Anda di halaman 1dari 34

BUPATI KARO

PROPINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI KARO


NOMOR 35 TAHUN 2016

TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI,


SERTA TATA KERJA PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARO,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan
Daerah Kabupaten Karo Nomor 05 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Karo perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat
Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt. Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1092);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
7. Peraturan. . .
2

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 05 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Karo;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN


ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA
PERANGKAT DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Karo.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Karo.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu bupati dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah kabupaten dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Badan Daerah dan Kecamatan;
6. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah.

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2

Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk Kedudukan , Susunan Organisasi, Tugas


dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
3. Inspektorat
4. Dinas Daerah
5. Badan Daerah
6. Kecamatan

Bab III. . .
3

BAB III
SEKRETARIAT DAERAH
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 3

(1) Sekretariat Daerah merupakan unsur staf.


(2) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
sekretaris Daerah dan bertanggung jawab kepada bupati.
(3) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu bupati dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan
administratif.
(4) Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja Perangkat Daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
d. pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada
instansi Daerah; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 4

(1) Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri atas :


a. Sekretaris Daerah;
b. Staf Ahli Bupati terdiri atas:
1. Staf Ahli Bupati Karo Bidang Hukum dan Perundang-Undangan.
2. Staf Ahli Bupati Karo Bidang Ekonomi dan Pembangunan
3. Staf Ahli Bupati Karo Bidang Politik dan Pemerintahan.
c. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahkan:
1. Bagian Pemerintahan Umum, membawahkan:
a. Subbagian Tata Pemerintahan;
b. Subbagian Ketenteraman dan ketertiban Umum;
c. Subbagian Aministrasi Wilayah Pemerintahan;
2. Bagian Otonomi Daerah, membawahkan:
a. Subbagian Kerjasama Daerah dan Luar Negeri;
b. Subbagian Administrasi Aparatur Kepala Daerah dan DPRD;
c. Subbagian Pengembangan Otonomi Daerah;
3. Bagian Kemasyarakatan dan Bina Pemerintahan Desa dan Kelurahan,
membawahkan:
a. Subbagian Fasilitasi dan Kebijakan Kelembagaan;
b. Subbagian Administrasi Kemasyarakatan;
c. Subbagian Pemberdayaan Masyarakat dan Bina Pemerintahan
Desa/Kelurahan;
4. Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
a. Subbagian Produk Hukum;
b. Subbagian Dokumentasi Hukum dan Penyuluhan;
c. Subbagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia;
d. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahkan:
1. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, membawahkan:
a. Subbagian Penanaman Modal dan Perizinan;
b. Subbagian Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Mikro;
c. Subbagian BUMD dan Tenaga Kerja;

(2) Bagian. . .
4

2. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, membawahkan:


a. Subbagian Kesejahteraan Rakyat;
b. Subbagian Sosial;
c. Subbagian Kepemudaan dan Keluarga Berencana;
3 Bagian Administrasi Pembangunan, membawahkan:
a. Subbagian Pembinaan Administrasi Pembangunan;
b. Subbagian Pengendalian Pembangunan;
c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;
4. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa, membawahkan:
a. Subbagian Pembinaan Barang dan Jasa;
b. Subbagian Pengelolaan Teknologi Informatika Pengadaan Barang
dan Jasa;
c. Subbagian Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa;
d. Asisten Administrasi Umum, membawahkan:
1. Bagian Organisasi, membawahkan:
a. Subbagian Kelembagaan;
b. Subbagian Tatalaksana;
c. Subbagian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi;
2. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol, membawahkan:
a. Subbagian Keprotokolan;
b. Subbagian Hubungan Masyarakat dan Pelaporan;
c. Subbagian Penataan dan Dokumentasi;
3. Bagian Umum dan Perlengkapan, membawahkan:
a. Subbagian Rumah Tangga Pimpinan;
b. Subbagian Perlengkapan dan Pemeliharaan;
c. Subbagian Perjalanan Dinas;
d. Subbagian Administrasi Umum;
4. Bagian Tata Usaha, membawahkan:
a. Subbagian Agenda dan Ekspedisi;
b. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian;
c. Subbagian Sandi dan telekomunikasi.
(2) Bagan Organisasi Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada lampiran I yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB IV
SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 5

(1) Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan administrasi dan pemberian


dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD.
(2) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
sekretaris DPRD yang dalam melaksanakan tugasnya secara teknis
operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD
dan secara administratif bertanggung jawab kepada bupati melalui
Sekretaris Daerah
(3) Sekretaris DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat dan
diberhentikan dengan keputusan bupati atas persetujuan pimpinan DPRD
setelah berkonsultasi dengan pimpinan fraksi.
(4) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan
mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam
melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

