massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan. (Wasdinar, 2007)
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa pucat, dan
pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb), Hematokrit(Hm), dan eritrosit
kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi kemampuan darah
menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi,
yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel
darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah
yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).
Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi terutama
tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan darah akibat
infeksi parasit gastrointestinal.
Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl, tetapi sudah
dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya Anemia yang sangat parah
bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain, bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi
laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh
dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara
berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta
kesehatan fisik (Bakta, 2006).
A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas
hemoglobin, dan volumepacked red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb.Anemia terjadi karena kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar anemia ini
disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau
Anemia Gizi Besi.
B. PENYEBAB ANEMIA
Penyebab Umum dari Anemia:
Kehilangan darah atau Perdarahan hebat seperti :
Perdarahan Akut (mendadak), Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecahpembuluh
darah,perdarahan Kronik (menahun), Perdarahan menstruasiyang sangat banyak, serta hemofilia.
Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti:
Defesiensi zat besi,defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat,danPenyakit kronik.
Gangguan produksi sel darah merah seperti:
ketidaksanggupan sumsum tulang belakang membentuk sel- sel darah.
1. Berdasarkan Morfologinya:
1. Anemia Mikrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Zat besi
Adalah Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) sehngga
pembentukan hemoglobin berkurang.
b. Anemia Penyakit Kronik
Adalah anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia terbanyak kedua setelah
anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di Amerika Serikat.
2. Anemia Makrositik
a. Defisiensi vitamin B12
Adalah Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan
nama anemia pernisiosa.
b. Defisiensi Asam folat
Adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat dalam tubuh
berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam folat dapat diperoleh dari hati, ginjal,
sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat
pada protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya asupan folat,
persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan.
G. PENANGGULANGAN ANEMIA
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara rutin
pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut
disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan
absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang
mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan prevalensi
tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama susu, kopi,
teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan
kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk
skrining anemia defisiensi besi .
H. PENGOBATAN ANEMIA
Klasifikasi
Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari,
dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira
50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang
(ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia
jenis ini dapat pula disebabkan karena :
Hemoglobinuria
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru
( abses, empiema, dll ).
2. Anemia makrositik
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena gangguan
absorsi yang merupakan penyakit herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena
kekurangan asupan vitamin B12.
b. Anemia defisiensi asam folat
Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat
jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam
daging, susu, dan daun – daun yang hijau.
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar
Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang
sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.
4. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ), baik
sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan
glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar.
Biasanya pasien ikterus dan splenomegali.
5. Anemia aplastik
d. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah,
cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996). Takipnea
(saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare,
ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )