Anda di halaman 1dari 6

No A B Mekanisme Kerja

1. Metilprednisolon Furosemid Dapat menyebabkan nyeri otot, kehilangan nafsu


makan, kelemahan, pusing serta meningkatkan
risiko hypokalemia
2. Ibuprofen Acyclovir Ibuprofen menurunkan efek acyclovir dengan
kompetisi anionic untuk klirens renal tubular

3. Metoklopramid Parasetamol Metoklopramid meningkatkan efek parasetamol


dengan meningkatkan absorbsi pada saluran
gastrointestinal
4. Ibuprofen Metronidazol Metronidazol meningkatkan efek ibuprofen
dengan mempengaruhi enzim hati CYP2C9
5. Cefixime Furosemid Cefixime meningkatkan efek nefrotoksik dari
furosemide
6. Furosemid Minor Aspirin Efek farmakologi furosemide menurun
7. Paracetamol Furosemid Perubahan pada ekskresi furosemide
8. Gliseril trintitrat Spironolakton Efek spironolakton meningkat
9. Ramipril Aspirin Meningkatkan efek toksik
10 Propranolol Furosemid Perubahan pada ekskresi cairan ekstraselula
.
11 Furosemid Ciprofloksasin Klirens ginjal ciprofloksasin
.
12 Glimepirid Furosemid Furosemid dapat menurunkan toleransi glukosa,
. mengakibatkan hiperglikemik pada pasien yang
sebelumnya mendapat terapi sulfoniurea
13 Furosemid Aspirin Salisilat dalam dosis anti-inflamasi dapat
. mengumpulkan respon diuretik dan natriuretik
loop diuretik. Interaksi telah ditunjukkan pada
pasien dengan ascites sekunder untuk sirosis hati
dan sukarelawan normal. Peneliti berteori bahwa
salisilat dapat menghambat efek ginjal diuretik
loop yang dimediasi oleh prostaglandin, termasuk
peningkatan ekskresi natrium, aliran darah ginjal,
dan aktivitas renin plasma. Karena prostaglandin
ginjal diyakini memainkan peran utama dalam
pemeliharaan aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus di sirosis dengan ascites, interaksi
mungkin sangat penting pada populasi ini. Tidak
ada intervensi klinis umumnya diperlukan, tetapi
kemungkinan interaksi potensial harus
dipertimbangkan pada pasien dengan ascites
diobati dengan diuretik lingkaran dan salisilat atau
produk-salisilat terkait.

14 Metformin Akarbose Pemberian metformin dan akarbose secara


. bersamaan dapat menurunkan kadar plasma
metformin dalam darah dengan menghambat
penyerapan metformin dalam usus
15 Clopidogrel Simvastatin Pemberian clopidogrel dan simvastatin secara
. bersamaan dapat menghambat efek dari
clopidogrel sebagai agen antiplatelet dengan cara
menghambat metabolisme clopidogrel menjadi
bentuk aktifnya melalui enzim CYP3A4
16 Glimepirid Simvastatin Pemberian glimepirid dan simvastatin dapat
. menyebabkan konsentrasi glimepirid meningkat
sehingga terjadi peningkatan efek hipoglikemik
17 Ranitidine Paracetamol Aksi terapeutik dari paracetamol (NSAIDs)
. kemungkinan dapat diubah oleh ranitidine
(Histamine H2 Antagonist). Dalam manajemennya
tidak ada tindakan klinik khusus

18 Ranitidine Ketorolac Aksi terapeutik dari ketorolac (NSAIDs)


. kemungkinan dapat diubah oleh ranitidine
(Histamine H2 Antagonist). Dalam manajemennya
tidak ada tindakan klinik khusus

19 Ondansentron Tramadol Ondansetron dapat menurunkan efek dari tramadol


. di beberapa pasien. Perlu dilakukan penyesuaian
dosis dari tramadol. Penggunaan 5-HT3 reseptor
antagonis dengan tramadol dapat meningkatkan
serotonin sindrom dan juga dapat menurunkan
efikasi analgesic dari tramadol. Dalam
manajemennya, pasien perlu melakukan
monitoring untuk tanda-tanda dari serotonin
sindrom selama pengobatan, jika serotonin
sindrom berkembang selama terapi, semua agen
serotonergik harus dihentikan.

