4 2 8
4 2 8
Perkembangan sebuah kota tidak dapat dihindari, baik itu di bidang ekonomi, sosial &
budaya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan pusat-pusat pertumbuhan aktivitas baru yang
dapat mempengaruhi perubahan tata guna lahan. Kawasan pusat kota mengalami perubahan
penggunaan lahan sangat intensif dari kawasan permukiman menjadi kawasan komersil,
sedangkan daerah pinggiran kota perubahan penggunaan lahan beralih fungsi dari lahan
pertanian ke kawasan permukiman dan industri. Fenomena ini menyebabkan masyarakat
memilih wilayah pinggiran sebagai tempat tinggal tetapi lokasi tempat kerja tetap berada di pusat
kota. Implikasi dari fenomena tersebut adalah jarak yang yang ditempuh semakin jauh sehingga
menimbulkan kemacetan.
Kota Pekanbaru memiliki luas 632,26 km2 terdiri dari 12 kecamatan dan 83 kelurahan
dengan populasi 1.064.566 jiwa (BPS Kota Pekanbaru, 2017b). Pertumbuhan jumlah penduduk
yang tinggi tersebar pada beberapa kelurahan terutama di kecamatan Tampan atau biasa dikenal
dengan Panam. Lahan memiliki peranan penting dan menjadi faktor utama untuk merealisasikan
pembangunan fisik dan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai jenis
penggunaannya. Menurut RTRW Pekanbaru tahun 2012 wilayah pengembangan Panam
berkembang ke arah pusat kegiatan pendidikan tinggi, kawasan permukiman, pusat kegiatan
industri kecil, perkantoran, pemerintahan dan perdagangan. Berbagai aktivitas tersebut
menimbulkan perubahan penggunaan lahan sesuai kebutuhan masyarakatnya.
Sari, Y. A., & Dewanti, D. (2019). Perubahan Penggunaan Lahan Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Di Sekitar Area Panam Kota Pekanbaru. Seminar Nasional Geomatika, 3,
751. https://doi.org/10.24895/sng.2018.3-0.1034