Jawab :
1. Penetapan SKN
Untuk memperoleh kepastian hukum yang mengikat semua pihak, SKN perlu
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbagai materi
SKN yang terpilih dapat digunakan untuk penyusunan dan penetapan peraturan
perundangan pada tingkat kebijakan strategis, kebijakan manajerial, dan kebijakan
teknis operasional.
3. Fasilitasi Pengembangan
Kebijakan Kesehatan di Daerah Dalam pembangunan kesehatan di daerah
perlu dikembangkan kebijakan kesehatan, seperti: Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJM-D), Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD) yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan kondisi, dinamika, dan
masalah spesifik daerah dalam kerangka SKN. Pemerintah Pusat memfasilitasi
pengembangan kebijakan kesehatan di daerah, memfasilitasi pengukuhannya
dalam bentuk peraturan perundang-undangan daerah, serta memfasilitasi
sosialisasi dan advokasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah
sesuai kebutuhan.
Pasal 5
SKN menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan
yang dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan monitoring dan
evaluasi.
Pasal 6
(1) Pelaksanaan SKN ditekankan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
masyarakat, profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, serta upaya promotif
dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
(2) Profesionalisme sumber daya manusia kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang dibina oleh Menteri hanya bagi tenaga kesehatan dan tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya
dalam upaya dan manajemen kesehatan.
(3) Pelaksanaan SKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan:
a. cakupan pelayanan kesehatan berkualitas, adil, dan merata;
b. pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat;
c. kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan
masyarakat;
d. kepemimpinan dan profesionalisme dalam pembangunan kesehatan;
e. inovasi atau terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi yang etis dan terbukti
bermanfaat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas,
termasuk penguatan sistem rujukan;
f. pendekatan secara global dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang
sistematis, berkelanjutan, tertib, dan responsif gender dan hak anak;
g. dinamika keluarga dan kependudukan;
h. keinginan masyarakat;
i. epidemiologi penyakit;
j. perubahan ekologi dan lingkungan; dan
k. globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi dengan semangat persatuan dan
kesatuan nasional serta kemitraan dan kerja sama lintas sektor.
9. Apa tujuan dan fungsi Standar Pelayanan Minimal ?
Jawab :
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kesamaan visi kepada
pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan perencanaan,pelaksanaan
dan pengendalian, serta pengawasan danpertanggung jawaban penyelenggaraan standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
Adapun sasaran dari panduan ini adalah tersusunnya perencanaan pembiayaan
SPM bidang kesehatan oleh pemerintah Daerah Kab/Kota dalam rangka pencapaian
secara bertahap SPM Bidang kesehatan di daerahnya.