Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sistem Penyalurannya
NIM : 41418320028
Teknik Elektro
Tahun 2020
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................3
1.1 Latar belakang.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Jaringan Distribusi Tenaga Listrik..................................................4
2.2 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Pada Sistem Tenaga Listrik.............................5
2.2.1 Pembagian Jaringan Distribusi Tenaga Listrik...............................................6
2.2.2Jenis Saluran Distribusi Tenaga Listrik............................................................6
2.2.3Jenis Letak Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.................................................7
2.2.4 Jenis Arus Listrik Sistem Jaringan Distribusi..................................................8
2.3 Jaringan Distribusi Primer.....................................................................................9
2.3.1 Sistem Radial..................................................................................................9
2.3.2 Sistem Radial Paralel....................................................................................11
2.3.3 Konfigurasi Sistem Interkoneksi..................................................................12
2.4 Sistem Penyaluran..............................................................................................14
2.4.1 Penyaluran Distribusi Jaringan Listrik..........................................................14
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
3.1 Rangkuman.........................................................................................................16
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama yaitu:
pembangkit, saluran transmisi dan saluran distribusi. Pembangkit tenaga listrik dibangkitkan
di pusat-pusat tenaga listrik seperti: tenaga air (PLTA), tenaga panas bumi (PLTP), tenaga
gas (PLTG), tenaga uap (PLTU), dan tenaga gas uap (PLTGU).
Saluran transmisi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk pusat
pembangkit ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. Karena tegangan generator
pada umumnya rendah, antara 6 kV sampai 24 kV, maka tegangan ini dinaikkan dengan
menggunakan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih tinggi antara 30 kV sampai
500 kV. Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk memperbesar daya hantar
saluran juga untuk memperkecil rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran. Penurunan
tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama dilakukan pada gardu induk, dimana
tegangan diturunkan dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV dan kedua pada gardu
induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20 kV.
3
BAB II PEMBAHASAN
Tenaga listrik merupakan bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan
didistribusikan kepada pelanggan/konsumen dan dimanfaatkan untuk segala macam
keperluan. Sistem tenaga listrik merupakan rangkaian instalasi tenaga listrik yang terdiri dari
sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi yang saling terintegrasi dan
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi semua orang.
Sistem pembangkit tenaga listrik merupakan rangkaian instalasi yang terdiri dari
peralatanperalatan seperti generator yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik bekerja dengan mengubah energi potensial menjadi energi mekanik yang
kemudian digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Energi potensial menggerakkan
turbin kemudian putaran turbin yang merupakan energi mekanik digunakan untuk memutar
generator listrik. Generator listrik mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik.
Sistem transmisi tenaga listrik merupakan penyaluran energi listrik dari suatu tempat
ke tempat lainnya atau dari pembangkit listrik ke gardu induk. Sebelum energi listrik
ditransmisikan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan tegangan yang disuplai
dari generator menjadi 70 kV, 150 kV atau 500 kV, sebab tegangan yang dikeluarkan dari
generator hanya berkisar antara 6,6 kV sampai 24 kV. Menaikkan tegangan berfungsi untuk
mengurangi rugi daya pada saluran trasnmisi dan untuk mengimbangi jauhnya jarak saluran
transmisi. Energi listrik ditransmisikan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) atau
melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Sistem distribusi merupakan penyaluran energi listrik dari gardu induk ke konsumen.
Terdapat 2 (dua) sistem distribusi yaitu distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi
primer, penyalurannya dimulai dari gardu induk (sisi sekunder trafo daya) ke gardu distribusi
(sisi primer trafo distribusi) atau dari gardu induk langsung ke konsumen tegangan
menengah 20 kV.dimana tegangan tinggi terlebih dahulu diturunkan menjadi tegangan
menengah sebesar 20 kV melalui transformator step down. Distribusi sekunder,
penyalurannya dimulai dari gardu distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) ke konsumen
tegangan rendah. Energi tenaga listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa
saluran udara ataupun saluran kabel bawah tanah. Penyulang distribusi terletak di gardu
distribusi. Fungsi gardu distribusi untuk menurunkan tegangan distribusi primer menjadi
tegangan rendah atau tegangan distribusi sekunder sebesar 220/380 V.
Konsumen tenaga listrik disambung dari Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui
Saluran Rumah (SR). Dari SR, energi listrik masuk ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP)
terlebih dahulusebelum memasuki instalasi rumah milik konsumen. APP berfungsi
membatasi daya dan mengukur pemakaian energi listrik oleh konsumen. Jaringan distribusi
tenaga listrik adalah bagian dari sistem tenaga listrik yang berhubungan langsung dengan
4
pelanggan. Sistem ini terdiri dari sistem distribusi tegangan menengah dan sistem distribusi
tegangan rendah. Sistem distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem
tenaga listrik yang menghubungkan Pusat Pembangkit Tenaga Listrik,Transmisi Tenaga
Listrik dan Gardu Induk dengan konsumen. Sistem distribusi tenaga listrik adalah sarana dari
sistem tenaga Listrik di dalam menyalurkan energi listrik ke konsumen. Dalam menyalurkan
tenaga listrik ke konsumen dari pusat beban, suatu sistem distribusi tenaga listrik harus
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan memperhatikan faktor beban, perkembangan
dimasa mendatang, kendala, serta ekonomisnya. Untuk lebih jelasnya, sistem tenaga listrik
dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini :
1. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Merupakan tempat menghasilkan energi listrik yang
terdapat mesin membangkitkan tenaga listrik berupa generator, dilengkapi dengan
gardu induk penaik tegangan, dari tegangan rendah yang dihasilkan generator
dinaikan menjadi tegangan tertentu dengan transformator step up sebagai penaik
tegangan.
2. Saluran Transmisi Merupakan saluran penyalur energi listrik, berupa : Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk pusat pembangkit ke gardu
induk yang lain dengan jarak yang jauh.
3. Saluran Distribusi Saluran distribusi berfungsi menyalurkan dan mendistribusikan
tenaga listrik dari gardu induk ke kelompok beban berupa gardu distribusi dan
konsumen dengan mutu yang handal dan memadai. Untuk lebih jelasnya, sistem
tenaga listrik dapat dilihat pada gambar 1.2 di bawah ini :
5
2.2.1 Pembagian Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat dibedakan berdasarkan tegangan, arus dan
sistem penyaluran.
1. Tegangan
Berdasarkan besarnya tegangan listrik, jaringan distribusi tenaga listrik dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) sistem, yaitu : sistem jaringan distribusi primer dan sistem jaringan distribusi
sekunder.
6
menuju gardu distribusi, berdasarkan tegangan yang disalurkan adalah 6 kV, 12 kV atau 20
kV.
b. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Merupakan saluran kabel tegangan rendah yang salurannya biasa berupa
SKTM/SUTM, yang menghubungkan gardu distribusi / trafo distribusi ke konsumen.
Tegangan kerja pada sistem yang dipergunakan adalah 220 volt atau 380 volt.
Jaringan distribusi primer merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum gardu
distribusi dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik bertegangan menengah (sebesar : 6
kV atau 20 kV).
Kawat penghantar dapat berupa kabel dalam tanah atau saluran/kawat udara yang
menghubungkan gardu induk (sekunder trafo) dengan gardu distribusi atau gardu hubung
yang merupakan sisi primer dari trafo didtribusi.
Jaringan distribusi sekunder berupa jaringan yang letaknya setelah gardu distribusi,
yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan rendah sebesar : 220 V/380 V.
Kawat penghantarnya berupa kabel tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu
distribusi yang merupakan sisi sekunder trafo distribusi ke konsumen/pelanggan atau
pemakai seperti : industri dan atau rumah.
Untuk lebih jelasnya, sistem jaringan tenaga listrik dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini
:
7
2.2.4 Jenis Arus Listrik Sistem Jaringan Distribusi
a. Jaringan Distribusi AC
Jaringan distribusi arus bolak-balik (AC) paling banyak digunakan. Penyaluran energi
listrik dari gardu induk ke konsumen tegangan menengah 20 kV menggunakan sistem 3 (tiga)
fasa sedangkan penyaluran energi listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah
seperti industri menggunakan sistem 3 fasa dengan tegangan 380 V, akan tetapi penyaluran
energi listrik ke perumahan menggunakan sistem 1 fasa yaitu 220 V.
Kelebihan :
Dapat mengubah tegangannya, naik maupun turun.
Dapat mengatasi kesulitan dalam menyalurkan tenaga listrik untuk jarak jauh.
Kelemahan :
Memerlukan stabilitas tegangan untuk kondisi dan sifat beban yang berubah-ubah.
