Tugas Kelompok Audit
Tugas Kelompok Audit
Pengauditan 1 / I
Definisi Etika
Etika merepresentasikan serangkaian prinsip prinsip moral, aturan-aturan perilaku (rules of
conduct), atau nilai-nilai. Etika merupakan disiplin ilmu mengenai nilai-nilai yang terkait dengan
perilaku individu, berhubungan dengan kebenaran dan kesalahan atas tindakan-tindakan tertentu,
serta kebaikan dan keburukan dari beberapa motif yang berujung pada tindakan-tindakan
tersebut. Etika digunakan ketika seseorang individu perlu mengambil keputusan dari berbagai
alternatif yang terkait dengan prinsip-prinsip moral.
Perilaku yang beretika merupakan hubungan bagi masyarakat agar situasi yang ada tetap
berjalan baik. Kebutuhan etika di dalam masyarakat cukup penting, yang mana terdapat banyak
nilai etika yang umumnya diadaptasi menjadi undang-undang. Namun, sebagian besar dari nilai-
nilai etika di masyarakat, seperti integritas, loyaliutas, dan upaya untuk mencapai keunggulan
(pursuit of excellence) tidak dapat disertakan menjadi undang undang dengan ditetapkanya kode
etik, suatu profesi diasumsikan dapat mendisiplinkan dirinya sendiri melebihi apa yang
ditentukan dalam undang-undang.
Sejarah Etika
Filsuf saat ini biasanya mengelompokkan teori-teori etika ke dalam 3 area subjek umum, yakni
meta-etika, etika normatif, dan etika terapan.
Meta-etika menginvestigasi darimana prinsip prinsip etika kita berasal, dan apakah
maksud dari prinsip-prinsip tersebut? Apakah prinsip prinsip ini hanya temuan-temuan sosial?
Apakah prinisip prinisp ini melibatkan lebih banyak ekspresi emosi individual kita? Jawaban
jawabn meta etika terhadap sejumlah pertanyaan tersebut berfokus pada beberapa hal terkait
kebenaran universal, kehendak tuhan, dan pembenaran dalam penilaian etika, serta pengertian
dari istilah etika itu sendiri.
Etika normatif melakukan tugas yang lebih praktis, yakni untuk mncapai standar standar
moral yang dapat meregulasi perilaku benar dan salah. Hal ini mungkin menyertakan artikulasi
atas kebiasaan baik yang harus kita miliki, kewajiban-kewajiban yang seharusnya kita kerjakan,
atau konsekuensi dari perilaku kita kepada orang lain.
Terakhir, etika terapan termasuk melakukan pemeriksaan/pengujian terhadap hal-hal
kontroversial secara spesifik, seperti aborsi, pembunuhan bayi, hak-hak binatang permasalahan
lingkungan, homoseksualitas, hukuman mati,atau perang nuklir. Dengan menggunakan alat-alat
konseptual dari meta etika dan etika normatif, pembahasan-pembahasan di etika terapan
mencoba menyelesaikan hal-hal kontroversial tersebut.
Tujuan-Tujuan Akuntansi
Dalam konteks ini, Internasional Ethics Standards Board of Accountants (IESBA) menetapkan
kode etik bagi para akuntan profesional (code of Ethics for Professional Accountants) yang
menyatakan bahwa merupakan tanggung jawab auditor untuk mengambil tindakan dengan
memperhatikan kepentingan publik-hal ini merupakan hal yang membedakan profesi akuntan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kode etik menyarankan beberapa prinsip dasar
bagi para akuntan profesional, serta bagi pihak-pihak yang mendapatkan penugasan untuk
menyusun laporan yang akan didiskusikan.
Kode Etik Internasional ethics standards board of accountants (IESBA) bagi para
akuntan profesional
Panduan mengenai etika yang ditetapkan oleh (IESBA) berasal dari laporan rekomendasinya ke
IFAC Board setelah melalui riset dan eksposur yang sesuai atas draf panduan tersebut. Kode etik
menerapkan standar-standar berperilaku bagi para akuntan profesional dan menyatakan prinsip-
prinsip dasar yang seharusnya dipertimbangkan oleh para akuntan profesional dalam upaya
untuk mencapai tujuan-tujuan umum. Kode etik terdiri atas tiga bagian berikut :
Bagian A menetapkan prinsip-prinsip dasar (fundamental principles) etika profesional bag
para akuntan profesional dan memberikan kerangka konseptual yang dapat digunakan untuk:
Mengidentifikasi ancaman-ancaman (threats) terhadap kepatuhan atas prinsip-prinsip
dasar.
