Anda di halaman 1dari 14

Pengukuran Kinerja Pembelajaran

E-learning Di SMAN 3 Cimahi Menggunakan COBIT 4.1 pada


Domain DS DAN ME
Yanti Hermawati P. R, Ana Hadiana, Taryana Suryana

Program Studi Magister Sistem Informasi


Fakultas Pascasarjana
Universitas Komputer Indonesia
Jalan Dipatiukur 112-116, Bandung 40132
Email: yanti_hpr@yahoo.com, ana.hadiana@lipi.go.id

ABSTRAK

SMAN 3 Cimahi telah menggunakan sistem pembelajaran E-Learning website sekolah sejak tahun 2011
tetapi sampai saat ini belum pernah dilakukan pengukuran kinerja pembelajaran E-Learning. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui maturity level pembelajaran E-Learning dengan menggunakan COBIT 4.1
(Control Objectives for Information and Related Technologies) pada domain DS (Deliver and Support)
dan ME (Monitor and Evaluate). Hasil penilaian tingkat kematangan/maturity level kondisi existing
berada pada level rata-rata 2, sedangkan kondisi yang ingin dicapai rata-rata berada pada level 3. Untuk
mencapai level yang diinginkan maka rekomendasi perbaikan yang mengacu kepada framework COBIT
perlu diberikan diantaranya: pembuatan SOP (Standar Operasional dan Prosedur) E-Learning,
melengkapi konten E-Learning, tertib administrasi pendokumentasian arsip-arsip penting, realisasi
pelatihan E-Learning kepada guru-guru, pengalokasian pengeluaran biaya pemeliharaan dan pengujian
sistem, penerapan reward dan punishment, pembuatan dan penggunaan kerangka kerja dan tata kelola E-
Learning dan semuanya dilakukan secara berkala minimal setiap 6 bulan sekali.

Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, E-Learning, COBIT 4.1, Maturity Level.

diantaranya untuk mengukur kinerja


1 Pendahuluan penyampaian jasa agar lebih bermanfaat
SMAN 3 Cimahi telah menggunakan bagi end user dengan menggunakan domain
sistem pembelajaran E-Learning website DS (Deliver and Support)) dan untuk
sekolah sejak tahun 2011 tetapi sampai saat mengukur kinerja pengawasan dengan
ini belum pernah dilakukan pengukuran menggunakan Domain ME (Monitor and
kinerja pembelajaran E-Learning. Evaluate), langkah-langkah penentuan nilai
Penelitian dilakukan untuk mengetahui kematangan suatu hasil pengukurannya
maturity level pembelajaran E-Learning detil, jelas dan lengkap dibandingkan
dengan menggunakan COBIT (Control dengan beberapa kontrol framework seperti
Objectives for Information and Related COSO, ISO 27000 series, dan ITIL.
Technologies). Pemilihan framework
COBIT pada penelitian tesis ini 2 Tujuan Penelitian
dikarenakan framework COBIT merupakan
Adapun tujuan penelitian ini
tools yang memiliki cakupan bahasan
dilakukan adalah :
paling sesuai dari sisi kebutuhan penelitian,

74
a. Mengetahui kondisi existing Pendidikan Tinggi memfasilitasi
pembelajaran E-Learning di SMAN 3 pemanfaatan E-Learning sebagai substitusi
Cimahi yang didapat melalui hasil proses pembelajaran konvensional yang
wawancara
ancara kepada pihak terkait. diwujudkan dalam proses pembelajaran
b. Mengukur tingkat kematangan (maturity
( yang dilakukan melalui penggunaan
level) kinerja pembelajaran E-Learning berbagai media komunikasi dan materi ajar
yang mengacu kepada standar yang dikembangkan untuk proses belajar
framework COBIT 4.1. mandiri dilakukan dalam bentuk
entuk tatap muka
c. Memberikan rekomendasi perbaikan dan jarak jauh (PerMenDikBud No.109,
untuk meningkatkan maturity level 2013).
pembelajaran E-Learning di SMAN 3
Cimahi. 3.3 Area Fokus Tata Kelola TI
Lima area fokus tata kelola TI, yaitu
3 Tinjauan Pustaka Strategic Alignment, Value Delivery,
Resource Management, Risk Management
3.1 Pengukuran Kinerja dan Performance Measurement seperti
Pengukuran Kinerja secara harfiah yang terlihat pada gambar 1.
pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai
penilaian mutu dari kemampuan kerja demi
mengetahui seberapa jauh capaian yang
diharapkan telah terpenuhi,, penilaian
p
tersebut tidak terlepas dari proses
pengolahan masukan menjadi keluaran
dengan memanfaatkan data internal
maupun eksternal perusahaan (Sarno, R.,
2009A).

3.2 E-Learning
Electronic Learning atau E-Learning Gambar 1. Area Fokus Tata Kelola TI
adalah proses pembelajaran mandiri yang (Brand, K. & Boonen, H., 2007)
difasilitasi
litasi dan didukung melalui
pemanfaatan information and Kelima area yang menjadi fokus
communication Technology (ICT), dapat utama penerapan tata kelola TI
juga dikatakan sebuah sistem pembelajaran dikendalikan oleh nilai Stakeholder
Stakeholder, dua
yang memanfaatkan kelebihan–kelebihan
kelebihan diantaranya adalah penyampaian
yampaian layanan
yang dimiliki oleh internet, yang selama ini (Value Delivery) dan manajemen risiko
digunakan sebagai media transfer ilmu (Risk Management).. Tiga fokus lainnya
pengetahuan (Suteja, B. R. & Harjoko, A., berperan sebagai penentu yaitu
2008). penyelarasan strategi (Strategic
Strategic Alignment),
Alignment)
Regulasi pemerintah dalam surat pengelolaan sumber daya ((Resource
Peraturan Menteri Pendidikan dan Management), dan pengukuran kinerja
Kebudayaan Republik Indonesia No. 109 (Performance Measurement).. Penerapan
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan tata kelola TI dapat dimulai dengan
Pendidikan Jarak Jauh (PTJJ) pada menyelaraskan tujuan strategis dengan
75
tujuan TI (Strategic Aligment),
), setelah itu Quality criteria)
terdiri dari: Kriteria mutu (Quality criteria),
dilakukan implementasi dan penanganan Sumber daya TI (IT resources) dan Proses
risiko-risiko
risiko yang mungkin muncul (Risk TI (IT Processes).
Management), untuk mencapai
capai nilai yang
sudah dijanjikan.

3.4 Framework COBIT 4.1


COBIT memberikan satu langkah
praktis melalui domain dan framework yang
menggambarkan aktivitas teknologi
informasi dalam suatu struktur dan proses
yang disesuaikan. Gambaran framework
COBIT secara keseluruhan dapat apat dilihat
pada gambar 2.
Brand, K. &
Gambar 3. Kubus COBIT (Brand,
Boonen, H., 2007)

Berikut penjelasan tiap bagian


kubusnya:
a. Kriteria Mutu (Quality
Quality Criteria),
Criteria
diidentifikasi dan didefinisikan sebagai
panduan manajemen agar proses TI
yang berjalan memenuhi prinsip
prinsip-prinsip
sebagai berikut: Efektivitas
(effectiveness), Efisiensi (efficiency),
Kerahasiaan (confidentiality)), Integritas
(integrity), Ketersediaan (availability)
(availability),
Kepatuhan (compliance),, Keandalan
informasi (reliability)(Brand,
Brand, K. &
Boonen, H, 2007).
b. Sumber Daya TI (IT IT Resources).
Resources COBIT
mengidentifikasi empat kelas sumber
daya TI, yaitu: Orang (People)
(People), Aplikasi
(Application), Informasi (Information)
(Information),
Infrastruktur (Infrastucture) (ITGI,
2007).
c. Proses TI (IT Processes cesses). COBIT
Gambar 2. Framework COBIT (ITGI, mengidentifikasi empat kelas sumber
2007) daya TI, yaitu: Manusia ((People),
Aplikasi (Application),
), Informasi
3.4.1 Struktur COBIT (Information),
), Infrastruktur
(Infrastructure)(ITGI, 2007)
Keseluruhan konsep framework d. Domain dan Proses TI COBIT
COBIT diilustrasikan oleh
leh Gambar
G 3 COBIT membagi menjadi 4 (empat)
dimana terdapat kubus tiga dim
mensi yang buah domain yaitu Plan and Organize
76
(PO), Acquire and Implement (AI), tingkat pengelompokan tersebut dari level 0
Deliver and Support (DS) serta Monitor (nol) atau non-existent (belum tersedia)
and Evaluate (ME). Domain PO hingga level 5 (lima) atau optimised
menyediakan arahan untuk mewujudkan (teroptimasi) (Sarno, R., 2009A).
solusi penyampaian (AI) dan
penyampaian jasa (DS). AI Model tersebut direpresentasikan
menyediakan
enyediakan solusi dan secara grafis pada gambar 5 (ITGI, 2007)
menyalurkannya untuk dapat diubah dengan tujuan untuk memberikan
menjadi jasa. Sementara DS menerima kemudahan dalam pemahaman secara
solusi tersebut dan membuatnya lebih ringkas bagi pihak manajemen.
bermanfaat bagi pengguna akhir.
Sedangkan ME memonitor seluruh
proses untuk kepastian bahwa arahan
yang diberikan telah diikuti (Brand, K.
& Boonen, H, 2007). Berikut Siklus
Domain dalam COBIT seperti pada
Gambar 4.

