Anda di halaman 1dari 15

Ujian Tengah Semester

B. Indonesia

Proposal Penelitian
Batuan secara geomorfologi di Batu Harang, Kecamatan Pagaran, Kab.
Tapanuli Utara.

Dosen Pengampu :
Diah Eka Sari, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : HENOK ALFREDO NABABAN


Nim : 3181131012
Kls : B,GEO 2018
Matkul :B. INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………….… i


Daftar Isi ………………………………………………………………….…….. ii

BAB I :Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………..…………………………………….. 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………... 2

BAB II : ISI
2.1 Teori Batuan ……………………………………...……………….……… 3
2.2 Manfaat Batuan …………………………………………………………… 8
2.3 Geologis Lokasi Penelitian ………………………………………………... 9

BAB III : METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi Penelitian………………………………………………………....... 11
3.2 Alat dan Bahan …………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………..;……………………….. 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.


Daerah Perbukitan Batu Harang merupakan daerah yang relatif luas serta memiliki
kondisi geologi yang kompleks. Adanya kompleksitas dan pencapaian yang mudah,
menjadikan daerah Perbukitan Batu Harang merupakan daerah yang tepat untuk
melakukan penelitian lapangan. Semua jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf dapat dijumpai di daerah ini pada tempat-tempat singkapan yang
mudah dicapai. Salah satu batuan yang paling diinginkan saat ini, yakni batuan marmer
dan mineral, bisa dijumpai di tempat ini.

Gambar : Lokasi Batu Harang, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara

Aktifitas penambangan batuan secara tradisional di daerah Batu Harang ini


menjadi salah satu pemandangan yang unik dan menarik di daerah ini. Penambangan
dilakukan dengan memecah batuan besar dengan palu dan pahat lalu diangkut ke dalam
truk kontainer untuk dipasarkan. Masyarakat sekitar tidak terlalu memperhatikan jenis

3
batuan yang telah diangkut truk, padahal jika diteliti lebih lanjut, bisa ditemukan batuan
yang bernilai tinggi ditempat ini.
Petrologi yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Dari pengamatan
sehari-hari kita mengetahui bahwa bumi tersusun dari batuan-batuan. Apabila kita
mengambil batuan dan mengamatinya, ternyata batuan terdiri dari mineral-mineral dan
sejumlah kecil bahan lain seperti bahan organik. Mineral sendiri terdiri dari unsur-unsur
yang bersenyawa. Unsur, dalam hal ini, adalah benda yang tak dapat lagi dipisahkan
secara kimia. Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang memiliki sifat-sifat
unsur tersebut dan terlalu kecil untuk dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana nilai kekerasan batuan yang di peroleh dari Desa Lumban ina-ina
kecamatan pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara ?
2. Berapa massa jenis batuan yang telah diperoleh dari Desa Lumban ina ina
Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara ?
3. Bagaimana tingkat kehalusan butiran-butiran batuan yang diperoleh Desa Lumban
ina ina Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara ?
4. bagaiman deskripsi lokasi atau tempat geografis,geologis,kondisi tanah di Desa
Lumban ina ina Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara ?

1.3 Tujuan
1. mengetahui tingkat kekerasan batuan yang diperoleh dari Desa Lumban ina ina
Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara.
2. Mengetahui massa jenis batuan yang telah diperoleh dari Desa Lumban ina ina
Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara.
3. Mengetahui tingkat kehalusan butiran-butiran batuan yang diperoleh Desa
Lumban ina ina Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara.
4. Mengetahui kondisi tempat yang dijadikan lokasi penelitian.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Batuan


Batuan didefinisikan sebagai suatu massa mineral dan dapat terdiri dari satu atau
berbagai jenis mineral. Dengan kata lain, batuan adalah agregat yang tersusun secara
alami dari satu macam mineral atau lebih. Berdasarkan proses terjadinya batuan dapat
digolongkan menjadi tiga jenis utama, yaitu :

2.1. 1.  Batuan Beku


Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan
yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan
beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak
bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak)
serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa
bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-
lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang
merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan
bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL.
Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series

5
Batuan ini biasanya memiliki ciri fisik barwarn gelap, dan teksturnya  halus dan
ada beberapa yang memili butiran-butiran kasar.

A. Atas dasar tempat pembekuannya, batuan beku dapat dibedakan kedalam :


1. Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi.Magma yang dapat mencapai ke permukaan bumi,
dapat melalui suatu lobang yang terpusat pada satu titik dan dapat pula melalui
celah memanjang yang terjadi di kerak bumi. Bila peristiwa ini terjadi di dalam
keadaan yang dahsyat, ekstrusi ini disebut erupsi; seperti halnya peristiwa gunung
berapi. Erupsi dapat dibedakan atas effusif yang bersifat lelehan,
dan eksplosif yang bersifat ledakan/letusan.

STRUKTUR BATUAN BEKU


a. .Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang
terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.

6
2. Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. adalah batuan yang membeku di dalam
kerak bumi dan tidak mencapai ke permukaan bumi. Batuan dalam ini dapat
berbentuk, antara lain seperti: batolit, lakolit, tugu (diatrema), sill, dike, gang, dan
urat-urat.Batolit dan lakolit dapat berukuran sangat besar seperti suatu gunung
atau bukit. Menurut keterangan hingga sekarang belum dasar-dasarnya belum
pernah ada yang menemukannya, kecuali atap-atapnya. Beberapa ahli ada yang
beranggapan, bahwa batolit dan lakolit tidak lain dari magma yang membekunya
di dalam dapur magma itu sendiri.

Struktur batuan beku intrusif


 Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya,
jenis jenis dari tubuhbatuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan
tubuh batuan ini,sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih
berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter
yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer
dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer.

 Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

7
a. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil

3. Batuan beku tengah (= batuan gang, batuan hypo-abisis). Bagian dari batuan


intrusif (plutonik). Di antara fase pembekuan di daerah yang dalam (batuan beku
dalam) dan fase pembekuan di permukaan bumi (batuan beku luar), terdapat fase
pembekuan daerah tengah, yang biasanya memberi bentuk batuan gang, tugu atau
urat-urat. Batuan ini termasuk golongan batuan-batuan beku tengah.
Struktur dari batuannya juga porfiris seperti batuan beku luar. Contohnya antara
lain: granitporfir, kwarsadiorit dan diabase.

B. Atas dasar komposisi kimia magma, batuan beku dapat dikelompokkan ke dalam


empat tingkatan:
a. batuan beku asam (acidic); kaya akan SiO2, sebagai hasil dari mineral kuarsa
dan felspar alkalin. Contoh: Granit dan riolit.
b. batuan beku intermediet (menengah); ortoklas ± 50% dari felspar total
sedangkan kuarsa sedikit jumlahnya. Contoh, diorit dan andesit.
c. batuan beku basa (basic); plagioklas lebih dari 2/3 berupa felspar, sedikit
sekali mengandung mineral kuarsa dan mudah untuk mengenalnya karena
didominasi oleh mineral-mineral gelap seperti hornblende, olivin dan biotit.
Contoh: gabro dan basalt.
d. ultra basa; tidak ada felspar dan tidak ada kuarsa. Contoh: piroksenit,
peridotit, dan serpentinitit.

8
2.1.2 Batuan Sedimen
Batuan-batuan sedimen adalah batuan-batuan yang umunya berlapis-lapis. Batuan
sedimen tersusun dari partikel batuan yang berasal dari batuan yang ada sebelumnya, dan
terendapkan di suatu tempat setelah terangkut oleh sungai, gelombang atau arus pasang,
angin dan es. Selanjutnya sedimen mungkin terjadi dari reaksi kimia dan presipitasi.
Berbagai perubahan-perubahan yang terjadi di dalam batuan sedimen setelah diendapkan
tanpa perubahan-perubahan penting dari tekanan dan suhu, termasuk ke dalam
pengertian diagenese. Andre (19..) mengartikan pula diagenase sebagai suatu proses
“pembatuan” pada batuan sedimen. Pembatuan di sini diartikan sebagai suatu perubahan
dari batuan sedimen yang semula bersifat gembur (lepas), yang karena direkat atau
disemen secara alam berubah menjadi batuan yang kompak dan keras. Dengan terjadinya
kompaksi pada partikel batuan, baik akibat dari sementasi maupun tekanan dari endapan
di atasnya, maka terjadilah perlapisan batuan. Lapisan batuan ini dikenal sebagai suatu
strata batuan sedimen.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Batuan sedimen klastik terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral.
b. Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena penguapan, evaporasi.
c. Batuan sedimen organik terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan.

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi, batuan sedimen dapat
digolongkan menjadi empat bagian utama, yaitu :
a. Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
b. Sedimen aeolis/ aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
c. Sedimen glacial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser.
d. Sedimen marin, yaitu sedimen yang diendapkan oleh air laut.

2.1.3 Batuan Metamorf


Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh perubahan secara fisik dari
komposisi mineralnya serta perubahan tekstur dan strukturnya akibat pengaruh tekanan
dan temperatur yang cukup tinggi.
Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan batuan metamorf adalah:

9
o Terjadi dalam suasana padat
o Bersifat isokimia
o Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
o Terbentuknya tekstur dan struktur baru.

Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua faktor utama yaitu tekanan dan temperatur.


 Jenis-jenis metamorfosa :
a.       Metamorfosa kontak  dominan pengaruh suhu.
b.      Metamorfosa dinamik dominan pengaruh tekanan.
c.       Metamorfosa Regional kedua-duanya berpengaruh.

2.2 Manfaat Batuan


2.2.1. Manfaat Batuan Beku
 Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik untuk
keperluan pekerjaan di laut.
 Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik untuk digunakan didaerah
industri.
 Batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan yang besar sesuai untuk
digunakan sebagai fondasi bangunan pengeras jalan juga bahan lantai.
 Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk pelapis
dinding atau lantai.
 Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis ± 2,6, baik untuk digunakan
sebagai bahan pekerjaan teknik berat.

2.2.2 Manfaat Batuan Sedimen


 Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)
 Untuk bahan bakar (batu bara)
 Untuk Pengeras jalan (batu gamping)
 Untuk Pondasi rumah (batu gamping)

2.2.3. Batuan Metamorf

10
 Dapat digunakan untuk alat menulis (batu sabak)
 Untuk Lantai (marmer)
 Untuk Dekorasi bangunan (marmer)
 Untuk Batu Nisan (marmer)

2.3 Geologis Lokasi Penelitian.


Dolok (Bukit) Batu Harang merupakan hamparan batu besar yang ada di
Kecamatan Pagaran dan menjadi perbatasan Kabupaten Tapanuli utara (Taput) dan
Kabupaten Humbang Hasundutan, merupakan sumber utama bahan material berupa batu
cadas. Sementara itu, fenomena pemecah batu baik tradisional maupun modern
merupakan pemandangan yang mengasikkan di sepanjang Jalan Propinsi Kecamatan
Lintong Nihuta dan persis di kaki lereng perbukitan batu harang. Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara melalui Dinas Pertambangan, sering melakukan penelitian dengan
mengambil sample jenis bebatuan. Masyarakat disana menanggapinya dengan senang dan
gembira karena merasa akan ada angin segar yang nantinya akan merubah taraf
kehidupan mereka.
Di dua lokasi penelitian terdapat juga dua buah gua dengan ukuran yang besar dan
kecil. Dilokasi pertama terdapat gua dengan panjang 7 meter, lebar 4 meter dan tinggi 5
meter. Didalamnya terdapat stalakit dari batuan gamping berwarna putih kehijauan.
Terdapat tetesan air dari langit-langit gua yang mengakibatkan lantai dasar gua basah dan
berlumpur. Tanah liat merah mendominasi lantai dasar gua. Akar pohon menjadi
penopang utama gua tersebut. Lokasinya cukup jauh dari pemberhentian bus kami.

11
Gambar : Kondisi didalam Gua.

Gambar : Akar pohon tua menopang kokoh gua.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian.


Lokasi tempat penelitian berada di Desa Lumban ina ina Kecamatan Pagaran
Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara.
1. Letak Astronomis
47 N 489154240677
2.17747⁰N98,90246⁰E
Elevasi=1154,9m

2. Letak Geografis.
Secara geografis lokasi penelitian terdapat di Bukit Harang, Desa Lumban Ina-ina
Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Secara
geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º20'00" - 2º41'00" Lintang
Utara (LU) dan 98 05"-99 16" Bujur Timur (BT). Berada pada ketinggian 150-1700 meter
diatas permukaan laut. Ibukota Kecamatan Pagaran adalah Kelurahan Pagaran.
Kecamatan Pagaran berbatasan dengan 5 kecamatan dan 2 Kabupaten.
Batas-batas kecamatan Pagaran tersebut adalah:
1. Sebelah utara : Kecamatan Siborong-borong, Kab. Humbang Hasundutan,
Kab. Toba Samosir.
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Sipoholon
3. Sebelah Barat : Kab. Humbang Hasundutan, Kecamatan Siborong-borong.
4. Sebelah Timur : Kecamatan Sipahutar dan Kabupaten Toba Samosir.

3.2 Alat dan Bahan


Alat:
No Nama Alat Jumlah Spesifikasi
1 Martil 1
2 Pahat 1
3 Plastik sampel Secukupnya

13
4 Senter 1
5 Alat tulis Secukupnya

Bahan:
No Nama Bahan Jumlah
1 Batuan beku -
2 Batuan sedimen -
3 Batuan metamorf -

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://jenis-batuan-dan-mineral-di-alam.blogspot.com/ Diposkan oleh Andi


Zulkifli di 13.56 . Diakses tanggal 4 Mei 2015

Anonim. http://hargalantaimarmer.blogspot.com/2012/04/lantai-marmer-dan-lantai-
granit-apa.html. Diakses tanggal 18 Mei 2015

Djauhari, Noor. 2009. Pengantar Geologi. Bandun : Graha Ilmu

Setiadji, P dkk. 2006. Jurnal : Pengamatan dan Pengujian Lapangan dalam


Karakterisasi Pelapukan Andesit di Purwakarta. Bandung : ITB

Zanuar Ifan Prasetya. 2013. Sifat Fisik & Manfaat Batuan Beku Di Desa Sapulante,
Kecamatan Pasrepah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Yogyakarta : UPN Veteran
Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai