Anda di halaman 1dari 16

BAB

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia selalu mengadakan hubungan ke mana pun dan di mana pun secara
berulang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar hubungan itu
berjalan dengan baik, maka dalam berperilaku manusia senantiasa berpedoman
pada nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Nilai dan norma
yang dimiliki setiap masyarakat tidak sama. Dengan menyadari persamaan dan
perbedaannya, serta keikutsertaan kita dalam hubungan sosial memberikan
gambaran kepadamu tentang ilmu yang akan kita pelajari, yaitu sosiologi.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat,
dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia dalam kehidupan. Sosiologi
mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk, tumbuh, dan
berubahnya kumpulan-kumpulan manusia yang hidup bersama itu, serta
kepercayaan, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup
bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sosiologi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang memengaruhi perkembangan ilmu sosiologi?

1.3 Tujuan Penulisan


Agar pembaca tahu tentang Siapa saja tokoh-tokoh yang memengaruhi
perkembangan ilmu sosiologi.

1.4 Manfaat Penulisan

Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Siapa saja tokoh-tokoh


yang memengaruhi perkembangan ilmu sosiologi.

1
BAB
II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosiologi


Istilah sosiologi secara etimologis berasal dari kata Latin socius yang berarti
‘teman, kawan’, dan logos yang berasal dari kata Yunani yang berarti ‘ilmu’.
Jadi apakah yang dimaksud sosiologi? Merujuk pada arti dua kata tersebut, maka
sosiologi berarti ilmu tentang teman. Dalam arti yang lebih luas, sosiologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.
Sosiologi bermaksud untuk mengkaji kejadiankejadian dalam masyarakat, yaitu
persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha untuk mendatangkan perbaikan
dalam kehidupan bersama. Istilah sosiologi pertama kali digunakan Auguste
Comte untuk mempelajari keadaan masyarakat Eropa pada saat itu. Sosiologi
sebagai ilmu mulai dikenal sejak abad ke-19 dengan melepaskan diri dari filsafat.
Singkatnya, sosiologi merupakan ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan
yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat (tidak
sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakat), serta ikatan-
ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah laku, dan kesenian atau
kebudayaan masyarakat tersebut.
Latar belakang sosial lahirnya sosiologi adalah perubahan masyarakat di
Eropa Barat akibat revolusi industri di Inggris dan revolusi Prancis yang
berlangsung pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Banyak orang pada
masa itu berharap bahwa revolusi industri dan revolusi Prancis akan membawa
kemajuan bagi semua anggota masyarakat. Dengan munculnya revolusi industri,
pola-pola tradisional mulai ditinggalkan dan muncullah teknologi baru yang
mempermudah sekaligus meningkatkan produksi masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidupnya. Jika pada masa feodalisme sebelum revolusi
Prancis masyarakat terkotak-kotak dalam lapisan-lapisan sosial yang sangat

2
membatasi ruang bagi lapisan sosial yang lebih rendah, setelah revolusi semua
orang berharap bahwa akses terhadap semua sumber daya sosial dan ekonomi
seperti pendidikan dan pekerjaan harus terbuka lebar bagi semua lapisan.
2.2 Tokoh-tokoh yang Memengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
Dalam masyarakat timbul anarki (situasi tanpa aturan) dan kekacauan yang
lebih besar setelah revolusi Prancis. Di samping itu, timbul kesenjangan sosial
antara golongan kaya dengan golongan miskin. Kelas-kelas sosial bukannya
dihapus, melainkan semakin nyata. Kaum buruh semakin ditekan oleh segelintir
orang yang memiliki modal dan perusahaan. Dengan demikian konflik antarkelas
menjadi tidak terhindarkan.
Status Paradigma Sosiologi lahir di tengah pergulatan antara ilmu filsafat dan
psikologi. Pergulatan Ini membawa kepada sintetis baru yang khusus melihat
entitas manusia yang terhimpun dalam keompok-kelompok masyarakat.1 Berikut
akan kita pelajari beberapa tokoh yang menjadi perintis lahirnya ilmu sosiologi,
dimulai dari Auguste Comte.
2.2.1 Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang
pertama-tama memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu dari kata-kata
socius dan logos). Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci
masalah-masalah yang menjadi objek sosiologi, dia mempunyai
anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social
statistics dan social dynamics.2

