Anda di halaman 1dari 5

Topik

Etika Penelitian

A. DEFINISI ETIKA PENELITIAN

Etika berasal dari bahasan Yunani ”Ethos”, yaitu kebiasaan dan peraturan perilaku yang
berlaku dalam masyarakat, refleksi filsafati atas moralitas masyarakat. Kode Etik Peneliti
adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan. Ini menjadi suatu bentuk pengabdian dan
tanggung jawab sosial dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. (3)
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad
dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian. Dengan demikian meskipun intervensi
yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki resiko yang dapat merugikan atau
membahayakan responden, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. Sehingga semua penelitian memiliki
etika penelitian

B. PRINSIP ETIKA PENELITIAN

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Peneliti perlu
mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka
berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan
dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality). Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu.
3. Keadilan . Semua subjek penelitian harus diperlakukan dengan baik, sehingga terdapat
keseimbahan antara manfaat dan risiko yang dihadapi oleh subjek penelitian. Jadi harus
diperhatikan risiko fisik, mental dan risiko sosial.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan. Peneliti melaksanakan
penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat
semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat
populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek.
Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan
maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera.
C. KODE ETIK DALAM PENELITIAN

Kode pertama, Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk
memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi
peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.(3)
Dengan demikian peneliti harus menjunjung sikap ilmiah, yaitu:
a. kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji;
b. logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul; dan
c. empiris yaitu memiliki bukti nyata dan absah.

Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah:


a. Kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang mungkin
membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan
menghasilkan inovasi; dan
b. Keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi
penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan imiah tanpa membatasi
pada informasi yang membawa ke penilaian dalam 1 (satu) arah tertentu.

Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang
diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan
keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia
berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya.

Harus dipastikan bahwa kita tidak berkeberatan jika kita berada pada posisi sebagai
responden.Dengan demikian perlu dibuat aturan seperti (3):
a. Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi penelitian
yang ada; dan
b. pelaksanan penelitian mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku, dengan
semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang diperoleh.

Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab,
terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya sumber
daya keilmuan baginya.(3)
Peneliti berbuat untuk melaksanaan penelitian dengan asas manfaat baik itu berarti:
a. hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya lain;
b. menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang mahal,
tidak dapat diganti, dan butuh waktu panjang untuk pengadaan kembali agar
tetap bekerja baik; dan
c. menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahan dan gangguan lingkungan
karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yang dapat merugikan
kepentingan umum dan lingkungan.
D. PENELITIAN YANG MEMBUTUHKAN INFORMED CONSENT

Peneliti harus memiliki informed consent (IC) atau persetujuan setelah penjelasan. IC
merupakan hal penting bagi penelitian yang melibatkan manusia dan organ manusia,
termasuk penelitian biomedis. (4)
Penelitian yang melibatkan subyek manusia mencakup.
Penelitian-penelitian dari proses fisiologik, biokimia atau patologik, atau respon
terhadap suatu intervensi tertentu, baik fisik, kimiawi, atau psikologis pada
subyek-subyek sehat atau pasien;
Uji terkontrol dari tindakan-tindakan diagnostik, preventif atau terapeutik dalam
kelompok orang yang lebih besar, yang dirancang untuk mendemonstrasikan
respon umum tertentu pada tindakan- tindakan tersebut terhadap suatu variasi
biologis individu;
Penelitian-penelitian untuk menentukan konsekuensi untuk individu dan
masyarakat dari tindakan-tindakan preventif atau terapeutik tertentu; dan
Penelitian-penelitian yang berkenaan dengan tingkah laku yang berkaitan dengan
kesehatan manusia dalam suatu jenis keadaan dan lingkungan.

Adapun isi Informed Consent yaitu.


Penjelasan manfaat penelitian;
Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan;
Penjelasan manfaat yang akan didapatkan;
Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek
berkaitan dengan prosedur penelitian;
Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja;
Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

E. STANDAR ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Deklarasi Helsinki memuat prinsip etika, dimana kepentingan subyek harus diatas
kepentingan lain, berarti harus diperhatikan. Seorang dokter harus bertindak demi
kepentingan pasiennya, dan tidak dapat melakukan tindakan yang merugikan pasien.
Terdapat dua pernyataan yang merupakan kunci suatu penelitian yang menggunakan
manusia sebagai subjek, yaitu.
1. Kepentingan individu subjek harus diberi prioritas dibandingkan dengan komunitas.
2. Setiap subjek dalam penelitian klinis harus mendapatkan pengobatan terbaik yang ada.

Pada Declaration of Helsinki ditetapkan bahwa selain diperlukan informed consent dari
subjek penelitian, diperlukan juga ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi Etik.
Declaration of Helsinki juga mengatur tentang pemanfaatan hewan percobaan dalam
penelitian kesehatan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan percobaan.
Standar etik penelitian kesehatan di Indonesia yang melibatkan manusia sebagai
subyek didasarkan pada azas perikemanusiaan yang merupakan salah satu dasar falsafah
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal tersebut diatur dalam UU Kesehatan no 23/ 1992, PP
no 39/
1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mengenai perlindungan dan hak –
hak manusia sebagai subyek penelitian dan sanksi bila penyelenggaraan penelitian
(5)
melanggar ketentuan dalam PP tersebut.

Ringkasan

Etika merupakan aturan yang dipegang oleh peneliti dalam melakukan riset dan oleh
karenanya para peneliti harus mengetahui dan paham tentang etika ini sebelum melakukan
penelitian. Untuk itu sebelum penelitian dilakukan, perlu mendapatkan etical clearence dari
lembaga etik yang dapat dipercaya. Pada saat penelitian akan dilaksanakan, maka peneliti
harus memberikan Informed Consent kepada responden, untuk mendapatkan persetujuan
setelah penjelasan.

Pengampu;
Dr. Budi Santosa
SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES, TETAP
SEMANGAT

Anda mungkin juga menyukai