Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supervisi pendidikan sangat diperlukan dalam setiap penyelenggaraan

sekolah di semua jenjang. Pengertian supervisi kemungkinan berbeda, hal ini

disesuaikan dengan objek yang dijadikan kegiatan supervisi itu.

Kegiatan supervisi dalam dunia usaha tidak identik dengan supervisi

dalam pendidikan. Tetapi, meskipun ada perbedaan dalam penafsiran dan

penggunaan, tidak akan merubah makna umum dan pengertian dasar supervisi.

Secara umum, supervisi merupakan suatu proses atas manusia yang mencakup

pengawasan, penilaian dan perbaikan.

Pelaksanaan supervisi dalam dunia pendidikan sering disebut dengan

“supervisi pendidikan”. Obyek kajian supervisi pendidikan menyangkut para

personal, yang ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Subyek dalam

kegiatan ini adalah para guru di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur, sedangkan sebagai objek yang berperan sebagai

supervisor adalah Kepala Sekolah.

Perkataan supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Super” dan “Visi”

super berarti atas, unggul atau lebih dan visi berarti melihat atau meneliti.

Secara etimologi berarti melihat, meneliti atau mengawasi kegiatan kerja

bawahannya. Istilah supervisi pendidikan di Indonesia belum begitu populer,


istilah yang lebih dikenal ialah inspeksi. Kegiatan inspeksi merupakan warisan

pendidikan kolonial Belanda.

Istilah inspeksi berbeda dengan supervisi. Inspeksi mengandung arti :

Suatu kegiatan untuk mengetahui kesalahan orang lain dan menghukumnya.

Inspeksi mencerminkan sifat otoriter dan membebankan. Untuk itu kegiatan

inspeksi dalam pendidikan di Indonesia sekarang ini sudah tidak sesuai lagi.

Supervisi dalam pendidikan sangat diperlukan agar tercipta situasi belajar

siswa yang optimal, sehingga akan berdampak positif terhadap prestasi belajar

siswa. Situasi belajar mengajar di sekolah sangat kompleks. Berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi yang memerlukan kecakapan dan kematangan

dalam menggunakannya dan masuknya unsur-unsur budaya asing (yang

negatif) turut berpengaruh terhadap kegiatan sosial budaya bangsa Indonesia.

untuk itu sekolah sebagai pusat pengembangan budaya harus mampu

menyaring masuknya budaya asing yang negatif dan dapat memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk perkembangan budaya

yang positif.

Kegiatan Supervisi Pendidikan sangat menunjang tercapainya prestasi

belajar anak secara optimal. Tujuan Supervisi Pendidikan adalah : “Menilai

kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing

guna membantu mereka melakukan perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan


dengan menunjukkan kekurangan-kekurangan yang ada agar mereka dapat

mengatasi dengan usaha mereka sendiri”.

Kemampuan yang dimiliki setiap guru bisa dikembangkan dan diarahkan

melalui kegiatan Supervisi. Meningkatkan kemampuan guru akan berpengaruh

terhadap kinerja guru itu sendiri. Kinerja guru akan lebih meningkat jika

Supervisi dilaksanakan secara kooperatif dan kontinyu.

Melalui pembinaan dan pengembangan terhadap potensi kinerja guru

diharapkan akan tercapai tujuan pendidikan. Faktor metode alat dan kondisi

lingkungan tidak banyak berperan kalau guru tidak dapat mendayagunakannya

secara efisien dan efektif.

Kegiatan Supervisi Pendidikan dapat mengetahui dan memastikan apakah

yang dikerjakan itu sesuai dengan rencana dan tujuan belajar yang diharapkan.

Proses Supervisi dapat merupakan suatu kegiatan pencegahan, pengendalian

dan pengembangan aktivitas kinerja guru.

B. Perumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam karya tulis ini meliputi :

1. Upaya-upaya Implementasi Supervisi yang bagaimana yang dapat

meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur ?


2. Proses Supervisi Pendidikan yang bagaimana yang mempunyai dampak

positif terhadap produktivitas guru dan prestasi belajar siswa ?

3. Apakah Supervisi Pendidikan mempunyai dampak positif terhadap prestasi

belajar siswa ?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui efektifitas dan tercapainya implementasi Supervisi

Kepala Sekolah terhadap para Guru dalam upaya meningkatkan

kinerjanya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan dan

pengajaran di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan Pulogadung

Jakarta Timur.

b. Sebagai masukan informasi ilmiah terhadap kesupervisian pendidikan

kepada para guru terhadap usaha meningkatkan prestasi belajar para

siswa SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan Pulogadung Jakarta

Timur.

c. Untuk membuktikan bahwa Supervisi Pendidikan mempunyai dampak

positif terhadap produktivitas guru dan prestasi belajar siswa atas

meningkatnya kinerja guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

secara optimal sebagai kesadaran tugasnya para guru yang selalu

disupervisi oleh kepala sekolahnya.


E. Kegunaan Penulisan

Diantara kegunaan dalam penulisan ini adalah:

1. Memberikan perhatian dan motivasi belajar baik terhadap para pengelola

dan pelaku pendidikan di sekolah maupun kepada para siswa guna

meningkatkan prestasi pendidikan madrasah maupun prestasi belajar para

siswa

2. Untuk memberi penegasan bahwa kegiatan supervisi itu terkait erat dengan

peningkatan mutu penyelenggaraan suatu kependidikan dan pengajaran

yang diselenggarakan di sekolah

3. Guna memperluas wacana hazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

teori-teori dan teknis-teknis kependidikan dan pengajaran sehingga

menambah pembekalan bagi para tenaga edukatif dalam melaksanakan

tugas-tugas sehari-hari.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Supervisi Pendidikan

Supervisi berasal dari dua kata, yaitu super dan visi. Super berarti atas

atau lebih, sedangkan vision berarti melihat, menilik atau mengawasi. Jadi

secara etimologis supervisi berarti kegiatan untuk melihat, menilik dan

mengawasi aktivitas kerja bawahan oleh pihak atasan atau orang yang

memiliki kelebihan wewenang.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa supervisi merupakan

usaha untuk mengetahui hasil kerja bawahan. Melalui supervisi akan diketahui

adanya kesalahan-kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan bawahan dalam

bekerja.

Supervisi bertujuan untuk menemukan atau mengidentifikasi kemampuan

dan ketidakmampuan personil, kemudian memberikan bantuan atau pelayanan

kepada personil tersebut untuk meningkatkan kemampuan atau keahliannya.

Untuk lebih memahami arti supervisi, berikut disampaikan beberapa

definisi supervisi, antara lain :

1. Kimbal Wiles berpendapat bahwa “Supervisi adalah bantuan dalam


pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik” .
2. Prof. DR. Oteng Sutisna M.SC.ed, berpendapat bahwa “Supervisi adalah
kegiatan pelayanan yang disediakan untuk membantu para guru dalam
menjalankan tugasnya agar lebih baik” .

3. Dr. Hadari Nawawi berpendapat bahwa “Supervisi adalah pelayanan


yang disediakan oleh pimpinan untuk membantu guru-guru (orang yang
dipimpin) agar menjadi personal yang makin cakap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses belajar
mengajar di sekolah”.

4. Drs. N.A. Ametembun berpendapat bahwa “Supervisi ialah pembinaan


berupa bimbingan atau tuntutan ke arah perbaikan situasi pendidikan” 6)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Supervisi

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh supervisor atau dari atasan

kepada bawahan dengan mengadakan usaha-usaha perbaikan dalam rangka

pencapaian tujuan pendidikan.

Pengertian supervisi dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi peranan dan

tujuan.

Pengertian Supervisi Pendidikan menurut peranannya yaitu : kegiatan

pengawasan, bimbingan dan evaluasi.

Ditinjau dari segi tujuannya berarti, kegiatan memberikan bantuan dan

pelayanan terhadap guru agar dapat meningkatkan kemampuan dan disiplin

kerjanya.
B. Tujuan dan Fungsi Supervisi

a. Tujuan Supervisi

Berhasilnya suatu proses pendidikan ditentukan oleh beberapa

faktor, antara lain : tujuan yang hendak dicapai, materi, pendidik, anak

didik, situasi pendidikan, metode dan evaluasi. Faktor-faktor tersebut

merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang dan saling

mempengaruhi. Apabila salah satu faktor tidak berfungsi, maka tujuan

yang hendak dicapai tidak akan terwujud.

Dari beberapa faktor tersebut di atas, faktor pendidik dan anak didik

memegang kunci pokok berhasil tidaknya proses pendidikan. Pendidikan

akan berhasil kalau pendidik (guru) memiliki kemampuan untuk

menciptakan situasi yang kondusif. Guru sebagai pengelola kelas dituntut

untuk mampu mendayagunakan faktor-faktor pendidikan.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan guru, yaitu

melalui kegiatan supervisi pendidikan. Jadi pada dasarnya supervisi

pendidikan bertujuan meningkatkan kemampuan guru, yang pada

gilirannya diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi prestasi

belajar siswa dan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih

kondusif.

Masih banyak guru-guru dalam melakukan tugasnya belum

memperlihatkan kemampuan yang sebenarnya. Ini bisa disebabkan oleh

situasi dan kondisi yang tidak mendukung pada saat guru itu melakukan
tugasnya. Karena itu, melalui supervisi pendidikan guru akan terdorong

untuk memperlihatkan kemampuan sesungguhnya.

Kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan secara kooperatif,

akan memberikan dampak positif terhadap situasi belajar mengajar. Guru

yang diikutsertakan dapat menyadari sendiri kesalahan dan

kekurangannya. Pada akhirnya akan tumbuh jiwa pengabdian dan

semangat kerja yang tinggi pada diri guru. Sebab guru menyadari tugas

dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, sesuai dengan panggilan jiwa

profesional.

Dalam hal ini guru tidaklah dianggap pasif, yang hanya tinggal

menjalankan apa saja yang telah ditentukan oleh atasan, melainkan guru

diperlakukan sebagai teman. Para guru dianggap mempunyai

pengalaman-pengalaman yang patut didengar dan dihargai serta

diikutsertakan di dalam usaha-usaha meningkatkan mutu pendidikan di

sekolahnya.

b. Fungsi Supervisi

Pengertian supervisi ditinjau dari sudut fungsinya, berarti: kegiatan

pengawasan, pencegahan, bimbingan dan evaluasi. Fungsi-fungsi ini

menitikberatkan usaha menciptakan, mengembangkan dan memelihara

situasi belajar mengajar yang sedang berlangsung. Kegiatan ini pada


intinya ditujukan pada usaha meningkatkan mutu guru dan mutu

pendidikan di sekolah.

Adapun fungsi supervisi pendidikan yang dilakukan oleh supervisor

atau kepala sekolah mempunyai fungsi-fungsi yang dilihat dari beberapa

segi, yaitu :

a. Dalam bidang kepemimpinan

1) Menyusun rencana dan kebijaksanaan.

2) Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru dan

pegawai) dalam berbagai kegiatan.

3) Memberikan bantuan dan bimbingan kepada anggota

kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.

4) Membangkitkan dan memupuk semangat atau motivasi kerja

yang tinggi kepada anggota kelompok.

5) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan

keputusan-keputusan.