Konsepsi tersebut merupakan pembagian dari isi sosiologi yang


sifatnya pokok sekali. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan

1
Veeger Karel J, Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1997. hlm. 86
2
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:
PT. Raja Grafido Persada, 2015. hlm. 349

3
sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Sementara itu, social dynamics meneropong
bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami
perkembangan sepanjang masa. Perkembangan tersebut pada hakikatnya
melewati tiga tahap, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan pikiran
manusia, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Teologis
Tahap ini merupakan tingkat pemikiran manusia yang
beranggapan semua benda di dunia ini mempunyai jiwa dan itu
disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia.
Cara pemikiran tersebut tidak dapat dipakai dalam ilmu
pengetahuan karena ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari
sebab serta akibat dan gejala-gejala.
b. Tahap Metafisis
Pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di
dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas
manusia.Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat
gejala-gejala tersebut.
c. Tahap Positif
Tahap positif merupakan tahap di mana manusia telah sanggup
untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu
pengetahuan.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-
fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya pene1itian-
penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan.

Hasil karya Comte yang terutama adalah:

4
a. The Scientific Labors Necessary for The Reorganization of Society
(1822);
b. The Positive Philosophy (6 jilid 1830 -1840);
c. Subjective Synthesis (1820 -1903).
2.2.2 Herbert Spencer (1820 – 1903)

Dalam bukunya yang berjudul The Principles of Sociology (3 jilid


1877), Herbert Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan
sistematis. Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok
adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri.
Sebagai tambahan disebutkannya asosiasi, masyarakat setempat,
pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu
pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.
Tidak lupa dia menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti
hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat seperti pengaruh
norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga
politik dengan lembaga keagamaan. Unsur-unsur masyarakat
tadmempunyai hubungan yang tetap dan harmonis, serta merupakan
suatu integrasi. Sebagaimana juga dengan Comte, Spencer
menganggap penting penelitian atas perkembangan masyarakat dan
perbandingan antara masyarakat-masyarakat tersebut.3
Hasil karyanya yang terkenal di samping yang telah disebut di atas
adalah :
a. Social Statistics (1850);
b. Principles of Psychology (1955);
c. Principles of Biology (2 jilid, 1864 dan 1961);
d. Principles of Ethics (1893);
2.2.3 Emile Durkheim (1858 – 1917)

3
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015. hlm. 350

5
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga
dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam sebuah majalah
sosiologi yang pertama,yaitu L’annee Sociologique, dia
mengklasifikasi pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:
a. sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan
kelompok manusia;
b. sosiologi agama;
c. sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik,
organisasi sosial, perkawinan dan keluarga;
d. sosiologi tentang kejahatan;
e. sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan
kelompok kerja;
f. demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan;
g. sosiologi estetika.
Dia juga menekankan pentingnya penelitian perbandingan karena
sosiologi merupakan ilmu mengenal masyarakat.
Di samping itu, Durkheim mengulas solidaritas dan angka bunuh
diri dalam masyarakat bersahaja sebagai bersifat mekanis karena
sifatnya yang spontan, sedangkan pada masyarakat yang kompleks
bersifat organis.4
Hasil karyanya yang terkemuka antara lain:
a. The Social Division of Labor (1893);
b. The Rules of Sociological Method (1895);
c. The Elementary Forms of Religious. Ljfe (1912);

2.2.4 Max Weber (1864 – 1920)

4
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015. hlm. 351

6
Sosiologi dikatakannya sebagai ilmu yang berusaha memberikan
pengertian tentang aksi-aksi sosial. Max Weber, seorang Jerman,
berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan
sekaligus menelaah sebab sebab terjadinya interaksi sosial.
Di samping terkenal dengan metode “pengertian”nya (method of
understanding). Max Weber juga terkenal dengan teori ideal typus.
Ideal typus merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang
peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
gejala-gejala dalam masyarakat, Ajaran-ajaran Max Weber amat
menyumbang perkembangan sosiologi, misalnya analisisnya tentang
wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi,
dan seterusnya.5
Karya yang ditulisnya, antara lain adalah:
a. The History of Trading Companies During the Moddle Ages
(disertasi, 1889);
b. Economy and Society (1920);
c. Collected Essays on Sociology of Religion (3 jilid, 1921);
d. Collected Essays on Sociology and Social Problems (1924);
e. From Max Weber: Essays in Sociology (diterjemahkan dan diedit
oleh H.H. Gerth dan C. Wright Mills, 1946);
f. The Theory of Social and Economic Organization (diterjernahkan
oleh Talct Parsons, 1947);
g. Alex Weber on the Methodology of Social Sciences (diterjemahkan
oleh EA. Shils dan H.A. Finch, 1949).

2.2.5 Charles Horton Cooley (1864 – 1929)

5
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015, hlm. 351

7
Seorang Amerika, yaitu Charles Horton Cooley,
mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbal balik dan
hubungan yang tidak terpisahkan antara individu dengan
masyarakat. Terlebih dahulu dia mulai dengan perkembangan
kehidupan manusia sejak dia dilahirkan. Pada waktu manusia
berada di bawah dominasi kelompok utama (primary group), yaitu
keluarga, kelompok sepermainan dan rukun tetangga. Kelompok
utama ditandai dengan saling kenal antara warga serta kerja sama
pribadi yang erat adalah peleburan individu-individu dalam satu
kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan
kelompok.
Cooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh oleh
aliran romantik yang mengidamkan kehidupan bersama, rukun
dan damai sebagaimana dijumpai pada masyarakat-masyarakat
yang masih bersahaja. Dia prihatin melihat masyarakat-
masyarakat modern yang telah goyah norma-normanya sehingga
masyarakat-masyarakat bersahaja merupakan bentuk ideal yang
terlalu berlebih-lebihan kesempurnaannya.6
Hasil-hasil karyanya adalah, antara lain:
a. Human Nature and Social Order (3 jilid, 1902);
b. Social Organization (1909);
c. Social Process (1918).
2.2.6 Pierre Guillaume Frederic Le Play (1806 – 1882)
Le Play. seorang Prancis, merupakan salah seorang ahli ilmu
pengetahuan kemasyarakatan terkerkemuka abad ke-19. Dia
berhasil mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti
dan menganalisis gejala-gejala sosial, yaitu dengan jalan
mengadakan. observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis

6
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015, hlm. 352

8
induktif Kemudian dia juga menggunakan metode case study
dalam penelitian-penelitian sosial.7
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan
dalil bahwa lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan dan
hal ini memengaruhi organisasi ekonomi, keluarga, serta lembaga-
lembaga lainnya. Keluarga merupakan objek utama dalam
penyelidikan. Dia berkeyakinan bahwa anggaran belanja suatu
keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi kehidupan keluarga
sekaligus menunjukkan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya
dikatakannya bahwa organisasi sosial keluarga sepenuhnya terikat
pada anggaran keluarga tersebut.
Karangan-karangan yang pernah dibuatnya adalah misalnya:
a. European Workers (1855);
b. Social Reform inFra.nce (1864);
c. The Organization of the Family (1871);
d. The Organization of Labor (1872).
2.2.7 Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies terkenal dengan teorinya mengenai
Gemeinschaft dan Gesellschaftsebagai dua bentuk yang menyertai
perkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinschaft
(paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang inurni dan bersifat
alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan
rasa persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis
sebagaimana dapat diumpamakan pada peralatan hidup tubuh
manusia atau hewan. Bentuk Gemeinschaft terutama dapat

