Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM KARDIOVASKULER: MCI

DEWI NUR SRI RAHAYU

18190000045

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)

2020
A. ANATOMI FISIOLOGI

Jantung merupakan sebuah organyang sangat penting bagi tubuh kita. Jantung bekerja

diluar kemampuan dan kesadaran manusia. Kerja Fungsi jantung adalah mengatur distribusi

darah ke seluruh bagian tubuh. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, besarnya kurang

lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan

disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.

Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),

sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat

di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini

teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis.

a. Lapisan jantung

Jantung terdiri dari 3 lapisan :

1. Perikardium

“Epi” artinya atas “cardia” artinya jantung, jadi Perikardium merupakan lapisan tipis

yang membugkus jantung, pericardium terdiri dari 2 bagian :

a) Perikardium fibrosum (viseral),

b) Perikarduim serosum (parietal),

2. Miokardium

Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,

membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral

dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri

koroner.
3. Endokardium

Endo berarti "di dalam", adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik

yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi peredaran darah.

b. Ruang – ruang jantung

Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut dengan

atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal yang disebut dengan ventrikel

(bilik). Atrium dan ventrikel jantung ini masing- masing akan dipisahkan oleh sebuah

katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung dipisahkan oleh sebuah sekat yang

dinamakan dengan septum. Septum atau sekat ini adalah suatu partisi otot kontinue yang

mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung.

1. Atrium

a) Atrium kanan 

Berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang rendah oksigen dari

seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya

ke paru. Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava

superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada

lebih rendah). Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel

kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium

kanan mengalir ke ventrikel kanan

b) Atrium kiri 

Menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena

pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan selanjutnya ke seluruh


tubuh melalui aorta. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan

melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri

2. Ventrikel

a) Ventrikel kanan 

Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri

pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium

kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi

ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, katup tricuspid menutup dan

katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke

atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri

pulmonalis menuju paru-paru.

b) Ventrikel kiri 

Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.

Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup,

memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,

dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup

aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium

kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan

mengalir ke seluruh tubuh.


c. Cara kerja jantung

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut

diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung

(disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua

bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah

kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke

dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke

dalam bilik kanan.

Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri

pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat

kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan

melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.


Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis

menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan

atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan

memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar

dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

d. Katub jantung

Katub jantung ini terdiri dari 4 yaitu :

1. Katup Trikuspidalis

Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini

terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan

cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid

terdiri dari 3 daun katup.

2. Katup Pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan

melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis

kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada

pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup

yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan

relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri

pulmonalis.

3. Katup Bikuspid (Bikuspidalis).

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju

ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi

ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4. Katup Aorta.

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan

membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir

keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,

sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.


B. DEFINISI

Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung

terganggu. Miokard Infark adalah kematian sebagian otot jantung (miokard) secara

mendadak akibat terhentinya sirkulasi koroner yang ditandai dengan adanya sakit dada yang

khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan pemberian antiangina

(nitrogliserin). (Rokhaeni, et. Al. 2001). Infark miokardium mengacu pada proses Rusaknya

jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner

berkurang (Smeltzer & Bare, 2002)

C. ETIOLOGI

1. Coronary Arteri Disease: aterosklerosis, arthritis, trauma pada koroner, penyempitan

arteri koroner karena spasme atau desekting aorta dan arteri koroner.

2. Coronary Arteri Emboli: infective endokarditis, cardia myxoma, cardiopulmona bypass

surgery, arteriography koroner.

3. Kelainan congenital: anomali arteri koronaria.

4. Ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan miocard: tirotoksikosis, hipotensi

kronis, keracunan karbon monoksida, spenosis atau insufisiensi aorta.

5. Gangguan Hematologi: anemia, polisitemia vera, hypercoagulabity, thrombosis,

trombositosis dan DIC. (Wajan Juni Udjianti. 2010. Hal 82)

Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya Miokard Infark dan dapat diubah

adalah:

1. Mayor
yaitu Merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia dan pola makan

(diit tinggi lemak dan tinggi kalori).

2. Minor

yaitu Stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan inaktifitas fisik.

Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu Hereditas/keturunan, usia lebih dari 40 tahun,

ras, insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam. Pria lebih sering terjadi dari pada

wanita.

D. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala infark miokard (TRIAGE) adalah:

1. Klinis

a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,

biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala

utama.

b) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan

lagi.

c) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu

dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

d) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan

emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan

istirahat atau nitrogliserin (NTG).

e) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.


f) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening

atau kepala terasa melayang dan mual muntah.

g) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena

neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (menumpulkan

pengalaman nyeri)

2. Laboratotium

Pemeriksaan Enzim jantung:

a) CPK-MB/CPK: Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6

jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.

b) LDH/HBDH: Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali

normal

c) AST/SGOT: Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak

dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari

3. EKG

Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.

Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya

gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.

E. PATOFISIOLOGIS

Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler

yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang mengalami
infark akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark

dikelilingi oleh daerah iskemia.

Infark miokardium biasanya menyerang ventrikel kiri, infark transmural mengenai

seluruh tebal dinding miokard, sedangkan infark subendokardial nekrosisnya hanya terjadi

pada bagian dalam dinding ventrikel. Letak infark berkaitan dengan penyakit pada daerah

tertentu dalam sirkulasi koroner, misalnya infark anterior dinding anterior disebabkan karena

lesi pada ramus desendens anterior arteria koronaria sinistra, infark dinding inferior biasanya

disebsbkan oleh lesi pada arteria coronaria kanan.

Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis,

kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami

gangguan kontraksi.

Secara fungsional infark miokardium akan menyebabkan perubahan - perubahan:

a) Daya kontraksi menurun

b) Gerakkan dinding abnormal

c) Perubahan daya kembang dinding ventrikel

d) Pengurangan curah sekuncup

e) Pengurangan fraksi efeksi

f) Peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel kiri

Dengan menurunnya fungsi ventrikel, diperlukan tekanan pengisian diastolik dan volume

ventrikel akan meregangkan serabut miokardium sehingga meningkatkan kekuatan

kontraksi (sesuai hukum starling). Tekanan pengisian sirkulasi dapat ditingkatkan lewat

retensi natrium dan air oleh ginjal sehingga infark miokardium biasanya disertai

pembesaran ventrikel kiri. Sementara, akibat dilatasi kompensasi kordis jantung dapat
terjadi hipertrofi kompensasi jantung sebagai usaha untuk meningkatkan daya kontraksi

dan pengosongan ventrikel.


F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium:

a) Creatin fosfakinase (CPK): Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini terjadi karena

kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1

mU/ml. Kadar enzim ini sudah naik pada hari pertama (kurang lebih 6 jam sesudah

serangan) dan sudah kembali kenilai normal pada hari ke 3.

b) SGOT (Serum Glutamic Oxalotransaminase Test): Normal kurang dari 12 mU/ml.

Kadar enzim ini biasanya baru naik pada 12-48 jam sesudah serangan dan akan

kembali kenilai normal pada hari ke 4 sampai 7.

c) LDH (Lactic De-hydroginase): Normal kurang dari 195 mU/ml. Kadar enzim baru

naik biasanya sesudah 48 jam, akan kembali ke nilai normal antara hari ke 7 dan 12

2. EKG: menunjukkan peninggian gelombang S.T. Iskemia berarti menurunnya atau

datarnya gelombang T. menunjukkan cedera.

3. Ronsen Torak: mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung

4. Pemantauan Hemodinamika, hanya selektif atas indikasi.


H. PENATALAKSANAAN

1. Istirahat total

2. Penanganan nyeri, dapat berupa terapi farmakologi yaitu: morfin 2,5-5 mg IV atau

Petidin 25-50 mg IM, bisa diulang-ulang: lain-lain seperti Nitrat, Antagonis, Kalsium

dan beta blocker.

3. Membatasi ukuran infark myocardium

a) Anti koagulan.

b) Anti trombolitik

c) Antilipemik

d) Vasodilator perifer

4. Pemberian Oksigen 2-4 liter/menit

5. Diet jantung bentuk MII

6. Pasang infus RL untuk persiapan pemberian obat intravena

(Arif Muttaqin, 2012 hal. 79)

I. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tetapkan penatalaksanaan dasar untuk mendapatkan informasi tentang status terakhir pasien

sehingga semua penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui.

1. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:

 Penyakit pembuluh darah arteri.

 Serangan jantung sebelumnya.

 Riwayat keluarga atas penyakit jantung/serangan jantung positif.

 Kolesterol serum tinggi (diatas 200 mg/L).


 Perokok

 Diet tinggi garam dan tinggi lemak.

 Kegemukan (BB idealTB –100 ± 10 %)

 Wanita pasca menopause karena terapi estrogen.

2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian kardiovaskuler dapat

menunjukan:

Nyeri dada berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat (temuan yang paling

penting) sering juga disertai :

 Perasaan ancaman pingsan dan atau kematian

 Diaforesis.

 Mual dan muntah kadang-kadang.

 Dispneu.

 Sindrom syok dalam berbagai tingkatan (pucat, dingin, kulit lembab atau basah,

turunnya tekanan darah, denyut nadi yang cepat, berkurangnya nadi perifer dan

bunyi jantung).

 Demam (dalam 24 – 48 jam).

3. Kaji nyeri dada sehubungan dengan:

 Faktor perangsang.

 Kualitas.

 Lokasi.

 Beratnya.

4. Pemeriksaan Diagnostik
 EKG, menyatakan perpindahan segmen ST, gelombang Q, dan perubahan

gelombang T.

 Berdasarkan hasil sinar X dada terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru.

 Enzim jantung (Gawlinski, 1989)

 Kreatinin kinase (CK) – isoenzim MB mulai naik dalam 6 jam,

memuncak dalam 18 – 24 jam dan kembali normal antara 3 – 4 hari, tanpa

terjadinya neurosis baru. Enzim CK – MB ssering dijadikan sebagai

indikator Infark Miokard.

 Laktat dehidrogenase (LDH) mulai meningkat dalam 6 – 12 jam,

memuncak dalam 3 – 4 hari dan normal 6 –12 hari.

 Aspartat aminotransferase serum (AST) mulai meningkat dalam 8

– 12 jam dan bertambah pekat dalam 1 – 2 hari. Enzim ini muncul dengan

kerusakan yang hebat dari otot tubuh.

 Test tambahan termasuk pemeriksaan elektrolit serum, lipid serum, urinalisis,

analisa gas darah (AGD).

Adapun pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskular: Miocard Infark

(MCI) adalah:

1. Aktivitas

Gejala: Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menoton, jadwal olah raga

tidak teratur.

Tanda: Tachikardi, dispnoe pada saat istirahat dan aktivitas.

2. Sirkulasi
Gejala: Riwayat sebelumnya arteri coroner, gagal jantung koroner, masalah tekanan

darah (TD), Dibetes Melitus.

Tanda: Tekanan darah : dapat naik, turun; perubahan postural dicatat dari tidur sampai

duduk/berdiri.

 Nadi: dapat normal; penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisisan

kapiler lambat; tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.

 Bunyi jantung: Murmur, bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot

papilar.

 Irama jantung: dapat teratur/tidak teratur.

 Edema: distensi vena jugularis

3. Integritas Ego

Gejala: Menyangkal gejala penting, takut mati, perasaan ajal Sudah dekat, marah

pada penyakit, khawatir tentang keluarga, kerja/keuangan

Tanda: Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, Gelisah, marah, perilaku

menyerang, fokus pada diri sendiri/nyeri.

4. Eliminasi

Tanda: normal atau bunyi usus menurun.

5. Makanan/Cairan.

Gejala: Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar

Tanda: Penurunan turgor kulit : kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan

6. Higiene

Tanda/Gejala: kesulitan melakukan tugas perawatan

7. Neurosensori
Gejala: Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk dan istirahat

Tanda: Perubahan mental, kelemahan

8. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: Nyeri dada yang timbulnya mendadak, tidak hilang dengan istirahat, lokasi

tipikal pada dada anterior, substernal, dapat menyebar ke tangan, rahang dan wajah,

epigastrium.

Kualitas: Chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan,

Intensistas: Skala 1-10

Tanda: Wajah meringis kesakitan, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,

meregang, menggeliat, menarik diri.

9. Pernafasan

Gejala: Dispnoe dengan/tampa kerja, dispnoe noktural. Batuk, penyakit pernafasan

kronik.

Tanda: Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak/kuat pucat/sianosis

Bunyi nafas: bersih atau krekels/mengi

10. Interaksi Sosial

Gejala: Stress saat ini: contoh; kerja, keluarga kesulitan koping dengan stressor yang ada.

Tanda: Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus- menerus,

takut) menarik diri dari keluarga.

11. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat keluarga penyakit jantung/IM, Diabetes, Struk, hipertensi, penyakit

vascular perifer, penggunaan tembakau.


Pertimbangan rencana pengulangan: bantuan pada persiapan makan, belanja,

transportasi, perawatan rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.

(Doenges E. Marilynn. 2000, hal. 86-95)

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri

koroner.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan.

