Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan 3

PENGERTIAN ETIKA ILMU


DAN ETIKA DALAM PENGEMBANGAN RISET.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami:
1. Pengertian etika ilmu; dan
2. Etika dalam pengembangan riset.

Indikator
Ketepatan menjelaskan tentang:
1. Pengertian etika ilmu; dan
2. Etika dalam pengembangan riset.

Penyajian Materi
1. Menjelaskan pengertian etika ilmu
2. Menjelaskan etika dalam pengembangan riset

Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian etika ilmu
2. Menjelaskan etika dalam pengembangan riset

Rencana Proses Pembelajaran:


KEGIATAN METOD SUMBER ALOKASI
NO TAHAP MEDIA
PEMBELAJARAN E BELAJAR WAKTU
1 Pendahulua 1. Mengucapkan salam Tatap Presensi 5 menit
n 2. Melakukan presensi muka mahasisw
mahasiswa a
2 Penyajian 1. Menjelaskan logika Cerama LCD Sumber 80 menit
berpikir ilmiah h Laptop buku
2. Menjelaskan Pointer utama dan
Pengertian ilmiah; Makalah pendukun
3. Menjelaskan Ciri-ciri g
pengertian ilmiah;
dan
4. Menjelaskan Jenis
penelitian.
3. Penutup 1. Memberikan Tanya LCD Sumber 15 menit
kesempatan jawab Laptop buku
bertanya kepada Pointer utama dan
mahasiswa Materi pendukun
2. Memberikan g
penjelasan lebih rinci
jawaban dari
pertanyaan
3. Mengucapkan salam

LOGIKA BERPIKIR ILMIAH/MM/24022020 1


PENGERTIAN ETIKA ILMU
DAN ETIKA DALAM PENGEMBANGAN RISET.

Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.

“Ilmu tanpa agama adalah buta. Agama


tanpa ilmu adalah lumpuh” (Einstein)

PENDAHULUAN

Apakah Etika?
Ethic. Asal kata Ethos (Gk, the character of spirit, moral value, ideas or beliefs of
group, community or culture) (n) suatu sistem prinsip-prinsip moral atau aturan
prilaku (a) prinsip-prinsip moral yang mengatur atau mempengaruhi perilaku
seseorang (Oxford Advanced Learner’s Dictionary 5th Ed., 1995)

Ethics (Gk., ethos, character) Ilmu yang mempelajari konsep-konsep yang


melibatkan alasan-alasan (pemikiran) praktis seperti baik, benar, tugas, kewajiban,
kebaikan (virtue), kebebasan, rasional, pemilihan (Blacburn, 1996. Oxford, The
Dictionary of Philosophy)

Secara etimologis, etika atau ethics, berasal dari kata Yunani: Ethos, artinya
kebiasaan. Ia membicarakan tentang kebiasaan (perbuatan), tetapi bukan menurut
arti tata-adat, melainkan tata-adab, yaitu berdasar pada inti sari/sifat dasar manusia:
baik-buruk. Jadi dengan demikian etika ialah teori tentang perbuatan manusia yang
ditimbang menurut baik-buruknya. Menurut Nataatmadja (1983:198), sentral dalam
etika sebenarnya adalah teori nilai dan moralitas.

Pengertian Etika Ilmu


Sebelum membahas tentang apakah etika ilmu itu, alangkah baiknya kita bertanya
dahulu secara kritis terkait istilah “etika ilmu”. Apakah ilmu itu memiliki etika? Atau,
apakah ilmu itu netral (bebas nilai) atau tidak?. Ada pendapat bahwa “ilmu itu tidak
beretika, karena yang beretika itu adalah para ilmuwannya”. Jika manusianya yang
etika, dapatkah etika itu dilepaskan dari produknya (hasil pemikirannya), yaitu ilmu
yang dihasilkan? Dari perspektif Islam, ilmu itu tidak netral. Ilmuwan muslim justeru
harus membangun ilmu pengetahuan yang memiliki nilai-nilai islami (baik, benar,

LOGIKA BERPIKIR ILMIAH/MM/24022020 2


tugas, kewajiban, kebaikan (virtue), kebebasan, rasional, pemilihan). Sumber teori
dan moralitas ilmu adalah ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah).