7
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015, hlm. 352

9
dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun
tetangga, dan sebagainya.8
Gesellschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan
bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Gesellschaft bersifat
sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya
bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah
mesin. Bentuk Gesellschaft, misalnya, terdapat pada organisasi
pedagang, organisasi suatu pabrik atau dapat pada suatu organisasi
industri dan seterusnya.
Hasil-hasil karyanya adalah antara lain:
a. Gemeinschaft und Gesellschaft (1887), Custom (1909);
b. Sociological Studies and Criticism (3 jilid, 1952);
c. Introduction to Sociology (1937) dan lain-lain.
2.2.8 Leopold von Wiese (1876 – 1949)
Von Wiese, seorang Jerman, menganggap sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan empiris yang berdiri sendiri. Objek sosiologi
adalah penelitian terhadap hubungan antar manusia yang
merupakan kenyataan sosial. Jadi, menurutnya, objek khusus ilmu
sosiologi adalah interaksi sosial atan proses sosial. Penelitiannya
yang pertama merupakan suatu penyelidikan terhadap kiasifikasi
proses-proses sosial dengan terutama menyoroti proses-proses
sosial yang asosiatif dan disosiatif. Setiap kategori proses sosial
dibagi-baginya ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil atas dasar
derajat asosiatif atau disosiatifnya.
Penelitian selanjutnya dilakukannya terhadap struktur sosial
yang merupakan saluran dan hubungan antara manusia. Hasil-hasil
karyanya adalah antara lain:

8
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015, hlm. 353

10
a. The Basis of Sociology: A critical examination of Herbert
Spencer’s Synthetic Philosophy (1906);
b. General Sociology, jilid I Social Relations (1924); dan jilid II
c. Social Forms (1929);
d. Systematic Sociology (bersama.-sama dengan Howard Becker,
1932);
e. Sociology of Social Relation (1941).
2.2.9 Alfred Vierkandt (1867 – 1953)
Pada permulaannya Alfred Vierkandt menganggap sosiologi
harus mempelajari sejarah kebudayaan. Kemudian, la
menyatakan bahwa sosiologi terutama mempelajari interaksi dan
hasil interaksi tersebut. Masyarakat merupakan himpunan
interaksi-interaksi sosial, sehingga sosiologi bertugas untuk
mengonstruksikan teori-teori tentang masyarakat dan
kebudayaan.
Menurutnya setiap masyarakat, merupakan suatu kebulatan di
mana masing-masing unsur saling memengaruhi. Dasar semua
struktur sosial adalah ikatan emosional; tak ada konflik antara
kesadaran indivual dengan kelompok karena individu tunduk
kepada tujuan kelompoknya. Hubungan antar individu merupakan
suatu mata rantai. Hubungan tersebut
timbul dan hilang, tetapi struktur dan tujuan kelompok sosial tetap
bertahan. Sosiologi mempelajari bentuk dan struktur-struktur
tersebut
Hasil-hasit karyanya adalah antara lain:
a. Primitive and Civilized Peoples (1896);
b. Inertia in Culture Change (1908);
c. Theory of Society; Main Problems ofPhilosophical Sociology
(1922, diperbaiki pada 1928 dan 1949);
d. Dictionary of Sociology (1931);

11
e. Family, People and State in their Social Life (1936).
2.2.10 Lester Frank Ward (1841 – 1913).
Ward dapat dianggap sebagai salah seorang pelopor sosiologi
di Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah membentuk suatu
sistem sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum
manusia. Menurutnya, sosiologi bertujuan untuk meneliti
kemajuan-kemajuan manusia. ilmu tersebut mempelajari apa yang
dilaksanakan manusia jadi, fungsi masyarakat yang dipelajarinya.
la membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang
meneliti asal dan perkembangan gejala-gejala sosial, dan applied
sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari
perubahan-perubahan dalam masyarakat karena usaha-usaha
manusia. Menurut Ward, kekuatan dinamis dalam gejala sosial
adalah perasaan. Ia terdiri dan keinginan-keinginan dan
kepentingan-kepentingan. Rasa lapar dan rasa cinta merupakan
keinginan keinginan yang kuat. Perasaan merupakan kekuatan
individu karena interaksi berubah menjadi kekuatan sosial.
Kekuatan sosial mempunyai kemampuan untuk menggerakkan
kecakapan-kecakapan manusia di dalam memenuhi tujuannya.
Hasil-hasil karyanya adalah misalnya:
a. Dynamic Society (1883);
b. Psychic Factors of Civilization (1893);
c. PureSociology (1903).
2.2.11 Vilfredo Pareto (1848 - 1923)
Vilfredo Pareto telah membuat beberapa teori dalam sosiologi
yang dianggap sebagai logi-experimental science. Sosiologinya
didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen
terhadap fakta-fakta, dan rumus-rumus matematis. Dalil-dalil yang
umum, kata Pareto, hendaknya dibentuk atas dasar metode induksi.

12
Spekulasi dan pertanyaan yang aprioristis tidak bernilai bagi ilmu
pengetahuaan.
Menurut dia, masyarakat merupakan sistem kekuatan yang
seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah
laku dan tindakan-tindakan manusia dan tindakan-tindakan manusia
tergantung dan keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dalam
dirinya.
Buku yang telah pernah ditulisnya adalah antara lain Treatise on
General Sociology (3 jilid, 1917) yang kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris (4 jilid, 1935) dengan judul The Mind and
Society.
2.2.12 Georg Simmel (1858 – 1918)
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
khusus, yaitu satu-satunya ilmupengetahuan analistis yang abstrak di
antara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Menurutnya
masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang
terris. Masyarakat ada di mana individu mengadakan interaksi dengan
individu-individu lainnya. Interaksi timbul karena kepentingan-
kepentingan dan dorongan tertentu.
Georg Simmel mengatakan bahwa objek sosiologi merupakan
bentuk bentuk hubungan antar manusia. Mazhab yang dipelopori
Simmel adalah mazhab sosiologi formal.
Di antara hasil-hasil karyanya, adalah
a. Concerning Social Dzffërentiation (1890);
b. Sociology, Studies of the Forms of Socialization (1908);
c. Basic Problems of Sociology (1917);
d. Conflict of Modern Culture (1918).

13
2.2.13 William Graham Sumner (1840 – 1910)
Sistem sosiologi Sumner (seorang Amerika) didasarkan pada
konsep in-group dan out-group. Masyarakat merupakan
peleburan dan kelompok-kelompok sosial. Kebiasaan dan tata
kelakuan merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana harus
memperlakukan warga-warga sekelompok, maupun warga-warga
dari kelompok lainnya. Apabila suatu kebiasaan dianggap
demikian pentingnya bagi kesejahteraan kelompok sosial,
kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan atau moral kelompok
yang mempunyai sanksi-sanksi yang tegas. Menurut Sumner, ada
empat dorongan yang universal dalam diri manusia, yaitu rasa
lapar, rasa cinta, rasa takut, dan rasa hampa. Dan dorongan
tersebut timbullah kepentingan-kepentingan, yang menyebabkan
terjadinya pola-pola kegiatan kebudayaan. Oleh karena itu,
keempat dorongan tersebut merupakan kekuatan-kekuatan sosial
yang terpokok.
Hasil karyanya misalnya:
a. Collected Essays on Political and Science (1885);
b. What Social Classes Owe to Folkways (1907);
c. Selected Essays of William Graham Sumner (1924);
d. The Science of Sociology (dengan A.C, Keller, 1927);
e. Essays of William Graham Sumner (2 jilid, 1934).
2.2.14 Robert Ezra Park (1864 – 1944)
Park dianggap sebagai pelopor dan salah satu mazhab dalam
ilmu sosiologi, yaitu mazhab ekologi yang diakui sebagai cabang
ilmu sosiologi, pada 1925 oleh suatu pertemuan American
Sociological Society.
Pokok ajarannya adalah suatu pendapat yang menyatakan
bahwa sosiologi meneliti masyarakat setempat dari sudut