Mengevaluasi signifikan dari ancaman-ancaman yang telah diidentifikasi.
Bagian B dan C mendeskripsikan bagaimana kerangka konseptual dapat digunakan dalam
situasi-situasi tertentu. Kedua bagian tersebut menyediakan contoh-contoh pengamanan yang
mungkin tepat untuk mengatasi ancaman-ancaman terhadap kepatuhan atas prinsip-prinsip
dasar.
Bagian C digunakan bagi para akuntan profesional dalam bisnis. Para akuntan profesional
dalam praktik publik mungkin juga mendapati kalau bagian C cukup relevan dengan situasi-
situasi penugasan khusus yang dilakukanya.
Pendekatan Kerangka Konseptual
Apabila dibandingkan dengan daftar aturan-aturan yang harus dikuti untuk menjadi seorang
akuntan yang beretika, yang juga disebut sebagai pendekatan “berbasi aturan” yang digunakan di
banyak negara, IESBA dan IFAC memilih untuk menggunakan pendekatan “kerangka
konseptual.” Kerangka konseptual mendorong seorang akuntan profesional untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman-ancaman terhadap kepatuhan atas
prinsip-prinsip dasar dari pada hanya mengikuti mengiktui serangkaian aturan-aturan tertentu
yang mungkin saja tidak didasarkan pada akal sehat.
Bagian A- Penerapan Umum dari Kode Etik IESBA bagi Para Akuntan Profesional
Paduan IESBA menawarkan pembahasan lebih lanjut atas kelima prinsip dasar tersebut. Setiap
konsep merupakan topik dalam kode etik pada section (110-150).
Integritas (section 110)
Prinsip-prinsip integritas mewajibkan seluruh akuntan profesional agar lugas dan jujur dalam
seluruh hubungan profesional dan bisnis. Integrtitas juga berarti berterus terang dan selalu
mengatakan yang sebenarnya.
Objektivitas (section 120)
Prinsip-prinsip objektivitas mewajibkan seluruh akuntan profesional agar tidak berkompromi
terkait kearifan profesional atau pertimbangan bisnis yang dimilikinya karena adanya bias,
konflik kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
Kompetensi dan sikap kehati-hatian secara Profesional (section 130)
Prinsip-prinsip kompetensi dan sikap kehati-hatian secara profesional mengharuskan para
akuntan profesional untuk mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesionalnya karena hal
ini menjadikannya tenaga profesional yang kompeten. Hal ini berarti bahwa para akuntan
profesional memahami dan mengimplementasikan standar teknis dan standar profesional saat
mengerjakan pekerjaanya.
Kerahasiaan (section 140)
Para akuntan profesional memiliki kewajiban untuk menghargai kerahasiaan informasi terkait
urusan klien (atau pemberi kerja) yang didapatkan selama proses jasa profesional dilakukan.
Perilaku Profesional (section 150)
Prinsip-prinsip perilaku profesional berarti adanya kepatuhan terhadap undang-undang dan
regulasi yang relevan, serta menghindari tindakan-tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi
yang terkait dengan akuntansi dan pengauditan.
4. Reviu reguler atas tindakan pengamanan yang dilakukan oleh individu senior yang tidak
terlibat dengan penugasan klien yang relevan
- Menjaga aset-aset lain tersebut secara terpisah dari aset pribadi atau aset kantor akuntan
publik
- Menggunakan aset-aset tersebut hanya untuk tuuan yang maksudkan atas aset-aset
tersebut
- Selalu siap setiap saat untuk menghitung aset-aset sejumlah pendapatan, deviden, atas
keuntungan yang dihasilkan bagi seluruh pihak
- Mematuhi sleuruh undang-undang dan regulasi yang berlaku
- Melakukan investigasi yang tepat terhadap aset-aset tersebut
Peraturan berskala nasional antarnegara didunia terkait independensi auditor berbeda dalam
beberapa aspek diantaranya ruang lingkup individu-individu yang harus menerapkan
peraturan terkait independensi teresebut tipe keuangan, bisnis atau hubungan lainya yang
mungkin dimiliki oleh auditor dan klien audit.
Para akuntan tidak harus mempertahankan sikap inddpenden dalam memenuhi tanggung
jawab, namun para pengguna laporan keuangan harus memiliki keyakinan atas
independensi ini
Kerangka konseptual menyertakan 2 pandangan mengenai independensi yang harus
dilakukan auditor yakni : independensi dalam pemikiran dan independensi dalam
tampilan
Kode etik mendiskusikan independesi dalam jasa-jasa asurans terkait pendekatan berbasis
prinsip-prinsip dengan memperhitungkan ancaman-ancaman terhadap independensi,
pengamanan yang dapat dilakukan dan kepentingan publik. Bagian tersebut menyatakan
prinsip-prinsip yang harus digunakan anggota tim penugasan asurans untuk
mengidentifikasi ancaman-ancaman terhadap independensi, mengevaluasi signifikannsi
ancaman-ancaman tersebut.
Kode etik menekankan bahwa selama penugasan audit tetap perlu memperhatikan
kepentingan publik den meminta seluruh anggota tim audit agar tetap bersikap independen
terhadap klien audit.
Dokumentasi atas independensi (290.29)
Auditor perlu mendokumentasikan kesimpulan – kesimpulan terkait kepatuhan atas
persyaratan independensi sekaligus pembahasan yang mendukung kesimpulan – kesimpulan
tersebut. Oleh karenanya :
- Memiliki kepentingan keuangan terhadap usaha bersaman, baik dengan klien atau
pemilik pengendali, direktur, pejabat atau individu lain yang melakukan aktivitas
menejerial senior untuk klien tsb.
- Pengaturan untuk mengombinasikan satu atau lebih jasa atau produk akuntan publik
denga satu lebih jasa atau produk klien
- Pengaturan distribusi atau pemasaran, yang mana kantor akuntan publik mendistribusikan
atau memasarkan produk atau jasa klien
Penyediaan jasa akuntansi dan pembukuan bagi klien audit seperti menyusun catatan-
catatan akuntasi atau laporan keuangan, menciptakan ancaman reviu pribadi saat
kantor akuntan publik selanjutnya melakukan audit atas laporan keuangan.
Jasa penyusunan SPT termasuk membantu klien terkait kewajibanya melaporkan
pajak dengan mengisi dokumen dan melengkapi informasi diantaranya besarnya
pajak tertagih yang harus dserahkan ke otoritas pajak yang berwenang.
Jasa perencanaan pajak atau konsultasi pajak lainya, seperti memberikan saran
kepada klien mengenai bagaimana mengatur aktivitas perusahaanya dalam tata cara
perpajakan yang efisien atau memberikan saran terkait pemberlakuan undang-undang
atau regulasi pajak terbaru yang mengakibatkan munculnya ancaman reviu pribadi.
Ancaman advokasi atau reviu pribadi dapat muncul jika kantor akuntan publik mewakili
klien audit dalam penyelesaian sengketa pajak. Jika jasa terkait perpajakan tersebut
melibatkan peranan sebagai advokat bagi klien audit sebelum pengadilan umum atau
pengadilan dalam penyelesaian masalah pajak, yang mana besarnya pajak yang
disengketakan cukup material bagi laporan keuangan, maka ancaman advokasi yang
muncul akan menjadi bagitu penting, sehingga tidak ada pengamanan yang dapat
mengeliminasi atau mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
Ketentuan terkait jasa audit internal untuk klien audit menciptakan ancaman reviu pribadi
terhadap independensi. Jika perusahaan menggunakan pekerjaan audit internal selama
melakukan audit eksternal berikutnya.
Ketika total imbalan jasa dari klien audit mempresentasikan proporsi besar atas total
imbalan jasa dari kantor akuntan publik yang memberikan opini publik, ketergantungan terhadap
klien dan kekhawatiran akan kehilangan klien dapat menciptakan ancaman kepentingan pribadi
atau intimidasi. Pengaman-pengaman seharusnya digunakan untuk mengeliminasi ancaman atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Contoh : mengurangi ketergantungan terhadap
klien, review pengendalian kualitas baik internal maupun eksternal, dan lain-lain.
Kode etik memperingatkan bahwa ancaman kepentingan pribadi dapat muncul jika
imbalan jasa yang diperoleh dari klien asurans untuk jasa profesional tetap belum dibayar dalam
jangka waktu yang lama, terutama jika yang dimaksud adalah bagian penting yang tidak dibayar
sebelum diterbitkannya laporan asurans untuk tahun berikutnya.
Imbalan jasa kontingensi adalah imbalan jasa (kecuali yang ditetapkan oleh pengadilan)
yang dihitung berdasarkan basis yang telah ditentukan sebelumnya terkait hasil transaksi atau
hasil dari jasa yang dilakukan perusahaan. Imbalan jasa kontingensi dibebankan secara langsung
maupun tidak langsung oleh kantor akuntan public untuk penugasan audit atau non-ansurans
menciptakan ancaman pribadi yang begitu penting, sehingga tidak ada pengaman yang dapat
mengurangi ancaman tersebut ketingkat yang dapat diterima.
Akuntan profesional dalam bisnis bisa jadi merupakan karyawan yang digaji, rekan,
direktur, manajer pemilik, relawan atau individu lain yang bekerja untuk satu atau lebih
organisasi pemberi kerja. Akuntan profesional dalam bisnis dapat bertanggung jawab untuk
penyusunan dan pelaporan keuangan atau informasi lainnya atau untuk penyediaan manajemen
keuangan yang efektif, serta saran yang kompeten mengenai beragam permasalahan yang
berelasi dengan bisnis. Akuntan profesional dalam bisnis diperkirkan dapat mendorong kultur
berbasis etika dalam organisasi pemberi kerja dengan menekankan pentingnya penempatan
manajemen senior pada perilaku yang beretika. “Akuntan profesional dalam bisnis tidak
seharusnya dengan sengaja melakukan bisnis, pekerjaan, atau aktivitas yang mengurangi
atau mungkin mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan sebagai
perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar.”
Ancaman kepentingan pribadi mungkin merupakan ancaman yang paling sering terjadi
bagi akuntan profesional dalam bisnis :
Memiliki kepentingan keuangan dalam, atau menerima pinjaman atau jaminan dari
organisasi pemberi kerja.
Berpartisipasi dalam pengaturan kompensasi berbasis insentif yang ditaarkan oleh
organisasi pemberi kerja.
Penggunaan asset perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak semestinya.
Kekhawatiran atas keamanan kerjanya.
Tekanan komersial dari luar organisasi pemberi kerja.
Contoh-contoh situasi yang dapat menciptakan ancaman kedekatan bagi akuntan
profesional dalam bisnis diantaranya :
Tanggung jawab atas pelaporan keuangan dari organisasi pemberi kerja saat anggota
keluargalangsung atau dekat dipekerjakan oleh entitas yang mengambil keputusan-
keputusan yang memengaruhi pelaporan keuangan entitas.
Hubungan yang berlangsung lama dengan kontak-kontak bisnis yang memengaruhi
sejumlah keputusan bisnis.
Penerimaan hadiah atau perlakukan istimewa, kecuali nilainya jika tidak penting dan
tidak logis.
Contoh situasi yang dapat menciptakan ancaman intimidasi bagi akuntan profesional
dalam bisnis diantaranya :
Ancaman pemecatan atau penggantian akuntan atau anggota keluarga dekat maupun
langsung atas ketidakpastian terkait penggunaan prinsip-prinsip akuntansi atau
bagaimana cara informasi keuangan tersebut dilaporkan.
Kepribadian dominan yang mencoba memengaruhi proses pengambilan keputusan,
misalnya dalam hal pemberian kontrak atau penggunaan-penggunaan prinsip akuntansi.
Berikut sejumlah pengamanan dalam lingkungan kerja bagi akuntan profesional termasuk
diantaranya :
Section-section Lain dari Bagian C (Section 320, 330, 340. Dan 350)
Terdapat section-section lain dibagian C yang ditujukan untuk membahas aspek-aspek
tertentu dari pekerjaan yang dilakukan oleh para akuntan profesional dalam bisnis. Penyusunan
dan pelaporan informasi (section 320), bertindak dengan keahlian yang memadai (section 330),
kepentingan keuangan (section 340), dan bujukan/dorongan (section 350).
Tindakan pencegahan disiplin biasanya muncul dari isu-isu seperti: kegagalan untuk
melakukan pengawasan dan sejumlah standar dari setiap sikap kehati-hatina profesional,
keahlian atau kompensasi yang diisyaratkan; ketidakpatuhan terhadap sejumlah standar etika;
dan perilaku yang menyebabkan kehilangan kepercayaan atau memalukan. Sanksi-sanksi
umumnya dibebankan oleh lembaga-lembaga penegakan disiplin termasuk diantaranya:
teguran/peringatan, denda, pembayaran ganti rugi, pencabutan hak-hak melakukan praktik, skors,
dan pengeluaran secara paksa dari keanggotaan.