2164-Article Text-4310-1-10-20131026 PDF
2164-Article Text-4310-1-10-20131026 PDF
Jurusan Sosiologi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The phenomenon of the veil now likely to lead to consumer behavior is characterized by the development of lifestyle. Veiled style
among adolescents in particular, with the development of new creations hijab models to be very diverse. The attraction of
individuals to wear the hijab headscarf with the development of new creations that vary a lot Semarang State University
student to imitate and wear the hijab as a clothing model that is now said to be so out of date. Among female students who
wear headscarves new creations were not always wear her hijab wherever she travels. This study attempts to answer the
research problem is how the meaning of the State University of Semarang student of the veil of new creations. The study used a
qualitative approach. In the analysis phase, authors use the theory of consumer behavior Jean P. Baudrillard and lifestyle
concepts David Chaney. The results showed that most students make sense of the veil that she wears but to follow the rules of
Islamic dress, were also influenced by the veil which follow fashion trend. Veil also for some students UNNES have the
meanings not only as an obligation of a Muslim woman in a close the genitals but can interpret as an elegant dress, formal
dress and modern. They wear the hijab was expanded to a modern life style headscarves and follow the trend that is popular in
the community. So that the veil became a collection of hunting and result in consumer shopping behavior.
© 2013 Universitas Negeri Semarang
95
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
PENDAHULUAN
Seseorang dalam mencari gaya hidup yang dibentuk bervariasi sesuai selera
pribadinya, memilih cara-cara khusus dalam pemakainya. Variasi jilbab yang dipakai oleh
mengekspresikan dirinya. Gaya hidup yang mahasiswi setiap hari sangat beragam jenisnya
dipilih seseorang menjadi suatu identitas dalam dan dipadukan dengan hiasan-hiasan, hal
dirinya (Chaney, 2003:92). Penampilan menjadi tersebut menjadikan penampilan berjilbab
hal yang penting dan harus diperhatikan dalam mahasiswi terkesan menarik dan modern.
kehidupan sehari-hari karena penampilan bisa Kerena setiap wanita mendambakan kecantikan
menjadi modal utama agar tidak dipandang dan keserasian dalam penampilannya.
sebelah mata. Gaya hidup dalam mengenakan Tetapi penulis menemukan beberapa
jilbab kreasi baru yang bervariasi menjadi diantara mahasiwi tersebut ternyata tidak selalu
penampilan berjilbab yang dianggap modern. memakai jilbabnya kemanapun ia berpegian.
Seiring dengan perkembangan zaman Misalnya pada saat mereka beraktifitas diluar
keberadaan jilbab sudah diterima dalam kampus mereka melepas jilbabnya dan berganti
masyarakat luas. Keberadaan jilbab kreasi baru model pekaian yang mereka inginkan tanpa
yang terkesan modern yang sekarang ini sebagai berjilbab. Suatu fenomena yang menarik yaitu
pusat mode banyak diikuti oleh ibu-ibu, para mengenai penampilan jilbab yang dipakai oleh
remaja, dan anak-anak perempuan. Daya tarik mahasiwi Universitas Negeri Semarang. Hal
individu untuk memakai jilbab kreasi baru tersebut menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
dengan perkembangan model variasi jilbab bagi penulis untuk meneliti lebih dalam lagi
banyak mahasiswi UNNES untuk meniru dan sehingga pertanyaan-pertanyaan dalam
memakai jilbab kreasi baru sebagai pakaian penelitian ini dapat terjawab dengan jelas dan
model yang sekarang agar dikatakan tidak ilmiah.
ketinggalan zaman. Hal tersebut sudah menjadi Artikel bertujuan untuk menjawab sebuah
kepentingan pribadi masing-masing individu rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk dan
tanpa melihat aturan pemakaian jilbab dari segi model jilbab kreasi baru, pemaknaan dan
agama. sosialiasasi di kalangan mahasiswi?
Saat ini orang membeli barang bukan
karena nilai kemanfaatannya namun karena METODE PENELITIAN
gaya hidup. Demi sebuah citra yang diarahkan
dan bentuk oleh iklan dan mode lewat televisi, Penelitian ini menggunakan pendekatan
tayangan sinetron, acara infotainment, ajang kualitatif untuk mengungkap fenomena
kompetisi para calon bintang, gaya hidup pemakaian jilbab kreasi baru dikalangan
selebriti, dan sebagainya. Yang ditawarkan iklan mahasiswi Universitas Negeri Semarang. Dalam
bukanlah nilai guna suatu barang, tapi citra dan penelitian ini, peneliti menfokuskan subjek
gaya bagi pemakainya. Tidak penting apakah informan kepada mahasiswi yang memakai
barang itu berguna atau tidak, diperlukan atau jilbab kreasi baru dari berbagai falkultas yang
tidak oleh konsumen. Karena itu yang di ada di UNNES. Metode pengumpulan data
konsumsi masyarakat bukan hanya barang tapi yang digunakan adalah observasi, wawancara
juga makna yang dilekatkan pada barang itu. dan dokumentasi. Pengujian validitas data
Penulis melihat suatu fenomena yang penelitian membandingkan data hasil observasi
menarik yaitu mengenai penampilan jilbab dan data hasil wawancara. Pada tahap analisis,
kreasi baru yang dipakai oleh mahasiswi penyusun menggunakan teori perilaku
Universitas Negeri Semarang. Dalam memasuki konsumtif masyarakat Jean P. Baudrillard dan
area kampus diharuskan untuk memakai konsep-konsep gaya hidup David Chaney.
pakaian rapi dan sopan. Saat di kampus banyak
mahasiswi yang memakai jilbab kreasi baru
96
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
Gambar 1. Ciput ninja, nutup leher panjang, ciput jilbab 2 warna dan ciput cemol
Sumber dokumentasi Rofiul (24 Juli 2012)
Gambar 2. Ciput renda, jilbab paris persegi empat bordir dan polos
Sumber dokumentasi Rofiul (24 Juli 2012)
97
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
Ciput atau bandana adalah perlengkap dan berbagai jenis jilbab yang ada dapat
busana muslim untuk daleman jilbab agar dibentuk berbagai macam jenis jilbab kreasi baru
terlihat lebih elegant dan mempermudah sesuai minat pemakainya.
pengaturan dalam gaya berjilbab. Bahannya Dari hasil penelitian saat ini jenis jilbab
terbuat dari berbagai bahan kain, ada yang yang banyak dipakai oleh mahasiswi yaitu jenis
terbuat dari kain kaos dan ada dari bahan yang jilbab paris dan jilbab pashmina. Terlihat saat
kain dingin (spandex) sehingga nyaman mahasiswi beraktifitas dalam maupun diluar
dikenakannya. Jilbab paris sering juga disebut kampus, banyak mahasiswi yang memakai jenis
jilbab segi empat yang berbahan kainnya jenis jilbab paris dan pashmina yang dibentuk
vual paris. Bahan kainnya mudah diatur berbagai model kreasi jilbab sesuai yang
sehingga kalau di pakai jatuhnya nyaman di diingkan. Menurut Mahanani penjual jilbab
kepala, di leher, apalagi waktu dililitkan keliling di sekitar kampus UNNES “Jenis jilbab
jatuhnya nyaman. Sedangkan yang disebut saat ini yang paling banyak diminati oleh
dengan jilbab pashmina yaitu jilbab yang hamasiswi UNNES yaitu jilbab pashmina yang
berbahan dari wol halus yang berasal dari bulu paling banyak laku terjual”. (wawancara dengan
kambing atau domba yang berbentuk segi Mahanani, tanggal 14 Mei 2012 di lapangan
panjang. Dari berbgai jenis ciput atau bandana sebelah FIS Unnes).
Gambar 4. Bentuk dan model jilbab kreasi baru mahasiswi Jilbab paris polos
dipadukan dengan ciput yang berwarna-warniSumber dokumentasi
Rofiul (23 Mei 2012)
98
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
Gambar 5. Kombinasi jilbab kreasi baru dengan warna pakaian Sumber dokumentasi
Rofiul (5 Mei 2012)
Dari pengkombinasian jilbab kreasi baru hari memunculkan beragam jenis jilbab kreasi
dengan pakaian, bentuk, model, warna, ukuran, baru.
dan asesorisnya menggambarkan keseluruhan Chaney (2003:100), “dinamika perubahan
diri seseorang dalam berinteraksi dengan dalam cara-cara fashion yang berbeda begitu
lingkungannya. Gaya hidup yang dipakai jelas mencerminkan proses pembentukan gaya
seseorang dalam bertingkah laku akan hidup yang lebih luas”. Keberadaan gaya hidup
membentuk pola perilaku tertentu. Terutama pada pemakaian jilbab kreasi baru terutama di
bagaimana ia ingin dipersepsikan oleh orang kalangan remaja dapat terjadi karena pergeseran
lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan nilai, citra berbusana dan gaya berbusana yang
dengan bagaimana ia membentuk image di mata lambat laun membentuk masyarakat muslim
orang lain, berkaitan dengan status sosial yang yang berbeda dan unik dari masyarakat yang
disandangnya. Untuk merefleksikan image lain. Meluasnya pemakaian jilbab saat ini
inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, menjadi suatu gaya hidup seseorang dalam
yang sangat berperan dalam mempengaruhi berpenampilan.
perilaku konsumsinya.
Islam mengajarkan seorang perempuan Pemaknaan
untuk menutup auratnya. Salah satunya seorang Saat ini banyak mahasiswi yang memakai
perempuan diwajibkan untuk memakai jilbab jilbab kreasi baru yang dibentuk bervariasi sesuai
bila berada diluar rumah. Tetapi dalam selera pemakainya. Variasi jilbab yang dipakai
memakai jilbabnya seorang perempuan sekarang oleh mahasiswi setiap harinya sangat beragam
juga mempunyai gaya tersendiri. Pemakaian jenisnya dan dipadukan dengan hiasan-hiasan,
jilbab sekarang menjadi busana yang trend untuk hal tersebut menjadikan penampilan berjilbab
dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Keadaan mahasiswi terkesan menarik dan modern.
trend pemakaian jilbab dalam kegiatan sehari- Karena setiap wanita mendambakan kecantikan
dan keserasian dalam penampilannya.
99
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
Dari hasil wawancara tersebut sebagian Jilbab bagi saya adalah pakaian muslimah
mahasiswi memaknai jilbab yang ia pakai selain yang wajib dipakai oleh perempuan karena
mengikuti aturan berbusana dalam Islam, juga rambut perempuan adalah bagian dari aurat
karena terpengaruh mengikuti fashion jilbab yang perempuan, jadi perempuan wajib memakai
sedang trend agar terlihat lebih menarik, cantik jilbab. Saat di lingkungan kampus saya memakai
dan modern. Tak jarang hal tersebut menjadikan jilbab dan di luar lingkungan kampus pun saya
jilbab sebagai buruan terhadap fashion yang juga memakai jilbab. (wawancara dengan Lina
harus dipenuhi oleh konsumen. Jilbab menjadi tgl 10 April 2012, di kos wisma kartini, gang
sebuah suatu koleksi dalam kehidupan para setanjung).
konsumen yang harus dipenuhi jika ada model Demikian juga sebaliknya ada pula
dan bentuk maupun jenis jilbab terbaru. Jika sebagian mahasiswi menganggap jilbab tidak
trend fashion busana jilbab berganti lagi, mereka begitu wajib dikenakan oleh perempuan
akan berganti mengikuti fashion jilbab yang kemanapun ia pergi. Misalnya kalau hanya di
sedang trend. Mahasiswi yang memakai jilbab rumah saja atau sekedar pergi main atau jalan-
kreasi baru yang mengikuti trend pun jalan mereka tidak memakai jilbab. Mereka
menyesuaikan busana yang mereka pakai ketika memakai jilbabnya dengan berbagai bentuk
mereka hendak berpergian. kreasi yang mereka suka hanya pada saat pergi
Berjilbab tidak hanya pakaian untuk ke momen-momen tertentu yang dianggap
menjalankan salah satu syariat Islam yaitu formal. Momen tertentu yang dianggap formal
kewajiban mengenakan jilbab dalam berbusana. seperti pergi sekolah atau kuliah, masuk kantor,
Masyarakat muslimah juga ingin tampil modern menghadiri rapat, menghadiri undangan pesta
dan mengikuti perkembangan zaman. Dengan pernikahan, saat acara wisuda sekolah dan lain
busana berjilbab kreasi baru yang bervariasi, sebagainya. Busana jilbab sebagai pakai yang
masyarakat muslimah merasa keberadaanya dianggap rapi, sopan, dan terkesan Islami. Jadi
diakui oleh masyarakat luas karena mengikuti jilbab hanya sebagai busana yang cocok untuk
trend busana muslimah saat ini. Gaya busana pakai formal saja mengikuti trend fashion
tersebut dianggap dapat memberikan kesan berbusana. Seperti yang diungkapkan oleh Nur
kepada pemakainya sebagai orang modern yang Laila dan Fitri:
sibuk, berwawasan luas, namun berbusana Bagi saya berjilbab hanya pada saat-saat
enerjik, praktis, trendy dan taat beragama. tertentu saja, ketika di dalam rumah atau kos
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah cukup berpakaian sewajarnya saja. Saat
stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang dikampus saya memakai jilbab tetapi kalau di
terdiri lapisan-lapisan: dari lapisan teratas luar lingkungan kampus memakai jilbab
sampai lapisan terbawah, dalam struktur tergantung tempat yang mau dikunjungi saja.
masyarakat modern, status sosial haruslah (wawancara dengan Nur Laila, tanggal 17 April
diperjuangkan (achieved), bukannya karena 2012 di kos pojok, gang cokro).
diberi atau berdasarkan garis keturunan
(ascribed) (Awan, 2009). Saya memakai jilbab pada saat keluar dari
Berjilbab tidak hanya dipakai pada rumah atau kos jadi mau pergi ke kampus atau
keseharian, tetapi keberadaannya sekarang pergi di luar lingkungan kampus saya memakai
sudah menjadi pola gaya hidup suatu jilbab karena saya sudah terbiasa memakasi
masyarakat. Sebagian mahasiswi menganggap jilbab kalau pergi ke luar rumah, sejak SMP.
busana berjilbab itu hal yang wajib untuk (wawancara dengan Fitri, tanggal 1 Mei April
dipakai oleh perempuan. Berjilbab wajib di 2012 di kos alanic, gang cokro)
pakai dalam waktu sehari-hari dan kemana pun
ia pergi saat dirumah atau sedang berada di luar Saat acara wisuda yang biasanya
rumah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh perempuan identik dengan memakai busana
Lina: kebaya dengan rambut disanggul, sekarang pun
100
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
banyak mahasiswi yang mengganti busana pernikahan dan saat acara wisuda sekolah saya
tersebut dengan memakai jilbab. Tentunya jilbab memakai jilbab kreasi baru. Karena acara
yang di variasi atau jilbab kreasi baru. Hal wisuda termasuk acara yang resmi dan formal.
tersebut terlihat saat acara wisuda berlangsung, (wawancara dengan Eni tgl 23 April 2012, di kos
kebetulan 24 april pada acara wisuda di tempat pojok, gang cokro).
kos peneliti ada beberapa kakak tingkat yang
sedang wisuda, peneliti pun melakukan Kalau hanya sekedar di rumah atau di kos
wawacara dengannya yang bernama Eni dan atau pergi di daerah deket dengan kos saya
Pawit di tempat kos, mereka mengungkapkan: hanya memakai jilbab yang sederhana saja
Karena dari dulu saya sudah memakai tetapi kalau pergi acara-acara tertentu yang
jilbab dan keluar rumah saya pun memakai kelihatannya agak resmi saya sedikit berdandan
jilbab tentunya. Saya kalau dirumah memakai dan memakai jilbab yang serasi dengan pakaian
jilbab langsung pakai. Kalau memakai jilbab yang saya pakai. Misalnya saja saat acara
kreasi baru menyesuaikan saat saya berpergian. wisuda besok. (wawancara dengan Pawit tgl 23
Misalnya saat pergi ke acara undangan April 2012, di kos pojok, gang cokro).
Belakang Depan
Gambar 6. Gambar Pemakaian Jilbab Kreasi Baru Saat Wisuda Kuliah
Sumber dokumentasi Rofiul (24 April 2012)
penting ia nyaman dengan busana yang ia pakai Model pakai atau gaya prilaku artis yang sebagai
dan asal sopan sudah menutup aurat dan tidak pekerja publik dan hiburan tersebut sudah
ketat sudah cukup. Mereka hanya ingin tampil banyak ditonton dan menjadi konsumsi
nyaman, modern dan merasa percaya diri dalam mayarakat. Apapun yang dipakai atau dilakukan
kegiatan beraktifitasnya sehari-hari. Seperti yang oleh artis kebanyakan akan dikuti oleh para
diungkapkan oleh Melly: idola mereka. Dan dikalangan mahasiswi pun
Kalau saya memang dari dulu sudah banyak tokoh yang mereka idolakan yang
memakai jilbab. Sekarang juga memakai jilbab memakai jilbab mereka juga mengikutinya.
hanya berbeda mode yang sekarang sedang Jilbab yang mereka pakai pun menjadi koleksi
berkembang, jadi tidak masalah bagi saya orang dan merambah pada suatu gaya hidup berjibab
berpendapat tentang saya. Yang penting saya modern dan trendy.
nyaman dan penampilan saya menutup aurat. Saat peneliti melakukan observasi di
(wawancara dengan Melly, tanggal 26 April lingkungan kampus UNNES sekarang banyak
2012 di kos wisma hijau, gang nangka). mahasiswi yang memakai jilbab kreasi baru
yang dibentuk dengan berbagai model yang
Sosialisasi mereka inginkan. Disana pun ada yang
Banyak faktor yang mempengaruhi menyediakan penjualan jilbab keliling yang
mahasiswi dalam memakai jilbab, diantaranya datangnya hari senin rabu dan kamis, sudah 6
faktor dari dalam diri individu, pengaruh tahun lama pedagang tersebut berjualan jilbab di
keluarga, pengaruh peer group, pengaruh daerah kampus UNNES. Tempatnya berjualan
iklan/media, pengaruh citra jilbab yang modis. yaitu di daerah pinggir jalan kampus FIS dan
Mahasiswi UNNES yang memakai jilbab kreasi FIP. Banyak macam model jilbab yang dijual
baru kebanyakan memakai jilbab pada saat disana. Ia menjual jilbab di daerah kampus
masuk kuliah. Berkat informasi dari teman UNNES karena melihat para mahasiswinya
sebaya dan berkembangnya ilmu pengetahuan banyak yang memakai jilbab yang dikreasikan.
dan teknologi, menjadikan mahasiswi semakin Sekarang banyaknya mahasiswi yang
mengenal keadaan fashion yang sedang memakai jilbab, banyak juga dari mahasiswi
berkembang. Dengan maraknya mahasiswi yang yang berjualan jilbab untuk ditawarkan kepada
memakai jilbab hal ini menjadi semakin teman-temannya saat dikampus dan ditawarkan
berkembang beragam jenis model jilbab yang ke tempat-tempat kos maupun ditawarkan
dipakai. Jilbab kreasi baru yang dipakai melalui media seperti internet dibagikan lewat
mahasiswi terkesan bergaya modis menjadikan facebook untuk memperoleh untung dan
mahasiswi lain untuk mengikuti trend memakai mencoba berbisnis kecil-kecilan.
jilbab yang bergaya modis tersebut. Banyak tempat yang menjadi tujuan
Informasi cara-cara pemakaian jilbab berbelanja jilbab oleh mahasiswi UNNES
dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. diantaranya dimulai dari tawaran teman yang
Informasi tersebut bisa diperoleh dari teman mencoba berbisnis berjualan jilbab dan
sebaya atau teman bermain yang memakai jilbab asesorisnya, dari tawaran pedagang keliling atau
kreasi baru atau bisa diperoleh dari toko tempat disebut mendreng, di pasar johar yang terletak di
berbelanja jilbab dan melalui media televisi atau Jl. Johar (K.H Agus Salim) Semarang
internet. Mereka bisa mengunduh/download Tengah/utara bawah Semarang maupun di
cara-cara pemakaian jilbab kreasi baru atau bisa mall-mall dan juga bisa berbelanja melalui
juga melalui jejaring sosial seperti perbelanjaan sistem online lewat internet.
facebook/twitter yang sudah di bagikan (di share) Tempat-tempat seperti itu sering dikunjungi oleh
melalui jejaring sosial tersebut. mahasiswi untuk berbelanja jilbab, sekedar
Pemakaian jilbab tidak hanya dipakai jalan-jalan, mencari informasi mengenai jilbab
oleh kalangan santri saja melainkan dikalangan terbaru atau mencari informasi mengenai cara-
artis pun sekarang juga populer memakai jilbab. cara pemakaian jilbab.
102
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
Gambar 7. Gambar pemasaran di daerah kampus FIS Unnes, Sumber dokumentasi Rofiul
(10 Mei 2012)
Gambar 8. Pemasaran jilbab kreasi baru di toko pasar Johar, Sumber dokumentasi Rofiul
(2 Juni 2012)
Banyak pilihan tempat yang menjadi Fungsi kenikmatan konsumsi tidak lagi
tujuan untuk berbelanja jilbab. Saat berbelanja sebagai tujuan yang rasional, tetapi sebagai
jilbab mahasiswi banyak ditawarkan berbagai rasionalisasi individu pada suatu proses yang
model jilbab yang dijual. Misalnya saat di pasar bertujuan lain. Orang bernikmat-nikmat untuk
Johar Semarang yang keberadaannya dipadati dirinya sendiri, tetapi ketika mengkonsumsi
oleh kios-kios berbagai macam dagangan. kenyataannya tidak bisa sendirian. Orang
Mahasiswi pun disibukkan dengan kegiatan mengonsumsi membutuhkan teman, maka perlu
memilih dan menawar model jilbab yang sudah sosialisasi. Masyarakat konsumsi, juga
menjadi pilihannya ditoko-toko jilbab yang merupakan masyarakat pembelajaran konsumsi,
mereka kunjungi. pelatihan sosial dalam konsusmsi artinya sebuah
Perilaku konsumtif merupakan cara baru dan spesifik bersosialisasi dalam
kecenderungan individu untuk membeli dan hubungannya dengan munculnya kekuatan-
mengkonsumsi barang-barang tanpa batas dan kekuatan produksi baru dan restrukturisasi
pertimbangan yang rasional ataupun monopolistik sistem ekonomi pada produktivitas
mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya yang tinggi.
kurang diperlukan secara berlebihan, dimana hal Seperti halnya ketika seseorang ingin
tersebut didorong oleh keinginan untuk membeli jilbab membutuhkan sosialisasi dari
memenuhi hasrat kesenangan semata-mata seorang teman maupun orang lain. Mereka
daripada kebutuhan. harus bersosialisasi mencari informasi dimana
tempat yang berjualan jilbab, bagaimana cara
103
Rofiul Mula Hela, dkk/ Solidarity: Journal of Education, Society and Culture 2 (2) (2013)
berjilbab, bagaimana model ukuran maupun Bahtiar, E. 2008. Urgensi Jilbab sebagai
warna yang tepat yang harus dia pakai pergi Alternative Penanggulangan Delik Seks. Jurnal
kesuatu tempat. Penelitian STAIN Kudus. Vol.1, No.1.
Baudrillard, J. P. 2006. Masyarakat
SIMPULAN Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Chaney, D. 2003. Lifestyles:Sebuah
Sesuai dengan hasil penelitian di lapangan Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
tentang pemakaian jilbab kreasi baru di Endarwati, E. 2008. Pergeseran Fungsi
kalangan mahasiswi (studi kasus terhadap Jilbab di Kalangan Mahasiswa (Kasus Mahasiswa
mahasiswi Universitas Negeri Semarang) dapat Universitas Negeri Semarang). Skripsi. UNNES.
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Hefni, W. 2011. Perempuan, Jilbab, dan
Pertama jilbab yang dipakai mahasiswi beragam Kebohongan Visual. Online tersedia di
bentuk dan modelnya tergantung sesuai selera http://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2011/1
pemakainya. Kedua dari subyek penelitian 2/14/perempuan-jilbab-dan-kebohongan-
menyampaikan bahwa bagi sebagian mahasiswi visual/. [diakses tanggal 16 Februari 2012]
UNNES mempunyai arti tidak hanya sebagai H, Sillaturohmah. N. Ya Allah Aku Ingin
kewajiban wanita muslim dalam menutup aurat Berjilbab. Surakarta. Ziyad Visi Media.
tetapi bisa di artikan sebagai busana yang Maiyusida. 2006. Trend Jilbab Mewarnai
anggun, busana formal dan modern. Ketiga Dunia Kampus. Jurnal Kerabat Etnografi FISIP-
beragam cara sosialisasi jilbab kreasi baru USU. Vol.1.No.1.
dikalangan mahasiswi UNNES diantaranya Mastuti, E. Y. 2007. Makna Busana
melalui dari tawaran teman yang mencoba Muslim dan Pengaruh Kebudayaan Populer pada
berbisnis berjualan jilbab dan asesorisnya, dari Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Pemakaian
tawaran pedagang keliling atau disebut Jilbab Modern di FIS-UNNES). Skripsi. UNNES.
mendreng, di pasar maupun di mall-mall dan juga Rufaidah, A. 2005. Anggun Berkerudung di
bisa berbelanja melalui perbelanjaan sistem Segala Kesempatan. Jakarta: PT Gramedia
online lewat internet. Pustaka Utama.
Jilbab kreasi baru yang dipakai oleh
mahasiswi UNNES tidak hanya berfungsi
sebagai syarat memakai busana dalam Islam.
Tetapi jilbab yang mereka pakai pun merambah
pada suatu gaya hidup berjilbab modern dan
mengikuti trend yang sedang populer di
masyarakat. Sehingga jilbab menjadi suatu
koleksi dan mengakibatkan perburuan belanja
perilaku konsumtif.
DAFTAR PUSTAKA
104