Viskositas
Viskositas
PENDAHULUAN
1
kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI
untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Satuan
cgs (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam
centipoise (cP). 1 cP = 1/1000 P. Satuan Poise digunakan untuk
mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.
1 Poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Zat cair lebih kental (viskositasnya) daripada gas, sehingga untuk
mengalirkan zat cair diperlukan gaya yang lebih besar dibandingkan
dengan gaya yang diberikan untuk mengalirkan gas. Zat cair mempunyai
beberapa sifat sebagai berikut ( Wylie, 1992) :
a) Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b) Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c) Dapat dianggap tidak termampatkan.
d) Mempunyai viskositas (kekentalan).
e) Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
2
c) Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya
bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air.
Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan
menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak
akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d) Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju
aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan
kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi.
e) Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f) Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas
CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang
sama.
g) Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula
3
untuk menjaga kesinambungan aliran, apakah air atau oli pada pipa
atau darah pada system sirkulasi manusia.
Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu melalui
penampang melintang terbentuk silinder berjari-jari r, yang
panjangnya L, selain ditentukan oleh beda tekanan (∆ P ¿ pada
kedua ujung yang memberikan gaya pengaliran juga ditentukan oleh
viscositas cairan dan luas penampang pipa. Hubungan tersebut
dirumuskan oleh viscositas cairan dan luas penampang pipa.
Hubungan tersebut dirumuskan oleh Poiseuille yang dikenal dengan
hukum Poiseuille sebagai :
( ∆ P ) π r4 v ( ∆ P ) π r4
Q= atau =
8ŋL t 8ŋ L
Keterangan :
ŋ : viskositas cairan (Nm-2. s) atau Poise
t : waktu yang diperlukan cairan dengan volume
mengalir melalui alat (s).
v : volume total cairan (L)
ρ : tekanan pada cairan (Pa)/atm
r : jari-jari tabung (m)
L : panjang pipa (m)
Persamaan diatas memperlihatkan bahwa Q berbanding
terbalik dengan viskositas cairan. Semakin besar
viskositas,hambatan aliran juga semakin besar sehingga Q
menjadi rendah. Kecepatan aliran volume juga sebanding dengan
gradien tekanan ∆ P/L dan pangkat empat jari-jari pipa. Ini berarti
4
bahwa jika r diperkecil sehingga menjadi setengahnya, maka akan
dibutuhkan 16 kali lebih besar tekanan untuk memompa cairan
lewat pipa pada kecepatan aliran volume semula persamaan ini
berlaku untuk gas dan juga pipa cairan.
b. Hukum Stokes
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam
medium fluida kental, maka benda tersebut akan mengalami hambatan
yang diakibatkan oleh gaya gesekan fluida. Gaya gesek tersebut
sebanding dengan kecepatan relative gerak benda terhadap medium
dan viskositasnya. Besarnya gaya gesekan fluida telah dirumuskan
sebelumnya sebagai:
∆V A
F=ŋ atau F= ŋV =k ŋ V
Z Z
5
1) Viscometer Oswald
Yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan
tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume V (antara
tanda a dan b) melalui pipa kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P)
dalam hokum Poiseuille adalah perbedaan tekanan Antara kedua
permukaan cairan, dan berbanding lurus dengan berat jenis cairan ( ρ
). Dalam praktek R dan L sukar diukur secara teliti dalam persamaan
Poiseuille. Karenanya viskositas cairan ditetapkan dengan cara
membandingkannya dengan cairan yang mempunyai viskositas
tertentu, misalnya air.
Persamaan yang digunakan adalah:
π R4 ( Pt )
ŋ=
8V L
sehingga
ŋ1 π R 4 ( Pt ) 8V L
= ×
ŋ2 8V L π R 4 ( Pt )2
(Pt)1 P1t1
= =
(Pt)2 P2t2
Dimana:
P : ρ × konstanta
ρ : density
6
2) Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola
untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya
gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi
(g) sama dengan gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan
(frictional resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes.
7
BAB II
METODOLOGI
8
waktu alir cairan yang mengalir dari garis M ke garis N secara
bersamaan.