(5) Sekretariat. . .
5

(5) Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD; dan
d. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 6

(1) Susunan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terdiri atas:


a. Sekretaris DPRD;
b. Bagian Umum dan Kepegawaian membawahkan:
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol;
3. Sub Bagian Kepegawaian;
c. Bagian Perencanaan dan Keuangan membawahkan:
1. Sub Bagian Program dan Anggaran;
2. Sub Bagian Pembukuan dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Verifikasi;
d. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan membawahkan:
1. Sub Bagian Kajian Perundang-undangan;
2. Sub Bagian Persidangan dan Risalah;
3. Sub Bagian Anggaran dan Pengawasan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada lampiran II yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB V
INSPEKTORAT
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 7

(1) Inspektorat Daerah merupakan unsur pengawas penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah.
(2) Inspektorat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
inspektur.
(3) Inspektur Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris Daerah .
(4) Inspektorat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu bupati membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh
Perangkat Daerah.
(5) Inspektorat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan bupati;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan administrasi inspektorat ; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian. . .
6

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 8

(1) Susunan Organisasi Inspektorat Kabupaten sebagai berikut:


a. Inspektur;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Inpektur Pembantu I;
d. Inspektur Pembantu II;
e. Inspektur Pembantu III;
f. Inspektur Pembantu IV;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Inspektorat Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagaimana tercantum pada lampiran III yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB VI
DINAS DAERAH
Bagian Kesatu
Dinas Pendidikan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 9

(1) Dinas Pendidikan Tipe A merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan


bidang Pendidikan, yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pedidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang pendidikan,
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan
kepada Daerah.
(4) Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 10

(1) Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan dan Aset;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal membawahkan :
1. Seksi Kurikulum dan Penilaian PAUD dan Pendidikan Non Formal;

2. Seksi. . .
7

2. Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana PAUD dan Pendidikan Non


Formal;
3. Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter PAUD dan Pendidikan
Non Formal
d. Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, membawahkan:
1. Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar;
2. Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Sekolah Dasar;
3. Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Sekolah Dasar;
e. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama membawahkan:
1. Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Menengah Pertama;
2. Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Sekolah Menengah Pertama;
3. Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Sekolah Menengah
Pertama;
f. Bidang Pembinaan Ketenagaan, membawahkan:
1. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Pendidikan Non
Formal;
2. Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;
3. Seksi Tugas Pembantuan Pendidik;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kedua
Dinas Kesehatan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 11

(1) Dinas Kesehatan Tipe A merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan


bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Kesehatan
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan
kepada Daerah.
(4) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 12

(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian. . .
8

2. Sub Bagian Keuangan dan Aset;


3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi ;
2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga;
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi Kesehatan;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa;
e. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
3. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:
1. Seksi Kefarmasian;
2. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada lampiran V yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 13

(1) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tipe B merupakan unsur
pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, Pertamanan dan penerangan yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Pertamanan
dan Penerangan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 14

(1) Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, terdiri
dari:

a. Kepala. . .
9

a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Tata Ruang dan Bina Konstruksi, membawahkan:
1. Seksi Tata Ruang;
2. Seksi Bina Jasa Konstruksi;
3. Seksi Perencanaan Teknis;
d. Bidang Keciptakaryaan, membawahkan:
1. Seksi Air Minum dan Air Limbah;
2. Seksi Persampahan dan Drainase;
3. Seksi Perumahan dan Permukiman;
e. Bidang Bina Marga, membawahkan:
1. Seksi Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
3. Seksi Data dan Pelaporan;
f.` Bidang Sumber Daya Air, membawahkan:
1. Seksi Peningkatan dan Pembangunan Sumber Daya Air;
2. Seksi Pemeliharaan Sumber Daya Air;
3. Seksi Data dan pelaporan;
g. Bidang Pertamanan dan Tata Bangunan Gedung, membawahkan:
1. Seksi Pertamanan;
2. Seksi Penerangan Jalan;
3. Seksi Tata Bangunan Gedung;
h. UPT Dinas;
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada lampiran VI yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Keempat
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 15

(1) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tipe C merupakan


unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pemakaman yang menjadi
kewenangan Daerah.
(2) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,
Pertanahan dan Pemakaman yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf. . .
10

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 16

(1) Susunan Organisasi Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, terdiri


dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Perumahan dan Permukiman membawahkan:
1. Seksi Perumahan;
2. Seksi Permukiman;
3. Seksi Bina Teknik Perumahan dan Permukiman;
d. Bidang Pertanahan dan Pemakaman membawahkan:
1. Seksi Sengketa dan Ganti Kerugian Tanah;
2. Seksi Perizinan dan Pengadaan Tanah;
3. Seksi Pemakaman;
e. UPT Dinas;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan Permukiman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada lampiran
VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati
ini.

Bagian Kelima
Satuan Polisi Pamong Praja
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 17

(1) Satuan Polisi Pamong Praja Tipe A merupakan unsur pelaksana Urusan
Pemerintahan bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, Perlindungan
Masyarakat dan Sub Urusan Kebakaran yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang
Ketenteraman, Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat dan Sub Urusan
Kebakaran yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah.
(4) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 18

(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari:


a. Kepala Satuan;

b. Sekretariat. . .
11

b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Operasi dan Pengendalian;
2. Seksi Ketertiban Umum;
3. Seksi Perlindungan Masyarakat;
d. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan , membawahkan:
1. Seksi Penegakan Peraturan Perundang-undangan;
2. Seksi Hubungan Antar Lembaga;
3. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan;
e. Bidang Sarana Prasarana dan Pelatihan, membawahkan:
1. Seksi Sarana Kebakaran;
2. Seksi Prasarana Kebakaran;
3. Seksi Pelatihan Penanganan Kebakaran;
f. Bidang Pencegahan, Penanggulangan dan Penyelamatan membawahkan:
1. Seksi Pencegahan Kebakaran;
2. Seksi Penanggulangan Kebakaran;
3. Seksi Penyelematan Kebakaran;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagaimana tercantum pada lampiran VIII yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Keenam
Dinas Sosial
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 19

(1) Dinas Sosial Tipe B merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan


bidang Sosial yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Sosial yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada
Daerah.
(4) Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 20

(1) Susunan Organisasi Dinas Sosial, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat. . .
12

b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan,
membawahkan:
1. Seksi Pemberdayaan Keluarga, Kelembagaan Sosial dan Komunitas adat
Terpencil;
2. Seksi Penanggulangan Kemiskinan;
3. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial;
d. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, membawahkan:
1. Seksi Pelayanan, Disabilitas, Anak dan Lansia Terlantar;
2. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial
3. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Eks Napza dan ODHA;
e. Bidang Pelindungan dan Jaminan Sosial, membawahkan:
1. Seksi Fasilitasi Korban Bencana dan Jaminan Sosial;
2. Seksi Pelayanan Sosial Korban Tindak Kekerasan Pekerja Imigran dan
Pemulangan Orang Terlantar;
3. Seksi Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial.
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada lampiran IX yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketujuh
Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 21

(1) Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah Tipe B


merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Ketenagakerjaan
dan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Transmigrasi yang menjadi
kewenangan Daerah.
(2) Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
Urusan Pemerintahan bidang bidang Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha
Kecil Menengah dan Transmigrasi yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 22
(1) Susunan Organisasi Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil
Menengah , terdiri dari:
a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat. . .
13

b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian umum dan kepegawaian;
2. Subbagian keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
c. Bidang Ketenagakerjaan membawahkan:
1. Seksi Pelatihan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja;
2. Seksi Pembinaan Produktivitas dan Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Seksi Hubungan Industrial, Jamsostek, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
d. Bidang Koperasi, membawahkan:
1. Seksi Kelembagaan, Kesehatan dan Pengawasan;
2. Seksi Pemberdayaan, Pengembangan dan Kualitas SDM;
3. Seksi Fasilitasi Usaha Koperasi;
e. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, membawahkan:
1. Seksi Fasilitasi Usaha Mikro;
2. Seksi Pengembangan, Penguatan dan Perlindungan Usaha Mikro;
3. Seksi Peningkatan Kualitas dan kewirausahaan;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi Usaha Kecil
Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum
pada Lampiran X yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Bupati ini.

Bagian Kedelapan
Dinas Ketahanan Pangan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 23

(1) Dinas Ketahanan Pangan Tipe B merupakan unsur pelaksana Urusan


Pemerintahan bidang Ketahanan Pangan yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang bidang
Ketahanan Pangan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 24
(1) Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Ketersediaan dan Kerawan Pangan, membawahkan:
1. Seksi Ketersediaan Pangan;
2. Seksi Sumber Daya Pangan;
3. Seksi . . .
14

3. Seksi Kerawanan Pangan


d. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahkan:
1. Seksi Distribusi Pangan;
2. Seksi Harga Pangan;
3. Seksi Cadangan Pangan.
e. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan:
1. Seksi Konsumsi Pangan;
2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan;
3. Seksi Keamanan Pangan;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XI yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kesembilan
Dinas Lingkungan Hidup
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 25

(1) Dinas Lingkungan Hidup Tipe A merupakan unsur pelaksana Urusan


Pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, Kehutanan, Kebersihan,
Persampahan dan Sumber Daya Mineral yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang
Lingkungan Hidup , Kehutanan, Kebersihan, Persampahan dan Sumber Daya
Mineral yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 26

(1) Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Penataan, Penaatan dan Peningkatan Kapasitas, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan;
2. Seksi Pengaduan dan Penegakan Hukum Lingkungan hidup dan
kehutanan;
3. Seksi Peningkatan Kapasitas;

d. Bidang. . .
15

d. Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya dan


Pengendalian Pencemaran, membawahkan:
1. Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya;
2. Seksi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan;
3. Seksi Pemeliharaan lingkungan hidup;
e. Bidang Kebersihan, membawahkan:
1. Seksi Penyapuan dan Pengangkutan;
2. Seksi Peralatan;
3. Seksi Perbekalan;
f. Bidang Energi Sumber Daya Mineral, membawahkan:
1. Seksi Energi dan Panas Bumi;
2. Seksi Hidrogeologi;
3. Seksi Sumber Daya Mineral.
g. UPT dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XII yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kesepuluh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 27

(1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tipe A merupakan unsur


pelaksana Urusan Pemerintahan bidang administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 28

(1) Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk membawahkan:
1. Seksi Identitas Penduduk;
2. Seksi Pindah Datang Penduduk;
3. Seksi . . .
16

3. Seksi Pendataan Penduduk;


d. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil membawahkan:
1. Seksi Kelahiran;
2. Seksi Perkawinan dan Perceraian;
3. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian;
e. Bidang Pengelolaan Informasi, Administrasi Penduduk membawahkan:
1. Seksi Sistem Infomasi Administrasi Kependudukan.;
2. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data;
3. Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi
Komputer;
f. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan membawahkan:
1. Seksi Kerja sama;
2. Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan;
3. Seksi Inovasi Pelayanan:
g. UPT Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XIII yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kesebelas
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 29

(1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tipe A merupakan unsur


pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 30

(1) Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Penataan Desa membawahkan:

1 . Seksi . . .
17

1. Seksi Penataan dan Administrasi Pemerintahan Desa;


2. Seksi Pengisian Jabatan dan Masa Jabatan Pemerintahan Desa;
3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
d. Bidang Kerja Sama Desa membawahkan:
1. Seksi Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa;
2. Seksi Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tepat Guna;
3. Seksi Perdagangan dan Permodalan Ekonomi Desa
e. Bidang Administrasi Pemerintahan Desa membawahkan :
1. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Desa;
2. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Administrasi
Pemerintahan Desa;
3. Seksi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa.
f. Bidang Kelembagaan, membawahkan:
1. Seksi Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat;
3. Seksi Fasilitasi Pelayanan Dasar dan Kesejahteraan Masyarakat;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Pemeberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XIV yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Keduabelas
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 31

(1) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tipe A merupakan


unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan,
dan Perlindungan Anak yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
Urusan Pemerintahan bidang bidang Pemberdayaan Perempuan, dan
Perlindungan Anak yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 32

(1) Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat . . .
18

b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Kelembagaan Pengarusutamaan Gender, membawahkan:
1. Seksi Pelembagaan Pengarusutamaan Gender bidang ekonomi;
2. Seksi Pelembagaan Pengarusutamaan Gender bidang Politik dan
Hukum;
3. Seksi Pelembagaan Pengarusutamaan Gender bidang sosial;
d. Bidang Pelembagaan dan Pemenuhan Hak Anak membawahkan:
1. Seksi Pelembagaan dan Pemenuhan Hak Anak Bidang 1;
2. Seksi Pelembagaan dan Pemenuhan Hak Anak Bidang 2;
3. Seksi Pelembagaan dan Pemenuhan Hak Anak Bidang 3;
e. Bidang Pemberdayaan Perempuan membawahkan:
1. Seksi Pemberdayaan Perempuan Bidang Ekonomi;
2. Seksi Pemberdayaan Perempuan Bidang Politik Dan Hukum;
3. Seksi Pemberdayaan Perempuan Bidang Sosial;
f. Bidang Pelayanan Perempuan Dan Anak membawahkan:
1. Seksi Pelayan Bagi Perempuan;
2. Seksi Pelayanan Bagi anak;
3. Seksi Pengaduan Perempuan Dan Anak;
g. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Bagan Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran
XV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati
ini.

Bagian Ketigabelas
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga berencana
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 33

(1) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tipe B merupakan


unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
Urusan Pemerintahan bidang, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
19

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 34

(1) Susunan Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,


terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Pengendalian Penduduk, membawahkan:
1. Seksi Advokasi Dan Penggerakan;
2. Seksi Penyuluhan Dan Pendayagunaan Petugas Lapangan Keluarga
Berencana dan Kader Keluarga Berencana;
3. Seksi Pengendalian Penduduk Dan Informasi Keluarga;
d. Bidang Keluarga Berencana membawahkan:
1. Seksi Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi;
2. Seksi Pembinaan Kesertaan Keluarga Berencana;
e. Bidang Ketahanan Dan Kesejahteraan Keluarga, membawahkan:
1. Seksi Pemberdayaan Keluarga;
2. Seksi Bina Ketahanan Keluarga, Balita, Anak dan Lansia;
3. Seksi Bina Ketahanan Remaja;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga berencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati
ini

Bagian Keempatbelas
Dinas Perhubungan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 35

(1) Dinas Perhubungan Tipe A merupakan unsur pelaksana Urusan


Pemerintahan bidang Perhubungan yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang
Perhubungan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
20

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 36

(1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Lalu Lintas, membawahkan:
1. Seksi Managemen Lalu Lintas Jalan;
2. Seksi Rekayasa Lalu Lintas;
3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas;
d. Bidang Angkutan dan Sarana, membawahkan:
1. Seksi Angkutan Dalam Trayek;
2. Seksi Angkutan Tidak Dalam Trayek dan Barang;
3. Seksi Pengujian Sarana;
e. Bidang Prasarana, membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Prasarana ;
2. Seksi Pembangunan Prasarana; dan
3. Seksi Pengoperasian Prasarana
f. Bidang Pengembangan dan Keselamatan, membawahkan:
1. Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan;
2. Seksi Lingkungan Perhubungan; dan
3. Seksi Keselamatan.
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada lampiran XVII yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kelimabelas
Dinas Komunikasi dan Informatika
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 37

(1) Dinas Komunikasi dan Informatika Tipe B merupakan unsur pelaksana


Urusan Pemerintahan bidang Komunikasi, Informatika, Persandian dan
Statistik yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Komunikasi dan Informatika sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Komunikasi dan Informatika sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada
kabupaten.
(4) Dinas Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
21

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 38

(1) Susunan Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, membawahkan:
1. Seksi Media Massa dan elektronik;
2. Seksi Media Luar Ruangan;
3. Seksi Pelayanan Informasi Publik;
d. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, membawahkan:
1. Seksi Sarana dan Prasarana Informatika;
2. Seksi Pengelolaan Pengembangan Aplikasi;
3. Seksi Keamanan Informasi dan komunikasi;
e. Bidang Sumber Daya Komunikasi Publik, membawahkan:
1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Komunikasi;
2. Seksi Pengelolaan Data dan Statistik;
3. Seksi Pengelolaan e-Goverment dan Persandian;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Bagan Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XVIII yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
Bagian Keenambelas
Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 39

(1) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu satu Pintu Tipe A
merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Penanaman Modal
dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang menjadi kewenangan
Daerah.
(2) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu satu Pintu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Perizinan Terpadu satu
Pintu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu
Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.
(4) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu satu Pintu dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
22

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 40

(1) Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan


Terpadu satu Pintu, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Promosi, Deregulasi dan Pengembangan Penanaman Modal,
membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal;
2. Seksi Deregulasi;
3. Seksi Promosi Penanaman Modal;
d. Bidang Pengawasan, Pengaduan dan Standarisasi, membawahkan:
1. Seksi Pengawasan dan Pengendalian;
2. Seksi Informasi dan Pengaduan;
3. Seksi Standarisasi;
e. Bidang Pengolahan Data, Teknologi Informasi, membawahkan:
1. Seksi Pengolahan Data;
2. Seksi Teknologi Informasi;
3. Seksi Dokumentasi.
f. Bidang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Perijinan Usaha;
2. Seksi Pelayanan Perijinan Non usaha;
3. Seksi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Penanaman Modal Usaha;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum
pada Lampiran XIX yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketujuhbelas
Dinas Kepemudaan dan Olah Raga
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 41

(1) Dinas Kepemudaan dan Olah Raga Tipe B merupakan unsur pelaksana
Urusan Pemerintahan bidang Kepemudaan Olah Raga yang menjadi
kewenangan Daerah.
(2) Dinas Kepemudaan dan Olah Raga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Kepemudaan dan Olah Raga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang kepemudaan olah raga yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Kepemudaan dan Olah Raga dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

e. pelaksanaan . . .
23

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 42

(1) Susunan Organisasi Dinas Kepemudaan dan Olah Raga, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Layanan Kepemudaan membawahkan:
1. Seksi Pemberdayaan Pemuda;
2. Seksi Pengembangan Pemuda;
3. Seksi Infrastruktur dan Kemitraan Pemuda;
d. Bidang Pembudayaan Olah Raga membawahkan:
1. Seksi Olah Raga Pendidikan dan Sentra Olah Raga;
2. Seksi Olah Raga Rekreasi Tradisional dan Layanan Khusus;
3. Seksi Kemitraan dan Penghargaan Olah Raga;
e. Bidang Peningkatan Prestasi Olah Raga , membawahkan:
1. Seksi Pembibitan, IPTEK, dan Tenaga Keolahragaan;
2. Seksi Promosi Olah Raga dan Olah Raga Prestasi;
3. Seksi Standarisasi dan Infrastruktur Olah Raga;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Kepemudaan dan Olah Raga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XX yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kedelapanbelas
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 43

(1) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Tipe B merupakan unsur pelaksana


Urusan Pemerintahan bidang Perpustakaan dan Kearsipan yang menjadi
kewenangan Daerah.
(2) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang Perpustakaan dan kearsipan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
24

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 44

(1) Susunan Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang layanan dan Pengolahan Perpustakaan, membawahkan:
1. Seksi Layanan dan Otomasi;
2. Seksi Pengembangan dan Pengolahan Bahan Perpustakaan;
3. Seksi Konservasi dan Alih Media bahan Perpustakaan;
d. Bidang Pengembangan Perpustakaan dan pembudayaan Kegemaran
Membaca membawahkan:
1. Seksi Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan;
2. Seksi Pengembangan dan Pembinaan Tenaga Perpustakaan ;
3. Seksi Pengembangan, Pembudayaan Kegemaran Membaca;
e. Bidang Kearsipan, membawahkan:
1. Seksi Akuisisi dan Pengelolaan Arsip;
2. Seksi Pengembangan Arsip;
3. Seksi Dokumentasi Pemeliharaan Arsip;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XXI yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Kesembilanbelas
Dinas Pertanian
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 45

(1) Dinas Pertanian Tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang


Pertanian, peternakan, kesehatan hewan dan perkebunan dan penyuluhan
yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Pertanian,
peternakan, kesehatan hewan dan perkebunan dan penyuluhan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada
Daerah.
(4) Dinas Pertanian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2. . .
25

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 46

(1) Susunan Organisasi Dinas Pertanian, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Prasarana dan Sarana, membawahkan:
1. Seksi Lahan dan Irigasi;
2. Seksi Pupuk, Pestisida dan Alsintan;
3. Seksi Pembiayaan dan Investasi;
d. Bidang Tanaman Pangan, membawahkan:
1. Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan;
2. Seksi Produksi Tanaman Pangan;
3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Pangan.
e. Bidang Hortikultura membawahkan:
1. Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura;
2. Seksi Produksi Hortikultura;
3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.
f. Bidang Perkebunan, membawahkan:
1 Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan;
2. Seksi Produksi Perkebunan;
3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan;
g. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan membawahkan:
1. Seksi Benih/Bibit dan Produksi;
2. Seksi Kesehatan Hewan;
3. Seksi Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan;
h. Bidang Penyuluhan, membawahkan:
1. Seksi Kelembagaan Penyuluh Pertanian
2. Seksi Ketenagaan Penyuluh Pertanian
3. Seksi Metode dan Informasi Penyuluh Pertanian.
i. UPT Dinas;
j. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Bagan Organisasi Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada Lampiran XXII yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Keduapuluh
Dinas Perikanan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 47

(1) Dinas Perikanan Tipe B merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan


bidang Perikanan yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Perikanan
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan
kepada Daerah.
(4) Dinas Perikanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan . . .
26

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;


b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 48

(1) Susunan Organisasi Dinas Perikanan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Sumber Daya Manusia Perikanan, membawahkan:
1. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
2. Seksi Teknologi dan Informasi;
3. Seksi Kelembagaan;
d. Bidang Pengawasan Usaha Perikanan, membawahkan:
1. Seksi Pengawasan Usaha Perikanan;
2. Seksi Perijinan Usaha Perikanan;
3. Seksi Perikanan Tangkap;
e. Bidang Perikanan Budidaya, membawahkan:
1. Seksi Pengembangan Potensi Perikanan;
2. Seksi Pakan dan Kesehatan Ikan;
3. Seksi Perbenihan dan Budidaya;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada Lampiran XXIII yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Bagian Keduapuluhsatu
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 49

(1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tipe B merupakan unsur pelaksana


Urusan Pemerintahan bidang Perindustrian Perdagangan, dan urusan Bidang
Pasar yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang Perindustrian, Perdagangan dan urusan Bidang Pasar yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
27

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 50

(1) Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Perindustrian membawahkan:
1. Seksi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan;
2. Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka;
3. Seksi Kemitraan dan Promosi
d. Bidang Perdagangan, membawahkan:
1. Seksi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri;
2. Seksi Sarana Pembinaan dan Pengawasan;
3. Seksi Perlidungan Konsumen dan Metrologi
e. Bidang Pasar, membawahkan:
1. Seksi Sarana dan Prasarana;
2. Seksi Pembinaan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Pedagang;
3. Seksi Pendataan, Pendaftaran dan Retribusi Pasar ;
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XXIV yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini

Bagian Keduapuluhdua
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 51

(1) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tipe A merupakan unsur pelaksana


Urusan Pemerintahan bidang Pariwisata dan Kebudayaan yang menjadi
kewenangan Daerah.
(2) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang Pariwisata dan Kebudayaan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
(4) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
28

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 52

(1) Susunan Organisasi Pariwisata dan Kebudayaan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pengembangan Destinasi, membawahkan:
1. Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata;
2. Seksi Sarana Prasarana dan Usaha Pariwisata;
d. Bidang Pengembangan Pemasaran, membawahkan:
1. Seksi Pemasaran dan Promosi;
2. Seksi Festival dan Pameran;
e. Bidang Seni dan Kebudayaan, membawahkan:
1. Seksi Sejarah dan religi;
2. Seksi Tradisi dan Seni Budaya;
f. Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Kelembagaan Pariwisata;
2. Seksi Pengembangan Potensi dan SDM Pariwisata;
g. UPT Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XXV yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB VII
BADAN DAERAH
Bagian Kesatu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 53

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tipe A merupakan unsur


penunjang Urusan Pemerintahan bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Penelitian dan Pengembangan yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupat melalui
Sekretaris Daerah
(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Penelitian dan Pengembangan yang menjadi kewenangan Daerah.
(4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2 . . .
29

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 54

(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


sebagaimana, terdiri atas:
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Pembangunan Manusia dan Sosial Budaya, membawahkan:
1. Subbidang Pembangunan Manusia Dan Sosial Budaya 1;
2. Subbidang Pembangunan Manusia Dan Sosial Budaya 2;
3. Subbidang Pembangunan Manusia Dan Sosial Budaya 3;
d. Bidang Ekonomi Dan Sumber Daya Alam, membawahkan:
1. Subbidang Ekonomi Dan Sumber Daya Alam 1;
2. Subbidang Ekonomi Dan Sumber Daya Alam 2;
3. Subbidang Ekonomi Dan Sumber Daya Alam 3;
e. Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah, membawahkan:
1. Subbidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah 1;
2. Subbidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah 2;
3. Subbidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah 3;
f. Bidang Penelitian Dan Pengembangan, membawahkan:
1. Subbidang Penelitian Dan Pengembangan 1;
2. Subbidang Penelitian Dan Pengembangan 2;
3. Subbidang Penelitian Dan Pengembangan 3;
g. UPT Badan;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XXVI yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini

Bagian Kedua
Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 55
(1) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Tipe B
merupakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan bidang keuangan yang
menjadi kewenangan Daerah.
(2) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah dipimpin oleh
Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupat melalui Sekretaris Daerah
(3) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang keuangan
yang menjadi kewenangan Daerah.
(4) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e.pelaksanaan. . . .
30

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 56
(1) Susunan Organisasi Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset
Daerah terdiri atas:
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Anggaran, membawahkan:
1. Subbidang Perencanan Anggaran;
2. Subbidang Pengendalian Anggaran;
3. Subbidang Evaluasi dan Pelaporan Anggaran;
d. Bidang Akuntansi dan Aset, membawahkan:
1. Subbidang Akuntansi dan Pelaporan;
2. Subbidang Perbendaharaan;
3. Subbidang Penatausahaan Barang Milik Daerah;
e. Bidang Pendapatan, membawahkan:
1. Subbidang Pendapatan Asli Daerah;
2. Subbidang Dana Perimbangan;
3. Subbidang Pembukuan dan Pelaporan;
g. Bidang Pendataan, membawahkan:
1. Subbidang Pendataan;
2. Subbidang Penetapan dan Penagihan;
3. Subbidang Pertimbangan Keberatan;
h. Bidang PBB P2, membawahkan:
1. Subbidang PBB-P2 Wilayah I;
2. Subbidang PBB-P2 Wilayah II;
3. Subbidang PBB-P2 Wilayah III;
i. UPT Badan;
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada
lampiran XXVII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketiga
Badan Kepegawaian Daerah
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 57
(1) Badan Kepegawaian Daerah Tipe C merupakan unsur penunjang Urusan
Pemerintahan bidang Kepegawaian dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(3) Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan bidang Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia yang menjadi kewenangan Daerah.
(4) Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

c.pemantauan. . .
31

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan


teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 58
(1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah , terdiri atas:
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pengembangan Aparatur Sipil Negara, membawahkan:
1. Subbidang Pengadaan dan pensiun;
2. Subbidang Jabatan dan Pemindahan;
3. Subbidang Kepangkatan dan Berkala.
d. Bidang Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan, membawahkan:
1. Subbidang Pendidikan dan Pelatihan;
2. Subbidang Informasi dan Data Kepegawaian;
3. Subbidang Kesejahteraan dan Disiplin.
e. UPT Badan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran XXVIII yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB VIII
KECAMATAN
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 59
(1) Kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan
masyarakat desa dan kelurahan.
(2) Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh camat atau
sebutan lain yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati melalui sekretaris Daerah.
(3) Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas:
a. menyelenggarakan Urusan Pemerintahan umum;
b. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Peraturan Bupati;
e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;
f. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah di tingkat kecamatan;
g. membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa atau sebutan
lain dan/atau kelurahan;
h. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Pemerintahan Daerah
kabupaten/ yang ada di kecamatan; dan
i. melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan perundang-
undangan.

(4). selain........ . . .
32

(4) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), camat
melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh bupati untuk melaksanakan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
(5) Camat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) dibantu oleh perangkat kecamatan.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Paragraf 1
Kecamatan Tipe A
Pasal 60

(1) Susunan Organisasi Kecamatan terdiri atas:


a. Camat;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Seksi Pemerintahan;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;
f. Seksi Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial;
g. Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pelayanan umum.
(2) Bagan Struktur Organisas Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum pada lampiran XXIX yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.

Paragraf 2
Kecamatan Tipe B
Pasal 61
(1) Susunan Organisasi Kecamatan, terdiri atas:
a. Camat
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Seksi Pemerintahan;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;
f. Seksi Kesejahteraan Sosial.
(2) Bagan Struktur Organisas Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sevagaimana tercantum pada lampiran XXX yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.
BAB IX
Uraian Tugas
Pasal 62

Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Perangkat Daerah diatur secara
tersendiri dalam Peraturan Bupati.
BAB X
Tata Kerja
Pasal 63

(1) Dalam me1aksanakan tugas dan fungsinya Perangkat Daerah wajib taat dan
berpedoman kepada peraturan perundangundangan.
(2) Dalam me1aksanakan tugas dan fungsinya, Perangkat Daerah menerapkan
asas umum efektivitas, efisiensi, profesionalitas, proporsionalitas,
kepentingan umum, tertib penyelengara negara, kepastian hukum,
transparansi dan akuntabilitas.
Pasal 64............ . . .
33

Pasal 64

(1) Setiap pimpinan Perangkat Daerah, memimpin, mengawasi, mengendalikan


dan mengevaluasi bawahan masing-masing serta memberikan petunjuk
teknis bagi pelaksanaan tugas.
(2) Setiap pimpinan Perangkat Daerah wajib bekerjasama dcngan pimpinan
Perangkat Daerah lainnya di bawah kordinasi Sekretaris Daerah sesuai
dengan bidang tugas masing-masing.
(3) Setiap pimpinan Perangkat Daerah wajib mengikuti petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan
laporan secara berkala.
BAB XI
KEPEGAWAIAN
Pasa1 65

(1) Pegawai pada Perangkat Daerah merupakan aparatur sipil negara.


(2) Pengelolaan kepegawaian pada Perangkat Daerah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pembinaan pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah
dan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah.

BAB XII
KEUANGAN
Pasal 66

(1) Anggaran belanja perangkat daerah dibebankan pada APBD.


(2) Pengelolaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIII
ASET
Pasal 67
(1) Prasarana dan sarana atau barang yang dipergunakan Perangkat Daerah
merupakan aset daerah yang tidak dipisahkan.
(2) Pengelolaan prasarana dan sarana atau barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB XIV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 68

(1) Perangkat Daerah dapat mempunyai kelompok jabatan fungsional tertentu


sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelompok jabatan fungsional tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bab XV........... . .
34

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Karo.

Ditetapkan di Kabanjahe
pada tanggal 08 Desember 2016

BUPATI KARO,

dto

TERKELIN BRAHMANA

Diundangkan di Kabanjahe
pada tanggal 09 Desember 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARO,

dto

SABERINA

BERITA DAERAH KABUPATEN KARO TAHUN 2016 NOMOR 35

Anda mungkin juga menyukai