Plan and
Organize

Gambar 5. Model Kematangan (Maturity


Level) (ITGI, 2007)
Monitoring and Aquire and
Evaluate Implementation 3.5 Perhitungan Maturity Level
Berikut langkah-langkah
langkah perhitungan
Level Maturity dari COBIT 4.1 yaitu :
Keterangan Garis:
a. Buat daftar pertanyaan atau pernyataan
Deliver and
Support
: Menyediakan assessment untuk setiap proses-proses
proses
: Memonitor IT yang akan dilakukan perhitungan
Level Maturity-nya
nya berdasarkan
Gambar 4. Siklus Domain dalam COBIT framework COBIT 4.1.
(Brand, K. & Boonen, H., 2007) b. Pada masing-masing
masing pernyataan
assessment tiap proses TI berikan bobot
3.4.2 Model Tingkat Kematangan dengan menggunakan model
(Model Maturity Level) pengukuran ordinal skala likert 0 sampai
COBIT menyediakan kerangka dengan 5 yang mengandung pengertian
identifikasi yang direpresentasikan dalam tingkatan,, menandakan bahwa bobot
sebuah maturity level yang memiliki level skala 1 adalah Sangat Tidak Setuju (ST)
pengelompokkan kapabilitas perusahaan dan bobot skala 5 adalah Sangat Setuju
dalam pengelolaan proses TI untuk (SS) (Ruseffendi, E. T., 2005).
mengidentifikasi sejauh mana suatu Penjelasan lebih lengkap bobot
institusi atau organisasi telah memenuhi
meme tingkatan yang digunakan terdapat pada
standar pengelolaan proses TI yang baik, Tabel 1.
77
Tabel 1. Bobot Tingkatan (Ruseffendi, E. 4 Metodologi Penelitian
T., 2005)
Nilai Keterangan 4.1 Metode Pengumpulan Data
0 Sangat Tidak Setuju
Data primer diperoleh melalui Wawancara,
1 Tidak Setuju
2 Tidak Tahu kuesioner dan observasi. Sedangkan data
3 Kurang Setuju sekunder diperoleh melalui studi pustaka
4 Setuju berupa buku, jurnal ilmiah, e-book, dan lain
5 Sangat Setuju sebagainya yang ada kaitannya dengan
c. Kemudian menghitung nilai masing- penelitian serta program kerja SIMS
masing level Maturity Model dengan (Sistem Informasi Manajemen Sekolah)
cara membagi jumlah jawaban dengan SMAN 3 Cimahi.
jumlah responden tiap proses TI, rumus Alur penelitian yang akan
dituliskan sebagai berikut: dilaksanakan dalam pengukuran kinerja
pembelajaran E-Learning adalah seperti
Index Maturity=
  

(1) pada Gambar 6.


 


d. Indeks Maturity yang didapat kemudian


dibuat ke dalam skala yang akan
dipetakan lagi ke dalam maturity level
untuk mengetahui tingkat
kematangannya. Skala Indeks Maturity
dan Maturity Level ditunjukkan pada
Tabel 2.

Tabel 2. Skala Indeks Maturity dan


Maturity Level (Sarno, R., 2009A)
Skala Index Tingkat Model Keterangan
Maturity Maturity
4,51 – 5,00 5 Dioptimalisasi
3,51 – 4,50 4 Diatur
2,51 – 3,50 3 Ditetapkan
1,51 – 2,50 2 Dapat Diulang
0,51 – 1,50 1 Inisialisasi
0,00 – 0,50 0 Tidak Ada

3.6 Teknik Pengumpulan data


Beberapa teknik pengumpulan data
dapat digunakan dalam pengidentifikasian
kondisi existing (as is) maupun kondisi
yang ingin dicapai (to be) adalah sebagai
berikut: wawancara, survey, penggunaan Gambar 6. Diagram Alir Penelitian
kuesioner, peninjauan terhadap dokumen,
observasi, Informal Brainstorming Group Berikut penjelasan dari diagram alir
Session (Sarno, R., 2009B). penelitian:

78
a. Meninjau kepustakaan sebagai langkah Tabel 3. Keterkaitan Hasil Wawancara
awal untuk memahami proses penelitian dengan Domain Pada COBIT
tentang pengukuran kinerja Hasil Wawancara Kondisi Domain
pembelajaran E-Learning Pembelajaran E-Learning
b. Mengumpulkan data terkait penelitian saat ini
pengukuran kinerja pembelajaran Belum ada konten pembelajaran
E-Learning SMAN 3 Cimahi melalui multimedia dalam E-Learning
proses wawancara, observasi, dan Pelatihan E-Learning kepada
penyebaran kuesioner menggunakan guru-guru kurang intensif
skala likert kepada responden yang Belum tertibnya pengarsipan
terkait dan relevan dengan penelitian surat-surat kerjasama
sehingga menghasilkan proses TI Peran serta guru yang rendah DS
terpilih yang mencakup domain DS dan dalam penggunaan E-Learning
ME.
Tidak dilakukan pelaporan
c. Menghitung hasil kuesioner dan menilai
pengalokasian biaya
kematangan proses TI terpilih. Fakta
Penambahan kapasitas untuk
yang ditemukan kemudian dipetakan ke
menambah kinerja masih
dalam COBIT 4.1–Maturity Assessment
insidental
Tool. Hasil yang diperoleh menunjukkan
tingkat kematangan/ maturity setiap Belum ada monitoring dan
proses TI pada kondisi existing (as is). pelaporan berkala misal per
d. Menentukan target (kondisi yang ingin semester
dicapai) tingkat kematangan/maturity Belum pernah ada pengujian
proses TI terpilih. keamanan dan ketahanan
e. Menganalisis kesenjangan/gap dari system
ME
setiap proses TI terpilih pada kondisi Kurangnya pengawasan sistem
existing terhadap pencapaian atribut dalam pemeliharaan sistem
kematangan/maturity untuk setiap Belum ada SOP (Standar
proses TI terpilih pada kondisi yang Operasional dan Prosedur) dan
diinginkan. tata kelola penggunaan
f. Memberikan usulan berupa rekomendasi e-Learning sebelumnya
guna menutup kesenjangan/gap
sehingga pembelajaran E-Learning di Berdasarkan Tabel 3, maka domain
SMAN 3 Cimahi dapat berjalan dengan COBIT yang digunakan dalam penelitian
lebih efektif dan efisien. ini adalah domain DS dan ME dengan area
g. Menarik kesimpulan. fokus Manajemen Sumber Daya (Resource
Management), matriks pengukuran
4.2 Perancangan Analisis kinerjanya adalah manusia (People) dan
Hasil pengumpulan data dan informasi (Information), kriteria informasi
wawancara kepada pihak terkait mengenai yang diharapkan adalah efektifitas
kondisi pembelajaran E-Learning saat ini, (Effectiveness) dan efisiensi (Efficiency)
dikaitkan dengan domain pada framework sistem.
COBIT untuk menentukan proses-proses
TInya, seperti pada Tabel 3.

79
4.3 Sistem E-Learning SMAN 3 XP/Vista/7/8, Linux
Cimahi Bahasa PHP
a. Pengolahan Data Master, terdiri dari: Pemrograman
Pengolahan Tahun Pelajaran, Web Server Apache
Pengolahan Semester, Pengolahan Database Server MySql
Program Kelas, Pengolahan Data Kelas, Web Browser Mozilla/Chrome/IE
Pengolahan Mata Pelajaran, Pengolahan Code Editor Dreamweaver/
Data Guru, Pengolahan Data Mengajar, Notepade++
dan Pengolahan Data Siswa.
b. Proses Pembelajaran, terdiri dari:
Pengolahan Materi, Pengolahan Tugas 5 Analisis dan Pembahasan
dan Ujian Online.
5.1 Hasil Penelitian Kuesioner
c. Proses Penilaian
Penyebaran kuesioner dilakukan
d. Pengolahan Forum
kepada 9 orang guru yang menggunakan E-
4.4 Spesifikasi Hardware dan Software Learning dalam pembelajarannya dan 1
orang staf Divisi ICT dan melakukan juga
E-Learning
Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6 wawancara kepada administrator web.
merupakan spesifikasi hardware dan Daftar responden kuesioner ditunjukkan
Software yang digunakan E-Learning untuk pada Tabel 7.
admin dan siswa saat ini.
Tabel 7. Responden Kuesioner
Tabel 4. Spesifikasi Komputer Admin Responden Jumlah
Hardware Spesifikasi Guru Mata Pelajaran Responden
Processor Intel Core i3 Matematika 2
RAM 2 Gb Fisika 1
VGA 512 Mb Kimia 1
Harddisk 500 Gb Sosiologi 1
Monitor LG Bahasa Inggris 2
Pendidikan Jasmani 1
TIK 1
Tabel 5. Spesifikasi Komputer Siswa
Administrator web Staf 1
Hardware Spesifikasi Divisi ICT
Processor Intel Dual Core
RAM 1 Gb
Rekapitulasi Kuesioner Kondisi Existing
VGA 256 Mb
(As Is)
Harddisk 250Gb
Monitor LG/ Acer Berdasarkan hasil pembobotan
kuesioner akan didapat indeks per domain
dari masing-masing proses, kemudian
merekap data keseluruhannya. Berdasarkan
hasil rekapitulasi keseluruhan akan
Tabel 6. Spesifikasi Software didapatkan gap atau kesenjangan antara
Software Spesifikasi rentang nilai level maturity kondisi existing
System Operasi Windows
80
dengan level maturity kondisi yang ingin
dicapai. DS1
3
Untuk menghitung gap maka DS13 DS3
digunakan rumusan sebagai berikut: 2
GAP = Level yang ingin dicapai – Level DS12 DS4
kondisi Existing (2) 1

DS11 0 DS5
Rekapitulasi data keseluruhan hasil
kuesioner Domain DS ditunjukkan pada
Tabel 8. DS10 DS6

Tabel 8. Rekapitulasi Kuesioner Domain DS9 DS7


DS DS8
Domain Level Level Gap
Kondisi Yang Level Kondisi saat Ini (Existing)
saat Ini Ingin
Level Yang Ingin Dicapai
(Existing) Dicapai
DS1 1 2 1 Gambar 7. Level Maturity Existing dan
DS3 1 2 1 yang ingin dicapai Domain DS
DS4 2 3 1
DS5 2 3 1 Hasil rekapitulasi kuesioner
DS6 2 3 1 keseluruhan untuk domain ME ditunjukkan
DS7 2 3 1 pada tabel 9.
DS8 2 3 1
DS9 2 3 1
DS10 2 3 1
DS11 2 3 1 Tabel 9. Rekapitulasi Kuesioner Domain
DS12 2 3 1 ME
DS13 1 2 1
Domain Level Level Yang Gap
Kondisi Ingin
Berdasarkan Tabel 9 maka diperoleh
saat Ini Dicapai
grafik radar seperti yang terlihat pada
(Existing)
gambar 7.
ME1 0 2 2
ME2 1 2 1
ME4 1 2 1

Berdasarkan Tabel 9 maka diperoleh


grafik radar seperti yang terlihat pada
gambar 8.

81
tiap mata pelajarannya. Pengarsipan
dokumen-dokumen yang dianggap penting
ME1 perlu segera dilakukan.
2
2. DS3 Manage Performance and
1 Capacity (Mengatur Kinerja dan
Kapasitas).
0 Pada proses ini, sistem pembelajaran E-
learning SMAN 3 Cimahi berada pada level
ME4 ME2 1. Kesadaran pengaturan kinerja
pembelajaran E-learning sudah ada tetapi
belum ada prosedur standar yang ditetapkan
Level Kondisi saat Ini (Existing) dan dijalankan. Penambahan atau
Level Yang Ingin Dicapai pengurangan kapasitas sumber daya TI
dilakukan tanpa terencana, bersifat
Gambar 8. Level Maturity Existing dan insidental, spontanitas dan per-kasus.
yang ingin dicapai Domain ME Ketika ingin mencapai level 2, maka harus
ada prosedur standar dalam penilaian
Berdasarkan data tabel rekapitulasi kinerja pembelajaran E-learning yang sudah
kuesioner berikut ini pembahasan tiap dilakukan guru dan sistem, misalnya guru
proses domainnya yaitu: diwajibkan menggunakan aplikasi minimal
seminggu sekali untuk pembelajaran agar
Domain DS ( Deliver and Support) dapat diketahui keaktifan dan aktifitas guru,
siswa dan kehandalan sistem. Penambahan
1. DS1 Define and Manage Service atau pengurangan kapasitas sumber daya
Levels (Mendefinisikan dan Mengatur TI, misalnya jaringan wifi harus
Tingkat Layanan) direncanakan dengan matang agar sekolah
Pada proses ini, sistem pembelajaran mengetahui apa yang harus dipersiapkan,
E-learning SMAN 3 Cimahi berada pada pelaksanaannya harus selalu diawasi dan
level 1. Sistem pembelajaran E-learning pelaporannya dilakukan berkala per
sudah ada dalam program kerja SIMS, semester (6 bulan sekali).
tetapi isi aplikasi dinilai belum memenuhi
standar kebutuhan pembelajaran tiap mata 3. DS4 Ensure Continuous Service
pelajarannya, misalnya seperti belum (Memastikan Layanan Keberlanjutan)
tersedianya secara lengkap pembelajaran Pada proses ini, sistem pembelajaran E-
multimedia yang siap dipakai oleh guru- learning ada pada level 2, dimana sudah ada
guru ketika membutuhkan dalam pernah dilakukan dan direncanakan untuk
pengajaran. Kurang tertibnya pengarsipan pemeliharaan, pengujian, dan pelatihan
surat-surat kerjasama dengan pihak internal selanjutnya, penyimpanan data atau backup
maupun eksternal sekolah sehingga apabila data juga sudah dilakukan tetapi dalam
sewaktu-waktu diperlukan maka perlu pelaksanaan dan perencanaannya tidak
waktu untuk mencarinya. didokumentasikan, ketika level yang
Ketika level 2 ingin dicapai, maka konten inginkan 3, maka pemeliharaan, pengujian,
aplikasi perlu dilengkapi sesuai kebutuhan pelatihan dan penyimpanan data harus
guna memudahkan keperluan pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan, ada
82
pendokumentasian dan pelaporan sesuai
prosedur secara berkala per semester 6. DS7 Educate and Train Users
(6 bulan sekali). (Mendidik dan Melatih Pengguna)
4. DS5 Ensure Systems Security Pada proses ini, sistem pembelajaran
(Memastikan Sistem Keamanan) E-learning berada pada level 2 dimana
Pada proses ini, sistem pembelajaran E- pelatihan untuk guru-guru secara internal
Learning berada pada level 2 dimana sudah tentang web sekolah termasuk E-learning
pernah dilakukan testing pengaturan pernah dilakukan dan perencanaan ke depan
keamanan data, pengecekan perangkat sebagai tindak lanjut berupa lokakarya pun
keras walaupun belum dianalisis oleh pakar sudah direncanakan dan dikomunikasikan,
TI yang berkopeten di bidangnya. Dalam sedangkan pengiriman perwakilan guru
Sistem sudah ada pengaturan akun untuk pelatihan E-learning di luar
pengguna untuk guru, siswa, alumni, orang lingkungan sekolah belum pernah
tua siswa, dan tamu. Tanggung jawab dilakukan. Ketika ingin mencapai level 3
keamanan TI diserahkan kepada staf Divisi maka komunikasi yang sudah dibangun
ICT sehingga sikap otoriter dan untuk perencanaan pelatihan harus ditindak
kemungkinan error bisa saja terjadi karena lanjuti, misalnya dengan pengajuan
monitoring dan pelaporan berkala tidak proposal secara tertulis sehingga ada target
dilakukan dan didokumentasikan. Ketika yang ingin dicapai, target bisa dilihat dalam
sistem ingin ada pada level 3, maka harus bentuk dokumentasi untuk direalisasikan
adanya kesadaran keamanan yang sesuai sesuai perencanaan.
standar dan selaras dengan kebijakan
keamanan TI. Pengujian, pemeliharaan, 7. DS8 Manage Service Desk and
pemeriksaan perangkat keras termasuk wifi Incidents (Mengatur Bagian Layanan dan
dan perubahan terhadap data yang sensitif Insiden)
(menghindari hacking) harus dilakukan Pada proses ini, sistem pembelajaran
secara berkala. E-Learning berada pada level 2, dimana
sudah ada kesadaran sekolah tentang
5. DS6 Identify and Allocate Costs perlunya fungsi pedoman layanan dan
(Mengidentifikasi dan Mengalokasikan proses manajemen insiden/resiko. Belum
Biaya) pernah adanya insiden besar menyebabkan
Pada proses ini, sistem pembelajaran belum adanya persiapan akan kejadian
E-learning berada pada level 2 dimana saat terburuk yang bisa saja terjadi. Karena
ini sudah ada sistem akutansi keuangan, insiden yang pernah terjadi masih ringan
pendefinisian pengeluaran biaya, sehingga penanganan dan tanggung jawab
pengalokasian pengeluaran yang semuanya diserahkan kepada individu. Ketika ingin
bersumber dari iuran khusus pembelajaran ada pada level 3, maka harus ada pelatihan
E-Learning siswa per-bulannya. Pada saat formal cara menangani insiden ringan
kondisi yang diinginkan ada pada level 3, maupun berat, pelaporan dan dokumentasi
maka walaupun pengalokasian biaya atas segala bentuk insiden diperlukan agar
dikelola secara mandiri oleh Divisi ICT jika terjadi hal yang sama maka cara
tetapi tetap harus ada dokumentasi dan penanganan insiden dapat dilihat dari
pelaporan kepada pihak yang berwenang dokumentasi (history) yang ada.
agar transparan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
83
8. DS9 Manage the Configuration 11. DS12 Manage the Physical
(Mengatur Konfigurasi) Environment (Mengatur Lingkungan Fisik)
Pada proses ini, sistem pembelajaran Pada proses ini, sistem pembelajaran
E-Learning ada pada level 2, sudah E-Learning ada pada level 2, dimana TI
memiliki tampilan yang memudahkan memiliki akses terhadap kebutuhan
dalam penggunaannya karena meniru pembelajaran E-Learning, sudah ada
tampilan salah satu jejaring sosial, komunikasi dan menyadari pentingnya
tanggung jawab pengaturan diserahkan pengaturan hardware, tetapi belum ada
kepada Divisi ICT. Untuk mencapai level 3, langkah-langkah pengaturan fasilitas
maka konfigurasi sistem harus dijalankan hardware secara tertulis dan
sesuai SOP, didokumentasikan dan diawasi didokumentasikan, untuk dapat mencapai
pihak terkait yang lebih kompeten. level 3 maka selain dokumentasi dan
pelatihan, pengawasan dan pengaturan per
9. DS10 Manage Problems (Mengatur semester dan insidental pada hardware
Permasalahan) harus dilakukan dengan penuh tanggung
Pada proses ini, sistem pembelajaran jawab.
E-learning ada pada level 2, sudah disadari
perlunya pelacakan terhadap masalah yang 12. DS13 Manage Operations
timbul dan penanganannya menjadi (Mengatur Operasi)
tanggung jawab individu (Divisi ICT). Pada proses ini, sistem pembelajaran
Untuk mencapai level 3 maka dibutuhkan E-Learning berada pada level 1, dimana
perencanaan, pelatihan, solusi dan SOP pemakaian, perbaikan sistem secara
dokumentasi terhadap permasalahan yang terjadwal belum ada. Pengawasan terhadap
timbul sesuai prosedur. Komunikasi dan infrastruktur dilakukan insidental. Agar
dokumentasi akan membantu solusi mencapai level 2 maka pengkomunikasian
pelacakan untuk permasalahan yang timbul tentang pembuatan SOP harus dilakukan,
di masa yang akan depan. pengawasan terhadap infrastruktur harus
terjadwal dan dokumen penting terkait
10. DS11 Manage Data (Mengatur pembelajaran perlu dilakukan dengan baik.
Data) Domain ME (Monitor and Evaluate)
Pada proses ini, sistem pembelajaran
E-Learning berada pada level 2 dimana 1. ME1 Monitor and Evaluate IT
sudah ada kesadaran perlunya manajemen Performance (Pengawasan dan Evaluasi
data yang efektif. Penyimpanan data Kemampuan TI)
dikelola dan didokumentasikan oleh Pada proses ini, sistem pembelajaran
individu (per-guru mata pelajaran). Untuk E-Learning berada pada level 0, dimana
mencapai level 3 maka pengolahan, belum ada kesadaran pentingnya kerangka
pemantauan, perlindungan, dan pem- kerja untuk tata kelola TI untuk mengatur
backup-an data, khususnya yang sangat sumber daya dan manajemen resiko.
penting selain dilakukan secara individu Terlihat pula belum adanya keselarasan
juga dilakukan oleh server komputer agar antara strategi TI dengan aktivitas
jika terjadi kehilangan maka data bisa penggunaan sistem terbukti dari hanya 10%
didapat dari tempat penyimpanan lain. guru yang berkontribusi dalam penggunaan
sistem ini. Pengukuran kinerja sistem
belum pernah dilakukan. Untuk mencapai
84
level 2, maka langkah pertama perlu investasi sumber daya TI dilakukan secara
menumbuhkan kesadaran akan perlunya insidental dan pelaporannya tidak
kerangka kerja agar segala aktivitas didokumentasikan. Agar tercapai level 2,
berjalan sesuai jalur yang ditentukan. maka selain komunikasi, dokumentasi dan
Langkah kedua, setelah aktivitas dijalankan implementasi tata kelola yang baik,
maka pengawasan dan evaluasi harus diperlukan juga pengawasan dan
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan pengaturan proses agar berjalan sesuai
berkala maksimal setiap 6 bulan sekali, kerangka kerja dan dilakukan secara
hasilnya harus dilaporkan dan berkala.
didokumentasikan, keaktifan guru-guru
dalam aktifitas sistem perlu dievaluasi agar
6 Kesimpulan dan Saran
masing-masing lebih memiliki rasa
tanggung jawab. 6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian untuk
2. ME2 Monitor and Evaluate pengukuran kinerja pembelajaran
Internal Control (Pengawasan dan E-Learning di SMAN 3 Cimahi
Pengendalian Evaluasi Internal) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada proses ini, sistem pembelajaran a. Kondisi Existing pembelajaran
E-Learning berada pada level 1, dimana b. E-Learning di SMAN 3 Cimahi dapat
belum ada kerangka kerja pengendalian di disimpulkan sebagai berikut:sudah
dalam sekolah. Pelaporan dan perbaikan pernah dilakukan pelatihan penggunaan
dilakukan secara lisan dan insidental. E-Learning tetapi sekitar 10% saja guru-
Belum ada kontrol terhadap hal-hal yang guru yang menggunakan sistem dengan
diprediksi tidak akan terjadi misalnya alasan belum adanya keharusan dari
pencurian data penting. Agar mencapai atasan dan keterbatasan waktu guru
level 2, maka kerangka kerja harus sudah dalam persiapan. Tampilan E-Learning
mulai direncanakan dan dibuat, menyerupai sosial media dengan konten
pengendalian internal harus dilakukan yang cukup memadai. Selain dapat
secara berkala minimal 6 bulan sekali dan diakses melalui komputer, E-Learning
sesuai SOP, pengontrolan terhadap hal-hal dapat juga diakses melaui smartphone
yang tidak akan mungkin terjadi harus atau PC tablet yang terhubung dengan
mulai diprediksi dan dikomunikasikan agar jaringan internet.
jika terjadi maka sudah dapat diketahui c. Tingkat kematangan/maturity level
tindakan apa yang akan dilakukan, kinerja pembelajaran E-Learning
pelaporan dan perbaikan harus mulai diketahui dari hasil perhitungan
didokumentasikan. kuesioner pada tiap proses dalam
domain DS dan ME. Kondisi Existing
3. ME4 Provide IT Governance memiliki level rata-rata 2 sedangkan
(Menyediakan Tata Kelola TI) kondisi yang ingin dicapai rata-rata
Pada proses ini, sistem pembelajaran berada pada level 3.
E-Learning berada pada level 1, dimana d. Rekomendasi perbaikan perlu diberikan
belum ada kerangka kerja tata kelola TI kepada pihak sekolah untuk mengetahui
untuk menyetabilkan dan mengontrol TI, apa yang harus dilakukan agar mencapai
belum adanya keselarasan antara strategi TI
dengan proses pembelajaran, pengawasan
85
maturity level yang lebih baik, antara pelajaran baru dan pemberian
lain: punishment agar lebih termotivasi.
i. SOP tentang E-Learning dibuat ix. Pengawasan terhadap pemakaian
secara tertulis, diaplikasikan dalam sistem dan infrastruktur kepada guru-
pelaksanaan dan jika ada perubahan guru dan siswa oleh pimpinan dan
maka perlu dikomunikasikan dan pengelola (Divisi ICT) dilakukan
didokumentasikan. secara berkala minimal per semester
ii. Informasi yang dihasilkan dalam (6 bulan sekali).
konten E-Learning harus lebih x. Pembuatan dan penggunaan
lengkap sehingga mampu memenuhi kerangka kerja dan tata kelola
kebutuhan pembelajaran tiap mata xi. E-Learning perlu dirancang untuk
pelajarannya. menjadi panduan dalam kegiatan
iii. Tertib administrasi dalam hal sehari-hari dan pelaksanaannya
pendokumentasian arsip-arsip selalu dievaluasi minimal 6 bulan
penting terkait E-Learning guna sekali untuk mengetahui tingkat
membantu proses di masa depan. kinerjanya.
iv. Pemenuhan kapasitas sumber daya
seperti penambahan kuota untuk 6.2 Saran
akses internet tidak bersifat insidental Penelitian ini hanya menggunakan
dan ada dalam perencanaan yang domain DS (tanpa proses DS2) dan ME
matang. (tanpa proses ME3), sehingga diharapkan
v. Sumber daya manusia harus lebih penelitian selanjutnya akan lebih sempurna
dimotivasi dan dioptimalkan, jika domain PO dan AI pada COBIT
misalnya dengan realisasi pelatihan dipergunakan untuk menilai maturity level
kepada guru-guru sebagai pengguna agar didapatkan hasil yang lebih lengkap
sistem E-Learning dan dilakukan dan menyeluruh.
evaluasi sesudahnya minimal per Saran bagi SMAN 3 Cimahi
semester (6 bulan sekali) per MGMP diharapkan dapat mengimplementasikan
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) hal-hal yang direkomendasikan untuk
agar lebih terarah. melakukan perbaikan agar maturity level
vi. Pengalokasian dan pengeluaran biaya dapat meningkat.
untuk pemeliharaan atau pengujian
sistem harus lebih transparan dan 7 Pustaka
terencana dengan baik agar lebih
sistematis dan selalu dapat Brand, K. & Boonen, H. 2007. IT
dipertanggung jawabkan. Governance based on COBIT 4.1 - A
vii. Sistem keamanan data harus lebih Management Guide. IT Governance
tangguh agar terhindar dari Institute.
pencurian, tidak mudah diserang Information Technology Governance
virus, terserang hacker atau Institute (ITGI). 2007. COBIT 4.1-
perbuatan lainnya oleh pihak yang Process Maturity Assessment Tools,
tidak bertanggung jawab. Governance Institute.
viii. Penerapan pemberian reward kepada IT Governance Institute. 2007. Information
guru-guru yang aktif menggunakan Technology Governance Institute
sistem E-Learning minimal per tahun (ITGI). 2007. Control Objective for
86
Information and Related Technology Sarno, R. 2009A. Strategi Sukses Bisnis
(COBIT) Version 4.1. Melalui Dengan Teknologi Informasi. Bandung:
http://www.itgi.org, diakses tanggal 3 Itspress.
Agustus 2013. Sarno, R. 2009B. Audit Sistem & Teknologi
IT Governance Institute. 2007. COBIT 4.1: Informasi. Bandung: Itspress.
Framework, Control Objectives, Suteja, B. R. & Harjoko, A. 2008. User
Management Guidelines, Maturity Interface Design for e-Learning System.
Models”. IT Governance Institute. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Permendikbud Republik Indonesia Nomor Informasi 2008 (SNATI 2008). Melalui
109/2013. 2013. Penyelenggaraan http://journal.uii.ac.id/Indeks.php/Snati/
Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan article/viewFile/859/786, diakses tang-
Tinggi. Melalui http://hukor.Kemdik gal 22 September 2013.
bud.go.id/asbodoku/media/peruu/perme
n_tahun2013_nomor109.pdf, diakses Pernyataan
tanggal 4 Maret 2014. Peneliti mengucapkan terima kasih
Ruseffendi, E. T., 2005. Dasar-Dasar kepada pihak SMAN 3 Cimahi atas
Penelitian Pendidikan & Bidang Non- kerjasamanya dalam memberikan bantuan
Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito. berupa data dan informasi yang diperlukan
sehingga penelitian ini terselesaikan.

87

Anda mungkin juga menyukai