Anda di halaman 1dari 19

GIZI DAN DIET

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEKURANGAN VITAMIN DAN


ANEMIA

Pembimbing:
Ahmad Zakiudin, SKM.,S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh:
1. Amalia Putri Wardani (17.001)
2. Fatihatul Laely (17.022)
3. Silvia Devi Erosa (17.045)

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 02


AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02 BENDA BUMIAYU BREBES
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar abad XIX, ketika mulai dipergunakan bahan pakan murni dalam percobaan –
percobaan binatang, disangka bahwa sususnan makanan sudah cukup kalau hanya terdiri
atas karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Ternyata bahwa dengan susunan makanan
demikian, binatang percobaan tidak menunjukan kesehatan dan pertumbuhan badan yang
memuaskan.
Di dalam susunan makalah diatas masih diperlukan zat gizi lain yang pada saat itu
masih belum diketahui wujudnya. Dalam penelitian beri –beri diantara tahanan para
tahanan dan hukuman di Indonseia pada pemula abad XX, Ejikman dan rekan – rekannya
menemukan adanya zat yang diperlukan ini, yang kemudian diberi nama Vitamine oleh
Vladimir Funk, karena disangka suatu ikatan organic anime, oleh adanya unsure N dan
telah dikenal asam amino pada zat itu. Zat vitamin ini diperlukan untuk kehidupan (vita),
sehingga diberi nama Vitamine.
Kemudian ternyata bahwa zat esensial ini bukan suatu anime dan tidak selamanya
mengandung unsure nitrogen N. karena itu nama Vitamine banyak yang menentangnya,
sehingga diubah menjadi Vitamin dengan membuang huruf e-nya. Mengganti sama sekali
dengan nama yang lain agak sulit, karena nama itu telah memasyarakat di kalangan para
ilmuan.
Definisi Vitamin ini mula – mula dianggap mudah, dan diinformasikan sebagai suatu
zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah – jumlah kecil dan harus didatangkan dari
luar, karena tidak dapat disintesa di dalam tubuh.
Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh manusia dan
dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat.
Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, karena itu
pendekatan penanggulangan harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

2
Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit seseorang
yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan, kekurangan makanan
yang mengandung besi, dan lain-lain.Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar
Hb, dan penderita yang sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena
menstruasi, kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi
karena proses pertumbuhan yang cepat.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian dan fungsi dari Vitamin.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala seseorang kekurangan vitamin.
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan kekurangan vitamin.
4. Untuk memahami pengertian dari anemia.
5. Untuk memahami bagaimana tanda dan gejala seseorang terkana anemia
6. Untuk memahami penyebab penyakit anemia.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI VITAMIN
2.1 Definisi
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic (Zat Organoloptik) yang sangat
dibutuhkan tubuh dan memiliki peran penting dalam mengatur proses metebolisme tubuh.
Secara umum vitamin tidak dapat di prosukdi oleh tubuh. Tiap – tiap vitamin mempunyai
fungsi dan tugas – tugasnya yang spesifik termasuk dalam petumbuhan dan pemeliharaan
kesehatan. Secara umum vitamin di kelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A,D,E,K
2. Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B dan C

2.2 Jenis – Jenis Vitamin


A. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
1. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak pertama yang ditemukan
secara luas. Vitamin A dikenal juga dengan nama Retinol.
 Fungsi:
Vitamin A berperan dalam pengelihatan dan merupakan salah satu
komponen penyususun pigmen mata. Selain itu fungsi vitamin A juga ikut
berperan penting menjaga kesehatan, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan
perkembanga, dan sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit.
 Akibat kekurangan vitamin A:
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, rabun
senja, katarak dan penurunan daya tahan tubuh.
 Pencegah kekurangan Vitamin A:
Hewani: hati kuning telur, susu, mentega dan minyak ikan.
Nabati: karoten= sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau dan buah –
buahan yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel, pisang, papaya,

4
2. Vitamin D
Vitamin D dibuat dari ergosterol yang diradiasi. Ergosterol diperoleh dari ragi
sisa industry bir. Vitamin D pertama kali ditemukan oleh Mc. Collum dan
Sherman. Mereka menyebutnya sebagai vitamin antiraktis. Vitamin D mulai
dikenal dan dibedakan dari Vitamin A di dalam kandungan minyak ikan, yang
sanggup menghindari penyakit rickets dan mendorong pertumbuhan. Vitamin
D juga meningkatkan absorbs kalsium dari saluran pencernaan dan juga
membantu mengontrol penyimpanan kalsium ditulang.
 Fungsi:
Vitamin D Antara lain mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam darah,
memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari usus, membantu peroses
penulangan, serta memengaruhi kerja kelenjar endokrin.
 Akibat kekurangan vitamin D
Penderita obesitas dan penggunaan tabir surya yeng berlebihan juga
termasuk salah satu penyebab kekurangan Vitamin D.
 Pencegah Kekurangan Vitamin D
Setiap dua sampai tiga kali seminggu, sebaiknya anda berjemur dibawah
sinar matahari pagi yang bisa memberikan asupan Vitamin D secara
maksimal. Dapatkan sumber Vitamin D lain dari makanan misalnya dapat
diperoleh dari hati, telur, susu, daging, minyak ikan, mentega dan kacang –
kacangan.

3. Vitamin E
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan,
Vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah,
garam besi serta mudah rusak oleh sinar UV.
 Fungsi

5
Antioksidan kuat, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah
PJK, melindungi sel darah merah dari hemolysis, reproduksi, dan mencegah
keguguran.
 Akibat kekurangan Vitamin E
Bisa menyebabkan mandul pada pria dan wanita, kerusakan syaraf dan dapat
menimbulkan anemia pada bayi baru lahir.
 Pencegah kekurangan Vitamin E
Memakan makanan yang mengandung Vitamin E adalah benih gandum,
minyak biji bunga matahari serta biji safflower dan minyak jagung serta
kedelai dan nabati.

4. Vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi,
asam dan alkali.
 Fungsi
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar protombin
dalam darah yang tinggi baik untuk penggumpalan darah.
 Akibat Kekurangan Vitamin K
Darah sulit membeku ketika luka atau pendarahan.
 Pencegahan kekurangan Vitamin K
Sumber Vitamin K adalah telur, susu, dan sayuran segar berwarna hijau.

B. Vitamin Yang Larut Dalam Air


1. Vitamin B1 (tiamin)
Merupaka salah satu vitamin yang penting bagi tubuh. Berbentuk padat
berwarna putih, tidak tahan pans dalam suasana alkali dan okseigen.
 Fungsi
Sebagai menambah nafsu makan serta mengatur fungsi alat – alat pencernaan
dan fungsi saraf.

6
 Akibat kekurangan Vitamin B1
Akan menimbulkan gangguan saraf, mudah lelah, pencernaan kurang
sempurn, serta menyebabkan penyakit beri – beri.
 Pencegahan kekurangan Vitamin B1
Sumber Vitamin B1 yang terbaik ialah biji – bijian yang masih memiliki kulit
ari, kecambah, gandum, ragi, dan kacang – kacangan kering.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Berwarna kuning tahan panas, oksigen dan asam, dan tidak tahan cahaya dan
alkali
 Fungsi
Membantu enzim menghasilkan energy dan membantu produksi sel darah
merah.
 Akibat kekurangan vitamin B2
Sudut mulut merah, pecah – pecah, kelopak mata meradang, memerah dan
tidak tahan cahaya.
 Pencegahan Kekurangan Vitamin B2
Sumber nutrisi dari vitamin ini adalah susu dan produk susu lainnya seperti
keju, sayuran sperti brokoli dan bayam.

3. Vitamin B3 (Niacin)
Niacin memiliki keunikan sendiri yaitu mampu mengahasilkan dua koenzim
yaitu NAD (Nicotinamide Adenine Dinukleotid) dan NADP (Nicotamide
Adenine Dinukleotid Phospate).
 Fungsi
Dapat membentuk asam amino tryptophan yang mampu menenangkan sistem
saraf pusat.
 Akibat kekurangan Vitamin B3
Palegra, diare, dermatitis.

7
 Pencegahan Kekurangan Vitamin B3
Sumber nutrisi dari vitamin B3 adalah daging, ayam, ikan dan serelia
tumbuk.

4. Vitamin B6 (Pridoksin, piridoksal, piridoksamin)


Penyerapan terhambat oleh rokok dan kontrasepsi oral dapat mengurangi
efektifitasnya.
 Fungsi
Membantu metabolisme asam amino dan asam lemak, membantu
pembentukan sel darah merah.
 Akibat kekurangan vitamin B6
Anemia, dermatitis, lidah licin, dan otot kejang.
 Pencegahan kekurangan Vitamin B6
Sumber dari vitamin B6 adalah daging, ikan, kacang – kacanga, kentang dan
ayam.

5. Vitamin B12 (Kobalamin)


 Fungsi
Mengubah karbohidrat menjadi glukosa sehingga mengubah produksi energy,
membantu pengaturan sistem saraf agar sehat.
 Akibat Kekurangan Vitamin B12
Mengakibatkan depresi, stress dan mencegah terjadinya penyusutan otak
secara dini.
 Pencegahan Kekurangan Vitamin B12
Sumber nutrisi dari Vitamin B12 terimpan di dalam daging hewan dan
produk – produk hewani seperti telur.

6. Vitamin B8 (Biotin)
 Fungsi

8
Untuk menjaga sistem kekebalan tubu, produksi sel darah merah, menjaga
kulit serta rabut gelap sehat dan menjaga berfungsinya sistem saraf.
 Akibat kekurangan vitamin B8
 Pencegahan kekurangan vitamin B8
Sumber nutrisi dari vitamin B8 yaitu pada sumber makanan seperti kacang –
kacangan, susu, lemak ikan, gandum dan kubis.

7. Vitamin C
Salah satu elemen yang paling penting dalam diet harian individu.
 Fungsi
Vitamin C membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Membantu
menyerap zat besi yang diperlukan untuk membuat sel darah merah. Vitamin
C juga membantu luka bakar dan menyembuhkan luka. Vitamin C
merupakan antioksidan melindungi sel terhadap radikal bebas, produk dari
aktivitas sel normal yang berpartisipasi dalam reaksi kimia dalam sel.
 Akibat kekurangan Vitamin C
Kelelahan, perubahan mood, berat badan menurun secara mendadak, sendi
dan otot sakit, memar berlebihan, kondisi gigi, kering rambut dan kulit dan
infeksi
 Pencegahan Kekurangan Vitamin C
Untuk mengatasinya yaitu dengan memenuhi kebutuhannya dengan
mengkonsumsi buah – buahan seperti buah kiwi, papaya, jeruk, strawberry,
jambu biji, paprika manis, adapun sayuran berdaun hijau gelap dan brokoli.

2.3 Cara Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin


Melihat dampak yang dapat diakibatkan oleh kekurangan vitamin seperti dijelaskan
diatas, maka masalah kekurangan ini tidak boleh diremehkan karena dapat menyebabkan
kematian. Untuk mengatasi hal ini ada beberapa langkah yang harus terus dilakukan,
Antara lain:

9
A. Memperbaiki pola makan masyarakat melalui penyuluhan – penyuluhan sehingga
masyarakat kita semakin gemar megkonsumsi sayuran dan buah – buahan.
B. Melakukan fortifikasi vitamin terhadap beberapa bahan makanan yang banyak
dikonsumsi masyarakat dengan memperhatikan syarat – syarat fortifikasi, misal
tidak menyebabkan kenaikan harga yang terlalu tinggi.
C. Meningkatkan program pemberian suplemen vitamin yang sudah berjalan pada
kelompok sasaran yaitu:
1. Bayi umur 6 – 12 bulan.
2. Anak umur 1 – 5 tahun.
3. Ibu nifas.
4. Anak yang terserang campak
D. Pemberian imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar penyakit
kekurangan vitamin.
E. Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar vitamin dalam tubuh dapat berjalan
secara normal.

10
BAB III
TINAJUAN TEORI ANEMIA

3.1 Definisi Anemia


Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh
dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang ditandai
dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada
pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka
wanita itu dikatakan anemia. Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
a. Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
b. Kadar Hb 8 gram-5 gram disebut anemia saedang.
c. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah, setiap ganguan pembentukan sel
darah merah, baik ukuran maupun jumlahnya, dapat menyebabkan terjadinya anemia.
ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum tulang)maupun
ganguan karena kekurangan komponen pentingseperti zat besi, asam folat maupun vitamin
B 12.

11
3.2 Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau gangguan
penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan
darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi berkurang,
besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada
saringan darah di ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang
tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah merupakan
tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan teresebut biasanya
tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam
waktu yang lama. Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia:
A. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.

B. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahandengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

C. Produksi sel darah merah yang tidak optimal

12
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

3.3 Gejala Anemia


Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
a) Lemah, letih, lesu, mudah lelah dan lunglai.
b) Wajah tampak pucat.
c) Mata berkunang-kunang.
d) Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
e) Sering sakit.
f) Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan ini dapat terjadi
perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
g) Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah,
makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih mata
,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

3.4 Jenis – Jenis Anemia


A. Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi. Zat besi
merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Oleh sebab itu, ketika tubuh kekurangan zat
besi, produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian, penurunan hemoglobin
sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh sudah benar-benar
habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan banyak hal. Kekurangan zat besi
pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang
menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan
yang kurang mengandung zat besi. Sedabgkan pada orang dewasa, kurangnya zat besi

13
pada prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang
yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di bandingkan
kaum pria. cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada pria, sedangkan
kebutuhan perharinya justru lebih tinggin. setiap harinya seorang wanita akan kehilangan
sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal. pada saat mentruasi, kehilangan zat
besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan melahirkan.
ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya,
tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinya. selain itu,
pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat
besi.

B. Anemia Defisiensi Vitamin C


Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang terjadi,yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu lama. Penyebab
kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c dalam makanan sehari
hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi, sehingga jika terjadi
kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi
anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar vitamin c dalam
darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel darah merah berukuran
kecil.

C. Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam folat.
Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar (Makrositer) dengan
kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan MCV tinggi.

14
MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan salah satu karakteristik sel darah
merah.Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin b12 juga
mempengaruhi sistem saraf, sehingga penderita anemia ini akan merasakan kesemutan
ditangan dan kaki, tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa, serta kaki dalam
bergerak. gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna tertentu,termasuk
warna kuning dan biru, luka terbuka dilidah atau lidah seperti terbakar,penurunan berat
badan, warnakulit menjadi lebih gelap, linglung, depresi, penurunan fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk
anemia. pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop, tampak selah merah
berukuran besar. juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit,terutama jika
penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika diduga terjadi kekurangan, maka
dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam darah.

D. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepatdari
normal. umur sel darah merah normalnya 120 hari. pada anemia hemolitik,umur sel darah
merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

E. Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit,kaku, dan anemia hemolitik kronik. pada
penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (prootein pengangkut oksigen)
yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen dalam sel dan
menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. sel yang berbentuk sabit akan menyumbat
dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang, dan organ lainnya,
dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan

15
akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada
kematian.

F. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa. Anemia
aplastik terjadi bila ”pabrik” (sumsum tulang)pembuatan darah merah terganggu. Pada
anemia aplastik, terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan
trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia, obat-obatan, virus dan terkait
dengan penyakit-penyakit yang lain.

3.4 Pencegahan dari Anemia


A. Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui
makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu
sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar mengerti, harus diberikan
pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia, dan
harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi.
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melaluitiga cara :
a) Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi.
b) Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan yang
bisa mereduksi penyerapan zat besi.
c) peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat bezi,
seperti sayur-sayuran (bayam,kangkung,jagung),telur,kismis.

B. Pola istirahat

16
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami/beresiko
terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan pembentukan sel
darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8 jam per hari.

C. Pola Hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan hemoglobin
ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.

D. Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari
beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat,
dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan
mencegah terjadinya anemia.

E. Melakukan tes laboratorium


Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia
biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat
dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic (Zat Organoloptik) yang sangat
dibutuhkan tubuh dan memiliki peran penting dalam mengatur proses metebolisme tubuh.
Secara umum vitamin tidak dapat di prosukdi oleh tubuh. Tiap – tiap vitamin mempunyai
fungsi dan tugas – tugasnya yang spesifik termasuk dalam petumbuhan dan pemeliharaan
kesehatan. Secara umum vitamin di kelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A,D,E,K
2. Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B dan C
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga
di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red
bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau gangguan
penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan

18
darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi berkurang,
besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada
saringan darah di ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang
tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.

4.2 Saran
Diharapkan menjadi referensi tambahan yang bermanfaat khususnya bagi mahasiswa
keperawatan dan mendapatkan pengetahuan untuk pembaca. Disamping itu alangkah
baiknya kita sudah mengetahui pengetahuan yang sudah dijelaskan untuk berbagi kepada
kelurga, teman, sahabat dan semuanya.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, jakarta.


Girindra A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor,
New Delhi.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara, Jakarta.
Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.
Sirajuddin, S. 2009.Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan
Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS, Makassar.

19

Anda mungkin juga menyukai