Terjadinya efek kulit (skin effect) pada induktansi dan kapasitansi untuk tegangan
tinggi.
b. Jaringan Distribusi DC
Jaringan distribusi arus searah (DC) jarang digunakan, walaupun ada untuk daerah
tertentu. Penggunaan jaringan DC ini dilakukan dengan jalan menyearahkan terlebih dahulu
arus AC (bolak-balik) ke arus DC (searah) dengan alat penyearah converter, sedangkan untuk
merubah kembali dari arus bolak-balik ke arus searah digunakan alat inverter. Dari kedua
sistem ini yang banyak digunakan adalah sistem distribusi arus bolak-balik (AC). Sistem
distribusi DC mempunyai keuntungan maupun kerugiannya, yaitu :
8
Kelebihan :
Tidak ada masalah stabilisasi dan perubahan frekuensi untuk penyaluran jarak jauh.
Tidak ada masalah arus pengisian (charging current) untuk tegangan tinggi,
Dianggap ekonomis bila jarak penyaluran lebih besar dari 1000 km untuk saluran
udara, dan lebih besar 50 km untuk saluran bawah tanah
Kelemahan :
Pada saat beban naik dan jarak penyaluran makin panjang, maka jatuh tegangan (drop
voltage) makin tinggi.
Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan menengah
(20 kV). Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan penyulang. Jaringan
distribusi primer berawal dari sisi sekunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk
hingga ke sisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-tiang saluran. Pola
konfigurasi jaringan pada distribusi primer terdiri dari 5 tipe yaitu sistem radial, sistem lup,
sistem spindel, sistem spot network dan sistem interkoneksi.
Sistem jaringan radial pada distribusi tenaga listrik paling banyak digunakan dan
paling sederhana dibandingkan dengan tipe jaringan yang lain. Tenaga listrik yang disalurkan
secara radial melalui gardu induk ke konsumen-konsumen dilakukan secara terpisah satu
sama lainnya. Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang
merupakan sumber dari jaringan itu dan dicabang-cabangkan ke titik-titik beban yang
dilayani. Sistem radial terdiri atas fider (feeders) atau penyulang yang yang menyuplai
beberapa gardu distribusi secara radial. Konfigurasi jaringan sistem radial terbagi atas 2 (dua)
bagian yaitu sistem radial terbuka dan sistem radial paralel.
9
gangguan tersebut diperbaiki kembali. Oleh sebab itu kontinuitas pelayanan pada sistem
radial terbuka ini kurang bisa diandalkan.
Selain itu makin panjang jarak saluran dari gardu induk ke konsumen, kondisi
tegangan makin tidak bisa diandalkan, justru bertambah buruk karena rugi-rugi tegangan
akan lebih besar. Berarti kapasitas pelayanan untuk sistem radial terbuka ini sangat terbatas.
Konfigurasi sistem jaringan radial terbuka terlihat pada gambar dibawah :
10
Material yang digunakan lebih sedikit, sehingga lebih murah
Makin panjang jaringan (dari gardu induk atau gardu hubung) kondisi tegangan tidak
dapat diandalkan
Rugi-rugi tegangan lebih besar
Bila salah satu saluran mengalami gangguan, maka saluran yang satu lagi dapat
menggantikannya, sehingga pemadaman tak perlu terjadi.
Dapat menyalurkan daya listrik melalui dua saluran yang diparalelkan
11
Biaya pembangunan lebih mahal.
Sistem interkoneksi ini merupakan perkembangan dari sistem spot network. Sistem
ini menyalurkan tenaga listrik dari beberapa pusat pembangkit tenaga listrik yang
dikehendaki bekerja secara paralel. Sehingga penyaluran tenaga listrik dapat berlangsung
terus menerus (tak terputus), walaupun daerah kepadatan beban cukup tinggi dan luas. Hanya
saja sistem ini memerlukan biaya yang cukup mahal dan perencanaan yang cukup matang.
Untuk perkembangan dikemudian hari, sistem interkoneksi ini sangat baik, bisa diandalkan
dan merupakan sistem yang mempunyai kualitas yang cukup tinggi. Konfigurasi jaringan
sistem interkoneksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
12
Pada sistem interkoneksi ini apabila salah satu pusat pembangkit tenaga listrik
mengalami kerusakan, maka penyaluran tenaga listrik dapat dialihkan ke pusat pembangkit
lain. Untuk pusat pembangkit yang mempunyai kapasitas kecil dapat dipergunakan sebagai
pembantu dari pusat pembangkit utama (yang mempunyai kapasitas tenaga listrik yang
besar). Apabila beban normal sehari-hari dapat diberikan oleh pusat pembangkit tenaga listrik
tersebut, sehingga ongkos pembangkitan dapat diperkecil.
Pada sistem interkoneksi ini pusat pembangkit tenaga listrik bekerja bergantian secara
teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sehingga tidak ada pusat pembangkit
yang bekerja terus-menerus. Cara ini akan dapat memperpanjang umur pusat pembangkit dan
dapat menjaga kestabilan sistem pembangkitan.
Kelebihan sistem interkoneksi:
Dapat menyalurkan tenaga listrik dari beberapa pusat pembangkit tenaga listrik.
Apabila salah satu pembangkit mengalami kerusakan, maka penyaluran tenaga listrik
dapat dialihkan ke pusat pembangkit lainnya.
Bagi pusat pembangkit yang memiliki kapasitas lebih kecil, dapat dipergunakan
sebagai cadangan atau pembantu bagi pusat pembangkit utama (yang memiliki
kapasitas tenaga listrik yang lebih besar).
Ongkos pembangkitan dapat diperkecil
Sistem ini dapat bekerja secara bergantian sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Dapat memperpanjang umur pusat pembangkit
13
Saat terjadi gangguan hubung singkat pada penghantar jaringan, maka semua pusat
pembangkit akan tergabung di dalam sistem dan akan ikut menyumbang arus hubung
singkat ke tempat gangguan tersebut.
Jika terjadi unit-unit mesin pada pusat pembangkit terganggu, maka akan
mengakibatkan jatuhnya sebagian atau seluruh sistem.
2.4 Sistem Penyaluran
Dapat digunakan untuk penyaluran tenaga listrik pada tegangan diatas 66 kV.
Kelemahan :
Mudah terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon.
Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan yang tinggi, sukar untuk menempatkan
saluran,
Masalah efek kulit, induktansi, dan kapasitansi yang terjadi, akan mengakibatkan
tegangan drop lebih tinggi
Ongkos pemeliharaan lebih mahal, karena perlu jadwal pengecatan dan penggantian
material listrik bila terjadi kerusakan.
Saluran bawah tanah merupakan sistem penyaluran tenaga listrik melalui kabel yang
ditanamkan di dalam tanah.
Kelebihan :
Tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon, dsb.
Dari segi keindahan, saluran bawah tanah lebih sempurna dan lebih indah dipandang,
Mempunyai batas umur pakai dua kali lipat dari saluran udara,
14
Tegangan drop lebih rendah karena masalah induktansi bisa diabaikan.
Kelemahan :
Biaya investasi pembangunan lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara.
Saat terjadi gangguan hubung singkat, usaha pencarian titik gangguan tidak mudah
(susah).
Perlu pertimbangan-pertimbangan teknis yang lebih mendalam di dalam perencanaan,
khususnya untuk kondisi tanah yang dilalui.
Hanya tidak dapat menghindari bila terjadi bencana banjir, desakan akar pohon, dan
ketidakstabilan tanah.
15
BAB III PENUTUP
3.1 Rangkuman
Sistem penyalurannya jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
saluran udara dan saluran bawah tanah. Saluran udara merupakan sistem penyaluran tenaga
listrik melalui kawat penghantar yang ditompang pada tiang listrik. Saluran bawah tanah
merupakan sistem penyaluran tenaga listrik melalui kabel yang ditanamkan di dalam tanah.
Berdasarkan sumber arus listrik maka sistem jaringan distribusi dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : jaringan distribusi AC dan jaringan distribusi DC. Jaringan
distribusi arus bolak-balik (AC) paling banyak digunakan daripada jaringan distribusi DC
karena dapat menggunakan sistem 3 phasa sehingga daya yang disalurkan besar dan dapat
menyalurkan tiga atau empat jenis tegangan dalam satu saluran. Selain itu pada peralatan
jaringan distribusi DC harganya sangat mahal. Penggunaan jaringan DC dilakukan dengan
jalan menyearahkan terlebih dahulu arus AC (bolak-balik) ke arus DC (searah) dengan alat
penyearah converter, sedangkan untuk merubah kembali dari arus bolak-balik ke arus searah
digunakan alat inverter. Jaringan distribusi DC dianggap ekonomis bila jarak penyaluran
lebih besar dari 1000 km untuk saluran udara, dan lebih besar 50 km untuk saluran bawah
tanah.
16