Anda di halaman 1dari 4

Kelas : Penulisan Ilmiah (B)

Memperkenalan Gadget pada Anak Usia Dini, Baik atau Buruk?

Berbeda dengan waktu dulu, sekarang keberadaan gadget dapat kita temukan dalam
banyak kegiatan yang kita lakukan. Bukan hanya masyarakat dalam usia produktif saja, namun
lansia sampai anak usia dini pun tidak asing dengan penggunaan gadget dalam keseharian
mereka. Melihat anak usia dini menggunakan gadget bukanlah hal yang asing lagi. Banyak dari
mereka yang menghabiskan waktunya dengan gadget, bahkan dengan gadget yang adalah
kepunyaan mereka sendiri. Orang tua biasanya sengaja memberikan gadget kepada anak nya
sebagai pengganti aktifitas bermain dan sebagai cara mengatasi anak nya yang rewel. Mengenai
hal ini, ada yang beranggapan bahwa penggunaan gadget pada usia dini dapat memberi banyak
dampak negatif, adapula yang menganggap bahwa hal ini dapat memberi dampak positif.
Menurut saya, memperkenalkan gadget pada anak usia dini dapat memberi dampak yang negatif
dalam perkembangannya.

Pertama, penelitian Novitasari (2016) menunjukkan anak jadi kurang bersosialisasi


dengan lingkungannya. Anak-anak biasanya mulai berinteraksi dengan teman sebayanya pada
usia muda seperti 4 tahun keatas. Dengan penggunaan gadget dalam keseharian anak, waktu
yang seharusnya ia lalui dengan bergaul dengan teman-temannya malah ia gunakan untuk
bermain gadget dan menjadi kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Kemudian, menurut Jarot Wijanarko (2017) penggunaan gadget pada anak usia dini juga
mempengaruhi pola tidur dan pola belajar mereka. Anak usia dini butuh istirahat yang cukup,
namun, penggunaan gadget menyebabkan waktu tidur mereka berkurang bahkan merubah pola
belajar mereka. Sebuah studi dari The Seattle Children's Institute di Amerika menunjukkan
bahwa menonton acara apapun di tablet atau televisi lewat dari jam 7 malam, bisa menyebabkan
anak usia dini menjadi sulit untuk tidur, mengalami mimpi buruk, sampai kelelahan saat bangun.

Selain itu, Wijanarko (2017) juga menyatakan bahwa masa anak usia dini adalah masa
dimana para anak-anak adalah peniru yang handal. Anak-anak bisa dengan mudah meniru apa
yang ia lihat dalam kesehariannya. Jika anak sering menggunakan gadget untuk bermain video
game atau menonton video, ia bisa dengan mudah terpengaruh untuk meniru perbuatan yang
dilakukan dalam media media tersebut, termasuk perbuatan negatif, mulai dari kata-kata kasai
hingga perbuatan fisik. Padahal seharusnya anak usia dini diberi contoh perbuatan yang positif
selama perkembangannya.

Tetapi, disamping itu ada pula yang menyatakan bahwa penggunaan gadget pada anak
usia dini sebernarnya memberi banyak manfaat. Penelitian Sowmya dan Majuvani (2019)
menyatakan bahwa cara bepikir anak yang dapat dilatih dengan bermain gadget. Sekarang ini
sudah banyak media interaktif, video game, atau program edukatif lainnya yang dapat
merangsang kemampuan berpikir pada anak. Ambil contoh pada permainan puzzle, anak
dirangsang untuk fokus dan mencari cara menyusun potongan-potongan gambar yang acak
menjadi satu gambar yang utuh. Selain itu, bermain gadget juga dapat mengembangkan
keterampilan motorik anak. Saat memegang smartphone atau tablet, si kecil akan melibatkan
koordinasi mata dan gerakan jari-jari tangannya untuk membuka aplikasi sampai berhasil main
game. Ia akan mengikuti arahan kursor saat bermain, menekan tombol kanan atau kiri, atau
menunjuk benda-benda yang diinginkan. Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung,
kehadiran gadget dapat melatih kemampuan motorik anak di masa pertumbuhannya. Dalam
penelitian Sowmya dan Majuvani (2019) juga dinyatakan bahwa gadget dapat memperkenalkan
anak dengan kosa kata baru dari bahasa asing yang akan membantunya mengembangkan
kemampuan bahasanya

Kemudian, semakin berkembangnya teknologi, sekarang ini sudah tersedia gadget baru
yang memadukan metode gambar konvensional (dengan kertas dan pensil atau krayon) dengan
metode teknologi digital. Anak dapat mewarnai tanpa menggunakan krayon, tapi hanya tinggal
menyentuh atau menggerakkan kursor pada layar gawai saja. Hal ini dapat meningkatkan
kreatifitas anak.

Namun, dampak positif yang bisa didapat dari penggunaan gadget seperti yang dijelaskan
di atas sebenarnya dapat diperoleh dari melakukan aktifitas lain. Misalnya, untuk mengasah
kreatifitas anak, orang tua bisa membelikan buku gambar atau krayon sungguhan, yang
kemudian juga dapat melataih kemampuan motoriknya sekaligus, atau menggunakan cerita anak-
anak (Cabral, M., 2015). Untuk program edukatif yang terdapat dalam gadget bisa digantikan
dengan buku bacaan, sehingga anak dapat menambah wawasan serta berlatih untuk suka
membaca buku. Video game yang terdapat dalam gadget pun dapat digantikan dengan aktifitas
bermain sungguhan dengan teman-temannya, sehingga anak bisa mengembangkan kemampuan
bersosialisasi. Maka dampak positif dari gadget dapat dikatakan bisa diperoleh melalui aktifitas-
aktifitas lain yang dapat memberi manfaat lebih banyak dari penggunaan gadget.

Kesimpulannya, dalam zaman sekarang dimana penggunakan gadget sudah tidak


mengenal batas usia, bahkan anak usia dini pun menggunakannya, banyak dampak negatif yang
dapat diperoleh, mulai dari gangguan pola tidur, kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman
sebaya, hingga peniruan tingkah laku yang buruk dari penggunaan gadget. Menurut beberapa
orang, penggunaannya gadget pada anak usia dini justru memberi dampak positif seperti dapat
melatih kemampuan motorik anak, mengasah kreatifitas dan membantu anak dalam mempelajari
bahasa baru. Namun, hal-hal positif tersebut dapat juga diperoleh dari aktifitas lain yang bahkan
memberi manfaat lebih. Dampak negatif yang diberikan oleh gadget jauh lebih signifikan
dibandikan dampak positifnya.

Daftar Pustaka
Cabral, M. (2015) Story, not gadget. digital media as art materials and curatorial tools in early
childhood art education. International Journal for Infonomics, 8(4), 1084-1091.

Novitasari, W. (2016) Dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial anak usia 5-6 tahun.
Jurnal PAUD Teratai, 5(3), 182-186.

Sowmya, A., & Majuvani, E. (2019) Perception of mothers towards children usage of electronic
gadgets. International Journal of Applied Home Science, 6(4), 182-187.

Wijanarko, J. (2017) Pengaruh pemakaian gadget dan perilaku anak, terhadap kemampuan anak
taman kanak-kanak happy holy kids jakarta. Jurnal Institut Kristen Borneo, 2(1), 1-40.

Anda mungkin juga menyukai