14
hubungan antar manusia.9 Park memimpin sejumlah besar
penyelidikan mengenai berbagai peristiwa dalam pergaulan hidup
kota dan mengenai sifat-sifat suatu bangsa. Namanya terkenal
karena telah mengarang sebuah buku pengantar sosiologi (bersama
Burgess) yang berjudul: Introduction to the Science of Sociology
pada tahun 1921. Dalam buku ini, Park membahas semua
persoalan ilmu sosiologi, yang sebagian diambil dan kupasan-
kupasan hasil karya para sarjana sosiologi terkemuka. Bukunya
berpengaruh besar pada perkembangan lanjut ilmu sosiologi
terutama di Amenika Serikat. Di samping bukunya tersebut di
atas, hasil karyanya yang lain adalah Race and Culture
(diterbitkan pada 1950, setelah dia meninggal dunia), dan
sebelumnya dia telah menulis sebuah buku bersama-sama dengan
H.A. Miller (pada 1921) yang berjudul: Old world traits
transplanted.
2.2.15 Karl Mannheim (1893 – 1947)
Karl Mannheim mula-mula adalah seorang guru besar pada
Universitas Frankfurt-am-Main di Jerman Kemudian, ia pindah
dan menetap di Inggris, di mana beliau menjadi guru besar pada
Universitas London.
Mannheim telah banyak menyumbangkan buah pikirannya
bagi perkembangan sosiologi. Antara lain dipeloporinya suatu
cabang sosiologi, yang dinamakannya sosiologi pengetahuan,
yang khusus menelaah hubungan antara masyarakat dengan
pengetahuan. Kemudian, teorinya yang sañgat terkenal adalah
mengenai krisis.10 Akar segenap pertentangan yang menimbulkan
krisis terletak dalam ketegangan-ketegangan yang timbul di semua

9
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015, hlm. 357
10
Soerjono Soekato dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT.
Raja Grafido Persada, 2015, hlm. 357

15
lapangan kehidupan karena asas laissez faire berdampingan
dengan asas-asas yang baru dalam kehidupan ekonomi. Ini berlaku
pula bagi lapangan-lapangan kehidupan lainnya.
Perimbangan-perimbangan dalam masyarakat berkembang
menurut asas yang baru, dan dalam hal ini manusialah ang harus
memberi bentuk kepada perimbangan-perimbangan baru tadi.
Akan tetapi. dalam hal ini manusia gagal melakukannya. Inilah
yang menyebabkan krisis. Menurut Mannheirn, yang sangat perlu
adalah diadakannya. suatu planning for freedom, yaitu semacam
perencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjamin
kemerdekaan aktivitas-aktivitas individu, maupun kelompok
manusia, di dalam maupun di luar rangka perimbangan-
perimbangan tersebut di atas. Dalam rangka planning for freedom
tersebut, Mannheim merintis pembentukan The International
Library of Sociology and Social Reconstruction yang bertujuan
untuk menelaah (secara ilmiah) persoalan persoalan ekonomi dan
perencanaan sosial yang merupakan persoalan penting dewasa ini.
Hasil-hasil karya dan Karl Mannheim yang terkenal adalah antara
lain:
a. Ideology and Utopia (1929);
b. Man and Society in an Age of Reconstruction (1940);
c. Diagnosis of our Time (1943).

16

Anda mungkin juga menyukai