Anda di halaman 1dari 3

Case Study

ETI NURTIAWATI , S.Pd

SDN Parung 04

SULITNYA MENERAPKAN SIKAP TERTIB PADA ANAK – ANAK

Seperti hari-hari biasanya,sejak pukul 09.00 wib pagi murid-murid kelas Dua SDN Parung 04
sudah mulai berdatangan. Namun mereka harus sabar menunggu untuk dapat memasuki ruangan kelas
dikarenakan ruangan kelas mereka masih di gunakan proses belajar mengajar oleh murid-murid kelas
Satu. Ketika murid kelas Satu sudah membacakan Doa untuk bergegas pulang, para murid kelas Dua
mulai berdesakan berdiri didepan pintu kelas . Pada saat itulah saya mendekati dan mengarahkan
mereka untuk berbaris rapih agar tertib dan tidak menghalangi murid-murid kelas Satu yang keluar
dari ruangan kelas .

Setelah ruangan kelas mulai terlihat kosong, barulah murid-murid kelas Dua berlarian
memasuki ruangan kelas berebutan mencari tempat duduk, meskipun disaat yang bersamaan saya
berusaha menertibkan mereka namun tetap tidak digubris. Setelah menunggu beberapa saat sampai
akhirnya mereka mendapatkan tempat duduknya, Ketua Kelas langsung memimpin Doa guna
memulai pembelajaran. Selesai berDoa , saya mulai berkomunikasi dengan mereka dan menyapa :

Saya : “ Apa kabar anak-anak ? Sehat Semuanya ? “

Anak-anak : “ Sehat Bu .... “

Aldi : “ Ilyin ga masuk bu “

Anis : “ Kakeknya Ilin sakit bu makanya tidak masuk”

Saya : “ Oh iya , mamahnya Ilin sudah meminta izin pada Bu guru . Selama beberapa

Hari kedepan, Ilin tidak dapat masuk sekolah “

Di sanalah saya menjelaskan kepada seluruh murid-murid kelas Dua , bahwasanya jikalau ada keperluan
dan tidak masuk mengikuti pelajaran disekolah harus izin terlebih dahulu.

Selanjutnya yang saya lakukan adalah memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang kemarin saya
berikan. Dan memastikan bahwa semua murid mengerjakan PR tersebut. Setelah pemeriksaan
dilakukan dan semua mengerjakan, kemudian saya melanjutkan dengan menjelaskan tujuan pelajaran
yang akan dipelajari hari ini, terutama pelajaran Bahasa Indonesia tentang menyusun kalimat menjadi
sebuah cerita. Ketika saya sedang membuat contoh kalimat di papan tulis, tiba-tiba salah seorang murid
berteriak kepada saya :

Habibi : “ Bu Amel menangis !!! “

Saya langsung menghampirinya dan bertanya kepada Amel .

Saya : “ Kenapa kamu menangis Amel ? “

Dan Amel pun menjawab sembari menangis .

Amel : “ Icha menjambak rambut saya bu . “

Lalu saya mengklarifikasi dengan mengajukan pertanyaan pula kepada Icha .

Saya : “ Icha , kenapa kamu menjambak rambut Amel padahal Bu Guru sedang men –

Jelaskan Pelajaran di depan kelas. Kalau kamu tidak memperhatikan apa yang

Bu guru sampaikan, nanti kamu tidak akan mengerti. Sikap kamu tadi melanggar

Tata tertib . “

Icha hanya terdiam merasa bersalah dan saya meminta mereka untuk saling bermaafan dan kembali
memperhatikan apa yang sedang dijelaskan. Setelah saya merasa cukup memberikan materi dan dengan
memberikan contoh-contoh, kemudian saya memberikan tugas kepada mereka untuk menyusun kalimat
menjadi sebuah cerita yang menarik dan merekapun mulai mengerjakan tugas tersebut dengan waktu
kurang lebih 20 menit.

Setelah waktu yang diberikan sudah mulai habis,saya memeriksa satu persatu anak dan benar
dugaan saya bahwa Icha tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut sementara teman-temannya yang lain
sudah selesai dan siap untuk dinilai. Setelah saya tanyakan alasannya kepada Icha mengapa ia tidak dapat
megerjakan tugas tersebut,bahwasanya Icha tidak mengerti dengan tugas yang harus dikerjakan.

Itulah akibat yang harus diterima apabila kita tidak memperhatikan apa yang Bapak / Ibu guru
sampaikan. Dan Alhamdulillah pelajaran Bahasa Indonesia yang telah diajarkan mendapat nilai yang
memuaskan walaupun masih ada yang memerlukan bimbingan lebih.

Anda mungkin juga menyukai