TINJAUAN PUSTAKA
Cerebro Vascular Accident atau disebut juga dengan Stroke, menurut Depkes RI
(2013) didefinisikan sebagai kerusakan neurologi otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinis fokal maupun global yang berlangsung 24 jam ataupun
lebih, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskuler. (Misbach dkk, 2011)
terputusnya aliran darah yang mengalir ke otak karena adanya gumpalan darah,
endapan, plak atau karena pecahnya pembuluh darah akibat darah yang tinggi secara
tiba-tiba ke otak. Hal ini yang mengakibatkan sel-sel otak mengalami kekurangan
Cerebro Vascular Accident (CVA) atau Stroke menurut WHO 2014 adalah
terputusnya aliran darah ke otak, umumnya akibat pecahnya pembuluh darah ke otak
atau tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke
Cerebo Vasculr Accident (CVA) atau Stroke adalah gangguan peredaran darah otak
sesuai gejala klinisnya menurut (Wijaya dan 0ariza, 2013dalam santoso, L.E, 2018:
44-5)
Yaitu :
a. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah jenis Stroke yang terjadi akibat adanya perdarahan dalam
otak serebral atau subaranoid, sehingga terjadi pecah pembuluh darah pada otak.
Biasanya terjadi pada saat melakukan aktifitas aktif ataupun saat sedang beristirahat.
(1) Perdarahan intraserebral (PIS) : perdarahan primer yang berasal dari pembuluh
(2) Perdarahan subaraknoid (PSA) : suatu keadaan terdapatnya atau masuknya darah
Stroke iskemik/non hemoragik adalah Stroke yang terjadi akibat adanya emboli dan
thrombosis serebral, pada Stroke non hemoragik tidak terjadi perdarahan namun
terjadi iskemia sehingga dapat menimbulkan hipoksia yang memicu edema sekunder
tetapi kesadaran umum pasien tidak mengalami penurunan atau bisa dikatakan baik
(Wijaya dan Mariza, 2013 dalan santoso, L.E, 2018). Klasifikasi Cerebro Vascular
terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul
akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam (La
Ode, 2012)
Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) terjadi selama lebih dari 24 jam,
tetapi dapat sembuh setelah 2 minggu tanpa ada gejala cerebro vascular accident
Menurut Smeltzer dan Bare (2012) Stroke diakibatkan oleh salah satu dari empat
1) Trombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
paling umum dari Stroke. Secara umum, trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba,
badan dapat mendahului paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
2) Emboli serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain. Emboli biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau
3) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia terutama karena
konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak (Valante et al,
2015).
nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak responsif.
2.1.4 Faktor Resiko Cerebro Vascular Accdent (CVA) atau Stroke.
a. Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita Stroke dibanding wanita
b. Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena Stroke
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas
e. Polisetemia
f. Stress emosional
3. Kebiasaan hidup
a. Merokok
b. Peminum alcohol
c. Obat-obatan terlarang
Menurut Smeltzer dan Bare (2012) dan Misbach (2007) tanda dan gejala dari Stroke
(kelumpuhan salah satu sisi tubuh), gangguan sensorik, gangguan visual, gangguan
keseimbangan, nyeri kepala (migran atau vertigo), mual muntah, disatria (kesulitan
kandung kemih.
Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti yang terjadi pada
Stroke, di otak akan mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (AHA, 2015). Pembuluh
darah yang paling sering terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang
Adanya gangguan pada peredaran darah otak dapat mengakibatkan cedera pada otak
penyembitan sehingga aliran darah tidak adekuat yang selanjutnya akan terjadi
iskemik.
3) Pembesaran satu atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
darah dan setelah terjadi stenosis cukup hebat dan melampaui batas krisis terjadi
pengurangan darah secara drastis dan cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri di
otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya
masih mempunyai peredaran darah yang baik berusaha membantu suplai darah
melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan yang terjadi pada kortek akibat
oklusi pembuluh darah awalnya adalah gelapnya warna darah vena, penurunan
kecepatan aliran darah dan dilatasi arteri dan arteriola (AHA, 2015).
1) Angiografi serebral
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
2) Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
pemeriksaan liquor yang merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan yang kecil biasanya warna liquor masih normal (Muttaqin, 2011).
tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang mengandung darah
(Batticaca, 2008)
luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang
5) USG Doppler
6) EEG ( electroencephalogram)
b. Pemeriksaan kimia darah : pada Cerebro Vascular Accident serangan akut dapat
terjadi krena hiperglikemi. Gula darah dapat mencapai 250 mg/dl dan kemudian
dan terjatuh
4. Hidrosefalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak (Putri, 2013)
b. Disritmia jantung
c. Kontraktur
konstipasi
h. Malnutrisi
a. Posisi kepala 30 derajat, posisi lateral dekubitus bila disertai muntah. Boleh
b. Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan oksigen 1-2
liter/menit.
e. Nutrisi peroral tidak boleh diberikan bila ada gangguan menelan atau pasien
cilostazol)
c. Antikpagulan (pentoxyfilin)
3. Penatalaksanaan khusus