Anda di halaman 1dari 7

KODE ETIK GURU DAN PROFESIONALISME

A. ETIKA
Menurut Beni Ahmad Saebani, Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos”
yang artinya adat kebiasaan. Etika adalah istilah lain dari akhlaq dan moral, serta ilmu
tentang tingkah laku manusia dan prinsip-prinsip yang disistematisasi dari hasil pola pikir
manusia.1
Menurut Abd Haris, kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos,
ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti susila,
keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata
“etik” dan “etiket”. Kata etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain sebagainya dalam
masyarakat beradaban dalam memelihara hubungan baik sesama manusia.2
Dari sudut klaim sejarah pengetahuan, etika merupakan cabang filsafat yang biasanya
disebut filsafat moral. Menurut Purwanto (2007: 42) bahwa etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia, tetapi mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Dan
tindakan manusia ini ditentukan oleh berbagai norma. Bertens (1999: 192-200)
mengatakan bahwa dalam pembahasan etika, Aristoteles memiliki tujuan dalam
pembahasan ini, yaitu melahirkan kebahagiaan, keutamaan dan kehidupan yang ideal.
Lebih lanjut dikatakan bahwa etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik,
tetapi hanya merupakan ajakan moral. Adapun etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya
cara yang diharapkan serta ditentukan dalam kalangan tertentu. Misalnya dalam makan,
etiketnya adalah orang tua didahulukan mengambil nasi, jika sudah selesai tidak boleh
mencuci tangan terlebih dahulu. Contoh lain lagi adalah di Indonesia, menyerahkan
sesuatu harus dengan tangan kanan, bila dilanggar maka dianggap melanggar etiket.
Sedangkan ethos menurut Purwanto (2007: 45) berasal dari bahasa Yunani yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam Hand Book of Psychology Term ( Husodo,
1995: 80) bahwa etos diartikan sebagai pandangan khas suatu kelompok sosial, sisitem
nilai yang melatarbelakangi adat istiadat dan tata cara suatu komunitas. Dari pengertian-
pengertian di atas, dapatlah disimpulkan, bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari apa
yang baik dan buruk. Etika akan memberikan semacam batasan atau standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang
1
Beni A. Saebani, Ilmu Akhlak, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), hlm.26
2
Abd Haris, Pengantar Etika Islam, (Sidoarjo: Al-Afkar, 2007),hlm.3
secara khusus, etika dikaitkan dengan seni pergaulan manusia. Dan etika merupakan
bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-
prinsip moral yang ada.
etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku apabila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup
sendiri, misalnya hidup di suatu pulau terpencil atau di tengah hutan.3
B. KODE ETIK DAN PROFESIONALISME GURU
Menurut Prof Udin Syaefudin Saud, secara leksikal, perkataan profesi mengandung
berbagai makna dan pengertian. Pertama, profesi itu menunjukan dan mengungkapkan
suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau
kredibilitas seseorang. Kedua, profesi itu dapat pula menunjukan dan mengungkapkan
suatu pekerjaan atau urusan tertentu. Profesi merupakan suatu pekerjaan tertentu yang
menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh
kepercayaan pihak yang memerlukannya.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, penampilan seseorang yang sesuai
dengan tuntutan yang seharusnya, tapi bisa juga menunjuk pada orangnya. Profesionalisasi
menunjuk pada proses menjadikan seseorang sebagai profesional melalui pendidikan pra
jabatan dan dalam jabatan.
Profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional
atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi, ada yang profesionalismenya tinggi,
sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota
profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
a. Syarat-syarat profesi:
Robert W. Richey (Arikunto, 1990:235) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat
profesi sebagai berikut.
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengethuan khusus yang
mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

3
pdf
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara
kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri
dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
8. Memandang profesi suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang
permanen.
b. Ciri-ciri dan syarat-syarat profesi keguruan :
Ciri-ciri dan syarat-syarat diatas dapat digunakan sebagai kriteria atau tolok ukur
keprofesionalan guru. Selanjutnya kriteria ini akan berfungsi ganda, yaitu untuk :
1. Mengukur sejauh mana guru-guru di indonesia telah memenuhi kriteria
profesionalisasi.
2. Dijadikan titik tujuan yang akan mengarahkan segala upaya menuju
profesionalisasi guru.
c. Tanggung jawab guru
Paling sedikit ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan
profesinya, yakni :
1. Guru bertugas sebagai pengajar
2. Guru bertugas sebagai pembimbing
3. Guru bertugas sebagai administrator kelas
4. Guru bertugas sebagai pengembang kurikulum
5. Guru bertugas untuk mengembangkan profesi
6. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab diatas merupakan tugas pokok profesi guru. Guru
sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan
melaksanakan pengajaran. Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing
memberi tekanan kepada tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Tugas dan tanggung jawab sebagai administrator kelas pada
hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya. Tanggung jawab mengembangkan kurikulum
membawa implikasi bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru,
penyempurnaan praktik pendidikan, khususnya dalam praktik pengajaran. Tanggung
jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu
mencintai, menghargai menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab
profesinya. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti guru
harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat
serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat.
Kode etik guru indonesia :
1. Guru berbakti dalam membimbing anak didik guna membentuk generasi Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha mendapatkan informasi tentang anak didiknya sebagai alat untuk
membina dan membimbing.
4. Guru menciptakan suasana sekolah dengan sebaik-baiknya agar proses belajar mengajar
bisa beerhasil.
5. Guru menjaga hubungan baik dengan orang tua wali maupun dengan masyarakat
sekitar untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas
dan martabat profesinya.
7. Guru menjaga hubungan dengan sesama rekan seprofesinya, menjaga rasa
kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru bersama-sama menjaga dan meningkatkan kualitas organisasi PGRI sebagai
wadah perjuanagn dan pengabdian.
9. Guru menjalankan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
AJARAN ISLAM, MANUSIA DAN ETOS KERJA

Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, mengungkapkan tentang pandangan


pendidikan islam tentang manusia. Al-Syaibany mengemukakan sejumlah prinsip tentang
manusia.

1) Manusia adalah makhluk yang paling mulia di alam ini,


2) Kemuliaan manusia atas makhluk lain adalah karena manusia diangkat sebagi
Khalifah (wakil) Allah yang bertugas memakmurkan bumi atas dasar ketakwaan,
3) Manusia adalah makhluk berpikir yang menggunakan bahasa sebagai media,
4) Manusia adalah makhluk tiga dimensi, seperti segitiga sama kaki yang terdiri dari
tubuh, akal, dan roh,
5) Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan dan
lingkungan,
6) Manusia memiliki motivasi dan kebutuhan,
7) Manusia sebagai individu berbeda dengan manusia lainnya karena faktor krturunan
dan lingkungan, dan
8) Manusia memiliki sifat luwes dan selalu berubah melalui proses pendidikan.

Tahap jasad, bahwa Al-Qur’an menjelaskan bahwa permulaan


penciptaan manusia adalah dari tanah (turab), yakni tanah berdebu. Yang
dimaksud dengan tanah adalah saripati atau sulalah. Penciptaan dari
tanah bukan berarti bahwa manusia di cetak dari bahan tanah, seperti
orang membuat patung dari tanah. Tahap Hayat, bahwa asal mula
kehidupan manusia adalah air, seperti halnya kehidupan tumbuhan dan
binatang. Maksud air kehidupan di sini adalah air yang hina atau sperma.
Sperma ini kemudian membuahi yang ada dalam rahim seorang ibu.
Tahap Roh, bahwa yang dimaksud dengan roh di sini adalah sesuatu yang
dihembuskan Tuhan dalam diri manusia dan kemudian menjadi bagian
dari diri manusia. Tahap Nafs, bahwa kata Nafs dalam Al-Qur’an memiliki
empat pengertian : nafsu, napas, jiwa, dan diri (keakuan). Diri atau
keakuan adalah kesatuan dinamis dari jasad, hayat, dan roh.
Filsafat pendidikan islam dapat menentukan konsep tentang hakikat
manusia, yang proses tentang penciptaan manusia, tujuan hidup,
kedudukan, dan tugas manusia. Proses penciptaan manusia dalam Al-
Qur’an meliputi tahap jasad, tahap hayat, tahap roh, dan tahap nafs.
Tujuan hidup manusia, Al-qur’an menjelaskan bahwa tidaklah Allah Swt.
menciptakan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Kedudukan
manusia, dalam Al-Qur’an dikatakan sebagai khalifah di bumi

Dalam pandangan islam, seorang anak merupakan manusia yang


sedang mengalami proses perkembangan. Syahminan Zaini dan Murni
Alwi, menjelaskan bahwa islam mengajarkan anak merupakan :

1. Sebagai makhluk ciptaan bagi kehidupan Allah Swt.


2. Sebagai makhluk yang berjanji kepada Allah Swt untuk menaati-
Nya
3. Sebagai makhluk yang sudah menerima amanah Allah Swt.
4. Sebagai makhluk yang telah diciptakan Allah Swt.beribadah
kepada-Nya.
5. Sebagai makhluk yang telah dianggap Allah Swt. untuk menjadi
khalifah-Nya di bumi.
6. sebagai makhluk yang memiliki martabat yang paling tinggi
7. sebagai makhluk yang berakhlak. Manusia karenanya merupakan
makhluk yang terbaik dan termulia, tingkah lakunya punya nilai
dan akan menyesal bila mengerjakan perbuatan tidak
bermanfaat.
8. Sebagai makhluk yang memiliki beragam fitrah.
9. Sebagai makhluk pencari kebenaran. Manusia merupakan
makhluk berpikir karena telah diberi akal oleh Allah Swt,
10. Sebagai makhluk yang memiliki sifat baik dan buruk
11. Sebagai makhluk yang punya musuh.
12. Sebagai makhluk yang terdiri dari jasmani dan rohani.
13. Sebagai makhluk yang dilahirkan berbeda antara satu dengan
yang lain.
14. Sebagai makhluk yang dilahirkan dalam lingkungan yang
berbeda.
15. Sebagai makhluk yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan
sistem tertentu.
16. Sebagai makhluk yang bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai