Anda di halaman 1dari 9

Fertilitas (Analisis Data Sensus Penduduk 2010)

Diposting Oleh Kependudukan BKKBN Prov. Jambi | Berita Umum | Rabu, 08 April


2015 - 20:44:01 WIB

Ukuran TFR, GRR dan NRR


Provinsi Jambi SP 1980;
2000; 2010 dan Supas 2005

Fertilitas adalah sebagai hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau sekelompok
perempuan. Pada uraian ini hanya akan dibahas adalah crude birth rate-CBR, total fertility
rate-TFR, general fertility rate-GFR, child woman ratio-CWR, gross reproduction rate-
GRR, net reproduction rate-NRR.Total fertility rate, angka kelahiran total adalah jumlah
anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya.
TFR merupakan pengukuran sintesis yang menyatakan fertilitas pada akhir masa reproduksi
(completed fertility) dari suatu kohor hipotesis perempuan. TFR dihitung dengan cara
menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR) kemudian dikalikan dengan interval
kelompok umur (Adioetomo dan Samosir, 2010). Dari hasil perhitungan sensus penduduk
2010 menghasilkan angka fertilitas total 2,66 per wanita, ini berarti bahwa rata-rata setiap
perempuan di Provinsi Jambi akan mempunyai anak antara 2 sampai dengan 3 orang selama
masa reproduksinya. Angka fertilitas total sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka
fertilitas total menurut SDKI 2007, yaitu 2,8 anak per wanita.
 
         Crude birth rate, angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun
tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Dari data sensus 2010
menunjukkan bahwa jumlah penduduk 3.092.265 juta jiwa dan jumlah kelahiran 72.258,60
kelahiran, sehingga CBR sebesar 23,37 berarti bahwa dari setiap 1.000 penduduk di Provinsi
Jambi terdapat 23 sampai 24 kelahiran hidup pada tahun 2010. CBR tahun 2010 ini lebih
rendah dari CBR tahun 2000 yang sebesar 23,86. Jadi periode 2000-2010, angka kelahiran
kasar menunjukkan penurunan dari 23,86 menjadi 23,37 per 1000 penduduk.

                General fertility rate, angka fertilitas umum adalah banyaknya kelahiran pada
suatu tahun per 1000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada
pertengahan tahun yang sama. Hasil Sensus 2010 menunjukkan bahwa ada sekitar 859.485
wanita berumur 15-49 tahun di Provinsi Jambi. Dengan jumlah kelahiran hidup sebesar
72.258,60 maka angka fertilitas umum dapat dihitung sebesar 84,07. Angka ini berarti bahwa
pada tahun 2010 untuk setiap seribu penduduk perempuan usia subur di Provinsi Jambi,
terdapat 84 bayi yang dilahirkan.

 
            Child women ratio,  rasio anak wanita  adalah perbandingan antara jumlah anak di
bawah lima tahun (0-4 tahun) dengan jumlah penduduk perempuan usia reproduksi. Jumlah
anak usia di bawah lima tahun sebagai pembilang merupakan jumlah kelahiran selama lima
tahun sebelum pencacahan. Jumlah perempuan usia reproduksi sebagai penyebut dapat
berasal dari kelompok umur 15-44 atau 15-49 tahun. Hasil sensus 2010 dilaporkan ada sekitar
321.836 anak kelompok umur 0-4 tahun di Provinsi Jambi. Pada saat yang sama, banyaknya
perempuan pada kelompok umur 15-49 tahun adalah 859.485 orang. Dengan demikian,
ukuran CWR dapat diketahui sebesar 374 anak per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun. CWR
tahun 2010 lebih rendah dibandingkan dengan CWR tahun 2000, yaitu sebesar 392, artinya
ada penurunan rasio antara anak dan wanita selama periode 2000-2010.    

 
 
            Gross reproductive rate, angka reproduksi bruto adalah banyaknya bayi perempuan
yang akan dilahirkan oleh suatu kohor perempuan selama usia reproduksi mereka. Dengan
menggunakan data sensus 2010, dapat diketahui bahwa GRR adalah 1,31 perempuan. Artinya
setiap perempuan akan digantikan oleh hampir 2 orang anak perempuan yang akan
menggantikan ibunya melahirkan, tanpa memperhitungkan kenyataan bahwa banyak bayi
perempuan yang lahir, yang meninggal dan tidak sempat mengalami usia reproduksi.

 
            Netto reproductive rate, angka reproduksi neto adalah angka fertilitas yang telah
memperhitungkan faktor mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum
mencapai akhir masa reproduksinya. Asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut
mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya. Dari data sensus 2010 diperoleh nilai
NRR 1,298. Angka 1,298 tersebut berarti bahwa 100 orang perempuan di Provinsi Jambi
pada tahun 2010 akan digantikan oleh 129 orang anak perempuan yang akan tetap hidup
sampai seumur ibunya waktu melahirkan mereka.

 
 
            Jika dibandingkan hasil sensus penduduk 2000 dan 2010 diketahui bahwa jumlah
absolut kelompok umur (0-4 tahun dan 5-9 tahun) mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, yaitu masing-masing 20,88 persen dan 22,37 persen. Mengutip dari
tulisan Samosir dalam Suara Pembaruan (2010)  menjelaskan bahwa sebenarnya Indonesia
sedang mengalami momentum kependudukan dan bukan ledakan penduduk. Jumlah absolut
penduduk Indonesia akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan meskipun laju
pertumbuhan penduduk menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran yang tinggi
pada masa lalu sehingga jumlah penduduk usia produktif meningkat dan mendominasi
struktur umur penduduk.

 
            Implikasi dari momentum ini membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk
menyediakan dan menjamin kebutuhan dasar bagi kelompok umur muda seperti fasilitas
kesehatan dasar seperti puskesmas dan posyandu, fasilitas pendidikan dasar seperti
menyediakan sekolah beserta fasilitas penunjang lainnya. Ketika penduduk umur muda (15-
19 tahun) mulai memasuki masa reproduksi secara tidak langsung akan mempengaruhi angka
fertilitas kelompok umur (ASFR 15-19 tahun) tersebut sehingga dibutuhkan perhatian dan
komitmen pemerintah pada kelompok tersebut. Sebagaimana yang telah dilaksanakan di
Provinsi Jambi, kegiatan KIE kelompok dilakukan oleh tim BKKBN Provinsi ke sekolah-
sekolah dalam wilayah Jambi, yang bertujuan pada upaya penyedia layanan informasi
pengetahuan motivasi bagi siswa-siwa SMA. Materi KIE berisi tentang informasi triad KRR,
pendewasaan usia perkawinan, pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja dan hak-hak
reproduksi, serta pendidikan keterampilan hidup sehat. Memperhatikan target yang ingin
dicapai tahun 2014 dengan data indikator kependudukan di Jambi yang kurang
menggembirakan, dibutuhkan kerja keras dan komitmen untuk pencapaian tujuan pada tahun
2014.(ris)

http://kependudukanjambi.org/publikasi-68-fertilitas-analisis-data-sensus-penduduk-
2010.html

Ukuran Fertilitas Jambi Berdasarkan Hasil SP 2010


Diposting Oleh Kependudukan BKKBN Prov. Jambi | Berita Umum | Rabu, 08 April
2015 - 20:50:53 WIB

Ukuran TFR, GRR dan NRR


Provinsi Jambi SP 1980;
2000; 2010 dan Supas 2005

Penduduk akan bertambah karena kelahiran dan sebaliknya akan berkurang karena kematian.
Perpindahan penduduk akan menambah dan juga dapat mengurangi penduduk dalam suatu
negara. Penurunan angka kelahiran total dari tingkat fertilitas yang tinggi menjadi fertilitas
rendah dan penurunan angka kematian bayi yang terus menerus dalam suatu negara akan
berimplikasi pada perubahan struktur umur penduduk. Apabila angka kelahiran dan kematian
mengalami penurunan yang dratis maka dapat disimpulkan jumlah bayi akan terus hidup
sampai dewasa. Akibatnya jumlah penduduk usia muda atau usia remaja akan bertambah
pada tahun berikutnya (Adioetomo dan Samosir, 2010).

            Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2010-2014), pemerintah


menetapkan salah satu sasaran pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama yang
akan dicapai pada akhir tahun 2014 adalah terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk yang ditandai dengan menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat
nasional (persen per tahun) dari 1,3 menjadi 1,1; menurunnya Total Fertility Rate (TFR) per
perempuan usia reproduksi dari 2,3 menjadi 2,1; meningkatnya Contraceptive Prevalence
Rate (CPR) cara modern dari 57,4 persen menjadi 65 persen; menurunnya kebutuhan ber-KB
tidak terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur (persen) dari 9,1 menjadi 5,0;
menurunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun per 1000 perempuan dari 35
menjadi 30; meningkatnya median usia kawin pertama perempuan (tahun) dari 19,8 menjadi
21; menurunnya disparitas TFR, CPR dan unmet need antar wilayah dan antar tingkat sosial
ekonomi; meningkatnya keserasian kebijakan pengendalian penduduk; dan meningkatnya
ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang bersumber dari sensus,
survei, dan registrasi vital kependudukan.

Berdasarkan hasil SP 2010 diketahui bahwa jumlah penduduk provinsi Jambi berdasarkan
sebanyak 3,088 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,55 (BPS, 2010). Bila jumlah
penduduk Jambi dibandingkan dengan hasil proyeksi penduduk dari Bappenas 2000-2025
sebesar 2,911 juta jiwa, jumlah berdasarkan hasil sensus jauh lebih besar dengan kenaikan
6,07 persen. Kenaikan sebesar 6,07 persen dapat disebabkan oleh angka kelahiran total (total
fertility rate/TFR) sebesar 2,8 yang artinya bahwa rata-rata setiap perempuan di Provinsi
Jambi akan mempunyai anak antara 2 sampai dengan 3 orang selama masa reproduksinya
(SDKI, 2007).  Jika diteliti lebih rinci dari jumlah penduduk Jambi sebesar 3,088 juta jiwa
sehingga struktur penduduk Jambi didominasi oleh kelompok umur 0-4 tahun dan 5-9 tahun
yaitu masing-masing 10,4 dan 10,3 persen dari jumlah penduduk keseluruhan.

 Jika dibandingkan hasil sensus penduduk 2000 dan 2010 diketahui bahwa jumlah absolut
kelompok umur (0-4 tahun dan 5-9 tahun) mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
yaitu masing-masing 20,88 persen dan 22,37 persen. Mengutip dari tulisan Samosir dalam
Suara Pembaruan (2010)  menjelaskan bahwa sebenarnya Indonesia sedang mengalami
momentum kependudukan dan bukan ledakan penduduk. Jumlah absolut penduduk Indonesia
akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan meskipun laju pertumbuhan
penduduk menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran yang tinggi pada masa lalu
sehingga jumlah penduduk usia produktif meningkat dan mendominasi struktur umur
penduduk.
            Implikasi dari momentum ini membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk
menyediakan dan menjamin kebutuhan dasar bagi kelompok umur muda seperti fasilitas
kesehatan dasar seperti puskesmas dan posyandu, fasilitas pendidikan dasar seperti
menyediakan sekolah beserta fasilitas penunjang lainnya. Ketika penduduk umur muda (15-
19 tahun) mulai memasuki masa reproduksi secara tidak langsung akan mempengaruhi angka
fertilitas kelompok umur (ASFR 15-19 tahun) tersebut sehingga dibutuhkan perhatian dan
komitmen pemerintah pada kelompok tersebut. Sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh
Perwakilan BKKBN di Provinsi Jambi, kegiatan KIE kelompok dilakukan oleh tim BKKBN
Provinsi ke sekolah-sekolah dalam wilayah Jambi, yang bertujuan pada upaya penyedia
layanan informasi pengetahuan motivasi bagi siswa-siwa SMTA. Materi KIE berisi tentang
informasi triad KRR, pendewasaan usia perkawinan, pemahaman tentang kesehatan
reproduksi remaja dan hak-hak reproduksi, serta pendidikan keterampilan hidup
sehat.Memperhatikan target yang ingin dicapai tahun 2014 dengan data indikator
kependudukan di Jambi yang kurang menggembirakan, dibutuhkan kerja keras dan komitmen
untuk pencapaian tujuan pada tahun 2014. (ris)

Proyeksi Fertilitas
Diposting Oleh Kependudukan BKKBN Prov. Jambi | Penulis/Sumber: Subbid
Penyusunan Parameter Kependudukan Bid.Pengendalian Penduduk | Tanggal: 30 Juli
2015

1.  Proyeksi Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah banyaknya kelahiran dalam satu
tahun tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Angka Kelahiran
Kasar di Provinsi Jambi diproyeksikan akan terus menurun dari 19,7 kelahiran per 1.000
penduduk pada Tahun 2015 menjadi 13,6 kelahiran per 1.000 penduduk pada Tahun 2035
(Gambar 1.4).
 

Ukuran ini disebut sebagai angka kasar (crude) karena penduduk terpapar yang digunakan
sebagai penyebut adalah penduduk dari semua jenis kelamin termasuk laki-laki dan semua
umur termasuk anak-anak dan orang tua yang tidak mempunyai potensi untuk melahirkan.

2.   Proyeksi Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR)

Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan
dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan
tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung. Proyeksi Angka Fertilitas Total di
Provinsi Jambi akan terus mengalami penurunan. Pada Tahun 2015, angka fertilitas total
diproyeksikan menjadi 2,31 anak per wanita usia subur dan akan terus menurun menurun
menjadi 1,83 anak per wanita usia subur pada Tahun 2035 (Gambar 1.5).
Banyak faktor yang mempengaruhi Angka Kelahiran Total (TFR) dapat mengalami
penurunan, yaitu tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan penggunaan alat kontrasepsi.
Semakin meningkat tingkat penghasilan dan pendidikan membuat orang tua ingin
mempunyai anak dengan kualitas yang baik dan menyadari bahwa dibutuhkan biaya yang
lebih banyak untuk membesarkan anak sehingga hal ini mengurangi jumlah kelahiran.

Dari hasil penelitian mengenai pendidikan wanita dengan kesuburan di beberapa negara,
sudah maupun kurang berkembang, mengungkapkan adanya kaitan yang erat antara tingkat
pendidikan dengan tingkat kesuburan. Semakin tinggi pendidikan semakin rendah kesuburan.
Penggunaan alat kontrasepsi bagi wanita usia 15-49 yang berstatus kawin juga berpengaruh
pada tingkat kesuburan sehingga dapat menurunkan angka kelahiran total.

Anda mungkin juga menyukai