283 716 1 PB PDF
283 716 1 PB PDF
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
1584
Pengukuran Kadar Glukomanan pada Konjak – Widjanarko, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1584-1588, September 2015
belum ada yang disepakati secara internasional [3]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan metode manakah diantara gravimetri [4,5] dan kolorimetri [3] yang paling akurat
dan memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi untuk mengetahui kadar glukomanan. Gravimetri
walaupun merupakan teknik tertua dalam analisis kuantitatif, namun dinilai masih relevan
dalam menentukan kadar terutama senyawa-senyawa organic [6].
Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tepung porang dan suweg serta
pemurnian tepung metode bertingkat meliputi : glassware, timbangan analitik (Denver
Instrument M-310), pisau stainless steel, slicer, loyang, blender kering (Philips), ayakan 80
mesh, dan homogenizer (Stirrer).
Sedangkan alat yang digunakan untuk analisis pada penelitian meliputi : glassware,
kertas saring, kompor listrik (Maspion), oven kering (Memmert), desikator, shaker
(Heidolph), spektrofotometer (Medilab), kuvet, vortex (LW Scintific Inc), sentrifuse (Universal
Model : PLC-012E), dan Magnetic Stirrer (LH Velp Scientifica).
Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Metode deskriptif digunakan
untuk membandingkan kedua metode (Gravimetri, dan Kolorimetri) menggunakan sampel
berupa Konjak Glucomannan (KGM) komersial dengan merk “Konjak Glucomannan Powder”
produksi Konjac Foods China yang dilakukan 10 kali ulangan untuk masing-masing metode.
Tahapan Penelitian
Pengujian metode gravimetri.
1. Sampel dan garam aluminium sulfat (0.10 kali massa sampel) dilarutkan dalam air hangat
suhu 75oC dengan perbandingan 1:10 (b/v) sambil diaduk selama 35 menit.
2. Endapan sampel dipisahkan menggunakan sentrifuse 2000 rpm selama 30 menit dan
diambil supernatan.
3. Supernatan ditambahkan isopropil alkohol dengan perbandingan 1:1 (v/v) sambil diaduk
hingga terbentuk gumpalan.
4. Gumpalan disaring dengan kertas saring dan dikeringkan pada suhu 60oC selama 24 jam
lalu ditimbang.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑚𝑎𝑛𝑛𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎
1585
Pengukuran Kadar Glukomanan pada Konjak – Widjanarko, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1584-1588, September 2015
Prosedur Analisis
Data pertama berupa perbandingan metode akan dideskripsikan berdasarkan rata-
rata dan variasi data yang terbentuk. Dari data tersebut akan ditentukan metode manakah
yang memiliki akurasi dan presisi yang lebih tinggi.
1586
Pengukuran Kadar Glukomanan pada Konjak – Widjanarko, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1584-1588, September 2015
100,00
90,00
Kadar Glukomanan (%)
Gravimetri
80,00
Kolorimetri
70,00
Literatur
60,00
50,00
40,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ulangan
Gambar 1 Trend Hasil Pengukuran Kadar Glukomanan Tepung Konjak Diukur dengan
Gravimetri dan Kolorimetri
Terdapat banyak cara untuk menentukan akurasi suatu metode. Salah satu
diantaranya adalah dengan membandingkan hasil analisis dengan hasil yang telah
dipublikasikan [8]. Kemasan KGM komersial telah mempublikasikan bahwa kandungan
glukomanan dalam sampel adalah sebesar 90%. Rata-rata hasil kandungan glukomanan
yang didapat dari metode gravimetri adalah 63.49%, sangat jauh selisihnya (26.51%)
dibandingkan dengan metode kolorimetri yang rata-rata mendeteksi terdapat 93.21%
glukomanan dalam sampel (selisih 3.21%) . Hal ini menunjukkan bahwa metode kolorimetri
lebih akurat jika dibandingkan dengan metode gravimetri.
Rendahnya hasil pengukuran kadar glukomanan dengan gravimetri diduga akibat
proses koagulasi dan presipitasi yang tidak sempurna. Proses koagulasi dan ukuran
koagulan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu pemanasan, pengadukan, dan penambahan
elektrolit [9]. Pengadukan yang dilakukan dalam proses ini tidak seragam sehingga ukuran
partikel tidak seragam juga. Hal ini mengakibatkan banyaknya presipitat ukuran kecil yang
lolos kertas saring halus, sehingga tidak tertimbang dan tidak terhitung sebagai glukomanan.
Ukuran partikel yang bervariasi menyebabkan jumlah partikel yang lolos kertas saring juga
bervariasi, yang berakibat variasi data yang didapat menjadi tinggi dan presisinya menurun.
Pada pengujian kadar glukomanan metode kolorimetri denngan reagen 3,5-DNS,
sampel tepung konjak yang akan dianalisis dipreparasi terlebih dahulu dengan cara diaduk
dengan magnetic stirrer dalam buffer asam format - NaOH selama 4 jam dalam suhu ruang
untuk menghilangkan zat-zat yang tidak larut seperti pati dan selulosa. Larutan yang
dihasilkan (disebut sebagai larutan sampel KGM) kemudian dihidrolisis dan jumlah gula
reduksi (glukosa dan manosa) diukur. Jumlah gula reduksi dalam larutan sampel KGM
sebelum hidrolisis juga ditentukan, kemudian jumlah gula reduksi setelah hidrolisis dikurangi
gula reduksi sebelum hidrolisis. Hal ini dilakukan untuk mencegah error positif dalam
penentuan kandungan glukomanan yang diakibatkan terukurnya senyawa non glukomanan
seperti glukosa bebas dalam sampel [3].
SIMPULAN
Metode kolorimetri dengan reagen 3,5-DNS menunjukkan akurasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode gravimetri. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata kadar
glukomanan KGM komersial yang diukur dengan kolorimetri sebesar 93.21%, lebih
mendekati literatur (90%) dibandingkan dengan pengukuran menggunakan gravimetri yang
1587
Pengukuran Kadar Glukomanan pada Konjak – Widjanarko, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1584-1588, September 2015
menunjukkan kadar KGM sebesar 63.49%. RSD kolorimetri sebesar 1.36%, lebih kecil
dibandingkan RSD gravimetri sebesar 4.92%, menunjukkan bahwa kolorimetri lebih presisi
dibandingkan gravimetri.
DAFTAR PUSTAKA
1) Husniati, Devi, A. Fitria, Medikasari, dan Hanafi. 2009. Isolasi Senyawa Glukomanan
dalam Tanaman Umbi Singkong, Walur, dan Gadung Indiginous Indonesia. Jurnal Sains
MIPA. Vol. 15, No 3, Halaman 191-195.
2) Zhang, Y., B. Xie, and X. Gan. 2005. Advance in Application of Konjac Glucomannan
and its Derivatives. Carbohydrate Polimers 60 : 27–31.
3) Chua, Melinda, K. Chan, J.T. Hocking, P. Williams, C. Perry, and T. Baldwin. 2012.
Methodologies for the Extraction and Analysis of Konjac Glucomannan from Corms of
Amorphophallus konjac K. Koch. Elsevier. Carbohydrate Polymers 87 (2012) halaman
2202-2210.
4) Whistler. R. L. and E.L. Richards. 1970. Hemicelluloses, Dalam Pigman, W.D. The
Carbohydrates, Chemistry and Biochemistry, 2nd ed. Vol. 2, Academic Press. New
York.
5) Harijono, T. Estiasih, W.B. Sunarharum, dan I.S. Rakhmita. 2010. Karakteristik Kimia
Ekstrak Polisakarida Larut Air dari Umbi Gembili (Dioscorea esculenta) yang
Ditunaskan. Jurnal Teknologi Pertanian Vol 11, No 3, halaman 162-169.
6) Harris, D.C. 2003. Quantitative Chemical Analysis, 6th ed. W.H. Freeman and Co : New
York, page 680-690.
7) CIPAC. 2003. Guidelines on Method Validation to be Performed in Support of Analytical
Methods for Agrochemical Formulations. Document No. 3807.
8) Huber, Ludwig. 2007. Validation and Qualification in Analytical Laboratories.
Intherpharm, Informa Healthcare. New York, USA.
9) Widianto, Sonny. 2009. Kimia Analitik: Gravimetri. Diakses 31 Mei 2014. <
http://staff.unila.ac.id/ sonnywidiartofiles/201109/GRAVIMETRI.pdf.>
1588