5) Melakukan percobaan secara duplo
6) Mengulang untuk sampel yang berbeda
9
Menempatkan jari pada tabung B dan memasukkan penghisap pada
tabung A sampai larutan mencapai tengah bulp C
10
BAB III
1. Aquadest A 5,2
B 5,2
2. Kerosin A 8,8
B 8,8
B 7,7
B 8,3
B 10,8
B 5,6
11
Tabel 3.1.2 Penentuan Berat Jenis
12
No. Jenis Larutan Viskositas (cP)
1. Aquadest 0,00008
3.3 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu viskositas cairan berbagai larutan, dimana salah
satu tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan harga viskositas atau
kekentalan dari beberapa cairan dengan air sebagai pembandingnya. Dimana
viskositas larutan merupakan fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik antar molekul dan struktur larutan. Viskositas dalam zat cair disebabkan
karena adanya gaya kohesi atau tarik menarik antar molekul sejenis. Besarnya
viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperature, gaya tarik
antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Tiap molekul dalam
larutan dianggap dalam kedudukan seimbang, sehingga sebelum suatu lapisan
molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energy
tertentu. Pada praktikum kali ini cairan yang ditentukan viskositasnya yaitu
etanol 10% , etanol 20% , etanol 50% , etanol murni dan kerosin. Setiap
larutan ini memiliki viskositas yang berbeda-beda.
Viskositas merupakan kekentalan zat cair, dapat didefinisikan sebagai sifat
dari zat cair untuk melawan tegangan geser (t) pada waktu bergerak atau
mengalir dan disebabkan juga oleh kohesi antar partikelnya. Pada praktikum
kali ini yang digunakan yaitu metode Oswald. Prinsip kerja dengan
menggunakan viscometer ostwald yaitu pertama-tama larutan yang akan
dimasukkan kedalam reservoir A diukur suhunya. Untuk pengukuran suhu
larutan hanya dilakukan sekali saja. Kemudian viscometer diletakkan dalam
13
thermostat pada posisi vertical, kemudian dimasukkan cairan melewati garis
M dan reservoir A masih terisi setengahnya. Dengan penghisap, cairan B
dibawa sampai sedikit melewati garis M dan dibiarkan mengalir secara bebas
ke N . Waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari garis M ke garis N
diukur dengan menggunakan stopwatch lalu dicatat dalam data pengamatan.
Percobaan diulangi sebanyak dua kali lagi untuk tiap-tiap larutan.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk pengukuran suhu diperoleh suhu
aquadest yaitu 28oC , suhu kerosin yaitu 29oC , suhu etanol murni yaitu 29oC ,
suhu etanol 10% yaitu 31 oC , suhu etanol 20% yaitu 32oC, dan suhu etanol
50% yaitu 33 oC. Setelah melakukan pengukuran diperoleh viskositas masing-
masing larutan yaitu, untuk aquadest viskositasnya adalah 0,00008 cP , untuk
etanol murni viskositasnya adalah 6,7657 × 10 -5 , untuk etanol 10%
viskositasnya adalah 1,1443 × 10-4 cP , untuk etanol 20% viskositasnya adalah
1,2456 × 10-4 cP , untuk etanol 50% viskositasnya adalah 1,5427 × 10 -4 cP dan
untuk kerosin viskositasnya adalah 1,0556 × 10-4 cP .
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Hasil praktikum yang telah diperoleh dari perhitungan viskositas larutan-
larutan tersebut belum sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwasanya semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka semakin tinggi
pula viskositasnya. Salah satu yang membuat hasil paraktikum tidak sesuai
dengan teori adalah viskositas etanol murni yang tidak berbanding lurus
dengan etanol 10% , etanol 20% dan etanol 50% yang mana semakin tinggi
konsentrasi maka semakin tinggi viskositasnya. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena etanol dengan konsentrasi 10% , 20% dan 50% melalui
proses pengenceran, sehingga ada proses pencampuran air. Pencampuran air
yang mempengaruhi massa jenis tersebut karena biasanya suatu zat cair yang
dicampurkan dengan air, massa jenis zat cair tersebut telah mendekati massa
14
jenis air. Sehingga etanol dengan konsentrasi 10%, 20% dan 50% memiliki
massa jenis lebih besar dibandingkan etanol murni. Oleh sebab itu etanol
dengan konsentrasi 10% , 20% dan 50% memiliki nilai viskositas lebih besar
dibandingkan etanol murni. Padahal etanol murni memiliki konsentrasi lebih
besar dibandingkan etanol dengan konsentrasi 10% , 20% dan 50% . karena
dalam perhitungan viskositas sendiri massa jenisnya berpengaruh, massa jenis
suatu zat berbanding lurus dengan viskositas.
Jenis zat suatu zat cair juga dapat mempengaruhi nilai viskositas. Salah
satunya adalah kekentalan. Kekentalan suatu zat biasanya dipengaruhi oleh
massa jenis zat tersebut. Semakin besar massa jenis maka semakin tinggi
kekentalan suatu zat tersebut. Pengaruh dari kekentalan terhadap energy
pengaktifan suatu aliran adalah semakin tinggi tingkat kekentalan suatu zat
cair maka energi pengaktifan akan semakin kecil sehingga akan
memperlambat aliran dari zat tersebut, tetapi jika semakin rendah kekentalan
suatu zat cair maka energy pengaktifannya semakin besar dan akan
memperlambat aliran. Dari hasil praktikum dapat dilihat nilai viskositas
kerosin lebih kecil dari nilai viskositas etanol. Hal ini terjadi karena kerosin
sendiri memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan etanol,
sebab massa jenis juga mempengaruhi kekentalan zat tersebut sehingga waktu
efflux zat tersebut semaki lama. Jadi, semakin besar massa jenis suatu zat,
maka semakin kental suatu zat tersebut dan semakin lama waktu efflux suatu
zat maka nilai viskositasnya semakin besar.