20 Ranitidine Antasida Bioavailabilitas dari ranitidine (Histamine H2


. Antagonist) kemungkinan dapat menurun, dan
menurunkan pula efek farmakologisnya.
Berdasarkan data yang ada untuk manajemennya
tidak ada tindakan klinik khusus yang dibutuhkan
21 Captopril Amlodipin Kalsium kanal bloker (amlodipin) dan ACE-
inhibitor (captopril) dimungkinkan dapat
menyebabkan efek hypotensi. Diperlukan
memonitoring tekanan darah selama pengobatan
22 Ranitidine Ketoprofen terapeutik dari ketoprofen (NSAIDs) kemungkinan
aksi dapat diubah oleh ranitidine (Histamine H2
Antagonist). Dalam manajemennya tidak ada
tindakan klinik khusus
23 Gabapentin vitamin Gabapentin menurunkan kadar vitamin B12
B12 dengan menghambat
absorpsi di saluran cerna
24 Metilprednisolon kalsium Metilprednisolon menurunkan kadar kalsium
karbonat karbonat dengan meningkatkan eliminasi
25 Metilprednisolon metformin metilprednisolon menurunkan efek metformin
dengan antagonism farmakodinamik
26 Metformin vitamin Metformin menurunkan kadar vitamin B12 dengan
B12 mekanisme interaksi yang tidak spesifik
(Sangobion)
27 Metformin asam folat Metformin menurunkan kadar asam folat dengan
(Sangobion) mekanisme interaksi yang tidak spesifik
28 Isoniazid insulin Isoniazid menurunkan efek dari insulin aspart
aspart dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik
29 Isoniazid insulin Isoniazid menurunkan efek dari insulin glargin
garglin dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik
30 Selekoksib meloksikam Selekoksib dan meloksikam keduanya akan
meningkatkan kadar serum antikuagulan dan
kalium. Selekoksib akan meningkatkan kadar atau
efek dari meloksikam dengan kompetisi anionik
31 Sefditoren asam Sefditoren meningkatkan efek dari asam
mefenamat mefenamat dengan kompetisi asam pada clearance
tubulus ginjal
32 Glibenklamid ubidekarenon Glibenklamid menurunkan kadar ubidekarenon
dengan mekanisme interaksi tidak spesifik,
33 Kalium Klorida metformin Kalium klorida meningkatkan efek dari metformin
dengan sinergis farmakodinamik
34 Metformin furosemid Metformin menurunkan kadar furosemid dengan
mekanisme interaksi tidak spesifik, sedangkan
furosemid meningkatkan kadar metformin dengan
mekanisme interaksi tidak spesifik
35 Siprofloksasin Mylanta Mg(OH)2 menurunkan kadar siprofloksasin
dengan menghambat absorpsi di saluran cerna
REFERENCE :

Jurnal “IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI ANTAR OBAT PADA RESEP UMUM DI


APOTEK KIMIA FARMA 58 KOTA BANDUNG BULAN APRIL 2019 Berlian Hanutami
NP , Keri Lestari Dandan”

Jurnal “KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GERIATRI RAWAT INAP DI RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Fangky Sandy Maindoka , Deby Mpila , Gayatri
Citraningtyas”

Jurnal “PENELITIAN INTERAKSI OBAT YANG TERJADI PADA PASIEN RAWAT JALAN
YANG TERDIAGNOSA DM TIPE 2 DENGAN ATAU TANPA PENYAKIT PENYERTA DI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015”

Jurnal “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT DEGENERATIF DI POLIKLINIK


SPESIALIS RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG”
TUGAS INTERAKSI OBAT

CONTOH INTERAKSI OBAT TINGKAT KEPARAHAN “MINOR”

PRODI S1 FARMASI SORE TINGKAT III SEMESTER 6

Kelompok 3 :

RINNA HENI HERLINA


RITA SRI MARTIAN
ROSANTI TAMJI
SATRIA ISMIZ
SISCHA MUTIARA R.U
SISKA PURNAMA ASIH
SOFI RAHMAYANTI
SYIFA NURSYEHA
TIARA ARDI ANGGRAINI
TIARA DINARTI
WIDIA PUTRI RAMADANI
WULAN SUCI RAHMAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


TA 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai