Anda di halaman 1dari 7

Naskah Skenario Pembelajaran

1. Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam: “Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh!”
Peserta didik menjawab salam: “Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokaatuh!”
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. “Seperti biasanya, sebelum kita
memulai pembelajaran pada hari ini, ibu minta ketua kelas untuk memimpin doa.”
Peserta didik: (Kusdian) “Berdoa mulai ... selesai.”
c. Selesai berdoa, guru menanyakan kondisi peserta didik “Bagaimana kabar kalian
hari ini, masih semangat ya? Baiklah, ibu akan mengecek kehadiran kalian
(membacakan nama peserta didik satu persatu).
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru : “Nah, sebelum kita memulai materi pembelajaranpada hari ini, ibu akan
menjelaskan tujuan pembelajaranterlebih dahulu. Yaitu pertama, setelah
mengamati contoh teks pantun, peserta didikdapat mengidentifikasi struktur
teks dan menemukan ciri kebahasaannya secarakritis. Kedua, Setelah
berdiskusi tentang teks pantun, peserta didik dapatmenjelaskan makna/maksud
isi teks pantun secara cermat.”
Peserta didik: (Hanafi) “Bu, saya ingin bertanya.”
Guru: “Ya, silahkan Hanafi.”
Peserta didik: (Hanafi) “Saya masih belum mengerti tentang apa itu
mengidentifikasi?”
Guru: “Pertanyaan yang bagus, Kegiatan mengidentifikasi maksudnya, kalian akan
melakukan kegiatan menetapkan/menentukan struktur isi dan ciri bahasa
pantun berdasarkan pemahaman kalian setelah melakukan proses membaca
teks.Paham anak-anak?”
Peserta didik: “Paham bu!”
Guru: “Baiklah, ada yang ingin ditanyakan lagi?
Peserta didik: (Alfath) “ada bu, bagaimana cara menentukan struktur teks pantun?
Guru: “Jadi caranya adalah dengan membaca dengan teliti teks pantun tersebut,
setelah itu, kalian lihat ciri bahasa yang khas didalamnya. Setelah itu kalian
akan mampu membedakan antara struktur pembayang maupun isi dari teks
pantun tersebut. Bisa dimengerti?”
Peseta didk: (semua) “bisa bu!”
Guru:Selanjutnya, manfaat yang bisa kita peroleh dari pembelajaran hari ini yang
pertama, peserta didik memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas agar
terampil berpikir kritis dalammenyelesaikan permasalahan dikehidupan nyata.
Kedua, dapat menambah kemampuandalam berbahasa. Selain itu,
pembelajaranini juga dimaksudkan untuk menanamkan sikap positif dalam diri
kalian bahwa keberadaan bahasa Indonesia merupakan cerminan jati diri
bangsa.”
e. Guru: “Anak-anak. Ini adalah pertemuan pertama kita di kelas 11. Materi yang akan
kita pelajari hari ini merupakan materi yang sudah kalian tempuh saat kalian duduk
di bangku SD/SMP yakni mempelajari tentang pantun. Nah, terkait pantun ini,
sekarang, coba kalian ingat kembali tentang teks pantun.”
f. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang posisi teks pantun dan asal-usulnya.
Guru: Termasuk dalam jenis apakah teks pantun itu?
Peserta didik : (Rifkika) “Menurut saya, pantun adalah teks sastra yang berjenis
nonnaratif.”
Guru: : “Jawaban bagus, Rifkika!”
Peserta didik: (Aisya) “Bu, saya ingin bertanya, dari mana asal usul pantun itu bu?”
Guru : “Pertanyaan cerdas Aisya. Baik, ada yang bisa menanggapi pertanyaan teman
kalian? pernahkah kalian berpikir, darimana asal-usul pantun?”
Peserta didik : (Rozak) “Menurut saya pantun asalnya dari Jawa bu, kalau di Jawa
pantun disebut dengan parikan”.
(Amalda) : “Saya bu, pantun asalnya dari Madura.”
(Kusdian) : “Kalau menurut saya asalnya dari Betawi bu, karena di Betawi ada adat
berbalas pantun saat prosesi pernikahan.”
Guru : “Bagus, memang hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai bentuk teks
pantun walaupun dengan nama yang berbeda. Dalam bahasa Minang, pantun
berasal dari kata patuntun ‘petuntun’. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal
dengan nama parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan paparikan.
Penyebaran pantun sampai ke pelosok Nusantara menjadi bukti bahwa pantun
merupakan salah satu sastra lama yang hidup dalam kebudayaan Indonesia,
serta merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang perlu kita
lestarikan.”
g. Guru dan peserta didik bertanya jawab mengenai jenis-jenis pantun.
Guru : “Anak-anak, tahukah kalian bahwa jenis-jenis teks pantun dibedakan menjadi
2 kategori. Kategori pertama berdasarkan isi, sedangkan kategori 2
berdasarkan bentuknya. Pantun berdasarkan kategori isi dibedakan menjadi 9
antara lain pantun nasehat, pantun jenaka,pantun muda, pantun teka-
teki,pantun agama, pantun dagang, pantun adat, pantun anak serta pantun
kepahlawanan. Nah, ada yang kurang atau tidak kalian pahami? Sampaikan
kepada ibu”
Peserta didik: (Novi) “Saya bu, saya belum paham tentang perbedaan pantun muda
dengan pantun anak.”
Guru: “Baik, pantun muda adalah pantun yang diperuntukan bagi kaum muda
(remaja), sehingga pantun muda biasanya berhubungan dengan masalah
asmara. Sedangkan pantun anak adalah pantun yang memang diperuntukan
bagi anak-anak. Sehingga, semua hal yang disampaikan berhubungan dengan
dunia anak. Bisa dipahami anak-anak?”
Peserta didik: (semua) “paham bu!”
Guru : “Baik, sekarang jenis pantun berdasarkan bentuknya terbagi menjadi 4. Siapa
disini yang bisa menyebutkan apa saja?”
Peserta didik : (Alfath) “Saya bu, jenis pantun berdasarkan bentuk yaitu pantun
biasa,
karmina,seloka dan juga talibun.”
h. Guru membagi peserta didik untuk kerja berpasangan dan menjelaskan teknis
diskusi.
Guru : “Ya, bagus sekali jawaban dari teman-teman kalian. Baiklah, sekarang kita
masuk pada materi pokok pembelajaran hari ini, yaitu kalian akan
mengidentifikasi struktur isi teks pantun, menemukan ciri kebahasaannya serta
menjelaskan makna/maksud isi teks pantun. Untuk tugas itu, ibu minta kalian
untuk membuat kelompok secaraberpasangan, masing-masing terdiri dari 2
orang. Di kelas ini ada 9 orang ya, jadi ada 4 kelompok”
2. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru : “Untuk kelompok satu ibu minta kalian membaca buku halaman 71-72,
kelompok dua membaca halaman 73-77, kelompok 3 membaca halaman 78-81
dan kelompok 4 halaman 87-90.”
Guru : “Baik anak-anak, ibu sudah membagikan bacaan yang harus kalian diskusikan

tentang teks pantun, tolong kalian semua amati bacaan teks pantun tersebut,
setelah itu kalian cari struktur dan kaidah kebahasaannya. Nanti, setiap
perwakilan pasangan kelompok bisa mengomentari hasil pengamatan pantun
tersebut. Sekarang silahkan berdiskusi, ibu beri kalian waktu 10 menit.”
Menanya
Peserta didik : (Kusdian) “Bu, saya ingin bertanya, mengenai perbedaan antara
struktur pantunbiasa dengan talibun?”
Guru : Pertanyaan cerdas! Ada yang bisa menanggapi pertanyaan dari teman kita?
Peserta didik : (Amalda) “Perbedaannnya terletak pada jumlah baris. Jika pantun
biasa terdiri dari 4 baris. Sedangkan talibun, bisaenam, delapan,
sepuluh, atau dua belas, asalkan jumlah barisnyagenap. Selanjutnya
rima akhir pada talibun akan berbentuk a-b-c-a-b-c dan seterusnya.”
Guru : “Jawaban yang tepat. Ibu tambahkan lagi, bahwa talibun merupakan jenis
puisi
bebas yang di dalamnya berisi sebuah perkara yang diceritakan secara
terperinci
dengan memanfaatkan pengulangan kata pada baris berikutnya untuk
memberikan penekanan.Apakah ada yang ingin bertanya lagi?”
Peserta didik : (Rozak) “Ada bu, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara
kita
Untukbisa memahami ciri bahasa teks pantun?”
Guru : “Baik, adakah diantara kalian yang bisa menanggapi petanyaan dari teman
kalian? angkat tangan!”
Peserta didik : (Hanafi) “Saya bu, caranya dengan membaca secara cermat teks
pantun,kemudian apabila menemukan kata yang sulit, coba cari di
kamus. Setelah itu baru kita bisa memahami makna teks pantun
tersebut.”
Guru : “Ya seperti itu, yang lain, ada yang ingin ditanyakan?”
Peserta didik: “Tidak ada bu.”
Guru: “Ibu pikir kalian telah paham terkait dengan cara memahami struktur dan ciri
bahasa teks pantun. Sekarang, silahkan kalian lanjutkan berdiskusi.”
Mengumpulkan Informasi
Guru : “Anak-anak, tidak terasa waktu untuk kalian berdiskusi telah usai, sekarang
kita memberikan laporan hasil diskusi. Baik, ada yang bisa menanggapi
mengenai struktur teks pantun?”
Peserta didik : (Alfath) Saya bu, menurut kelompok kami struktur teks pantun terdiri
dari sampiran dan isi.
Guru : “Ya, bagus terima kasih, ada yangbisa menambahkan?”
Peserta didik : (Kusdian) “Saya bu!”
Guru : “Silahkan Kusdian.”
Peserta didik : “Menurut catatan kelompok kami, hampir sama dengan kelompok
Alfath, tapi kami tambahkan terdiri dari unsur bait, larik (baris) dan
rima.”
Guru : “Jawaban yang baik sekali. Jadi, struktur teks pantun adalahterdiri atas empat
barisdalam satu rangkap; rima akhir a-b-a-b. Kemudian, tiap rangkap pantun
terdiri atas dua unit yaitu pembayang (sampiran) dan maksud (isi). Itu
mengenai struktur teks pantun. Sekarang, adakah yang bisa menambahkan
atau mengomentari tentang kaidah kebahasaan teks pantun?”
Peserta didik : (Rifkika) “Saya Bu! Menurut pendapat kelompok kami struktur
kebahasaan mencakup diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi yang
terdiri atas rima dan ritme.”
Guru : “Jawaban yang cerdas Rifkika. Ada yang bisa menambahkan?”
Peserta didik : (Aisya) “Saya bu!, jadi di dalam bunyi terdapat rima dan irama. Rima
merupakanunsur pengulangan bunyi pada pantun, sedangkan irama
adalah turun naiknya suara secara teratur.”
Guru : “Baiklah anak-anak, kita sekarang telah memahami struktur dan kaidah teks
pantun. Nah, sekarang kita akan coba memahami makna contoh teks pantun di
dalam kelompok masing-masing. Ibu akan memberikan kalian masing-masing
1 contoh teks pantun. Setelah itu, setiap perwakilan kelompok harus
mempresentasikan hasil pemahaman kalian tentang struktur, ciri bahasa yang
tampak serta makna teks pantun yang sudah kalian baca. Ibu beri waktu sekitar
5 menit.”
Mengasosiasi
Guru : “Ya, waktunya sudah selesai. Sekarang coba kalian tukarkan hasil kerja
kelompokkalian kepada kelompok lain. Kemudian kalian baca hasil
pemahaman teks pantun kelompok lain, selanjutnya pilih hasil yang menurut
kelompok kalian paling baik untuk nanti menjadi perwakilan membacakan di
depan kelas.”
Peserta didik : (saling menukarkan hasil kerja diskusi mereka dan memilih salah satu
perwakilan untuk mempresentasikan di depan kelas)
Mengomunikasikan
Peserta didik : Hanafi (perwakilan 1 orang mempresentasikan hasil pemahaman
makna teks pantun yang telah di baca)
3. Kegiatan Akhir
Guru : “Presentasi yang sangat bagus ya. Mari kita beri tepuk tangan untuk
teman kalian.Jadi ada yang bisa menyimpulkan kegiatan kita pada hari
ini terkait materi teks pantun?”
Peserta didik : (Nelli) “Menurut saya, pembelajaran hari ini sangat bermanfaat.
Kami mampu memahami tentang struktur teks dan kaidah bahasa teks
pantun. Selain itu, kami juga mampu menjelaskan makna teks pantun
secara kritis dan cermat.”
Guru : “Nah, siap yang bisa menjelaskan tentang struktur teks pantun serta
ciri kebahasaannya, coba angkat tangan!”
Peserta didik : (Aisya) “Saya bu! Jadi Struktur pantun itu terdiri atas empat baris
dalam satu rangkap; rima akhir a-b-a-b. Kemudian, tiap rangkap
pantun terdiri atas 2 unit yaitu sampiran dan isi. Kemudian ciri
kebahasaan teks pantun terdiri dari diksi, bahasa kiasan, imaji dan
bunyi.”
Guru : “Jawaban yang tepat ya Aisya, sekarang dalam pelaksanaan pembelajaran
hari
ini, apa saja hambatan yang kalian temukan?”
Peserta didik: “Menurut saya, kami masih kesulitan untuk memahami ciri
kebahasaan teks pantun.”
Guru : “Nah, begini anak anak. Jadi Ciri kebahasaan teks pantun meliputi diksi
(pilihan kata), bahasa kiasan, imaji (citraan), dan bunyi yang terdiri atas rima
dan ritme. Rima berupa unsur pengulangan bunyi pada pantun, sedangkan
irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Selain untuk memperindah
bunyi pantun, bebunyian diciptakan juga agar penutur (pelantun) dan
pendengar lebih mudah mengingat. Sekarang kalian paham?”
Peserta didik: “Paham bu!”
Guru : (Pemberian tugas) “Cukup untuk pembelajaran kita hari ini, sebelum itu,ibu
akan memberikan tugas kepada kalian, untuk pertemuan kita selanjutnya,
kalian membuat sebuah teks pantun karya sendiri. Nanti, pada pertemuan
berikutnya akan kita bahas dan kalian bacakan satu persatu karya kalian
masing-masing di depan kelas. Terimakasih, ibu akhiri Wassalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokaatuh!”

Anda mungkin juga menyukai