3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama,

konduksi elektrikal.

4. Resiko tinggi ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan /

penghentian aliran darah.

5. Cemas berhubungan dengan sakit yang diantisipasi dengan kematian.

6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, kecemasan


K. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGOSA TUJUAN/ KH INTERVENSI RASIONAL


1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda-tanda vital pasien. - variasi penampilan dan

iskemia jaringan keperawatan selama 1x24 Mulai dari TD, nadi, suhu, perilaku pasien karena

sekunder terhadap jam diharapkan nyeri yang RR. nyeri terjadi sebagai

sumbatan arteri dirasakan pasien dapat - Kaji skala nyeri pasien mulai temuan pengkajian,

koroner. berkurang. dari lokasi intensitas (0- kebanyakan pasien IM

KH : 10),lamanya , kualitas (Infark Miocard) tampak

- Skala nyeri pasien (dangkal, menyebar) dan sakit, distraksi, dan

berkurang. penyebarannya. Mengkaji berfokus pada nyeri.

- Tidak terlihat skala nyeri dengan meminta - Nyeri sebagai pengalaman

tanda-tanda pasien untuk memilih satu subjektif dan harus di

ekspresi nyeri. angka dari angka 1-10, angka gambarkan oleh pasien,

- Pasien mampu berapa yang mewakili rasa bantu klien untuk menilai

mempraktekan cara nyerinya. nyeri dengan

mengurangi rasa - Ajarkan pasien tekhnik membandingkan dengan


nyerinya. distraksi, dengan melakukan pengalaman yang lain.

aktifitas yang klien sukai, - Karena dengan

tetapi aktifitas yang mengalihkan rasa nyeri

dilakukan tidak boleh yang dengan melakukan aktivitas

membutuhkan tenaga extra. lain, dapat membantu klien

- Berikan pasien posisi yang mengalihka rasa nyerinya,

nyaman, yang dapat sehingga klien tidak merasa

membantunya mengurangi nyeri lagi.

rasa nyerinya. - Posisi yang nyaman

- Ajarkan pasien untuk relax, membuat klien lebih relax.

dengan melakuka nafas - Dengan nafas dalam pasien

dalam. akan terasa lebih relax,

- Berikan pasien lingkungan sehingga secara tidak

yang tenang dan nyaman. langsung, nyeri yang

- Kolaborasi dengan tim medis dirasakan dapat teralihkan.

dalam pemberian obat untuk - Lingkungan yang tenang

mngatasi nyeri. dan nyaman dapat


- Kolaborasi dengan tim medis membantu pasien untuk

lain dalam pemberian lebih relax lagi.

oksigen . - Peberian obat dan oksigen

dapat membantu pasien

untuk mengurangi rasa

nyeri nya dengan

membantu kerja jantung

dalam memompa darah

untuk mmenuhi kebutuhan

oksigen tubuh.

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan - Catat / dokumentasi - Dengan mencatat frekuensi

berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 frekuensi jantung, irama jantung dan perubahan TD ,

ketidakseimbangan jam diharapkan klien dapat dan perubahan TD maka kita dapat

antara suplai oksigen melakukan aktifitas sehari- sebelum, selama, sesudah mengetahui aktifitas apa

miokard dan hari. aktivitas sesuai indikasi. saja yang dapat membuat

kebutuhan. KH : - Kaji pola aktifitas sehar- klien lelah.


- Klien mampu hari yang biasa dilakukan - Dengan mengkaji pola

memenuhu pasien. aktifitas sehari-hari klien

kebutuhan aktifitas - Kaji aktifitas sehari-hari kita dapat mengetahui

sehari-harinya. yang tidak bisa klien kegiatan pasien yang biasa

kerjakan. dilakukan, sehingga jika

- Anjurkan pasien ada beberapa kegiatan yang

menghindari peningkatan tidak dapat pasien lakukan

tekanan abdomen. secara mandiri maka minta

- Minta kepada keluarga keluarga ntuk

untuk membantu klien membantunya.

dalam melakukan aktifitas - Aktivitas yang memerlukan

sehari-harinya. menahan nafas dan

- Anjurkan klien untuk tidak menunduk dapat

dulu melakukan aktifitas mengakibatkan bradicardia,

yang memerlukan energy dan tachicardia dengan

yang banyak. peningkatan tekanan darah

- Batasi jam pasien, dalam - Dengan membatasi jam


sehari 3 jam melakukan aktifitas dan jam istirahat,

aktifitas, 2 jam istirahat. maka pasien tidak akan

kelelahan dan dapat

melakukan aktifitas sehari-

harinya lagi.
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan - dengarka bunyi nafas - Krekels menunjukkan

penurunan curah keperawatan selama 1x24 pasien. kongesti paru, mungkin

jantung berhubungan jam diharapkan penurunan - Kaji ada tidak nya bunyi terjadi karena penurunan

dengan perubahan curah jantung tidak terjadi. murmur fungsi miocard.

frekuensi, irama, KH : - Pantau frekuensi jantung - Menunjukkan gangguan

konduksi elektrikal - mempertahankan dan irama, catat disritmia aliran darah normal dalam

stabilitas melalui telemetri. jantung contoh : katub

hemodinamik, - Catat respons pernafasan tidak baik, kerusakan

- penurunan episode terhadap aktivitas dan septum atau vibrasi.

dispnoe, peningkatan istirahat - Frekuensi dan irama

- peningkatan dengan cepat. jantung berespon terhadap

toleransi terhadap - Berikan pasien makanan obat dan aktivitas sesuai


aktivitas yang lembut dan mudah dengan terjadinya

dikunyah. komplikasi/distrimia

- Atur jadwal istirahat - Kelebihan latihan

pasien dengan benar. peningkatan kebutuhan

- Hindari melakuakn oksigen dan mempengaruhi

kegiatan yang berat. fungsi miocardia.

- Berikan oksigen tambahan - Makan besar dapat

sesuai indikasi. meningkatkan kerja

miodardia dan kafein

adalah perangsang

langsung pada jantung yang

dapat meningkatkan

frekuensi jantung.

- Meningkatkan jumlah

sediaan oksigen untuk

kebutuhan miocard,

menurunkan iskemia dan


disritmia
4 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda-tanda pasien - Vasokontriksi sistemik

ketidakefektifan keperawatan selama 1x24 kekurangan oksigen, diakibatkan oleh penurunan

perfusi jaringan jam diharapkan tidak seperti kuku kebiruan, kulit curah jantung yang di

berhubungan dengan terjadi ketidakefektifan lembab, tampak pucat. buktikan oleh penurunan

penurunan/penghentia perfusi jaringan. - Anjukan klien untuk tidak perfusi kulit dan penurunan

n aliran darah KH : menggunakan pakaian nadi.

- Nilai Gas darah yang ketat. - Pakaian yang ketat dapat

pasien normal - Catat RR pasien tiap 4 jam menghambat aliran darah.

- Dipsnea tidak ada sekali. - Dengan memantau hasil

- Pasien dapat - Pantau hasil lab pasien, AGD, maka kita dapat

bernapas normal mulai dari trombosit, mengetahui nilai AGD apa

leukosit , dan AGD pasien saja dari pasien yang tidak

seluruhnya tiap 2 hari normal, sehingga kita

sekali. sudah dapat memberikan

tindakan pertama.
5 Cemas bd sakit yang Setelah dilakukan 1. - Memberikan ketenangan

diantisipasi dengan tindakan Gunakan Ketenangan heart dan rasa nyaman


kematian. keperawatan selama ... X 24 s pendekatan - Meningkatan citra diri

Batasan karakteristik:  jam, klien mampu 2.Kaji motivasi klien yang tidak di pasien

 - Mengkhawatirkan mengontrol cemas pahami - Mengetahui koping diri

dampak kematian dengan KH: 3.Identifikasi persepsi klien terh pasien

terhadap orang Toleransi Kegiatan - Memberikan rasa nyaman


adap tantangan / situasi
terdekat. - Monitor intensitas cemas kepada pasien
4.Anjurkan klien melakukan tek
- Takut kehilangan - Menyisihkan pendahulua - Menciptakan lingkungan
nik relaksasi
kemampuan fisik n cemas yang nyaman
5.Orientasikan klien / keluarga
dan mental saat - Mengurangi rangsangan - Mengetahui motivasi
terhadap prosedur rutin dan
saya meninggalkan lingkungan kompilasi pasien dalam proses
aktivitas yang diharapkan
- Nyeri yang cemas penyembuhan penyakit
6.Laporkan adanya kegelisahan, 
diantisipasi yang - Mencari informasi yang - Memberikan kenyamanan
saya-nolak, Program
berhubungan dapat mengurangi dan meningkatkan citra diri
menyangkal Medis
dengan kematian kecemasan pasien

- Kekalahan beban - Membuat pengembangan 7.Dengarkan klien dengan penu - Menghindari kesalahan

kerja pemberi strategi koping untuk h perhatian persepsi yang akan diterima

perawatan karena review mengatasi 8.Dorong /anjurkan klien oleh pasien


sakit terminal dan ketegangan mempertimbangkan ucapkan - Mengetahui kondisi pasien

ketidak mampuan - Menggunakan strategikop dengan kata-kata - Mengurangi rasa cemas dan

diri ing yang efektif memperhatikan perasaan, memberikan kenyamanan

- Menggunakan tehnik menanggapi sesuatu, pada pasien

relaksasi untuk
kekhawatiran
mengurangi cemas
9.Identifikasi ketika tingkat
- Melaporkan lamanya tiap
cemas berubah
episode
10.Berikan pengalihan
- Peran pemeliharaan
perhatian untuk review
- Memelihara hubungan
menurunkan ketegangan
social
11.Bantu klien
- Memelihara konsentras
memgidentifikasi situasi
- Melaporkan ketidak
yang mempercepat cemas
kehadiran respons

pancaindera 12.Tentukan klien membuat

- Tidur yang cukup keputusan

- Tidak adanya manifestasi 13.Kelola obat yang dapat


perilaku karena cemas mengurangi cemas dengan

- Kontrol / pengawasan tepat

respons cemas
6 Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Buka jalan nafas, gunakan - Dapat membuka saluran

efektif berhubungan tindakan teknik chinlift atau jaw pernafasan

dengan hiperventilasi, keperawatan selama ... X 24 thrust bila perlu - Memberikan efektifitas

kecemasan jam pola nafas klien 2.Posisikan pasien untuk jalur saluran pernafasan

menjadi efektif, dengan - Mencegah lidah jatuh


memaksimalkan konservasi

KH: kebelakan sehingga dapat


3.Identifikasi pasien perlunya
menutupi jalan nafas
- Mendemonstrasikan pemasangan alat jalan
- Memberikan kenyamanan
batuk efektif dan nafas buatan
dalam bernafas
suara nafas yang 4.Pasang mayo bila perlu
- Membersihkan jalan nafas
bersih, tidak ada 5.Lakukan fisioterapi dada
- Mengetahui kondisi pasien
sianosis dan sesak 6.Keluarkan rahasia dengan
- Melebarkan saluran
nafas (mampu batuk atau hisap
pernafasan, sehingga nafas
mengeluarkan dahak, 7.Auskultasi suara nafas, catat
terasa lebih lega
mampu bernafas
dengan mudah, tidak adanya suara tambahan - Memberikan rasa nyaman

ada mengerutkan 8.Lakukan suction pada mayo dan menghindari iritasi

bibir) 9.Berikan bronkodilator bila pada saluran pernafasan

- Menunjukkan jalan na perlu

fas yang paten ( klien 10.Berikan pelembab udara

tidak merasa tercekik, 11. Atur asupan untuk review

irama nafas, frekuensi cairan mengoptimalkan

pernafasan hearts keseimbangan

rentang normal, tidak 12.Memantau espirasi dan

ada suara nafas status O2

abnormal) Pemantauan Pernafasan

- Tanda - tanda vital 1. Monitor tingkat rata-rata

dalam rentang norma kedalaman, irama dan

usaha espirasi

2.Catat pergerakan dada,

amati kesimetrisan,
penggunaan otot

tambahan, retraksi otot

supraklavikuler dan

intercostal

3.Monitor Suara nafas seperti

dengkur

4.Pantau pola nafas:

bradipnea,takipnea,

kusmaul, hiperventilasi,

cheynestokes, biot

5.Catat lokasi trakea

6.Monitor pergerakan otot

diafragma (gerakan

paradoksis)

7.Auskultasi suara nafas, area

catat penurunan / tidak


adanya konservasi atau

suara tambahan

8.Tentukan kebutuhan hisap

dengan mengocok crakles

dan ronkhi pada jalan nafas

utama

9.Auskultasi suara paru

setelah tindakan untuk

mengetahui hasil
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elisabet J. 2009, Buku Saku Patofisiogi, Edisi 3, Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardivaskular dan

hematologi, Jakarta: Salemba Medika .

Muttaqin, Arif. 2012, Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggguan Sistem Kardiovaskular dan

Hematologi, Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, Taufan. 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit dalam,

Yogyakarta; Nuha medika

Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Udjianti, Wajan Juni. 2010, Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson,Judith M.2009, Diagnosa keperawatan Nanda Nic Noc, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai