Anda di halaman 1dari 4

1.

Faktor-faktor indikator adsorpsi:

1)AgCl seharusnya tidak diperkenankan untuk mengental menjadi partikel-partikel


besar pada titik ekivalen mengingat hal ini akan menurun secara drastic permukaan
yang tersedia untuk adsorpsi dari indicator. Sebuah koloid pelindung seperti
dekstrin harus ditambahkan untuk menjaga endapan tersebut luas. Dengan
kehaditan dekstrin perubahan warna dapat mentitrasi ulang dengan sebuah larutan
klorida standar.

2)Adsorpsi dari indicator seharusnya dimulai sejak sebelum titik ekivalen dan
meningkat secara cepat pada titik ekivalen. Beberapa indicator yang tidak cocok
teradsorpsi secara kuat. Indicator tersebut sebenarnya menggantikan ion utama
yang diadsorpsi jauh sebelum titik ekivalen tersebut dicapai.

3)PH dari media titrasi harus dikontrol untuk menjamin sebuah konsentrasi ion dari
indicator asam lemah atau basa lemah tersedia cukup. Fluorosein sebagai contoh
mempunyai Ka sekitar 10-7 dan dalam larutan-larutan yang lebih asam dari PH 7
konsentrasi ion-ion FI- sangat kecil sehingga tidak ada perubahan warna yang
dapat diamati. Fluorosein mempunyai Ka sekitar 10-4 dan dapat digunakan pada
skala PH 4-10

4)Amat disarankan bahwa ion indicator bermuatan berlawanan dengan ion yang
ditambahkan sebagai titran. Adsorpsi dari indicator kemudian tidak akan terjadi
sampai ada kelebihan titran. Untuk titrasi perak dengan klorida, metal ungu garam
klorida dari sebuah basa organic, dapat dipergunakan. Kation tidak diadsorpsi
sampai kelebihan ion-ion klorida yang hadir berlebih dan koloid bermuatan negatif.
Adalah mungkin untuk menggunakan dikorofluorosein dalam kasus ini, namun
indicator seharusnya ditambahkan sesaat sebelum titik ekivalen.

(Day dan Underwood, 2002)

2. Argentometri dan metode

Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur
dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume
larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,
kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.

(Day dan Underwood, 2002)

METODE-METODE TITRASI ARGENTOMETRI

1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalamsuasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan
kalium kromat sebagai indikator.Titrasi ini harus dilangsungkan dalam suasana netral
atau sedikit alkali lemah, dengan pH 6,5-9,karena pada suasana asam akan terjadi
reaksi pembentukan senyawa dikromat .

2. Metode Volhard
Metode Volhard dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida, dan
iodida dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat
berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan
larutan baku tiosianat. Indikator yang digunakan adalah besi (III) nitrat atau besi (III)
ammonium sulfat .

3. Metode Fajans
Pada metoda ini digunakan indikator adsorpsi, yang mana pada titik ekivalen,
indikator teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna
terhadap larutan, tetapi pada permukaan endapan.ada titrasi argentometri dengan
metode Fajans, Jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl yang mengandung
flourescein maka titik akhir titrasi akan diamati dengan perubahan warna dari kuning
cerah ke merah muda. Warna endapan yang terlihat akan tampak berwarna sedangkan
larutannya tampak tidak berwarna hal ini disebabkan adanya indikator adsorbsi yang
teradsorb pada permukaan endapan AgCl. Warna dari endapan akan termodifikasi saat
indikator teradsorbsi pada permukaan endapan. Reaksi adsorbsi ini dapat dilihat
dengan contoh indikator yang bermuatan negatif seperti flouroscein.

4. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasi tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi
ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat
ditambahkankepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada
penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan
larut.

(Ulfah, 2012) -- Muthia Ulfah


https://muthiaura.wordpress.com/2012/04/24/titrasi-argentometri/
3. Persamaan perbedaan metode argento

Perbedaan
 Pada metode Fajans dilakukan dalam suasana sedikit asam, pada metode Mohr
dilakukan dalam suasana netral, sedangkan pada metode Volhard dilakukan dalam
suasana asam.
 Indikator yang dapat digunakan dalam metode Fajans adalah fluorescein dan eosin,
dalam metode Mohr indikator yang digunakan adalah K 2CrO4, sedangkan metode
Volhard menggunakan indikator Fe(NH4)(SO4)2.
Persamaan
 Persamaan dari metode Volhard, metode Fajans dan metode Mohr yaitu menggunakan
zat peniter yang sama yaitu larutan AgNO 3.
 Menetapkan kadar garam halida

4. Mekanisme terbentuk warna metode fajans


Pada metoda ini digunakan indikator adsorpsi, yang mana pada titik ekivalen,
indikator teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna
terhadap larutan, tetapi pada permukaan endapan.ada titrasi argentometri dengan
metode Fajans, Jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl yang mengandung
flourescein maka titik akhir titrasi akan diamati dengan perubahan warna dari kuning
cerah ke merah muda. Warna endapan yang terlihat akan tampak berwarna sedangkan
larutannya tampak tidak berwarna hal ini disebabkan adanya indikator adsorbsi yang
teradsorb pada permukaan endapan AgCl. Warna dari endapan akan termodifikasi saat
indikator teradsorbsi pada permukaan endapan. Reaksi adsorbsi ini dapat dilihat
dengan contoh indikator yang bermuatan negatif seperti flouroscein.

(Ulfah, 2012) -- Muthia Ulfah


https://muthiaura.wordpress.com/2012/04/24/titrasi-argentometri/
5. Faktor pendeteksian TAT

6. Hal yg diperhatikan pd penentuan kadar iodida volhard

 AgI kelarutannya lebih rendah dari AgSCN

7. Indikator adsorpsi

Indikator adsorpsi. Suatu senyawa organik yang di- adsorpsi pada permukaan suatu
endapan sehingga warnanya berubah

(Day dan Underwood, 2002)

8. Sebab agno3 disimpan dlm botol coklat

Larutan perak nitrat harus dilindungi dari cahaya matahari, dan paling baik
disimpandalam botol coklat. Hal ini dikarenakan perak nitrat mudah terurai atau
terdekomposisi olehcahaya.
AgNO3 (aq) ---> Ag2O(s) + HNO3(aq)

(Ramdhani, 2010)
(Aprianti Ramdhani, 2010)
https://www.scribd.com/doc/44651981/TITRASI-ARGENTOMETRI
9. Argentometri cara gay lussac

10. Metode Gay Lussac


Pada cara ini tidak digunakan indicator untuk penentuan titik akhir
karena sifat dari endapan AgX yang membentuk larutan koloid bila
ada ion sejenis yang berlebih. AgX tidak mengendap tapi
merupakan kekeruhan yang homogen. Menjelang kesetaraan (1%
sebelum setara) akan terjadi koagulasi dari larutan koloid tersebut.
Karena muatan ion pelindungnya tidak kuat lagi untuk menahan
penggumpalan . dalam keadaan ini didapat endapan AgX yang
berupa endapan Kurd (gumpalan) dengan larutan induknya yang
jernih. Titik akhir titrasi dicapai bila setetes pentitrasi yang
ditambahkan tidak lagi memberikan kekeruhan. Dengan volume
pentiter yang diketahui pada saat terjadinya penggumpalan yang
99% mencapai kesetaraan, maka penambahan selanjutnya dapat
diperkirakan dan umumnya ditambahkan tetes demi tetes.
http://pharmacist-bobone.blogspot.co.id/2012/10/argentometri.html

11. ABP

Anda mungkin juga menyukai