18190000045
2020
A. ANATOMI FISIOLOGI
Jantung merupakan sebuah organyang sangat penting bagi tubuh kita. Jantung bekerja
diluar kemampuan dan kesadaran manusia. Kerja Fungsi jantung adalah mengatur distribusi
darah ke seluruh bagian tubuh. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, besarnya kurang
lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan
disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat
di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini
a. Lapisan jantung
1. Perikardium
“Epi” artinya atas “cardia” artinya jantung, jadi Perikardium merupakan lapisan tipis
2. Miokardium
Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral
dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri
koroner.
3. Endokardium
Endo berarti "di dalam", adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik
Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut dengan
atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal yang disebut dengan ventrikel
(bilik). Atrium dan ventrikel jantung ini masing- masing akan dipisahkan oleh sebuah
katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung dipisahkan oleh sebuah sekat yang
dinamakan dengan septum. Septum atau sekat ini adalah suatu partisi otot kontinue yang
1. Atrium
a) Atrium kanan
ke paru. Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava
superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada
lebih rendah). Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel
b) Atrium kiri
Menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
2. Ventrikel
a) Ventrikel kanan
Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri
kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi
ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, katup tricuspid menutup dan
katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke
atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
b) Ventrikel kiri
Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup,
dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup
aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium
kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua
kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke
dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat
kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan
menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan
memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar
dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
d. Katub jantung
1. Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan
cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid
2. Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup
yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan
relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri
pulmonalis.
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
4. Katup Aorta.
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu. Miokard Infark adalah kematian sebagian otot jantung (miokard) secara
mendadak akibat terhentinya sirkulasi koroner yang ditandai dengan adanya sakit dada yang
khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan pemberian antiangina
(nitrogliserin). (Rokhaeni, et. Al. 2001). Infark miokardium mengacu pada proses Rusaknya
jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
C. ETIOLOGI
arteri koroner karena spasme atau desekting aorta dan arteri koroner.
Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya Miokard Infark dan dapat diubah
adalah:
1. Mayor
yaitu Merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia dan pola makan
2. Minor
yaitu Stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan inaktifitas fisik.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu Hereditas/keturunan, usia lebih dari 40 tahun,
ras, insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam. Pria lebih sering terjadi dari pada
wanita.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Klinis
a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala
utama.
b) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
c) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
d) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan
g) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
pengalaman nyeri)
2. Laboratotium
a) CPK-MB/CPK: Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b) LDH/HBDH: Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali
normal
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya
E. PATOFISIOLOGIS
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler
yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang mengalami
infark akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark
seluruh tebal dinding miokard, sedangkan infark subendokardial nekrosisnya hanya terjadi
pada bagian dalam dinding ventrikel. Letak infark berkaitan dengan penyakit pada daerah
tertentu dalam sirkulasi koroner, misalnya infark anterior dinding anterior disebabkan karena
lesi pada ramus desendens anterior arteria koronaria sinistra, infark dinding inferior biasanya
Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis,
kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami
gangguan kontraksi.
Dengan menurunnya fungsi ventrikel, diperlukan tekanan pengisian diastolik dan volume
kontraksi (sesuai hukum starling). Tekanan pengisian sirkulasi dapat ditingkatkan lewat
retensi natrium dan air oleh ginjal sehingga infark miokardium biasanya disertai
pembesaran ventrikel kiri. Sementara, akibat dilatasi kompensasi kordis jantung dapat
terjadi hipertrofi kompensasi jantung sebagai usaha untuk meningkatkan daya kontraksi
1. Laboratorium:
a) Creatin fosfakinase (CPK): Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini terjadi karena
kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1
mU/ml. Kadar enzim ini sudah naik pada hari pertama (kurang lebih 6 jam sesudah
Kadar enzim ini biasanya baru naik pada 12-48 jam sesudah serangan dan akan
c) LDH (Lactic De-hydroginase): Normal kurang dari 195 mU/ml. Kadar enzim baru
naik biasanya sesudah 48 jam, akan kembali ke nilai normal antara hari ke 7 dan 12
1. Istirahat total
2. Penanganan nyeri, dapat berupa terapi farmakologi yaitu: morfin 2,5-5 mg IV atau
Petidin 25-50 mg IM, bisa diulang-ulang: lain-lain seperti Nitrat, Antagonis, Kalsium
a) Anti koagulan.
b) Anti trombolitik
c) Antilipemik
d) Vasodilator perifer
Tetapkan penatalaksanaan dasar untuk mendapatkan informasi tentang status terakhir pasien
menunjukan:
Nyeri dada berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat (temuan yang paling
Diaforesis.
Dispneu.
Sindrom syok dalam berbagai tingkatan (pucat, dingin, kulit lembab atau basah,
turunnya tekanan darah, denyut nadi yang cepat, berkurangnya nadi perifer dan
bunyi jantung).
Faktor perangsang.
Kualitas.
Lokasi.
Beratnya.
4. Pemeriksaan Diagnostik
EKG, menyatakan perpindahan segmen ST, gelombang Q, dan perubahan
gelombang T.
Berdasarkan hasil sinar X dada terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru.
– 12 jam dan bertambah pekat dalam 1 – 2 hari. Enzim ini muncul dengan
Adapun pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskular: Miocard Infark
(MCI) adalah:
1. Aktivitas
Gejala: Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menoton, jadwal olah raga
tidak teratur.
2. Sirkulasi
Gejala: Riwayat sebelumnya arteri coroner, gagal jantung koroner, masalah tekanan
Tanda: Tekanan darah : dapat naik, turun; perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/berdiri.
Nadi: dapat normal; penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisisan
Bunyi jantung: Murmur, bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
papilar.
3. Integritas Ego
Gejala: Menyangkal gejala penting, takut mati, perasaan ajal Sudah dekat, marah
Tanda: Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, Gelisah, marah, perilaku
4. Eliminasi
5. Makanan/Cairan.
Tanda: Penurunan turgor kulit : kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
6. Higiene
7. Neurosensori
Gejala: Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk dan istirahat
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Nyeri dada yang timbulnya mendadak, tidak hilang dengan istirahat, lokasi
tipikal pada dada anterior, substernal, dapat menyebar ke tangan, rahang dan wajah,
epigastrium.
9. Pernafasan
kronik.
Gejala: Stress saat ini: contoh; kerja, keluarga kesulitan koping dengan stressor yang ada.
Tanda: Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus- menerus,
11. Penyuluhan/pembelajaran
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner.
3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama,
konduksi elektrikal.
iskemia jaringan keperawatan selama 1x24 Mulai dari TD, nadi, suhu, perilaku pasien karena
sekunder terhadap jam diharapkan nyeri yang RR. nyeri terjadi sebagai
sumbatan arteri dirasakan pasien dapat - Kaji skala nyeri pasien mulai temuan pengkajian,
ekspresi nyeri. angka dari angka 1-10, angka gambarkan oleh pasien,
- Pasien mampu berapa yang mewakili rasa bantu klien untuk menilai
oksigen tubuh.
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan - Catat / dokumentasi - Dengan mencatat frekuensi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 frekuensi jantung, irama jantung dan perubahan TD ,
ketidakseimbangan jam diharapkan klien dapat dan perubahan TD maka kita dapat
antara suplai oksigen melakukan aktifitas sehari- sebelum, selama, sesudah mengetahui aktifitas apa
miokard dan hari. aktivitas sesuai indikasi. saja yang dapat membuat
harinya lagi.
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan - dengarka bunyi nafas - Krekels menunjukkan
jantung berhubungan jam diharapkan penurunan - Kaji ada tidak nya bunyi terjadi karena penurunan
konduksi elektrikal - mempertahankan dan irama, catat disritmia aliran darah normal dalam
dikunyah. komplikasi/distrimia
adalah perangsang
dapat meningkatkan
frekuensi jantung.
- Meningkatkan jumlah
kebutuhan miocard,
perfusi jaringan jam diharapkan tidak seperti kuku kebiruan, kulit curah jantung yang di
berhubungan dengan terjadi ketidakefektifan lembab, tampak pucat. buktikan oleh penurunan
penurunan/penghentia perfusi jaringan. - Anjukan klien untuk tidak perfusi kulit dan penurunan
- Pasien dapat - Pantau hasil lab pasien, AGD, maka kita dapat
tindakan pertama.
5 Cemas bd sakit yang Setelah dilakukan 1. - Memberikan ketenangan
relaksasi untuk
kekhawatiran
mengurangi cemas
9.Identifikasi ketika tingkat
- Melaporkan lamanya tiap
cemas berubah
episode
10.Berikan pengalihan
- Peran pemeliharaan
perhatian untuk review
- Memelihara hubungan
menurunkan ketegangan
social
11.Bantu klien
- Memelihara konsentras
memgidentifikasi situasi
- Melaporkan ketidak
yang mempercepat cemas
kehadiran respons
- Tidur yang cukup keputusan
- Kontrol / pengawasan tepat
respons cemas
6 Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Buka jalan nafas, gunakan - Dapat membuka saluran
dengan hiperventilasi, keperawatan selama ... X 24 thrust bila perlu - Memberikan efektifitas
kecemasan jam pola nafas klien 2.Posisikan pasien untuk jalur saluran pernafasan
- Menunjukkan jalan na perlu
usaha espirasi
amati kesimetrisan,
penggunaan otot
supraklavikuler dan
intercostal
dengkur
bradipnea,takipnea,
kusmaul, hiperventilasi,
cheynestokes, biot
diafragma (gerakan
paradoksis)
suara tambahan
utama
mengetahui hasil
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardivaskular dan
Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggguan Sistem Kardiovaskular dan
Nugroho, Taufan. 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit dalam,