6) Membagi-bagikan tugas dan mendelegasikan wewenang.

b. Dalam bidang administratif personal

1) Menetapkan susunan kerja yang menyenangkan dan

meningkatkan daya kerja.

2) Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai

dengan kecakapannya.
Bila fungsi-fungsi ini benar-benar dikuasai dan dijalankan oleh

supervisor atau Kepala Sekolah, maka proses belajar mengajar di sekolah

dapat berhasil dengan baik.

Supervisi yang baik, dapat membangkitkan semua guru berpartisipasi,

dengan demikian berarti semua guru diberi kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam setiap tahapan program perbaikan pengajaran. Program-

program supervisi sekolah harus diorganisir oleh Kepala Sekolah sebagai

supervisor, dalam pengambilan keputusan para guru harus pula diikutsertakan.

Jelasnya supervisor sebagai pemimpin bersama para guru merasa turut

memiliki keputusan yang diambil oleh supervisor.

Sesungguhnya keputusan-keputusan yang diambil oleh supervisor,

dengan harapan para guru mengadakan perubahan-perubahan yang lebih baik

dalam melaksanakan tugasnya. Supervisor yang suka memerintah atau

memperingatkan guru akan merugikan dirinya sendiri, sikap ini kurang tepat

karena menyinggung perasaan guru yang bersangkutan.

Dalam perbaikan pengajaran, moral dianggap mempunyai peranan yang

sangat penting. Moral diharapkan berkembang dalam situasi-situasi di mana

tingkah laku supervisi dapat memperbesar rasa percaya diri dan mengakibatkan

perbaikan. Perlu juga dikembangkan situasi yang tenang dan menyenangkan.

Hal ini dapat dinilai secara empiris dalam tingkah laku supervisor dengan efek-

efeknya, misalnya: percakapan-percakapan, perhatian, kekaguman dan

penghargaan terhadap guru-guru.


Sesuatu perbaikan adalah hasil dari perubahan yang dilakukan oleh guru

atas dasar pengalaman selama mengajar di dalam kelas. Sehubungan dengan

ini Kepala Sekolah sebagai supervisor mempunyai pengaruh yang besar dalam

menentukan perbaikan proses belajar mengajar.

Tingkah laku yang menentukan sukses tidaknya program supervisi

sekolah tercermin pada sikap-sikap spontanitas yang didukung dengan

partisipasi positif dan semangat kerja setiap guru. Peningkatan motivasi yang

baik cenderung membawa dampak yang positif, misalnya :

1. Untuk mengembangkan kemampuan personil sekolah dalam membina

guru-guru.

2. Membangkitkan perasaan guru bahwa dalam melaksanakan tugasnya

berkewajiban untuk ikut serta dalam mensukseskan program-program

sekolah.

C. Sasaran Supervisi

Supervisi pendidikan ditinjau dari sudut fungsi dan tujuannya, merupakan

usaha untuk meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Situasi belajar mengajar yang dimaksud, tujuan akhirnya ditujukan untuk

peningkatan prestasi belajar siswa.

Uraian di atas, memberi gambaran tentang adanya sasaran tujuan

supervisi pendidikan. Sasaran supervisi pendidikan ialah aktivitas kerja guru


yang terkait dengan prestasi belajar siswa. Guru secara perorangan atau

kelompok mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karenanya

diperlukan usaha untuk merangsang pribadi kearah guru situasi yang lebih

kreatif.

Secara rinci sasaran supervisi pendidikan meliputi pribadi guru dan tugas

kerjanya, seperti “kesanggupan” dan “kemampuan kerja”. Kedua faktor

tersebut saling menunjang dan melengkapi. Faktor kesanggupan tidak dapat

berdiri sendiri tanpa ditunjang oleh kemampuan.

Guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kesanggupan dan

kemampuan dalam bekerja. Kesanggupan yang dimaksud adalah kesiapsediaan

seorang guru untuk bekerja dengan baik. Kesanggupan ini secara psikis

tercakup dalam unsur moral yaitu semangat kerja. Sebab tanpa semangat kerja

yang tinggi tidak mungkin dapat tercapai hasil kerja yang maksimal. Menurut

Hadari Nawawi moral adalah suasana batin yang mempengaruhi tujuan

individu dan tujuan organisasi.

Suasana batin ini terwujud di dalam diri para guru pada saat bekerja

(melakukan interaksi edukatif). Kondisi ini dapat ditingkatkan manakala ada

dorongan-dorongan yang positif. Dorongan dan rangsangan yang positif dapat

diberikan oleh pihak atasan atau orang lain, diantaranya melalui kegiatan

supervisi pendidikan. Terciptanya moral atau semangat kerja yang tinggi akan

melahirkan kondisi yang penuh gairah dan dinamis.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa dalam PBM sekurang-

kurangnya harus ada : Tujuan, bahan (materi), siswa, guru, metode, situasi dan

evaluasi. Faktor tersebut dalam kegiatan supervisi pendidikan merupakan

obyek sasarannya. Sebab ada kemungkinan guru melakukan penyimpangan-

penyimpangan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan supervisi

hal-hal seperti ini dapat diketahui dan dicarikan jalan keluarnya.

Karena itu dalam tulisan ini disimpulan bahwa yang menjadi sasaran

supervisi pendidikan ialah “guru” (secara individu atau kelompok) dengan

“segala aktivitasnya” yang secara langsung terkait dengan prestasi belajar

siswa.

D. Proses dan Teknik Supervisi

1. Proses Supervisi

Proses supervisi merupakan serangkaian kegiatan yang harus

direncanakan secara beraturan dan kontinyu. Kegiatan supervisi tidak

mungkin dapat diselesaikan dengan satu kegiatan saja, seperti kunjungan

kelas atau hanya menyuruh guru mengikuti penataran. Kegiatan supervisi

harus berkesinambungan atau merupakan rangkaian dari berbagai proses

supervisi.
Proses implementasi supervisi secara terperinci mencakup empat

langkah, yaitu :

a. Pengumpulan Data

b. Menilai Data

c. Mendeteksi Kelemahan

d. Menyimpulkan Data

Keempat proses implementasi supervisi tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a). Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dari proses supervisi

pendidikan. Langkah ini merupakan usaha supervisi dalam

mendapatkan data informasi dari sasaran yang disupervisi (kondisi

interaksi edukatif).

Kondisi tersebut didalamnya mencakup tentang keadaan siswa,

guru, program pengajaran, alat atau fasilitas dan situasi kondisi

lingkungan yang mempengaruhinya.

b). Menilai Data

Langkah kedua yaitu proses penilaian atau mengolah data informasi

sebagai kelanjutan dari langkah kesatu. Langkah kedua ini


merupakan usaha untuk mengetahui ada tidaknya faktor

penghambat dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru.

c). Mengetahui Kelemahan

Setelah diketahui ada tidaknya faktor penghambat pada langkah

kedua, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada.

Faktor penghambat tersebut umumnya datang dari pribadi guru,

siswa dan kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.

d). Menyimpulkan

Apabila faktor-faktor penghambat sudah diketahui, maka harus

dicari cara untuk mengatasi hambatan tersebut. Hal ini

berhubungan dengan langkah yang terakhir dalam proses supervisi,

yaitu menyimpulkan. Hasil kesimpulan ini akan menentukan

langkah kelanjutannya dari proses supervisi pendidikan. Langkah

tersebut diantaranya ialah :

1) Apakah proses belajar mengajar perlu mendapat perbaikan-

perbaikan ?

2) Apakah proses belajar mengajar tersebut dapat dilanjutkan

tanpa adanya perbaikan ?

2. Teknik Supervisi

Pemberi pelayanan dan bantuan akan efektif jika telah diketahui

permasalahannya. Identifikasi masalah ini sangat menunjang bagi

tercapainya tujuan supervisi pendidikan. Dengan diketahui letak


permasalahannya secara tepat, maka pelayanan dan bantuan yang

diberikan oleh supervisor akan tepat mengenai sasarannya.

Pelayanan dan bantuan oleh supervisor ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara atau teknik sesuai dengan permasalahannya. Teknik

merupakan alat untuk mencapai tujuan dan tujuan mempengaruhi

efektivitas suatu teknik.

Adapun teknik-teknik supervisi pendidikan, yaitu :

a. Teknik perorangan

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kunjungan kelas, observasi

kelas, percakapan pribadi.

b. Teknik kelompok

Teknik ini dilakukan secara berkelompok, kegiatan ini dapat

dilakukan melalui pertemuan atau rapat atau diskusi kelompok.

c. Teknik lisan

Teknik ini merupakan hasil kegiatan observasi yang perlu

dibicarakan dengan orang yang disupervisi. Supervisor menjelaskan

hasil observasinya dan memberikan kesempatan kepada orang yang

disupervisi untuk memahami dan bertanya tentang hasil observasi.

d. Teknik tulisan

Jika supervisor tidak dapat mendatangi guru yang disupervisi,

supervisor dapat meminta guru yang bersangkutan untuk membuat


persiapan tentang topik pengajaran yang telah ditentukan. Persiapan

tersebut dikirimkan kepada supervisor dan supervisor memberikan

penilaian terhadap persiapan pengajaran itu.

e. Teknik langsung

Kegiatan supervisi berlangsung secara tatap muka, di mana

supervisor menyaksikan secara langsung guru yang bersangkutan

dalam melaksanakan tugasnya.

f. Teknik tidak langsung

Teknik ini bisa dikatakan sama dengan teknik tulisan. Kegiatan

tersebut bisa dilakukan oleh kepala sekolah atas permintaan

pengawas sekolah. Kepala sekolah yang mendapat tugas, harus

memberi laporan dari hasil kegiatan supervisinya kepada pengawas

sekolah tadi.

g. Teknik gabungan

Teknik ini merupakan gabungan dari berbagai unsur tersebut di

atas, misalnya teknik perorangan-tertulis langsung. Dalam teknik

gabungan, orang yang disupervisi tidak mengadakan pembicaraan

dengan supervisor. Orang yang disupervisi biasanya diberi tugas

untuk mengisi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.


E. Pendekatan dan Pengamatan Supervisi Klinis

Bagaimana caranya agar supervisi dapat dijalankan dengan efektif dan

efisien. Untuk memecahkan masalah ini supervisor harus mempunyai pedoman

dalam melakukan supervisor. Pedoman-pedoman tersebut antara lain ialah :

1. Harus bersifat ilmiah, yaitu :

a. Sistematis, dilaksanakan dengan teratur dan terus menerus.

b. Logis dan obyektif sesuai dengan data yang ada.

c. Menggunakan alat untuk melakukan penilaian.

2. Harus demokratis, konstruktif dan kreatif membina guru serta memberi

motivasi kepada guru untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang

lebih baik.

3. Melakukan pendekatan-pendekatan supervisi yang intensif agar mampu

memberi makna/arti bagi guru-guru yang disupervisi sehingga apa yang

dilaukan dapat membawa hasil.

Supervisi pendidikan menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, dkk, (1979

12). Mengatakan bahwa :

“Supervisi pendidikan adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan


untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif ”.

Sedangkan menurut Drs. Ametembun, (1975 : 145) mengatakan bahwa :

“Supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi


pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar-mengajar di kelas
khususnya “.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat dikemukakan

secara sederhana bahwa supervisi pada dasarnya upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah. la berintikan program pengajaran

dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana/prasarana,

kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisi bertugas dan

bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur tersebut secara

berkelanjutan.

Sebagaimana dijelaskan di atas pengawas dapat diartikan suatu

pelaksanaan peraturan yang dilaksanakan secara tegas dan teliti. Sedangkan

yang dimaksud dengan pendidikan ialah suatu proses edukatif yang

dilaksanakan pada lembaga pendidikan. Jadi yang dimaksud pengawasan

dalam pendidikan ialah suatu pelaksanaan tugas pada lembaga pendidikan

yang dilaksanakan secara ketat dan teliti. Dalam hal yang dimaksud dengan

pelaksanaan tugas pada lembaga pendidikan ialah tenaga pendidikan/guru.

Untuk melaksanakan tugas pendidikan pada lembaga pendidikan

secara efektif bukanlah satu hal yang mudah, sebab banyak faktor yang

mempengaruhi keeefektifan dalam melaksanakan tugas pendidikan. Oleh

karena itu untuk mencegah tindakan yang kurang sesuai dengan ketentuan

maka diperlukan tindakan pengawasan atau supervisi dalam pendidikan.

Pengawasan jika diartikan menurut keputusan Mendikbud Nomor:

0415/U/ 1987 adalah merupakan :


“Salah satu fungsi administrasi dan manajemen yang meliputi pemeriksaan,
pengujian, dan pemantauan serta kunjungan staf' untuk menjaga agar
kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi departemen dapat
dilaksanakan sehingga sasaran kegiatan dan tujuan organisasi dapat
tercapai “.

Pengertian pengawasan tersebut di atas menunjukkan bahwa

pengawasan merupakan tindakan pencegahan penyelewengan tujuan

organisasi, sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Pengawasan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara langsung atau

fungsional. Supervisi pendidikan ialah merupakan “pembinaan ke arah situasi

perbaikan pendidikan.

Secara sederhana pengertian pengawasan atau supervisi pendidikan

dapat disimpulkan bahwa merupakan tindakan pencegahan penyelewengan

tujuan pendidikan yang sekaligus merupakan pembinaan ke arah perbaikan

situasi pendidikan. Sebab maksud dari pengawasan atau supervisi jika

dikaitkan dengan kedisiplinan merupakan suatu tindakan yang tepat, sebab

dengan adanya pengawasan dapat mencegah penyelewengan-penyelewengan

tujuan pendidikan dan sekaligus dapat membina dan meningkatkan

kedisiplinan pada tenaga pendidikan.

1. Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor

terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolah-sekolah yang telah

direncanakan/diprogram untuk mendapatkan gambaran/data tentang

pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas (Depdikbud, 2000: 19).


Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam melakukan kunjungan

kelas antara lain :

a. Kunjungan dapat dilakukan dengan memberi tahu atau tidak memberi

tahu, tergantung pada tujuan dan masalah yang ingin diketahui.

b. Kunjungan dapat dilakukan atas permintaan sekolah atau guru yang

bertugas dalam sekolah tersebut.

c. Supervisor hendaknya memiliki pedoman tentang hal-hal yang akan

dilakukan dalam kunjungan kelas yang dimaksud, baik instrumen atau

catatan lainnya.

d. Tujuan dan sasaran kunjungan harus jelas bagi supervisor yang

melakukan kunjungan kelas tersebut.

2. Langkah-langkah Kegiatan Supervisi Kunjungan Kelas

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan supervisi

kunjungan kelas mencakup beberapa hal, antara lain: persiapan, pelaksanaan,

penilaian dan tindak lanjut.

a. Persiapan

Kegiatan ersia an yang erlu dilakukan adalah

1) Penyusutan program dan organisasi supervisi kunjungan kelas. Dalam

program supervisi kunjungan kelas hendaknya mencerminkan tentang

adanya jenis kegiatan, tujuan dan sasaran, pelaksanaan, waktu dan

instrumen. Sedangkan. Dalam organisasi supervisi tercermin.

mekanisme pelaksanaan, pelaporan dan tindak lanjut. Untuk


menjamin. kelancaran pelaksanaan kegiatan supervisi hendaknya

supervisor melibatkan berkoordinasi dengan pengelola sekolah (kepala

sekolah, guru, staf tata usaha) dan Korwas.

2) Menyiapkan instrumen atau penjelasan teknis pelaksanaan supervisi

kunjungan kelas dan kebijakan terbaru tentang petunjuk teknis

pelaksanaan pendidikan di sekolah.

b. Pelaksanaan.

Hal-hal pokok yang perlu mendapat perhatian. supervisor dalam

melaksanakan. kegiatan. supervisi di sekolah antara lain :

1) Supervisi kunjungan kelas hendaknya dilakukan secara

berkesinambungan.

2) Supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir semester dengan

maksud sebagai bahan perbandingan.

3) Supervisor hendaknya terampil dalam menggunakan perangkat

instrumen penilaian.

4) Mampu mengembangkan supervisi kunjungan kelas.

5) Supervisi kunjungan kelas bukanlah mencari kesalahan dan bukan

pula menggurui, akan tetapi bersifat pemecahan masalah mencari

solusi terbaik.

6) Supervisi kunjungan kelas hendaknya mencakup segi teknis

kependidikan dan teknis administrasi.

7) Supervisor hendaknya menguasai substansi materi yang disupervisi


dan melengkapi diri dengan berbagai instrumen yang dibutuhkan.

8) Karena supervisi kunjungan kelas bersifat pembinaan, maka para

supervisor harus memiliki kemampuan profesi dan wawasan yang luas

tentang pendidikan di sekolah.

9) Dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas prinsip KISS

(koordinasi, integrasi, singkronisasi dan simplikasi) hendaknya

diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

c. Penilaian dan Tindak Lanjut

1) Penilaian

Penilaian yang dimaksudkan di sini adalah penilaian terhadap

pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas yang meliputi :

a) Keterbacaan dan keterlaksanaan program supervisi kunjungan

kelas.

b) Keterbacaan dan kemantapan instrumen.

c) Hasil supervisi kunjungan kelas dan kendala yang dihadapi.

2) Tindak lanjut

a) Langkah-langkah pembinaan.

b) Program supervisi selanjutnya.

Evaluasi proses dari hasil supervisi kunjungan kelas dilakukan secara

kontinyu. Penilaian proses dilakukan pada saat supervisi kunjungan kelas

berjalan dan penilaian hasil dilakukan pada akhir kegiatan supervisi kunjungan
kelas tersebut. Sedangkan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran,

penilaian dilakukan secara menyeluruh.

3. Tugas-Tugas Pokok Guru

Guru diharapkan bekerja sebagai tenaga pendidikan secara profesional

tentu mempunyai tugas yang tidak ringan. Menurut Keputusan Menpen No.

26/Menpen/1989 guru adalah “pegawai negeri sipil yang diberi tugas,

wewenang, dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk

melaksanakan tugas pendidikan di sekolah” (Kep. Mendikbud No.

26/Menpen/1989). Tugas-tugas guru yang tertuang dalam Kep. Menpen No.

26/Menpen/1989 tersebut antara lain :

a. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan penyusunan program

pengajaran atau praktek bimbingan dan penyuluhan.

b. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan penyajian program pengajaran

atau pelaksanaan program praktek atau praktek bimbingan dan

penyuluhan.

c. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan evaluasi belajar atau praktek

evaluasi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

d. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan analisis hasil evaluasi

belajar/praktek analisis pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

e. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan penyusunan dan pelaksanaan

program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut pelaksanaan

bimbingan dan penyuluhan.


f. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan penyusunan dan pelaksanaan

program bimbingan dan penyuluhan di kelas yang menjadi tanggung jawab

(khusus guru kelas di sekolah dasar).

g. Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan bimbingan siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler.

h. Melaksanakan di daerah terpencil.

i. Mermbuat alat pelajaran/alat peraga (Armat Duta Jaya,1989: 10).

Dengan demikian tugas pokok guru tidak bisa dipandang ringan oleh

karenanya memerlukan tenaga pendidikan atau guru yang profesional.

4. Tata Tertib Guru

Tenaga pendidikan yang melaksanakan tugas tertentu harus

memperhatikan tata tertib yang diterapkan pada suatu sekolah. Hal ini

dimaksudkan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Tata tertib

tersebut ialah :

a. Tertib Waktu

1) Sekolah dimulai pukul 07.15 dan diakhiri pukul 13.45 kecuali hari

Jum'at.

2) Paling lambat 15 menit sebelum pelajaran dimulai guru harus sudah

datang di sekolah.

3) Paling lambat 15 menit sebelum pelajaran dimulai guru piket harus

sudah datang di sekolah.

4) Guru wajib mengisi daftar hadir dengan mencantumkan jam datang


dan jam pergi (meninggalkan sekolah).

5) Guru terlambat atau meninggalkan sekolah sebelum usai harus minta

ijin kepada Kepala Sekolah dan. mengisi buku tata tertib.

6) Guru piket memimpin piket kelas/sekolah dan bertanggung jawab

terhadap keamanan dan ketertiban sekolah dan mengatur waktu

pelajaran.

7) Kelebihan waktu bagi guru setengah formasi untuk membantu

mengerjakan administrasi sekolah.

b. Tertib Administrasi

1) Guru wajib membuat program kerja tahunan yang dijabarkan menjadi

program suatu pelajaran.

2) Guru wajib mengedakan evaluasi pelajaran secara teratur yang

meliputi

a) Cara belajar murid

b) Hasil belajar murid

c) Kegiatan di luar sekolah

d) Perkembangan jasmani/kesehatan murid

3) Guru wajib mengerjakan administrasi kelas secara teratur yang

meliputi

a) Menutup daftar kelas/absen murid tiap akhir bulan dan minta

pengesahan dari Kepala Sekolah.

b) Mengisi bank data dan papan absen murid.


c) Mengisi buku nilai / evaluasi belajar murid.

d) Membuat notulen setiap rapat sekolah.

e) Membuat laporan tentang hasil belajar siswa setiap pokok bahasan

atau setelah diadakan tes daya serap ulangan harian / ulangan

umum cawu / semester.

f) Membuat laporan setiap perkembangan / kemajuan siswanya

kepada Kepala Sekoilah.

4) Guru wajib membina hubungan baik antar personil dalam sekolah,

antar sekolah, masyarakat, dan pemerintah.

5) Guru wajib mengusahakan kunjungan komunikasi yang tepat secara

timbal balik terhadap orang tua murid.

c. Tertib Berpakaian
1) Guru wajib berpakaian sopan dan bersih serta tidak berlebihan
2) Pakaian seragam guru seperti
a) Senin = Hansip
b) Selasa – Rabu = Kuning coklat
c) Kamis – Jum'at = Abu-abu
d) Sabtu = Pramuka
e) Upacara di lapangan merdeka (umum) = Korpri
3) Guru harus bersepatu
4) Guru tidak boleh merokok pada waktu memberikan pelajaran
5) Guru wajib mengawasi pelaksanaan senam kesegaran jasmani
6) Pada waktu pelajaran olah raga, guru wajib mengawasi anak di luar
sekolah.
5. Kinerja Guru
Untuk meningkatkan mutu sekolah yaitu prestasi dalam pendidikan atau

pengajaran maka hal yang pertama yang harus dilakukan ialah meningkatkan

prestasi guru itu sendiri. Prestasi yang dimaksud menurut Drs. Yulius ialah

“Kemampuan” (Usaha Nasional Surabaya, 1989: 190) mengatakan bahwa :

“Guru adalah tenaga pendidikan yang bertugas mendidik para siswa di


sekolah “.
Sedangkan menurut Kep. Menpen No. 2 tahun 1989 mengatakan bahwa:

“Guru adalah “Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang, dan
tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan
di sekolah “.
Dengan demikian yang dimaksud guru ialah kemampuan guru dalam

melaksanakan tugas, wewenangnya, dan tanggung jawabnya sebagai tenaga

pendidikan. Dalam hal meningkatkan prestasi bahwa hal-hal yang dicatat dan

dinilai menurut pejabat yang berwenang ialah “sikap, tingkah laku dan

perbuatan pegawai negeri sipil yang menonjol, baik positif maupun yang

negatif”. Kemudian hal yang dicatat dan dinilai itu dijadikan pedoman di dalam

mengatasi daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pegawai negeri sipil.

Pada daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pengawai negeri sipil

tersebut nampak unsur-unsur dan komponen dari unsur tersebut yang akan

dinilai. Di antara unsur yang dinilai ialah “kesehaan, prestasi, tanggung jawab,

ketaatan, kejuruan, kerja sama, prakarsa, kepemkmpinan” (DP3 Depdikbud,

1991 : 3). Dari beberapa yang dinilai tersebut yang menjadi penilaian ini adalah

masalah prestasi, komponen, yang ada dalam prestasi ialah :

1) Selalu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna.


2) Menguasai kecakapan dan seluk-beluk bidang tugas.

3) Mempunyai pengalaman yang luas di bidang tugasnya.

4) Mempunyai keterampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya.

5) Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya jika ada dorongan.

6) Ada kalanya tidak mencapai hasil rata-rata yang ditentukan.

7) Berkali-kali terganggu kesehalan sehingga sering terganggu pelaksanaan

tugas yang harus dijalankannya.

Kriteria kualifikasi prestasi guru dapat dilihal pada tabel 2.1. berikut:

TABEL 2.1
Kriteria tentang prestasi guru

NO. Rentang Nilai DP3 Kriteria


1 91 – 100 Amat baik
2 81 – 90 Baik
3 71 – 80 Cukup
4 61 – 70 Sedang
5 < 60 Kurang
Sumber : Dokumen (DP3 Depdikbud, 1991 : 3).
BAB III

TINJAUAN/ ULASAN

A. Implementasi Supervisi oleh Kepala SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur

Sesuai kenyataan yang ada, Kepala Sekolah dan Guru merupakan orang yang

paling dekat dengan siswa. Karena itu pembahasan kegiatan supervisi yang

dilaksanakan di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan Pulogadung Jakarta

Timur hanya kegiatan supervisi yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah selaku

penangungjawab pengelolaan pendidikan dan kegiatan pembel;ajaran melakukan

supervisi kepada para Guru.

Kepala SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan Pulogadung Jakarta

Timur dalam menjalankan tugasnya sehari-hari khususnya pelaksanaan supervisi,

sudah dilaksanakan sebagaimana telah terprogram dalam setiap semester.

Sehubungan dengan perencanaannya sebagai supervisor, maka Kepala Sekolah

menyusun kegiatan supervisi yang akan dilaksanakannya.

Pelaksanaan Supervisi berpangkal kepada kebutuhan situasi guru dan

siswa, atau para orang tua/wali siwa dan lain lain yang terlibat dalam situasi

sekolah. Pusat titik pangkal supervisi adalah guru di dalam kelas dengan

kelompok siswanya. Kepala Sekolah melakukan supervisi terhadap para guru

dalam 1 tahun ajaran sebanyak 2 kali tiap semester .

Teknik Supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah antara lain :


1. Secara Individual

Artinya Kepala Madrasah melakukan kunjungan kelas secara mendadak

untuk memberikan penilaian terhadap seorang guru yang sedang

mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana cara guru

mengajar, apakah sudah memenuhi syarat didaktik atau metadik yang

sesuai. Dengan kata lain untuk mengetahui apakah masih terdapat

kekurangan atau kelemahan, yang sekiranya masih perlu diperbaiki.

Selain itu Kepala Sekolah juga mengadakan diskusi dan tatap muka

dengan guru yang telah disupervisi. Dalam hal ini supervisi memberikan

saran-saran perbaikan kepada para Guru dan mendengarkan atau

menerima usulan-usulan yang konstruktif guna perbaikan proses belajar

mengajar selanjutnya.

Dalam cara individual ini, supervisor juga membimbing guru-guru

dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum madrasah

antara lain :

a. Menyusun program semester

b. Menyusun dan membuat Program Satuan Pelajaran (PSP) dan

Rencana Pelajaran (RP) sebagaimana terdapat dalam silabus

pembelajaran

c. Melaksanakan teknik-teknik pengajaran

d. Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar


e. Mengorganisasi kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstra cuti,

study-tour dan sebagainya.

Berbagai kegiatan supervisi di atas di samping dapat dilakukan

dengan teknik individu dapat juga dengan cara kelompok, tergantung

kepada tujuan dan situasinya.

2. Secara Berkelompok

Di dalam melakukan supervisi secara berkelompok ini ada beberapa

kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)

b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussion)

c. Mengadakan penataran (inservice training)

Penjelasan dari ketiga kategori kegiatan tersebut adalah:

a. Mengadakan Pertemuan atau Rapat (Meeting)

Seperti telah diuraikan di atas bahwa Kepala SD Negeri

Pulogadung 01 Pagi Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari berdasarkan rencana yang telah disusun.

Termasuk dalam perencanaan itu diantaranya mengadakan rapat-rapat secara

periodik dengan guru-guru. Berbagai hal yang dapat dijadikan bahan dalam

rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.

Seperti hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan

perkembangan kurikulum, misalnya mendiskusikan metode-metode


dan teknik dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses

belajar mengajar. Sebelum tahun ajaran baru dimulai, Kepala

Madrasah membimbing guru-guru dalam penyusunan program

semester dan Program Satuan Pengajaran (PSP). Misalnya

membuat program :

1) Test Formatif = Tiap sebulan sekali

2) Test Sub Sumatif = Tiap dua bulan sekali

3) Test Sumatif = Tiap enam bulan sekali

Dan di samping itu juga pembinaan administrasi atau Tata

Usaha Sekolah termasuk para Pengelola Perpustakaan dan Koperasi

Sekolah serta pengelolaan ruangan sekolah (Petugas Penjaga dan

Kebersihan Sekolah), tanpa adanya pelaksanaan-pelaksanaan yang

cakap dan penuh dedikasi yang mampu menjalankannya dengan

cerdas dan bertanggung jawab, tidak akan mempunyai arti dan nilai

apapun. Kebijaksanaan yang demokratis, kurikulum yang progresif,

metode dan teknik yang baru, alat pelajaran yang mutakhir, tanpa

melalui pengelolaan oleh guru menjadi situasi belajar yang sesuai,

segala tujuan pendidikan yang indah dan program pengajaran yang

baik itu akan tetap tinggal konsep-konsep dan rencana-rencana di

atas kertas belaka. Oleh sebab itu administrasi pendidikan

hendaknya juga menciptakan usaha yang akan membangun


semangat profesi yang tinggi, pribadi guru kelas yang kontinyu,

serta kondisi kerja yang mendorong inisiatif dan daya cipta dalam

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru di madrasah.

Termasuk juga wawancara orang tua murid atau wali siswa dengan

pengurus Komite Sekolah, tentang hal-hal yang berhubungan

dengan pendidikan anak-anak mereka. Pertemuan atau musyawarah

Komite Sekolah , dilaksanakan setiap tiga bulan dan secara

insidentil.

b. Mengadakan Diskusi Kelompok (Group Discussion)

Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk

kelompok guru bidang studi yang sejenis. Kelompok-kelompok

yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan

pertemuan atau diskusi, guna membicarakan hal-hal yang

berhubungan dengan pengembangan dan perbaikan-perbaikan

proses belajar mengajar. Misalnya mendiskusikan tujuan dan

filsafat pendidikan dengan guru-guru, sehingga guru-guru tersebut

akan lebih mengerti dan memahami tujuan dan filsafat pendidikan.

Para Guru SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur juga aktif mengikuti kegiatan Kelompok Kerja

Guru (KKG) semua mata pelajaran, sesuai dengan bidang studinya masing-

masing. KKG ini diselenggarakan melalui Sanggar masing-masing dan


kadang-kadang di Kantor Suku Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan

Pulogadung Jakarta Timur . Setiap guru mata pelajaran yang bersangkutan

menjadi utusan dari setiap sekolahnya.

c. Mengadakan Penataran-Penataran (Inservice Training)

Teknik atau cara supervisi kelompok yang dilakukan melalui

penataran-penataran sudah sering dilakukan oleh Kepala Guru SD

Negeri Pulogadung 01 Pagi Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur

seperti penataran tentang metode pengajaran dan penataran

mengenai administrasi pendidikan, juga penataran-penataran

kepada guru-guru bidang studi tertentu melalui KKG masing-

masing mata pelajaran yang tidak termasuk sebagai guru kelas.

Mengadakan penataran-penataran seperti tersebut di atas

merupakan program yang telah direncanakan. Adapun maksud dari

diadakannya penataran-penataran itu adalah untuk memberikan

contoh cara atau teknik dan alat bantu supervisi untuk mendorong

pribadi dan profesional guru-guru yang telah mengikuti penataran

tersebut.

Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada

umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas

Kepala Madrasah terutama dalam mengelola dan membimbing

pelaksanaan tindak lanjut (follow up) dari hasil penataran, agar


dapat dipraktekkan oleh guru-guru di depan kelas dan terhadap

anak dididiknya. Sehingga dapat berakibat meningkatkan hasil

belajar dan prestasi siswa di Guru SD Negeri Pulogadung 01 Pagi

Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur

B. Hakikat Produktivitas Pembelajaran Guru

Secara umum makna produktivitas adalah hubungan antara kualitas yang

dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil.1

Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai

dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.

Namun dalam perkembangan dewasa ini pengertian produktivitas tidak

hanya ditujukan untuk meningkatkan produksi atau ekonomi saja, tetapi juga

memperhatikan aspek manusiawi. Studi produktivitas tidak hanya mencakup aspek

ekonomi, melainkan juga berkaitan dengan aspek-aspek non ekonomi. 2 Misalnya

aspek manajemen dan organisasi., masalah mutu kerja, mutu kehidupan,

perlindungan dan keselamatan kerja, insentif dan lain-lain.

Pengertian lain dari produktivitas adalah ratio antara efektivitas

menghasilkan keluaran (output) dan efisiensi penggunaan sumber masukan (input).3

Atau dengan kata lain, pengertian produktivitas memiliki dua konsep dasar, yakni

1
Edward M. Glaser, Produktivity Gains Through Worklife Improvement (New York: The Psycological
Corporation, 1976), p.26.
2
Mauled Mulyono, Penerapan Produktivitas dalam Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), p. 2.
3
Dale Timpe, The Art and Science of Business Management Produktivity, Terjemahan: Imam Sarjono
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 1992), p. 107.
efektivitas dan efisiensi. Konsep efektivitas berkaitan dengan pelaksanaan

pencapaian hasil keluaran sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu yang telah

ditentukan. Sedangkan konsep efisiensi berkaitan dengan realisasi pemanfaatan

sumber daya yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu.

Prof, DR. Emil Salim mengungkapkan, yang dimaksud dengan produktivitas

adalah semua unsur yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas dan jumlah

hasil produksi yang harus dipelihara, sehingga semua unsur yang berkaitan dengan

peningkatan kualitas dan peningkatan jumlah hasil produksi berjalan lancar. Bila

terjadi gangguan, walaupun satu unsur saja yang berada dalam keadaan terganggu,

akan menyebabkan tertundanya produksi yang akan mengakibatkan menurunnya

jumlah produksi.4

Dalam memelihara produktivitas dan peningkatan kualitas tersebut, sangat

diperlukan sikap kepedulian manajemen dan rasa tanggung jawab dari manajemen

beserta personel sepanjang waktu. Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh

berbagai faktor produksi. Namun dari sekian banyak faktor produksi, sumber daya

manusia memegang peranan utama. Berkaitan dengan hal ini, maka tenaga kerjalah

yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas.

Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental manusia yang

berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan

membuat hari esok lebih baik dari hari ini. Dengan demikian, manusia yang

produktif mempunyai sikap mental dan cara pandang selalu berorientasi pada tiga
4
Emil Salim, Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta: Ghalia Indonesia,
1996), p. 95.
dimensi waktu, yaitu dengan pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik

dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Sedangkan produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil yang

dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. 5 Peran serta tenaga kerja di

sini adalah pengerahan sumber daya secara efisien dan efektif. Perbandingan

tersebut selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, karena dipengaruhi berbagai

factor seperti; tingkat pendidikan, ketrampilan, disiplin, motivasi, etika kerja dan

tingkat penghasilan. Sementara pendapat ahli lainnya mengatakan bahwa

produktivitas kerja merupakan ukuran kuantitas dan kualitas unjuk kerja atau kinerja

tenaga kerja.6

Perlu diketahui bahwa setiap personel organisasi kerja memiliki tingkat

produktivitas, efektivitas, dan efisiensinya yang berbeda-beda. Personel yang

memiliki sikap mental terkendali terpuji memiliki tingkat produktivitas, efisiensi,

dan efektivitas lebih tinggi karena dia lebih mampu menyerap mekanisme kerja dari

pengalaman yang dilaluinya. Dengan menganut sikap mental terkendali terpuji orang

akan berhasil menggali dan mengembangkan sumber daya dan sekaligus dapat pula

meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitasnya. Sedangkan orang yang

dengan sikap mental terkendali tidak terpuji serta berpikir dan bekerja asal jadi akan

membawa akibat sebaliknya, seperti terjadi pemborosan, seperti pemborosan waktu

dan material lainnya.

5
Bambang Kusnyanto, Peningkatan Produktivitas Karyawan (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1991),
p. 2
6
John R . Schermerhom, Jr., Management for Productivity (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1986),
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja

tidak semata ditujukan untuk menghasilkan keluaran (output) yang sebanyak-

banyaknya, akan tetapi juga memperhatikan kualitas keluaran tersebut. Dengan

kata lain, produktivitas kerja guru pengajaran adalah bagaimana seorang guru

mata pelajaran melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja secara optimal

sesuai dengan rambu-rambu kurikulum dan tata tertib/norma yang berlaku di

Sekolah tingkat Dasar.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur produktivitas kerja guru

dalam penelitian ini meliputi: (1) kualitas kerja, (2) efektivitas kerja, (3) efisiensi

kerja, (5) metode kerja, (6) kemampuan kerja sama.

C. Faktor Penghambat Pelaksanaan Supervisi

Faktor penghambat pelaksanaan supervisi di ini boleh dikatakan tidak

ada karena setiap guru yang akan disupervisi diberitahukan terlebih dahulu.

Tercatat belum tersedianya ruangan khusus untuk melakukan supervisi. Faktor

ini dapat menjadi hambatan dalam melakukan supervisi yang diadakan diluar

kelas yang kadang-kadang perlu dilakukan tiap akhir tugas guru.

Dalam pembinaan tindak lanjut dari kegiatan supervisi yang meliputi:

1) Observasi kelas sesama guru

2) Diskusi pada rapat dewan guru, dan Upaya-upaya perbaikan

lainnya sering menemui hambatan terutama dalam mensiasati waktu pertemuan


dan kehadiran para guru yang sering terbentur dengan tugas-tugas di luar

sekolah ini.

D. Faktor Pendukung Terhadap Kelancaran Supervisi

Kepala Madrasah selalu memberikan programnya kepada para guru siapa

yang akan disupervisi. Jadi dengan kata lain beliau selalu memberitahukan

terlebih dahulu kepada para guru tentang programnya siapa yang akan

disupervisi. Ini menjadikan hal yang baik sehingga masing-masing guru sudah

siap untuk disupervisi. Ini berlaku baik supervisi individu maupun supervisi

secara kelompok.

Supervisi yang diutamakan oleh Kepala SD Negeri Pulogadung 01 Petang

Jakarta Timur ini adalah dalam bidang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Karena bidang ini akan berpengaruh pada bidang lainnya. Sebagai contoh : Jika

proses belajar mengajar dilaksanakan dengan baik, maka akan mempengaruhi

hasil belajar siswa dan dapat berpengaruh pula pada kondite setiap guru, yang

dapat dilihat dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan atau DP3 guru.

Adapun bidang lainnya yang disupervisi oleh Kepala SD Negeri

Pulogadung 01 Pagi Jakarta Timur ialah bidang administrasi guru yang meliputi :

1) Program Semester (alokasi waktu).

2) Program Pengajaran Semester.

3) Persiapan satuan pelajaran/rencana pengajaran.


4) Frekuensi test dalam satu semester.

5) Strategi belajar mengajar.

6) Absensi siswa.

7) Absensi guru.

8) Cara pengisian raport.

9) Buku kemajuan sekolah/kelas.

10) Buku kemajuan siswa.

Kepala Sekolah menyadari bahwa administrasi para guru juga tidak kalah

pentingnya dengan bidang lainnya, oleh sebab itu bidang ini juga disupervisi

oleh Kepala Sekolah. Para guru selalu siap untuk disupervisi oleh Kepala

Sekolah. Keadaan ini secara tidak langsung dapat mendukung kelancaran

kegiatan supervisi.

Berkat dukungan dana yang tidak begitu besar, maka kegiatan supervisi dapat

berjalan dengan lancar. Di samping faktor biaya yang mempengaruhi kelancaran

supervisi, berkat tersedianya waktu yang terprogram, juga memperlancar kegiatan

supervisi ini.

E. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Produktivitas Guru

1. Produktivitas Kinerja Guru

Kinerja merupakan salah satu usaha untuk menanamkan kesadaran setiap

guru tentang tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia
dan mampu bertanggungjawab atas semua pekerjaannya. Untuk itu perlu ada

supervisi yang bersifat membantu setiap personal (guru) agar selalu

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Supervisi pendidikan yang dilakukan oleh SD Negeri Pulogadung 01 Pagi

Jakarta Timur dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan atau prestasi

belajar siswa dengan cara membenahi kinerja guru agar lebih profesional

dalam bidangnya. Dengan meningkatnya mutu profesional guru, akan memberi

dampak positif terhadap prestasi belajar siswa.

Bertambahnya produktivitas kerja guru berhubungan dengan kinerja guru

itu sendiri. Kinerja pada dasarnya dapat ditumbuhkan serta dapat

dikembangkan. Kenyataan ini berdasarkan pada anggapan bahwa guru

memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan dari kenyataan

yang sebenarnya.

Pernyataan di atas dapat dicapai dengan mengaktifkan kegiatan supervisi

pendidikan, sebab dengan adanya kegiatan supervisi pendidikan dapat memberi

rangsangan pribadi para guru untuk bekerja lebih baik.

Upaya peningkatan kinerja guru ke arah peningkatan mutu belajar siswa

yang dilakukan di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Jakarta Timur sudah berjalan

lancar. Peningkatan ini berkat adanya pembinaan yang diberikan oleh Kepala

Sekolah selaku Supervisor.


Kegiatan supervisi pendidikan yang ada di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi

Jakarta Timur pada dasarnya dilakukan setiap hari kerja. Formalnya dilakukan

2 (dua) kali dalam satu tahun ajaran. Kegiatan ini dilakukan secara kooperatif

yaitu para guru yang disupervisi diikutsertakan ke dalam situasi Supervisi

Pendidikan. Sebab dengan cara demikian akan tercipta hubungan kerja sama

yang lebih harmonis. Melalui hubungan kerja yang lebih harmonis akan

tercipta suasana belajar mengajar yang bergairah, sehingga kemungkinan besar

tercapai prestasi belajar siswa yang lebih efektif.

Terwujudnya kinerja guru yang tinggi di , SD Negeri Pulogadung 01 Pagi

Jakarta Timur tidak terlepas dari unsur moral kerja serta kepemimpinan Kepala

Sekolah yang berwibawa, menyenangkan dan memiliki kemampuan yang

sangat memadai sebagai seorang Supervisor. Sikap Kepala Sekolah semacam

ini memberi dorongan yang positif terhadap pembinaan kinerja para guru.

Kinerja para guru di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Jakarta Timur dapat

ditinjau dari keberadaan absensi. Absensi dapat menunjukkan adanya disiplin

seseorang, sebab dari absensi inilah dapat diketahui apakah para guru itu

datang untuk melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi penulis dapat diketahui

bahwa para guru yang mengajar di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Jakarta Timur

ditinjau dari segi kinerjanya dapat dikatakan baik.


Untuk mengetahui kinerja guru selain dilihat dari absensi juga dapat

dilihat dari pelaksanaan PBM-nya, seperti dalam hal : guru datang mengajar

tepat pada waktunya, guru secara aktif ada di depan kelas mengajar pada waktu

jam pelajaran berlangsung dan meninggalkan kelas tepat pada waktu jam

pelajaran berakhir serta dilihat dari dokumen-dokumen persiapan mengajarnya.

Untuk menambah kegairahan, setiap akhir tahun diadakan evaluasi dan

memberi penghargaan kepada guru yang paling rajin.

2. Produktivitas Persiapan Mengajar Guru

Persiapan mengajar pada dasarnya sama dengan pedoman atau kerangka

acuan yang telah direncanakan semaksimal mungkin sebelum terjadinya

kegiatan belajar mengajar. Persiapan mengajar yang telah direncanakan dengan

matang akan memberi dampak positif terhadap situasi interaksi edukatif.

Perencanaan pengajaran itu ditujukan pada usaha untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Guru mengajar di kelas akan lebih efektif jika mengacu pada persiapan

pengajaran yang telah direncanakan. Jadi guru mengajar di kelas tidak hanya

asal mengajar saja. Meskipun kenyataannya masih ada guru yang mengajar di

kelas tidak pernah menyusun semua persiapan mengajar lebih dahulu.

Mengajar akan efektif, jika diperhatikan oleh Kepala Sekolah atau

pengawas. Kepala Sekolah dan Pengawas selaku Supervisor terus berusaha

untuk memeriksa kegiatan para guru dalam mengajar. Jadi, aktivitas kerja guru

akan meningkat jika rangsangan-rangsangan dari Kepala Sekolahnya. selalu


dilakukan dengan melalui Supervisi Pendidikan dan pemberian Penghargaan

Prestasi Kerja .

Kegiatan supervisi yang dilakukan Kepala SD Negeri Pulogadung 01 Pagi

Jakarta Timur terhadap persiapan mengajar guru pada dasarnya dilakukan

setiap hari kerja, resminya dua kali satu tahun setiap guru. Kegiatan supervisi

terhadap persiapan mengajar guru mencakup :

“Perencanaan pengorganisasian bahan pengajaran, merencanakan


pengelolaan kegiatan belajar mengajar, merencanakan pengelolaan kelas,
merencanakan media dan sumber pengajaran, merencanakan penilaian
(evaluasi) prestasi belajar siswa atau lebih jelasnya sebelum guru mengajar di
depan kelas terlebih dahulu membuat persiapan, tentang apa yang akan
diajarkan di depan kelas nanti.”.

Berikut ini akan diuraikan persiapan guru yang meliputi pembuatan PSP

dan RP. Pembuatan PSP memuat keterangan :

1. Bidang studi

2. Sub bidang studi

3. Pokok bahasan

4. Sub pokok bahasan

Dapat dijabarkan lagi menjadi :

1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) yang sekarang dikenal Standar

Komptensi (SK)
Yaitu tujuan apa yang dicapai melalui penyampaian sub pokok bahasan

secara umum.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang sekarang dikenal Kompetensi

Dasar (KD)

TPK ini merupakan penjabaran dari tujuan yang ada dalam TPU. Jadi

TPK ini lebih khusus lagi dari sub pokok bahasan.

3. Materi Pelajaran (Silabus)

Ialah bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru pada waktu di

dalam kelas melalui pengajaran.

4. Kegiatan Belajar Mengajar

Yaitu proses penyampaian materi suatu pengajaran kepada siswa. Di sini

siswa lebih aktif daripada guru karena guru hanya sebagai perangsang

agar murid lebih giat belajar.

5. Metode

Ialah cara yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran.

Penggunaan metode ini sangat tergantung pada sub pokok bahasan dan

materi yang diajarkan.

Macam-macam metode pengajaran yang digunakan para guru antara lain

a. Metode ceramah, metode ini digunakan untuk menyampaikan

pelajaran cerita.
b. Metode tanya jawab, metode ini digunakan untuk memberikan

pelajaran yang menuntut penalaran siswa.

c. Metode campuran, yaitu campuran dari metode-metode di atas yang

digunakan untuk tidak menimbulkan kebosanan para siswa.

6. Alat atau sumber bahan pelajaran ialah yang menjadi sumber dari mana

bahan pelajaran itu diambil.

7. Evaluasi ialah untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan seorang siswa

di dalam proses belajar mengajar dan hasilnya yang diperoleh siswa

tersebut.

Tujuan diadakan evaluasi ialah untuk memperoleh data pembuktian atau

informasi yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan

keberhasilan murid-murid dalam mencapai tujuan kurikuler. Di samping itu

juga informasi tersebut dapat digunakan antara lain :

1. Menyeleksi siswa

2. Mengelompokkan siswa

3. Menyusun program untuk mengatasi masalah siswa

4. Sebagai umpan balik bagi tindakan berikutnya

5. Meningkatkan proses belajar mengajar

6. Memberitahukan dan memberi informasi kepada siswa, orang tua atau

wali murid, Kepala Sekolah, BP, Bimbingan karier dan pihak lain yang

bersangkutan.
Persiapan harian ini dibuat dan digunakan oleh setiap guru sebelum

mengajar di muka kelas. Guru juga dituntut untuk membuat alokasi waktu

setiap mata pelajaran dalam waktu satu semester serta membuat PSP.

3. Produktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Tugas guru yang utama adalah mengajar di dalam kelas. Mengajar adalah

menyampaikan keterangan-keterangan kepada seluruh siswa berdasarkan

konsep yang bersumber dari buku-buku paket dan buku tambahan juga dari

berbagai mass media yang dapat menunjang fakta atau konsep yang ada dalam

buku paket. Setelah mengajar, para guru diharapkan memberikan tugas kepada

siswanya dan kemudian mengoreksinya. Hasil dari evaluasi ini kemudian

dijadikan dasar apakah ia berhasil atau tidak dalam menyajikan pelajaran.

Supervisi pendidikan tidak hanya berhenti pada aspek persiapan

mengajar saja, namun perlu juga dilihat apakah pelaksanaan dari persiapan

mengajar guru tersebut, dapat dilaksanakan dengan baik.

Bentuk kegiatan supervisi yang dilakukan Kepala SD Negeri Pulogadung

01 Pagi Jakarta Timur terhadap pelaksanaan mengajar banyak bergantung pada

kondisi yang ada. Supervisi dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) dan

tidak langsung. Menurut pengamatan penulis, teknik supervisi yang lebih baik

ialah teknik supervisi secara langsung sebab melalui teknik ini dapat terlihat

benar apa yang terjadi.

Melalui kegiatan supervisi kelas atau teknik langsung dapat diperoleh

data yang lengkap dan obyektif.


Keuntungan lain dari kegiatan supervisi pelaksanaan mengajar, yaitu

dapat diketahui hubungan pribadi guru dengan siswanya. Kegiatan supervisi

seperti ini, merupakan langkah lanjutan dari persiapan mengajar guru.

Komponen yang perlu diperhatikan dalam mensupervisi ketika guru

mengajar diantaranya :

1. Kemampuan merealisasikan Tujuan Pembelajaran Umum.

2. Komponen penguasaan bahan pengajaran.

3. Penguasaan metode dan media pengajaran.

4. Kemampuan mengelola kelas.

5. Melaksanakan Evaluasi pencapaian belajar siswa.

Berdasarkan studi Dokumenter dan observasi di kelima komponen

tersebut di atas sudah dilaksanakan oleh para guru dengan baik dan lancar.

F. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai di mana

tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan kurikuler,

maka diadakan evaluasi. Dengan kata lain prestasi belajar siswa merupakan

data informasi tentang keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa

banyak dipengaruhi oleh aktivitas kerja gurunya.

Untuk membuktikan pernyataan tersebut di atas, maka dalam uraian ini

penulis sajikan data prestasi siswa di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Jakarta

Timur siswa Kelas V tahun ajaran 2008/2009 Semester Genap, yaitu sebagai

berikut :
PLKJ
Pend. Jasmani & Kes.
Bahasa Inggris

Jumlah

Keterangan
Pend. Agama Islam
P. Pancasila & KW

Tekn. Informasi & Kom


Komputer
Matematika

KTK

Rata-rata
Bahasa Indonesia

Ilmu Peng. Sosial


Ilmu Peng. Alam
No Nama

1 Achmad Sodik 8 8 7 7 7 7 7 8 7 7 8 8 89 7
2 Agung Purnama 8 7 7 7 7 6 7 7 8 7 7 8 86 7
3 Agung Sugiono 7 7 7 6 6 8 7 7 7 7 7 8 84 7
4 Ahmad Solihin 7 7 7 6 6 7 7 8 7 6 6 8 82 7
5 Andi Irawan 7 7 7 6 6 7 6 8 6 6 6 6 78 7
6 Aries Prawira 7 7 7 6 6 7 8 8 6 6 7 7 82 7
7 Baut Nurhadi 8 7 7 7 6 7 8 8 6 6 7 8 86 7
8 Bihit Priyanto 8 7 7 6 6 7 7 8 7 7 8 7 85 7
9 Dakka Perdana 7 7 7 7 6 6 7 8 7 6 7 7 82 7
10 Darminah 8 8 7 8 6 7 8 8 7 7 7 7 88 7
11 Devi Adawiyah 8 7 7 7 6 8 8 8 7 7 6 8 87 7
12 Devi Kurniati 7 7 8 6 6 7 7 8 6 7 7 6 82 7
13 Dian Puspita Sari 7 8 7 6 6 7 7 8 7 7 6 7 83 7
14 Evi 8 7 7 6 6 7 8 8 6 7 6 8 84 8
15 Emi Unarsih 8 7 8 7 6 8 8 8 7 7 8 8 90 7
16 Endah Yulian 7 7 8 6 7 7 7 8 7 8 7 7 86 7
17 Erma Suprihatin 8 7 7 6 6 7 7 8 7 7 6 8 84 7
18 Fenny Sulistiyani 7 7 8 6 6 7 8 8 6 7 6 7 83 7
19 Fitriya Anita 8 8 7 7 7 7 7 8 7 7 6 7 86 7
20 Gustin 7 7 7 6 6 7 8 8 6 7 6 8 83 7
21 Lina Herlina 7 7 7 6 6 8 7 8 7 7 6 7 83 7
22 Meliana Suciati 8 8 7 8 6 8 8 8 8 7 7 8 91 8
23 Mohammad Subandi 7 7 7 7 6 8 6 8 7 7 6 8 85 7

24 Nasep 7 8 7 6 6 7 8 7 6 7 7 6 82 7
25 Nurjanah 7 7 7 6 6 7 7 8 6 7 6 7 81 7
26 Pranata Hewrjanah 6 7 7 6 6 8 6 8 6 7 7 6 80 7
27 Priyono 8 7 7 8 6 8 7 8 7 7 7 8 88 7
28 Reni Yunita 7 7 7 7 6 7 7 8 7 8 6 8 85 7
29 Rio Robi Haryono 6 6 7 6 6 6 7 8 6 7 7 7 78 7
30 Riswan 6 7 7 6 6 7 7 8 6 7 7 6 80 7
31 Rosikin 8 7 7 8 6 8 8 8 7 7 7 8 88 7
32 Rubianto 8 8 8 8 6 7 6 7 6 6 6 8 88 7
33 Siti Komariah 7 7 7 6 6 7 7 7 6 7 7 7 81 7
34 Sofian Kristyanto 7 8 8 6 6 7 6 8 6 6 7 7 81 7
35 Sri Rahayu 8 8 8 7 6 7 6 8 7 8 6 8 86 7
36 Valentina Walin 7 8 8 7 6 7 8 8 6 7 7 8 86 7
37 Vina Danati 6 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 8 80 7
38 Wulandari 8 7 7 7 6 8 7 8 7 7 7 8 87 7
39 Yanita 8 7 7 7 6 7 8 8 8 7 6 8 87 7
40 Yuliana 7 7 7 6 6 6 7 7 6 7 6 7 78 7

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam

mengajar di dapat dikategorikan baik. Hal ini terjadi berkat pembinaan kerja guru

yang dilaksanakan diantaranya melalui kegiatan supervisi pendidikan yang optimal

implementasinya baik dalam rutinitas perjenjangannya maupun tindak lanjutnya

yang dilakukan kepala sekolah bersama tenaga-tenaga kependidikan yang ada.

G. Masalah Yang Dihadapi

Setiap pelaksanaan tugas tentu akan timbul permasalahan-permasalahan

yang dihadapi. Adapun permasalahan-permasalahan Supervisi Kepala Sekolah yang

sering dihadapi adalah:

1. Para guru beranggapan bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah identik

dengan mencari-cari kesalahan sehingga sering ditanggapi dengan sesuatu yang

kurang menyenangkan bagi dirinya.

2. Adanya kesan bahwa kepala sekolah akan bersifat mendikte terhadap tugas-

tugasnya sehingga dengan segala cara yang padahal tidak dilakukan dalam

melaksanakan tugas-tugasnya pada saat disupervisi akan dibuat-buat agar

terkesan sempurna mengajarnya.


3. Guru beranggapan pelaksanaan supervisi kelas akan berdampak pada kondite

performance dirinya. Ia memandang bukan sebagai bentuk pembinaan atasan

tetapi sesuatu yang akan merugikan dirinya.

4. Supervisi kelas dianggap sebagai bentuk ketidak percayaan terhadap kompetensi

dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan dan

pengajarannya, sehingga sering ditanggapi dengan sikap apriori dan apatisme dan

skeptisme.

5. Sering tidak berjalannya tindak lanjut hasil supervisi kelas bagi para guru dan

supervisor meskipun ditemui adanya kekurangan-kekurangan yang seharusnya

ada pembenahan dan penanganan guna memperbaiki kekurangan-kekurangan

yang ada agar menjadi lebih baik dan maksimal.

H. Penyelesaian Masalah

Bagi para supervisor setelah menemukan dan mengetahui adanya

permasalahan-permasalahan tersebut diatas, hendaknya mencari solusi yang tepat

guna menjadikan bahan masukan dalam melakukan supervisi dimasa-masa

mendatang. Adapun penanganan masalah berdasarkan temuan masalah tersebut

diatas adalah:

1. Memberi pemahaman terlebih dahulu kepada para guru bahwa pelaksanaan

supervisi adalah kewajiban pimpinan guna mendapatkan bahan/informasi hasil

temuan guna melakukan tindak lanjut pembinaan intensif setelah melakukan


supervisi kelas. Jadi tidak atas dasar mencari-cari kesalahan tetapi berdasarkan

pada temuan riil di lapangan tugas-tugasnya para guru. Dengan ditemui adanya

permasalahan atau kendala maka tidak akan berjalan terus-menerus, tetapi ada

upaya perbaikan kearah yang lebih baik.

2. Kepala ekolah selaku supervisor tidak akan mendikte tetapi akan bersifar

demokratis dan menghargai guru. Oleh karena guru harus proaktif dan

bekerjasama sebagai mitra kerja dalam mengemban tugas dan kewajiban-

kewajibannya sebagai tenaga pendidik. Apabila suasana mitra kerja dapat

diciptakan maka kondusifitas sekolah dapat pula tercipta iklim yang harmonis,

semangat dan bersahaja.

3. Memberikan pemahaman terhadap para guru bahwa Kondite guru memang

diperlukan bagi setiap PNS dan menjadi wewenang pimpinan dalam upayanya

mengoptimalkan tugas-tugas yang diemban bersama para gurunya. Dengan

demikian setiap performance dan kondite gurupun memang akan dilihat secara

riil, sehingga yang berkaitan dengan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan) bagi seorang guru akan diperoleh sebagaimana mestinya.

4. Memberikan nasihat dan menilai adalah hak pimpinan terhadap para mitra

kerjanya agar tetap berjalan secara kondusif. Oleh karena itu supervisi yang

identik dengan penilaian dan pembinaan harus benar-benar diciptakan, sehingga

kepercayaan para pendidik akan tumbuh dalam situasi pembelejaran yang

kompten dan profresional.


Antara kepala sekolah dengan para guru yang mendapatkan catatan khusus dari

hasil temuan supervisi kelasnya, harus sepakat menyadari untuk melakukan tindaklanjut

berupa konsultasi dan pembinaan.. Dengan demikian ada perubahan yang bermakna

dalam pelaksanaan supervisi kelas untuk waktu-waktu dimasa kedepannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa

hal yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan supervisi ini ditujukan untuk perbaikan pengajaran.

2. Yang melaksanakan supervisi (supervisor) ialah Kepala Sekolah terhadap

para guru.

3. Pada dasarnya supervisi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar maupun menciptakan

situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya prestasi belajar

siswa.

4. Supervisor melakukan supervisi secara individual.

5. Dalam melaksanakan kegiatan supervisi terdapat faktor penghambat dan

faktor pendukung, namun hambatan yang tidak berarti tidak menghalangi

Supervisor melaksanakan tugasnya.

6. Sarana dan prasarana yang lengkap sangat menunjang kegiatan belajar

mengajar bagi guru SD Negeri Pulogadung 01 Pagi Jakarta Timur

7. Kepala Sekolah selaku Supervisor melakukan supervisi 2 kali dalam satu

tahun untuk tiap1 bidang studi dan melakukan tindak lanjut yang

diperlukan bagi guru yang bersangkutan.

8. Disiplin kerja guru, persiapan mengajar maupun cara pelaksanaan

mengajar guru sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa di samping


faktor-faktor lain seperti : tujuan, materi, guru, anak didik, situasi,

metode dan evaluasi.

9. Kegiatan Supervisi yang dilakukan di SD Negeri Pulogadung 01 Pagi

Jakarta Timur dapat membawa dampak yang positif terhadap para guru,

dan akhirnya mempengaruhi peningkatan prestasi belajar bagi para siswa.

B. Saran-Saran

Saran-saran yang hendak penulis berikan berdasarkan observasi dan

pemikiran penulis adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya Kepala Sekolah memberikan perhatian yang maksimal

terhadap pembinaan sikap personal edukatif terutama kepada personal

edukatif yang belum berpengalaman.

2. Dilihat dari prestasi belajar siswa sangat kurang, oleh karena Kepala SD

Negeri Pulogadung 01 Pagi Pulogadung Jakarta Timur bekerja keras dan

meningkatkan lagi frekuensi pelaksanaan supervisi.

3. Sebaiknya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan prestasi

belajar siswa, dapat melengkapi sarana lapangan olahraga untuk para

siswanya dengan jalan mencari dana BP3, donatur dan lain lain.

4. Hendaknya supervisi dilakukan secara dadakan (mendadak), sehingga

Supervisor dapat memperoleh data dan informasi sesuai dengan

kenyataannya.
5. Absensi guru pula ditingkatkan, pembinaan absen dan kesejahteraan

menjadi perhatian.

6. Lingkungan yang rawan menjadi perhatian utama, kerja keras dengan

aparat keamanan dan pembinaan guru ditingkatkan.

7. Siswa yang kurang, perlu sekali ekstra perhatian.


DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, N.A. Drs., Supervisi Untuk Perbaikan Pengajaran di Sekolah Dasar


dan Menengah, di IKIP Bandung, 1982.

Baharuddin Harahap, Prof. Dr. dkk., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Materi
Sajian MKDK untuk Mahasiswa IKIP Jakarta, Jakarta, 1987.
Bambang Kusnyanto, Peningkatan Produktivitas Karyawan (Jakarta: Pustaka Binaman
Presindo, 1991)

Dale Timpe, The Art and Science of Business Management Produktivity, Terjemahan:
Imam Sarjono (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1992)

Edward M. Glaser, Produktivity Gains Through Worklife Improvement (New York: The
Psycological Corporation, 1976)

Emil Salim, Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1996)

Enoch Yusuf, MA, dkk., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, IKIP Jakarta, 1987.

John R . Schermerhom, Jr., Management for Productivity Hadirja Paraba, Wawasan


Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Friska Agung
Insana, 1998), p. 14. (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1986),

Mauled Mulyono, Penerapan Produktivitas dalam Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara,


1993),

M. Nasir Ali, Drs., Dasar-dasar Ilmu Mendidik, Mutiara, Jakarta, 1982.

M. Ngalim Purwanto, Drs., Prinsip-prinsip dan Evaluasi Pengajaran, Remaja


Karya, Bandung, 1986.

M. Karyadi, Drs., Kepemimpinan, Politea, Bandung, 1983.

Moh. Rivai, MA, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jeamars, Bandung, 1982.

Moekijat, Drs., Prinsip-prinsip Administrasi Manajemen dan Leadership, Alumni,


Bandung, 1976.

Nazir Nadin, Drs., Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, FIP IKP Jakarta, 1986.
Oteng Sutisna, Prof. Dr., Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional, Angkasa, Bandung, 1987.

The Liang Gie, Drs., Pengertian Administrasi di Indonesia Suatu Tujuan


Kepustakaan, Buletin Balai Pembina Administrasi UGM, Yogyakarta, 1971.

Minarno Surakhmad, Prof. Dr., Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan

Teknik Metodologi Pengajaran, Tarsito, Bandung, 1986.


PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS GURU
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH
ALIYAH DARUL AZHAR SIMPANG EMPAT
KAB.TANAH BUMBU

Karya Tulis
Sebagai Kegiatan Diklat Subtantif Kepala Madrasah

Oleh:
Ali

TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis :

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP


PENINGKATAN PRODUKTIVITAS GURU DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA MA DARUL AZHAR SIMPANG EMPAT
KAB.TANAH BUMBU

Nama : Ali
Nip :
Pangkat/Golongan :
Jabatan : Kepala Madrasah
Unit Kerja : MA Darul Azhar

Makalah ini
telah diperiksa dan disyahkan
untuk diajukan kepada Tim Penilai Penetapan Angka Kredit
Jabatan Guru

Disyahkan Oleh :
Kepala Batulicin , Maret 20018
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, dengan usaha yang gigih, kerja keras

penuh semangat tentunya, akhirnya karya tulis ini dapat dielesaikan dengan baik tanpa

menemui hambatan yang berarti.

Karya tulis ini penulis buat berdasarkan tinjauan/ulasan dan pengamatan serta

studi dokumentasi kepada para guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran

sehari-hari yang terkait dengan PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS GURU DAN PRESTASI

BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PULOGADUNG 01 PAGI

KECAMATAN PULOGADUNG JAKARTA TIMUR.

Dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di sekolah

yang dilakukan oleh kepala sekolah yang selalu berkaitan kebijakannya kepada para

guru, tentu membawa pengaruh yang sangat berarti terhadap hal-hal yang bersifat

edukatif.

Akhirnya dengan di dasari ikhlas beribadah kepada Allah semata, semoga karya

tulis ini ada manfaatnya, meskipun disadari masih adanya kekurangan disana sini.

Perkenankan juga penulis menyampaikan ucapan rasa terimaksih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam pelaksanaan penelitian

ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik tanpa menemui hambatan yang berarti

Semoga bermanfaat adanya.

Jakarta, Maret 2009


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL..........................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ...ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 3

C. Tujuan dan Sasaran ........................................................ 4

D. Kegunaan Penelitian....................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................. 6

A. Konsep Supervisi Pendidikan ................................................ 6

B. Tujuan dan Fungsi Supervisi .............................................. 8

C. Sasaran Supervisi ............................................................... 12

D. Proses dan Teknik Supervisi .............................................. 14

E. Pendekatan dan Pengamatan Supervisi............................... 19

iv
v

BAB III TINJAUAN/ULASAN................................................................... 31

A. Implementasi Supervisi Oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Pulogadung 01

Pagi Jakarta Timur................................................................................31

B. Hakikat Produktivitas Pembelajaran Guru ..........................37

C. Faktor Penghambat Pelaksanaan Supervisi.........................................40

D. Faktor Pendukung Terhadap Kelancaran Supervisi...........................41

E. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Produktivitas Guru...................43

F. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa..............51

G. Masalah Yang Dihadapi......................................................................53

H. Penyelesaian Masalah.........................................................................54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................56

A. Kesimpulan..............................................................................................56

B. Saran-Saran ........................................................................... .................57

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................59

LAMPIRAN...............................................................................................................60
LAMPIRAN
IMPLEMENTASI SUPERVISI
DI SEKOLAH

Pendekatan Prespektif Pendekatan Kolaboratif


1. Pengamat bertindak sebagai penjaga 1. Pengamat bertindak sebagai mitra
atau pengawas yang harus atau rekan kerja.
mengamankan peraturan
2. Pengamat menganggap dirinya 2. Kedua belah pihak berbagi
sebagai seorang "pakar" memiliki kepakaran.
rasa "lebih" dan yang disupervisi.
3. Proses kegiatan yang dilaksanakan 3. Proses mencoba memahami apa
diperbandingkan dengan model, yang dilakukan oleh orang yang
cetak biro, yang sudah ditetapkan sedang diamati.
terlebih dahulu.
4. Diskusi diselenggarakan sesudah 4. Diskusikan sebagai langkah
pengamatan dikendalikan/diarahkan lanjutan dari pengamatan yang
pengamat. bersifat terbuka atau fleksibel dan
5. Untuk menjamin agar model yang jelas tujuannya.
sudah ditetapkan diterapkan secara 5. Untuk membantu guru berkembang
betul menjadi guru yang profesional
melalui kegiatan-kegiatan atau
reflektif.
1. Pengamatan Supervisi Klinis.
Pengamatan supervisi klinis dilaksankan melalui 3 tahap, yakni (1) pertemuan
pra pengamatan ; (2) palaksanaan pengamatan ; (3) pertemuan pasca
pengamatan.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing tahapan sebagai berikut:
1). Pertemuan Pra Pengamatan (pra-observasi)
Dalam pertemuan-pertemuan tersebut apa saja yang dibicarakan.
a). Supervisi bersama dengan orang yang disupervisi membicarakan rencana
mengajar pada hari itu, bagaimana cara ia menyajikan bahan ajaran baru,
bagaimana guru mengetahui bahwa siswa memahami bahan ajaran baru.
b). Membuat kesepakatan untuk memusatkan penamatan pada salah satu
komponen pengajaran, misalnya keterlibatan siswa dalam proses belajar.
c). Membuat kesepakatan mengenai bagaimana sebaiknya supervisor merekam
atau rnencatat hasil pengamatannya seperti pengguna kamera, tapi agar
guru siswa tidak teralihkan perhatiannya kepada peralatan tersebut.
2). Pengamatan (observasi)
a). Dalam pengamatan supervisi klinis yang ditujukan kepada guru, siswa
atau interaksi guru siswa.
b). Komponen apa saja yang akan diamati terhadap guru ?
 Bagaimana guru memulai tugasnya.
 Bagaimana guru memberikan respon terhadap siswa.
 Seberapa banyak guru menerapkan teknik bertanya yang mendorong
siswa untuk: berpikir, mencari jalan untuk menyelesaikan masalah.
c). Komponen apa saja yang akan diamati pada siswa ?
 Berapa banyak siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau
pertanyaan guru.
 Berapa banyak waktu siswa melaksankan tugas-tugas belajar, seperti
membaca bahan, berdiskusi, mencatat.
d). Mengamati komponen CBSA seperti interaksi antara guru dengan siswa,
interaksi siswa dengan siswa baik secara terencana maupun tidak terencana
(pengaman belajar yang lebih banyak)
3). Pertemuan Pasca Pengamatan (Pasca – Observasi)
a). Supervisor akan bertemu kembali dengan guru yang sudah diamati untuk
membicarakan komponen-komponen yang diamati.
b). Membahas dan meninjau kembali komponen perencanaan dan persiapan
mengajar. Guru diminta pendapatnya tentang hasil kerjanya sendiri,
antara lain
- Pendekatan penyajian materi disajikan secara dedukatif atau
induktif ?
- Bagaimana kaitan antara bahan ajaran yang terdahulu dengan bahan
ajaran yang baru ?
- Apakah ada kegiatan demonstrasi ?
- Alat pendidikan apa saja yang digunakan untuk mendukung proses
belajar mengajar ?
Membahas dan meninjau kembali komponen pendekatan yang diterapkan
dalam pelaksanaan pengajaran. Guru diminta pendapatnya tentang hasil
kerjanya sendiri, antara lain :
- Apakah tujuan pengajaran itu sudah dijabarkan secara operasional
guru.
- Apakah gaya mengajar yang ditampilkan oleh guru dan dicatat oleh
supervisor sudah memadahi ?
- Apakah prosedur mengajar sesuai dengan metode atau pendekatan
yang dipilih guru untuk menyajikan bahan ajaran baru.
- Apakah ada kegiatan belajar siswa yang rmendorong untuk
mengembangkan keterampilan siswa ?
2. Tindak Lanjut Supervisi Klinis
Pada pertemuan akhir antara supervisor dengan supervise telah mendiskusikan
hasil supervisi. Supervisi mendapat kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya mengenai pelaksanaan tugasnya di kelas sedangkan
supervisor memberikan tugas berkaitan dengan upaya memperbaiki
kekurangan yang dialami supervisi mulai dari perencanaan sampai
dengan evaluasinya.
Kepala Sekolah dapat dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah, guru senior yang
ditunjuk untuk melaksanakan pembinaan terhadap guru.
Hasil supervisi klinis akan mempunyai makna penting dan dampak yang
positif bagi guru, dan Kepala Sekolah untuk ditindaklanjuti.
3. Ciri-ciri Supervisi Klinis
1. Bimbingan bersifat bantuan perintah.
2. Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh supervisor dan
disepakati oleh ke dua belah pihak.
3. Sasaran keterampilan yang disupervisi hanya sebagian saja.
4. Instrumen yang digunakan telah disepakati bersama.
5. Umpan balik diberikan secepatnya dan objektif.
6. Dalam diskusi akhir supervisi diminta lebih dahulu menganalisa.
7. Supervisor lebih banyak bertanya dari pada meminta atau menggunakan
kekuasaan.
8. Suasana yang diciptakan bersifat intim (kekeluargaan) dan terbuka.
9. Kegiatan supervisi telah direncanakan, diobservasikan, dianalisa, dan
ditindak lanjuti.
4. Bahan-bahan Supervisi Klinis.
Menurut Depdikbud (1995 : 40) bahan-bahan atau perilaku umum yang akan
disupervisi klinis antara lain :
PERSIAPAN
1. Program Semester
2. Program satuan pelajaran (satpel)
a. Perumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
b. Rumusan Indikator Pencapaian
c. Penjabaran materi(Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan)
d. Alat/bahan pelajaran
e. Langkah-langkah PBM
f. Penilaian
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Pendahuluan
a. Penampilan guru
b. Apresiasi/motivasi
c. Metode/pendekatan
d. Penggunaan alat bantu
e. Partisipasi siswa
f. Bimbingan terhadap siswa yang kesulitan
PENERAPAN DAN PENUTUP
1. Tes proses belajar mengajar
2. Daya serap
3. Resume
4. Tugas siswa
5. Pelaksanaan sesuai alokasi waktu
6. Mengakhiri pelajaran dengan baik
Format penilaian klinis atau supervisi kunjungan kelas dapat dilihat pada
petunjuk pedoman penilaian supervisi klinis dapat diuraikan sebagai berikut :
PERSIAPAN NILAI
1. Program Semester, memuat
Alokasi waktu 40
PB/SPB 30
Tes proses, ulangan harian, ulangan umum 30
2. Persiapan mengajar :
a. Tujuan pembelajaran disiplin dari GBPP/Silabus 20
b. Tujuan pembelajaran khusus memuat
Rumusan spesifik :
Menggunakan kata operasional 20
Dapat diukur/dibuat norma penilaian 20
c. Penjabwan materi : membuat bahan/materi yang esensial yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran 60
d. Alat/bahan pelajaran : alat/bahaan pelajaran dari sekolah dan di
buat oleh guru bersangkutan. 40
e. Langkan-langkah PBM : pendekatan dengan metode bervariasi. 60
f. Penilaian memuat : butir-butir soal untuk mengukur
Tercapainya/tidaknya, tujuan pembelajaran khusus 60
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Pendahuluan
a. Penampilan guru : rapi, bersih, ceria dan disiplin 40
b. Apresiasi/motivasi : mengingatkan kembali atas pelajaran
Yang lalu dan mengemukakar, pentingnya bahan tersebut 30
c. Penggunaan Bahasa Indonesia
Menggunakan bahasa Indonesia yang disempurnakan 20
Menghindari penggunaan istilah bahasa asing dan Bahasa pasaran10
Pengembangan
a. Pernguasaan materi : menguasai bahan pelajaran yang Akan
disajikan tanpa melihat catatan/bukupegangan 40
b. Penyajian sesuai dengan urutan materi : sistematika Peryajian
sesuai dengan urutan materi dan berkesinambungan Dengan
teratur 40
c. Metode/pendekatan
Metode penyajian sesuai dengan mata pelajaran dan Bervariasi 60
Pendekatan keterampilan proses CBSA 40
d. Peggunaan alat bantu 40
Menyiapkan alat/bahan pelajaran
Menggunakan alat dengan melibatkan siswa
LKS
e. Partisipasi siswa : perbandingan kegiatan guru dan siswa
66;40;70;3030;80;20 40
f. Bimbingan terhadap siswa : ada usaha membimbing siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
40
g. Teknik bertanya : pertanyaan hendaknya menjauhi jawaban
Perupa : "koor" 40
PENERAPAN DAN PENUTUP
1. Tes proses belajar mengajar : mengadakan pertanyaan mengacu
kepada tercapainya tujuan pembelajaran 50
2. Daya serap : tes proses belajar tercapai 75% perorangan dan 85%
kolektif 50
3. Resume : resume dibuat bersama siswa yang baik mcrupakan inti sari
dan tatap muka. 40
4. Tugas siswa : pemberian tugas siswa yang baik mengenai Waktu
maupunjenisnya. 40
5. Pelaksanaan sesuai alokasi waktu : target kurikulum tercapai sesuai
dengan alokas waktu yang direncanakan 30
6. Mengakhiri pelajaran dengan baik. 10
Catatan :
1. Jumlah nilai 100 dirubah menjadi 1 -100, sehingga nilai tertinggi Adalah = 100
2. Nilai angka kwatintatif dirubah menjadi nilai kwantitatif sama dengan DP-3
a. A (amat baik) = 91–100
b. B (baik) = 76 – 90
c. C (cakup) – 64 – 75
d. K (kurang) = 1 – 63.

Anda mungkin juga menyukai