Jika disimpukan, etika ilmu adalah landasan teori etika dan moral (baik- buruk,
benar-salah, boleh-wajib dll) yang digunakan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, ilmu itu tidak bebas nilai. Setiap budaya ataupun
agama dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan nilai-nilai
(karakter) dari budaya ataupun agamanya tersebut.

Etika Dalam Pengembangan Riset


Menurut Suriasumantri (1985:244), proses menemukan kebenaran secara ilmiah
mempunyai implikasi etis bagi seorang ilmuwan. Mencari/menemukan kebenaran
secara ilmiah ini pada hakekatnya adalah riset. Riset (penelitian) secara sederhana
adalah upaya yang dilakukan melalui metode ilmiah (tahapan-tahapan tertentu)
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui pengambilan kesimpulan.

Penelitian merupakan bentuk khusus dari metodologi ilmiah (Rukmono,1999:16).


Beberapa sifatnya yang penting ialah:
 Penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari
sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan penemuan prinsip-prinsip
umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampael yang diselidiki;
 Penelitian mempergunakan teknil-teknik yang diteliti dan sistematis serta
cermat;
 Penelitian mengumpulkan data secara obyektif untuk menguji kebenaran atau
tidak benarnya suatu hipotesis;
 Penelitian mengolah data dalam ukuran-ukuran kuantitatif sedapat-dapatnya;
 Penelitian dilaporkan dalam bentuk yang logis.

Dalam sejarah kedokteran, melakukan percobaan dalam praktek kedokteran sudah


lama dilakukan, setua umur ilmu kedokteran itu sendiri. Hampir semua penderita
merupakan obyek percobaan dokternya. Bahkan, “man is the final test site”,
walaupun sebelumnya telah dilakukan percobaan pada hewan.

Ilmu kedokteran modern telah berkembang dengan cepat dalam empat dekade
terakhir ini berkat kemajuan-kemajuan dalam ilmu faal dan ilmu biokimia. Dasar
pengetahuan kedokteran modern diperoleh dari percobaan-percobaan dengan
tabung reaksi dan hewan percobaan, namun pada akhirnya, percobaan yang

LOGIKA BERPIKIR ILMIAH/MM/24022020 3


diperoleh itu harus juga diterapkan pada manusia. Hal-hal di atas telah
menimbulkan masalah sosial baru yaitu masalah penyalahgunaan manusia untuk
percobaan biomedis (Tadjudin, 1999:79).

DAFTAR PUSTAKA

Blacburn, 1996. Oxford, The Dictionary of Philosophy

Nataatmadja, Hidayat. 1983. Membangun Ilmu Pengetahuan Berlandaskan Ideologi


(Al-Bayyinah). Iqra, Bandung

Oxford Advanced Learner’s Dictionary 5th Ed., 1995

Rukmono, Bintari (1999). Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Penelitian,


dalam Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Cet.-3. Editor Arjatmo
Tjokronegoro dan Sumedi Sudarsono. Balai Penerbit Fakultas Kedoktean
Universitas Indonesia Jakarta. Hal. 12-17

Suriasumantri, Y.S. 1985. Filsafat Ilmu: Sebuah pengantar populer. Cet. Ke-2. Sinar
Harapan, Jakarta.

Tadjudin, M. Kamil (1999). Beberapa Segi Etik Penelitian Kedokteran, dalam


Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Cet.-3. Editor Arjatmo
Tjokronegoro dan Sumedi Sudarsono. Balai Penerbit Fakultas Kedoktean
Universitas Indonesia Jakarta. Hal. 79-85

Supardi, S dan Surahman, 2014. Meodologi Penelitian: Untuk Mahasiswa Farmasi.


Trans Info Media (TIM), Jakarta

LOGIKA BERPIKIR ILMIAH/MM/24022020 4

Anda mungkin juga menyukai