BAB IV
PENUTUP
15
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1) Viskositas untuk kerosin adalah sebesar 1,0556 × 10-4 cP
2) Viskositas untuk etanol 10% adalah sebesar 1,1443 × 10-4 cP
3) Viskositas untuk etanol 20% adalah sebesar 1,2456× 10-4 cP
4) Viskositas untuk etanol 50% adalah sebesar 1,5427 × 10-4 cP
5) Viskositas untuk etanol murni adalah sebesar 6,7656 × 10-5 cP
6) Massa jenis mempengaruhi nilai viskositas, karena semakin tinggi massa
jenis suatu zat maka viskositasnya akan semakin tinggi pula
DAFTAR PUSTAKA
16
http://wiwitwidya27p.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-fisika-viskositas-
teknik.html
http://duniafisikaasyik.wordpress.com/2012/06/03/6-viskositas-dan-hukum-
stokes/
http://www.scribd.com/doc/40385103/Viskositas
http://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-penentuan-
viskositas/
http://wenimandasari.blogspot.com/p/laporan-termokimia.html
Modul Ajar . Praktikum Dasar Proses Kimia . Polnes . Tahun 2013
17
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
18
massa larutan A
Massa Jenis A=
volume larutan
9,595 g
¿
10 ml
¿ 0,9595 g/ml
massalarutan B
Massa Jenis B=
volume larutan
9,5955 g
¿
10 ml
¿ 0,9596 g/ml
b. Kerosin
massa larutan A
Massa Jenis A=
volume larutan
7,6248 g
¿
10 ml
¿ 0,7625 g/ml
massalarutan B
Massa Jenis B=
volume larutan
7,6244 g
¿
10 ml
¿ 0,7624 g/ml
19
c. Etanol 10%
massa larutan A
Massa Jenis A=
volume larutan
9,4461 g
¿
10 ml
¿ 0,9446 g/ml
massalarutan B
Massa Jenis B=
volume larutan
9,4475 g
¿
10 ml
¿ 0,9448 g/ml
( 0,9446+ 0,9948 ) g / ml
Massa Jenis Rata−rata=
2
¿ 0,9447 g/ ml
d. Etanol 20%
massa larutan A
Massa Jenis A=
volume larutan
9,5398 g
¿
10 ml
¿ 0,9540 g/ml
massalarutan B
Massa Jenis B=
volume larutan
9,54 g
¿
10 ml
¿ 0,954 g /ml
20
¿ 0,954 g /ml
e. Etanol 50%
massa larutan A
Massa Jenis A=
volume la rutan
9,908 g
¿
10 ml
¿ 0,9908 g/ml
massalarutan B
Massa Jenis B=
volume larutan
9,9075 g
¿
10 ml
¿ 0,9908 g/ml
f. Etanol murni
massa larutan A
Massa Jenis A=
volume larutan
7,68 g
¿
10 ml
¿ 0,768 g/ml
massalarutan B
Massa Jenis B=
volume larutan
7,6794 g
¿
10 ml
¿ 0,7679 g/ml
21
¿ 0,768 g/ml
2) Viskositas Larutan
a) Kerosin
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
0,00008 0,9595.5,3
=
η2 0,7625.8,8
0,00008 5,0854
=
η2 6,71
η 2=1,0556 ×10 -4 cP
b) Etanol 10%
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
0,00008 0,9595 .5,3
=
η2 0,9447 .7,7
0,00008 5,0854
=
η2 7,2742
η 2=1,443 ×10 -4 cP
c) Etanol 20%
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
0,00008 0,9595. 5,3
=
η2 0,954 . 8,3
0,00008 5,0854
=
η2 7,9182
η 2=1,2456 ×10 -4 cP
d) Etanol 50%
22
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
0,00008 0,9595. 5,3
=
η2 0,908. 10,8
0,00008 5,0854
=
η2 9,8064
η 2=1,5427 × 10-4 cP
e) Etanol Murni
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
0,00008 0,9595. 5,3
=
η2 0,768 . 5,6
0,00008 5,0854
=
η2 4,3008
η 2=6,7657 × 10-5 cP
GAMBAR ALAT
23
Viskometer otswald Stopwatch Botol Aquadest
24
Neraca Digital Thermometer
25