Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan 1

PEMBAHASAN KONSEP DASAR ILMU


DAN PENGERTIAN PLAGIARISM

Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar ilmu
2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup penelitian
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian plagiarisme
4. Mahasiswa Menjelaskan Jenis plagiarism dan cara menghindarinya

Indikator
1. Ketepatan mendeskripsikan
2. Kemampuan menjelaskan

Penyajian Materi
1. Menjelaskan konsep dasar ilmu;
2. Menjelaskan Ruang lingkup penelitian;
3. Menjelaskan Pengertian plagiarism;
4. Menjelaskan Jenis plagiarism dan cara menghindarinya.

Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar ilmu;
2. Menjelaskan Ruang lingkup penelitian;
3. Menjelaskan Pengertian plagiarism;
4. Menjelaskan Jenis plagiarism dan cara menghindarinya.

Rencana Proses Pembelajaran:

KEGIATAN METOD SUMBER ALOKASI


NO TAHAP MEDIA
PEMBELAJARAN E BELAJAR WAKTU
1 Pendahulua 1. Mengucapkan salam Tatap Presensi 5 menit
n 2. Melakukan presensi muka mahasisw
mahasiswa a
2 Penyajian 1. Menjelaskan konsep Cerama LCD Sumber 80 menit
dasar ilmu; h Laptop buku
2. Menjelaskan Ruang Pointer utama dan
lingkup penelitian; Makalah pendukun
3. Menjelaskan g
Pengertian
plagiarism;
4. Menjelaskan Jenis
plagiarism dan cara
menghindarinya.

3. Penutup 1. Memberikan Tanya LCD Sumber 15 menit


kesempatan jawab Laptop buku
bertanya kepada Pointer utama dan
mahasiswa Materi pendukun

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 1


KEGIATAN METOD SUMBER ALOKASI
NO TAHAP MEDIA
PEMBELAJARAN E BELAJAR WAKTU
g
2. Memberikan
penjelasan lebih rinci
jawaban dari
pertanyaan
3. Mengucapkan salam

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 2


PEMBAHASAN KONSEP DASAR ILMU
DAN PENGERTIAN PLAGIARISM

Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.

PENDAHULUAN
Dalam pertemuan kuliah pertama ini akan dibahas beberapa topik, yaitu
Konsep dasar ilmu, Ruang lingkup penelitian, Pengertian plagiarism, serta Jenis
plagiarism dan cara menghindarinya.
Rasa ingin tahu manusia adalah suatu yang sifatnyai kodrati. Sejak manusia
dilahirkan, rasa ingin tahu itu sudah ada. Hal ini dimanifestasikan dengan cara
sederhana seperti, bagaimana seorang bayi ketika mendengar suara, ia merespon
dengan mencari sumber suara tersebut; atau ketika melihat sesuatu yang menarik,
ia ingin menegambil/memegangnya. Rasa ingin tahu ini terus meningkat sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan memanfaatkan dan
menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya.
Menurut Rasad (1999:3) ada 3 hal yang selalu ada dalam pikiran manusia,
yaitu:
1. masalah apakah yang ingin diketahui;
2. cara bagaimana mengetahui hal yang tidak diketahui itu; dan
3. apakah nilai kegunaan pengetahuan baru itu bagi manusia

Dari ketiga hal di atas, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dan
saling menunjang antara satu dengan yang lainnya.

Konsep Dasar Ilmu


Semua hasil rasa ingin tahu manusia disebut pengetahuan, baik yang dicatat
(ditulis) maupun yang tidak ditulis, yang mencakup juga ilmu. Ilmu (science) – yang
sering juga ditulis dengan- istilah “ilmu pengetahuan” adalah pengetahuan yang
diperoleh dengan cara tertentu, yang kita kenal sebagai metode ilmiah. Oleh karena
itu, pengetahuan lebih luas dari ilmu.
Ilmu berasal dari bahasa Arab yang diartikan pengetahuan. Makna ilmu
dengan pengetahuan berbeda. Pengetahuan bukan berarti ilmu karena ilmu
merupakan akumulasi pengetahuan (Saebani dan Sutisna, 2018:18).
Bidang yang ditelaah oleh ilmu itu terbatas pada obyek-obyek atau kejadian
yang bersifat empiris (pengalaman manusia). Maksudnya, obyek atau kejadian-

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 3


kejadian tersebut dapat ditanggap/ditangkap oleh panca indera manusia, baik
secara langsung, ataupun menggunakan alat bantu panca indera (tidak langsung).
Dengan demikian, bidang-bidang di luar jangkauan pengalaman manusia, tidak
termasuk dunia empiris. Pandangan ini dianut oleh mereka yang memiliki faham
materialisme-positivisme. Bagaimana dengan pengalaman keagamaan atau
pengalaman spiritual? Ilmu sebagai salah satu sumber kebenaran, masih ada lagi
sumber kebenaran yang lain, yaitu filsafat dan agama. Sumber-sumber kebenaran
ini memiliki karakteristik masing-masing.
Sifat-sifat ilmu adalah (1) menjelajah dunia empirik tanpa batas, sejauh dapat
ditangkap panca indera; (2) tingkat kebenaran yang dicapai bersifat relatif atau tidak
sampai pada tingkat kebenaran mutlak; dan (3) menemukan proposisi-proposisi
(hubungan sebab akibat) yang teruji secara empirik. Sedangkan asumsi dasar ilmu
adalah (1) dunia ini ada (manipuble); (2) fenomena-fenomena yang ditangkap oleh
indera manusia itu adalah berhubungan satu dengan yang lain; (3) percaya/yakin
akan kemampuan indera-indera yang menangkap fenomena-fenomena itu
(Soewardi, 1996).
Ada tiga postulat landasan kegiatan ilmiah menurut Rasad (1999:4), yaitu:
Postulat Pertama, bahwa obyek atau kejadian empiris tertentu memiliki sifat
persamaan dan perbedaan dalam bentuk, struktur, sifat fungsi dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kesamaan inilah maka dapat dilakukan penggolongan atau
klasifikasi. Dari klasifikasi ini, berkembanglah konsep perbandingan (komparatif),
baik perbandingan menurut kualitas maupun kuantitasnya; dengan sifat komparatif
inilah maka muncul dan berkembang konsep pengukuran dan matematik.
Postulat Kedua, obyek dan kejadian empiris tidak berubah dalam keadaan dan
jangka waktu tertentu. Jangka waktu itu sifatnya relatif, yang berarti bahwa di
dalamnya terkandung makna bahwa obyek dan kejadian itu akan mengalami
perubahan pula pada akhirnya, hanya saja jangka waktu terjadinya perubahan
untuk masing-asing obyek itu berbeda-beda. Ada yang lebih stabil ada yang kurang
stabil.
Postulat Ketiga, bahwa setiap gejala kejadian bukanlah bersifat kebetulan, akan
tetapi mempunyai hubungan sebab-akibat dan mempunyai sifat yang tetap dengan
urutan kejadian yang sama. Dalam hubungan sebab akibat tersebut, ilmu tidak
menuntut hubungan yang mutlak, akan tetapi bersifat kemungkinan atau peluang
besar (probabilistic). Dalil atau hukum dalam ilmu fisika dan kimia yang
menerangkan sebab-akibat mempunyai peluang yang sangat besar, bahkan hampir

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 4


mutlak. Sebaliknya, teori ataupun hukum-hukum dalam ilmu sosial mempunyai
peluang lebih kecil dibandingkan dengan hukum ilmu eksakta. Artinya tidak selalu
sebab mutlak menimbulkan akibat yang sama, karena gejala-gejala dalam ilmu
sosial dipengaruhi oleh banyak faktor dan sulit dikontrol. Disinilah peran statistik
membantu ilmu.
Ketiga postulat tadi merupakan landasan kegiatan ilmiah (penelitian) dalam
usahanya memperoleh ilmu-pengetahuan. Hakekat keilmuan itu ditentukan oleh
cara berpikir menurut metode ilmiah. Jadi seorang sarjana belum tentu ilmuwan,
selama belum berpikir secara ilmiah.
Penelitian sebagai cara untuk memecahkan masalah atau mencari jawaban
suatu masalah secara ilmiah adalah merupakan hasil perkembangan pemikiran
manusia untuk menghasilkan ilmu-pengetahuan. Sebelumnya, dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan, ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah, yaitu (1) trial and error, suatu usaha yang sifatnya untung-
untungan, ketidakpastian dan kira-kira; (2) spekulasi, yaitu mirip dengan
pendekatan trial and error, tetapi bedanya adalah dalam spekulasi orang
memikirkan terlebih dahulu beberapa kemungkinan (alternatif) pemecahan
berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan yang beluk masak. Ia memilih salah
satu dari kemungknan tersebut; dan (3) berdasarkan otoritas dan tradisi. Dalam
hal ini semua keterangan yang diberikan oleh seorang ahli dan berwibawa atau
seorang pemimpin dianggap benar dan diterima begitu saja tanpa menguji
kebenarannya. Dengan demikian, orang menjadi kurang kritis.
Menurut Rukmono (1999:12-17), setelah menguraikan sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan selain terdiri atas body of
knowledge, mempunyai unsur kedua, yaitu metode untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan. Penelitian adalah bentuk khusus dari metodologi ilmiah. Beberapa
sifatnya yang penting adalah:
 penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari
sumber-sumber primer, dengan menekankan tujuan kepada penemuan
prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel
yang diselidiki;
 penelitian mempergunakan teknik-teknik yang teliti dan sistematis serta cermat;
 penelitian, mengumpulkan data secara obyektif untuk menguji kebenaran atau
tidak benarnya suatu hipotesis;

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 5


 penelitian, mengolah data dalam ukuran-ukuran yang sedapat mungkin dalam
bentuk kuantitatif;
 penelitian dilaporkan dalam bentuk tulisan yang sistematis dan logis.

Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ditentukan oleh banyak faktor dan pendekatan yang
digunakan. Di antaranya adalah terkait dengan bidang ilmu, menurut tempat
penelitian, ketersediaan data dan informasi, menurut waktu pengumpulan data,
menurut analisis datanya, menurut tujuan penelitiannya dan menurut hasil yang
akan diperoleh. Berdasarkan faktor-faktor dan pendekatan di atas, maka ruang
lingkup penelitian mencakup beberapa jenis penelitian (Supardi dan Surahman,
2014:8), yaitu:
1. Menurut bidang ilmu: penelitian kesehatan, termasuk bidang farmasi di
dalamnya; pendidikan, sejarah, sosial dan lain-lain.
2. Menurut tempat penelitian: penelitian di laboratorium (in vitro); penelitian di
lapangan (in situ); penelitian pada hewan hidup (in vivo); pustaka dan lain-lain’
3. Menurut ketersediaan data dan informasi: penelitian data primer dan data
sekunder.
4. Menurut waktu pengumpulan data: penelitian prospektif, cross sectional dan
retrospektif.
5. Menurut analisis datanya: penelitian deskriptif, komparatif dan inferensial.
6. Menurut tujuan penelitiannya: deskriptif, eksploratif, evaluatif dan tindakan.
7. Menurut hasil yang akan diperoleh: penelitian dasar (basic research) dan
penelitian terapan (applied research).

Pengertian Plagiarisme
Berikut adalah beberapa pengertian plagiarisme dari beberap penulis
“Plagiarisme atau serng disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan
karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah-
olah karangan dan pendapatnya sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak
pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme
bisa mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku
plagiat disebut plagiator”.
Berikut adalah beberapa definisi plagiarisme:
 Menurut Lindsey, plagiat adalah tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya
orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri; atau menggunakan karya orang

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 6


lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah
atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya
(Soelistyo, 2011);
 Menurut Suyanto dan Jihad (2011), plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-
kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah
sebagai karya sendiri;
 Menurut Brotowidjoyo (1993) merupakan pembajakan berupa fakta, penjelasan,
ungkapan dan kalimat orang lain secara tidak sah;
 Menurut Ridhatillah (2003), plagiarisme adalah tindakan penyalagunaan,
pencurian atau perampasan, penerbitan, pernyataan atau menyatakan sebagai
milik sendiri sebuah pikiran, ide, tulisan atau ciptaan yang sebenarnya milik
orang lain;
 Plagiarisme atau plagiat adalah suatu perbuatan menjiplak ide, gagasan atau
karya orang lain yang selanjutnya diakui sebagai karya sendiri atau
menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga
menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu
ide, gagasan atau karya (kajianpustaka.com).

Alasan yang mendasari seseorang melakukan plagiat bermacam-macam, di


antaranya adalah malas, tidak punya waktu, sibuk, bahkan ingin mencari
gampangnya saja tanpa perlu memeras otak dan keringat dalam menghasilkan
suatu tulisan atau karya ilmiah. Ingat pepatah mengatakan “no pain, no gain”
(compasiana.com).

Jenis Plagiarism dan Cara Menghindarinya


Menurut Tessy.id (gamatechno.com), ada beberapa jenis plagiarisme yang
harus diketahui. Pertama, plagiarisme secara langsung. Jenis ini sangat mungkin
ditemukan apabila seseorang hanya melakukan copy-paste (copas) dari pekerjaan
orang yang sudah tersedia sebelumnya tanpa mencantumkan sumber. Kedua,
plagiarisme sebagain, artinya meskipun telah melakukan parafrase namun masih
ada beberapa kalimat yang identik dengan sumber aslinya dan tidak mencantumkan
sitasi. Ketiga, plagiarisme ringan karena parafrase yang telah dilakukan belum
mencantumkan sumber asli. Keempat, plagiarisme yang terjadi sebab sumber yang
digunakan tidak mencukupi atau sangat minim.

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 7


Tips menghindari plagiarisme menurut Gamatechno sebagaimana dikutip oleh
Tessy (http://blog.gamatechno.com/5-tips-menghindari-plagiarisme-dalam-menulis/ )
ada bebrapa cara:
1. Sertakan sitasi
Ketika seseorang menggunakan gagasan, informasi maupun opini, yang bukan
hasil buah pikir sendiri, sitasi adalah suatu keharusan. Hal tersebut juga berlaku
meskipun penulis tidak menggunakan kata-kata yang sama persis. Penyertaan
sitasi di sini artinya penulis harus memberikan keterangan dari mana informasi
tersebut didapat,
Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau rekaman
audio/visual, namun juga sitasi gagasan dari internet juga harus dicantumkan.
Penulisan sitasi juga penting dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan
keakuratan informasi yang disajikan. Sitasi dapat berupa body note maupun
foot note.
2. Catat berbagai sumber daftar pustaka sejak awal
Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang tidak boleh dilupakan ketika
menyusun karya tulis. Sayangnya, masih ada yang baru mendata ulang daftar
pustaka setelah tulisan selesai. Hal seperti ini tidak salah, namun sangat
berpotensi untuk melewatkan satu, dua, atau beberapa sumber sekaligus.
Dalam artian, sitasinya telah tercantum di body note atau foot note namun lupa
menulis dalam daftar pustaka. Dengan mendata sumber apa saja yang dipakai
sejak awal, kesalahan bisa diminimalisir, juga akan sangat membantu dalam
penyusunan daftar pustaka.
3. Lakukan parafrase
Tulisan yang hanya menggunakan kutipan langsung, lebih berpotensi dianggap
melakukan plagiarisme. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan
parafrase (menggunakan susunan kalimat sendiri) dari sumber asli dengan
tetap mencantumkan sitasi. Parafrase juga lebih mudah untuk dilakukan sebab
formatnya tidak serumit jika menggunakan cara pengutipan langsung.
4. Lakukan interpretasi
Untuk memperkuat gagasan yang akan disampaikan, kadang ada pendapat
yang harus dijadikan bahan pembanding atau dipinjam. Dalam hal ini, bisa jadi
analisisnya terlalu rumit, atau butuh interpretasi tambahan, interpretasi
dilakukan sepenuhnya.
5. Gunakan aplikasi antiplagiarisme

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 8


Terakhir, apabila penulis masih merasa hawatir dengan hasil akhir karya
tulisnya, aplikasi antiplagiarisme bisa dicoba. Misalnya menggunakan aplikasi
TESSY.ID atau yang lain (plagiarism checker). Dengan aplikasi antiplagiarisme,
tulisan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang sudah
terbit sebelumnya. Aplikasi akan menunjukkan berapa persen tingkat kemiripan
(similarity) yang ditemukan.

DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta
Rasad, Asri (1999). Pengantar Metodologi Penelitian, dalam Metodologi Penelitian
Bidang Kedokteran. Cet.-3. Editor Arjatmo Tjokronegoro dan Sumedi
Sudarsono. Balai Penerbit Fakultas Kedoktean Universitas Indonesia
Jakarta. Hal. 3-11
Ridhatillah, Ardini. 2003. Dealing with Plagiarism in the Information System
Research Community: A look at Factors that Drive Plagiarism and Ways to
Address Them. MIS Quartely; Vol. 27. Nomor 4, Desember 2003.
Saebani, B,A., dan Sutisna, H.Y. 2018. Metode Penelitian. Edisi Revisi. CV. Pustaka
Setia, Bandung
Soelistyo, Herry. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Kanisius,
Yogyakarta
Supardi, S dan Surahman, 2014. Metodologi Penelitian Untuk Masyarakat Farmasi.
CV Trans Info Media, Jakarta Timur
Suwardi, Herman. 1997. Nalar. Unpad, Bandung
Suyanto dan Jihad, Asep. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah.
Multisolusindo, Yogyakarta.

Situs:
Firma HKI Bintang Patent, Pengertian, Jenis dan Identifikasi Plagiarisme.
https://www.kajianpustaka.com/209/02/Plagiarisme.html diunduh tanggal
18/02/2020
Tessy, Lima Tips Menghindari Plagiarisme dalam Menulis.
https://www.tessy.id/news/single?slug=5-tips-menghindari-plagiarisme-
dalam-menulis diunduh tanggal 18/02/2020
Kompasiana.com. Cara Jitu Menghindari Plagiarisme dalam Penulisan Thesis dan
Karya Tulis (1).
https://kompasiana.com/ratugosip/559163beb17a615c048b4569/cara-jitu-
menghindari-plagiarisme-dalam-penulisan-thesis-dan-karya-tulis-1 diunduh
tanggal 18/02/2020

KONSEP DASAR ILMU-PLAGIARISME/MM/20022020 9

Anda mungkin juga menyukai