


budidaya dapat membuat pembudidaya merugi.
Nawa cita, merupakan visi dan misi
Solusi menekan biaya budidaya lele adalah
pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sesuai
dengan menyediakan pakan alami dalam media
dengan cita-cita kemerdekaan; berdaulat, adil dan
budidaya lele, yaitu dengan teknologi probiotik, yang
makmur. Dalam bidang pangan, Indonesia dituntut
kemudian dikenal dengan sistem bioflok. Bioflok bisa
untuk dapat menyediakan sumber pangan
menjadi pakan alami tambahan bagi ikan lele,
berkualitas dengan harga terjangkau.
sehingga mengurangi konsumsi pakan yang
Sumber pangan yang sangat penting bagi
diberikan. Budidaya sistem bioflok adalah teknologi
masyakarat salah satunya adalah bahan pangan
budidaya ikan untuk memperbaiki kualitas air dengan
protein hewani. Konsumsi protein hewani penduduk
memanfaatkan bakteri heterotrof untuk mengubah N
Indonesia, walau masih dibawah negara-negara
organik dan anorganik yang bersumber dari feses
Asean, menunjukkan peningkatan tiap tahun. Data
dan sisa pakan ikan menjadi biomasa (flok) yang
Statistik Ketahanan Pangan Tahun 2014 yang
dapat menjadi pakan alami bagi ikan (Ekasari, 2009).
dikeluarkan Badan Ketahanan Pangan Kementrian
Jorand et al. (1995), Verstraete, et al. (2007); de
Pertanian (2015) menunjukkan bahwa tahun 2014
Schryver et al. (2008), dalam Ekasari (2009),
konsumsi protein hewani penduduk Indonesia adalah
mengemukaan bahwa di dalam flok bakteri terdapat
102,6 gram/kapita/hari dengan 52,5% sumber protein
berbagai jenis mikro-organisme (bakteri pembentuk
berasal dari sektor perikanan [FAO, 2016]. Sektor
flok, bakteri filamen, fungi), partikel tersuspensi,
perikanan dapat menjadi andalan dalam penyediaan
koloid dan polimer organik, kation dan sel-sel mati.
sumber pangan yang berkualitas dengan harga
Selain flok bakteri, berbagai jenis organisme lain juga
terjangkau dalam rangka peningkatan konsumsi
ditemukan dalam bioflok seperti protozoa, rotifer dan
protein masyarakat. Ikan lele, selain memiliki
oligochaeta (Azim et al., 2007; Ekasari, 2008).
kandungan gizi tinggi, harga terjangkau dan banyak
peminat membuat ikan ini dapat menjadi andalan
bagi penyediaan sumber protein masyarakat. Pangan
murah dan berkualitas salah satunya bisa dicapai
dengan teknologi dan sistem budidaya intensif.
Budidaya ikan dan lele pada umumnya
berbiaya tinggi karena komponen biaya dalam
budidaya yang tertinggi adalah pakan yang
menghabiskan sekitar 70-80% dari total biaya
produksi budidaya. Tingginya harga pakan,
disebabkan beberapa komponen bahan baku pakan
masih menggunakan bahan impor. Berdasarkan
survei harga pasar, rata-rata harga pakan lele
dipasaran Rp.8.000-Rp.12.000 per kg, sedangkan
harga ikan lele Rp.13.000-Rp.16.000 per kg, dengan
fcr (feed consumsion ratio/rasio pakan yang jadi Sumber: KSU Aquaculture, 2016
daging) 1,2 berarti marjin keuntungan pembudidaya Gambar 1. Skema Pemanfaatan Bioflok

82
SOCIETA V - 2 : 82 – 86, Desember 2016 ISSN 2301- 4180
Aerasi yang kuat adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam menumbuhkan flok dan
Tersedianya pakan alami bagi ikan membuat
konsumsi pakan menjadi lebih sedikit. Produksi menyediakan oksigen bagi lele, mengingat padat
mikroba yang bersumber dari ammonia juga tebar sistem ini sangat tinggi. Aerasi minimal
membuat kualitas air dalam media pemeliharaan diletakkan di 4 titik dengan menggunakan batu aerasi
menjadi baik, sehingga memungkinkan pemeliharaan yang besar dan tidak gampang tersumbat,
dengan kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan ditempatkan hingga dasar bak. Aerasi kuat
dengan budidaya sistem biasa/tradisional. Sehingga, dipertahankan sampai akhir pemeliharaan.
dapat menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan Setelah air dinyatakan steril, kemudian
dengan lahan yang terbatas, dengan memanfaatkan tambahkan probiotik atau sumber mikroba (dipasaran
sistem bioflok untuk budidaya ikan dengan padat menggunakan merek dagang EM-4 Perikanan, atau
tebar yang tinggi. merek lain), sumber nitrogen dapat menggunakan
pupuk urea sebanyak 1 g/m3 air, sumber karbon
Teknis Budidaya Lele Sistem Bioflok (disarankan menggunakan molase/gula pasir)
sebanyak 10 g/m3 air. Derajat keasaman (pH) air
Budidaya lele sistem bioflok merupakan teknik
antara 7 sampai 7,5, jika kurang dapat dinaikkan
budidaya sistem intensif yang menuntut disiplin dan
menggunakan kapur pertanian (dolomit) sebanyak
ketepatan yang tinggi. Tahap dalam budidaya lele
100g/m3 (Ekasari, et al., tanpa tahun), jika pH lebih
sistem biflok adalah sebagai berikut:
tinggi dari 7,5 dapat diturunkan dengan
Persiapan Media Budidaya menambahkan air ber-pH netral. Penumbuhan
Media budidaya yang digunakan adalah bak mikroba dilakukan selama 5 hari sampai air berwarna
berbentuk tabung dengan diameter 1,5 sampai 2 keruh.
meter (atau dapat menyesuaikan), tinggi antara 1 Masukkan benih lele berkualitas baik
sampai 1,5 meter (atau dapat menyesuaikan). berukuran antara 9 sampai 12 cm dengan kepadatan
Bahan bak dapat menggunakan bak semen, rangka antara 300 sampai 3000 ekor per m3 (bagi pemula
besi atau kayu yang dilapis terpal. Penggunaan lapis disarankan hanya 300-500 ekor per m3).
terpal lebih direkomendasikan mengingat kepadatan Penggunaan benih lele ukuran antara 9 sm sampai
lele yang tinggi dapat menyebabkan kulit dan badan 12 cm memperkecil resiko kegagalan karena benih
lele dapat tergores/cacat apabila menggunakan bak lele lebih stabil dan pertumbuhan ikan relatif sudah
yang keras seperti terbuat dari fiber atau semen. seragam.
Contoh bak pemeliharaan menggunakan rangka besi Ketinggian flok dipertahankan dibawah 15 mm,
dan beralas terpal dapat dilihat pada gambar 2. apabila diatas 15 mm berarti terlalu padat dan perlu
di ambil dengan serok dan ikan dipuasakan agar
mengkonsumsi floknya. Setiap minggu, tambahkan
urea sebanyak 1 g/m3 air dan gula/molase sebanyak
10 g/m3 air. Apabila flok berkurang, ditandai dengan
warna air yang menjadi lebih jernih, dapat
ditambahkan Em-4 5 ml/m3 atau sesuai anjuran
produk. Ketinggian air ditingkatkan sedikit demi
sedikit, mengikuti perkembangan kepadatan ikan,
hingga antara 10-20 cm dari tinggi kolam.
Pemberian pakan menggunakan pakan ikan
komersil atau buatan sendiri (dengan kandungan
nutrisi setara pakan komersil) dengan kandungan
protein 25% yang telah difermentasi. Fermentasi
pakan bertujuan untuk lebih meningkatkan efisiensi
pemberian pakan dan penyerapan protein yang lebih
baik (Setiawati, J. E., et al., 2013), karena pakan
yang telah difermentasi menghasilkan bakteri baik
yang akan masuk ke dalam saluran pencernaan ikan,
yang kemudian akan membantu proses pencernaan
sehingga protein yang terserap lebih optimal.
Gambar 2. Contoh bak Pemeliharaan lele Langkah membuat fermentasi pakan adalah:
menggunakan rangka besi dan 1. Campurkan pakan dengan probiotik (merek
terpal. dipasaran antara lain EM-4 perikanan, dll)
sebanyak 2ml/kg pakan.
Setelah bak pemeliharaan disiapkan, isi air 2. Pakan yang telah tercampur disimpan pada
sebanyak 1/3 tinggi bak, endapkan selama 3 hari wadah tertutup selama 2-7 sampai pakan
kemudian sedot kotoran yang mengendap di dasar ditumbuhi mikroba dan berwarna keputihan.
bak. Untuk membunuh bakteri jahat di air, 3. Fermentasi pakan dilakukan setiap hari sebanyak
tambahkan klorin sebanyak 10 g/m3 lalu diberi aerasi kebutuhan pemberian pakan harian.
kuat selama 24-48 jam sampai bau klorin hilang.
83
SOCIETA V - 2 : 82 – 86, Desember 2016 ISSN 2301- 4180
Pemberian pakan dilakukan sesering mungkin
(5-12 kali per hari) pada awal pemeliharaan hingga
semakin jarang (2-3 kali) seiring perkembangan umur
Pembuatan rangka bak pemeliharaan seperti
dalam tabel 1., menggunakan rangka yang terbuat
ikan. Setiap pemberian pakan dilakukan sedikit demi dari besi beton 6 mm yang dirangkai satu sama lain
sedikit, sebanyak 80% dari daya kenyang. Daya untuk menambah kekuatan rangka besi. Terpal
kenyang dapat diukur tiap minggu dengan langkah: menggunakan bahan kain atau plastik yang dijahit
1. Timbang pakan yang akan diberikan. mengikuti ukuran bak. Pengrajin yang menjahit
2. Berikan pakan sedikit demi sedikit, sampai ikan terpal untuk penggunaan bak/kolam ikan telah
tidak nafsu lagi makan. banyak menjamur seiring dengan tingginya
3. Timbang sisa pakan. Daya kenyang adalah permintaan penggunaan terpal untuk budidaya ikan.
selisih pakan awal dikurangi pakan sisa. Sumber oksigen bagi ikan dan mikroba dibantu
Untuk konsumsi flok yang lebih maksimal, ikan menggunakan aerator berkekuatan minimal 0,025
dapat dipuasakan sehari tiap minggu. Mpa yang disalurkan menggunakan pipa/selang dan
batu aerator. Batu aerator diusahakan diletakkan
Analisa Usaha Budidaya Lele Sistem Bioflok mencapai dasar bak agar oksigen yang disalurkan
merata hingga ke dasar bak sebanyak minimal 4
Biaya investasi dan biaya operasional buah di tiap sisi bak.
Budidaya lele sistem bioflok mensyaratkan Pakan tambahan berupa pellet yang
lingkungan dan media yang terkontrol. Hal ini digunakan sebaiknya menggunakan pakan yang
dilakukan mengingat kepadatan yang tinggi telah di fermentasi. Pakan fermentasi
mensyaratkan kualitas air yang baik, agar memungkinkan penyerapan protein oleh ikan lebih
pertumbuhan mikroba pengurai nitrogen (amonnia) optimal. Pembuatan pakan fermentasi dilakukan
dan ikan lele dapat tumbuh dengan baik. Syarat dalam ember tertutup selama 2-7 hari atau sampai
terkontrol dapat dicapai dengan memberi naungan tumbuhnya jamur pada pakan. Pakan dibuat
pada bak media budidaya. Bak pemeliharaan dapat dengan takaran untuk pemberian pakan satu hari.
ditempatkan di dalam rumah, garasi, atas rumah atau Pakan fermentasi dibuat untuk 5 hari dengan setiap
tempat lain yang memiliki naungan sehingga selesai memberikan pakan, langsung dibuat baru.
terlindung dari sinar matahari dan hujan. Sinar Prinsip pemberian adalah first in, first out, yaitu yang
matahari yang masuk mengenai permukaan perairan pertama dibuat adalah yang diberikan pada ikan.
dapat merangsang tingginya aktifitas fotosintesis Takaran pemberian pakan menyesuaikan untuk
sehingga berpotensi terjadi ledakan organisme yang kebutuhan pakan ikan 5 hari kedepan.
akan menjadi kompetitor oksigen di perairan. Air Kertas lakmus/pH digunakan untuk
hujan yang masuk ke dalam bak pemeliharaan mengetahui kadar derajat keasaman air. pH yang
berpotensi akan merubah kualitas air di bak diinginkan adalah 7-7,5, kurang dari itu dinaikkan
pemeliharaan. menggunakan larutan kapur pertanian. Penambahan
Alat dan media yang digunakan dalam larutan kapur dilakukan sedikit demi sedikit, hingga
budidaya sistem bioflok ini dapat memanfaatkan mencapai pH yang diinginkan. Menurunkan pH
barang-barang di rumah tangga atau barang dapat dilakukan dengan menambahkan air ber pH
bekas/sisa berharga murah. Pembuatan naungan netral (7) sedikit demi sedikit, hingga pH netral.
tidak diperlukan apabila bak pemeliharaan dapat Biaya investasi yang disimulasikan dalam tabel
ditempatkan pada lokasi yang sebelumnya memang 1. adalah sebesar Rp. 3.595.000 untuk satu bak
telah memiliki naungan, misal di garasi rumah atau pemeliharaan. Namun biaya itu dapat menurun
tempat lain yang telah memiliki naungan. Begitu juga drastis apabila ada barang di rumah yang dapat
biaya pembuatan instalasi listrik. dimanfaatkan.

84
SOCIETA V - 2 : 82 – 86, Desember 2016 ISSN 2301- 4180

Tabel 1. Biaya Investasi dan Variable Budidaya Lele Sistem Boflok Padat Tebar 1000 ekor
No Item Jumlah Satuan harga Satuan Harga Total Keterangan
A. Biaya Investasi
1 Pembangunan Atap 1 Unit Rp 500.000 Rp 500.000 Pelindung hujan dan matahari
2 Lampu dan Instalasi listrik 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000 kontrol dan pemberian pakan malam hari
3 Pembuatan Rangka Besi Kolam 1 Rangka Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Besi 6", tinggi 1,3 meter, diameter 1,5 meter
4 Terpal 1 Rp 400.000 Rp 400.000 Terpal dipesan sesuai ukuran rangka bak.
5 Aerator 1 mesin Rp 600.000 Rp 600.000 tekanan minimal 0.025 Mpa
6 Aksesoris Aerasi 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Terdiri dari pipa, selang, batu aerator dll
7 Ember Pakan 5 buah Rp 50.000 Rp 250.000 Menggunakan ember bertutup
8 Serok 1 buah Rp 15.000 Rp 15.000 untuk membuang kotoran dan pemanenan
9 Timbangan Pakan 1 buah Rp 250.000 Rp 250.000
10 Ember air 1 buah Rp 30.000 Rp 30.000
11 Kertas Lakmus 1 paket Rp 100.000 Rp 100.000
Total Rp 3.595.000
B. Biaya Operasional
Air bersih 2 m3 Rp 4.000 Rp 8.000 bersumber dari sumur atau PDAM
Probiotik 1 botol Rp 25.000 Rp 25.000
Urea 0,5 kg Rp 10.000 Rp 5.000
Gula 0,5 Rp 25.000 Rp 12.500
Bibit Lele 1000 ekor Rp 400 Rp 400.000 ukuran 9-12 cm / 4 inci
Pakan 144 kg Rp 9.000 Rp 1.296.000 Kadar Protein 21-25%
Insentif Tenaga Kerja bantu 2 bulan Rp 100.000 Rp 200.000 Anggota RT yang memiliki waktu luang
Biaya Panen 1 paket Rp 100.000 Rp 100.000
Total Rp 2.046.500
C. Panen
Ikan Lele 180 kg Rp 15.000 Rp 2.700.000

Biaya operasional total untuk pemeliharaan kematian ikan diperkirakan diangka 10%, dengan
awal sebanyak 1.000 ekor ikan lele selama 2 bulan harga ikan rata-rata di kolam Rp.15.000 per kg.
sampai panen adalah Rp. 2.046.500. Biaya
Simulasi Padat Tebar dan Keuntungan Usaha
operasional tersebut paling besar atau sebesar 70%
diperuntukan untuk pengeluaran pakan, yaitu
Padat tebar budidaya lele sistem bioflok dapat
sebesar Rp. 1.296.000. Biaya pengeluaran untuk
mencapai 3.000 ekor per m3. Tingginya padat tebar
bibit lele adalah sebesar Rp.400.000, dengan
sebanding lurus dengan resiko dan tingkat
menggunakan benih lele ukuran antara 9-12 cm.
keterampilan yang dimiliki pembudidaya. Sebagai
Pengeluaran lain digunakan untuk bahan pembuatan
pemula, pembudidaya disarankan melakukan
flok dan fermentasi pakan. Tenaga kerja yang
penebaran dengan kepadatan 500 ekor per m3 atau
digunakan anggota keluarga yang memiliki waktu
kurang. Setelah pemeliharaan pada periode pertama
luang. Pengunaan tenaga kerja luar keluarga tidak
dilakukan, padat tebar dapat dinaikan sebesar 20%
direkomendasikan mengingat skala usaha yang kecil,
dan seterusnya tiap periode. Sehingga sampai 10
penggunaan tenaga kerja luar keluarga bisa
periode pemeliharaan dengan waktu 2 bulan setiap
dilakukan bila benih tebar diatas 20.000 ekor. Usaha
periode maka 10 periode pemeliharan dapat dicapai
budidaya ikan sistem bioflok ini juga cocok dilakukan
selama 2 tahun. Salah satu keuntungan lainnya
oleh orang yang telah masuk masa purna tugas
menggunakan sistem bioflok adalah kualitas air yang
(pensiun), yang masih memiliki semangat dan waktu.
baik, sehingga setelah panen, media pemeliharaan
Panen ikan lele dilakukan setelah ikan
tidak perlu diganti dan dicuci, dapat langsung
berukuran 200 gram atau sesuai permintaan pasar.
dimasukkan benih lagi untuk langsung memulai
Penggunaan benih berukuran besar, memungkinkan
periode pemeliharaan berikutnya.
panen bisa dicapai selama dua bulan. Angka

85
SOCIETA V - 2 : 82 – 86, Desember 2016 ISSN 2301- 4180

Tabel 2. Simulasi Kenaikan Padat Tebar Budidaya Lele Sistem Bioflok Selama 2 Tahun
Periode Jumlah Benih Tebar Kenaikan Kepadatan Biaya Operasional Hasil Panen
no Laba/Rugi
Pemeliharaan (Pembulatan) Benih Tebar per m3 (Pembulatan) (Pembulatan)
1 Periode 1 1000 0% 500 Rp 2.100.000 Rp 2.700.000 Rp 600.000
2 Periode 2 1200 20% 600 Rp 2.500.000 Rp 3.200.000 Rp 700.000
3 Periode 3 1400 20% 700 Rp 3.000.000 Rp 3.800.000 Rp 800.000
4 Periode 4 1700 20% 850 Rp 3.600.000 Rp 4.600.000 Rp 1.000.000
5 Periode 5 2000 20% 1000 Rp 4.300.000 Rp 5.500.000 Rp 1.200.000
6 Periode 6 2400 20% 1200 Rp 5.100.000 Rp 6.700.000 Rp 1.600.000
7 Periode 7 2900 20% 1450 Rp 6.200.000 Rp 8.000.000 Rp 1.800.000
8 Periode 8 3500 20% 1750 Rp 7.400.000 Rp 9.600.000 Rp 2.200.000
9 Periode 9 4200 20% 2100 Rp 8.800.000 Rp 11.600.000 Rp 2.800.000
10 Periode 10 5100 20% 2550 Rp 10.600.000 Rp 13.900.000 Rp 3.300.000
Total Rp 53.600.000 Rp 69.600.000 Rp 16.000.000
Biaya Tetap/Investasi Rp 3.595.000
Laba Bersih Selama 10 periode pemeliharaan Rp 12.405.000
menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp.
Pemeliharaan lele sistem bioflok dengan 12.405.000 (pembulatan).
kenaikan padat tebar sebesar 20% tiap periode
selama 2 tahun menghasilkan keuntungan bersih
DAFTAR PUSTAKA
sebesar Rp. 12.405.000 (pembulatan).
Badan Ketahanan Pangan, 2015. Data Statistik
Analis Titik Impas dan Benefit/Cost Ratio. Ketahanan Pangan 2014. Kementrian
Pertanian [internet]. [diacu 2016 Oktober 04].
Tabel 3. Analisa Usaha Budidaya Lele Sistem Tersedia dari: http://bkp.pertanian.go.id/
Bioflok Selama 10 Periode tinymcpuk/gambar/file/data_statistik_kp_2014_
new.pdf
No Variabel Nilai Bio-Floc System, 2016. Growing Pacific White
1 Biaya Total Rp 57.195.000 Shrimp Indoors Kentucky State University
2 Hasil Panen Total (rupiah) Rp 69.600.000 Division of Aquaculture. Kentucky State
University, 2016 [Video File]. [Diacu 2016,
3 Hasil Panen Total (kg) 4.673
Oktober 04]. Tersedia dari:
4 BEP (break Even Point) 5 periode (10 bulan) https://youtu.be/IwbDqB0C_-Y
5 Benefit/Cost Ratio 1,2 Food and Agriculture Organization [FAO], 2016.
Statistik Pocketbook Word Food and
Agriculture 2015 [internet]. [diacu 2016,
Titik impas budidaya sistem bioflok
Oktober 04]. Tersedia dari:
didapatkan selama 5 periode atau 10 bulan. Analisa
http://www.fao.org/3/a-i4691e.pdf
benefit cost ratio adalah sebesar 1,2, yaitu dalam
setiap Rp.1 modal yang ditanamkan akan Ekasari, J., 2009. Teknologi Biotlok: Teori dan
menghasilkan Rp. 1,2. Secara umum, budidaya lele Aplikasi dalam Perikanan Budidaya Sistem
sistem bioflok ini sangat layak untuk untuk dilakukan. Intensif. Jumal Akuakultur Indonesia, 8(2):
Selengkapnya, analisa usaha dapat dilihat pada tabel 117-126 (2009). Bogor
3. Ekasari, J., Hassane N., Fajar M., Hasan N. Tanpa
KESIMPULAN Tahun. Teknik Budidaya Ikan Lele Berbasis
Teknologi Bioflok, Departemen Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
1. Budidaya lele sistem bioflok dilakukan dengan Kelautan Institut Pertanian Bogor, bogor.
wadah pemeliharaan terkontrol dengan
Setiawati, J. E., Tarsim, Y.T. Adiputra, dan Siti H.
menumbuhkan mikroba yang akan menguraikan
2013. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada
amonnia feses dan sisa pakan. Sistem bioflok
Pakan Dengan Dosis Berbeda Terhadap
memungkinkan padat tebar hingga 3.000 ekor per
Pertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan
minggu. Menggunakan pakan dengan jumlah dan
Dan Retensi Protein Ikan Patin (Pangasius
kandungan protein lebih rendah (21%-25%) yang
hypophthalmus). Jurnal Rekayasa dan
terlebih dahulu telah di fermentasi.
Teknologi Budidaya Perairan. I (2): 2302-3600.
2. Analisa usaha lele sistem bioflok apabila
dilakukan selama 10 periode dengan padat tebar
pertama sebanyak 500 ekor per m3 kemudian
kenaikan padat tebar sebesar 20% tiap periode
selama 10 periode pemeliharaan akan
86

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai