Anda di halaman 1dari 8

RESUME

SYI’AH
Dosen Pengampu : Al Maroghi, M.Pd.
Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam

Nama Mahasiswa : SUPRIADI


NIM : 19.02.012.1
NIRM : 088.13.0434

SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH (STID) AL BIRUNI


BABAKAN CIWARINGIN CIREBON
SYI’AH
Penulis : Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc., M.A

1. Latar Belakang

Syi'ah adalah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Istilah
Syi'ah berasal dari kata bahasa Arab ‫“ شيعة‬Syi’ah”. Bentuk Tunggal dari
kata ini adalah Syi’i ‫ شيعي‬. “Syiah” adalah bentuk pendek dari kalimat
bersejarah Syi’ah ‘ Ali ‫ شيعة علي‬artinya pengikut “ pengikut Ali”. Syi’ah
menurut etimologi bermakna “pembela dan pengikut seseorang.”selain itu
juga bermakna “setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara.”69 Di Al-
Qur’an dijumpai kata-kata “Syi’ah” dengan makna etimologis diatas, seperti
dalam surat Al-Shaffaat [37]: 83; surat al-Qasas [28]:15; surat Maryam
[19]:69; surat al-An’am [6]65; dan surat al-Qamar [54]: 51. Menurut
Terminologi adalah mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Th ālib
sangat utama diantara para sahabat lebih berhak untuk memegang tampuk
kepemimpinan kaum Muslimin, demikian pula anak cucunya
sepeninggalnya.70 Menurut Syahrastani (w. 548 H), terminologi Syi’ah
mencakup empat unsur berikut, yaitu (i) para penolong dan pengikut Imam
Ali bin Abi Thālib; (ii) teks/nash dari Nabi SAW dan wasiat Nabi bahwa
khilafah setelahnya adalah Ali bin Abi Th ālib; (iii) bahwa imamah setelah
Abi Th ālib adalah kepada anak-anak dan keturunannya; dan (iv) imamah
atau Khalifah tidak boleh keluar dari keturunannya, kecuali lantaran
kezaliman atau lantaran perbuatan aniyaya dari pihak lain.71

Terdapat beberapa teori tentang latar belakang munculnya tasyayyu’


(dukungan) terhadap Ali bin Abi Th ālib. Ada pendapat yang menyebutkan
bahwa tasyayyu’ telah ada pada saat Nabi SAW masih hidup.72 Pendapat
lain menyebutkan bahwa tasyayyu’ muncul setelah Rasulullah SAW wafat,
juga pendapat kemunculan Syi’ah berbarengan dengan terjadinya Perang
Jamal dan pasca terjadinya tahkim.74

________________________
69
Azhari, Tahdizbul Lughah, 3/61, dan az-Zabidi, Tajul Arus..., 5/405.
70
Ibn Hazm, al-Ffishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal..., 2/113.
71
Muhammad Anwar Hamid Isa, Buhūts al-Islamiyyah, Kairo: Mathbaah al-Fajr al-Jadid, 1995, hlm. 7.
72
Hasan al-Nubakhti (w.300 H) seorang ulama Syi’ah menyatakan bahwa tasyayyu’ kepada Ali bin Abi Th ālib
telah muncul pada masa Nabi SAW masih hidup. Diantara tokoh yang menyatakan keimamahan Ali Abi Th ālib
adalah Miqdad bin al-Aswad, Salman al-Farisi, Abu Jaudub bin Janadah, Ammar bin Yasir, dan lain-lain. Mereka
adalah orang-orang yang melakukan tasyayyu’ kepada Ali Abi Th ālib. Lihat, Hasan al-Nubakhi, Firaq al-Syi’ah,
Tahqiq Abdul Mun’im al-Hanafi, Kairo: Dar al-Rasyad, t.th,hlm. 38.
73
Muhammad Anwar Hamid Isa, Buhūts al-Firaq ..., hlm. 9. Lihat Juga, A’yan al-Syi’ah, jilid I, hlm. 13.
74
Muhammad Anwar Hamid Isa, Buhūts al-Firaq ..., hlm. 8-13
Teori lain menyebutkan kemunculan Syi’ah terkait dengan
persoalan-persoalan politik yang mengiringinya, antara lain: Pertama,
Peristiwa Saqifah. Kedua, Fitnah yang terjadi pada masa khalifah Utsman
bin ‘Affan yang berakhir dengan terbunuhnya khalifah ketiga itu. Ketiga,
Perang Siffin dan terjadinya tahkim. Keempat, Peristiwa terbunuhnya
Husain bin Ali bin Abi Th ālib di Karbala.75

Dari Teori-teori diatas agaknya sulit untuk memastikan mana yang


paling kuat lantaran kesemuanya berkaitan dengan munculnya sikap
tasyayyu’ (keberpihakan ) kepada Ali bin Abi Th ālib.
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan pengikut lainnya
(baca:pengikut Abu Bakar) menjadikan perbedaan pandangan yang tajam
antara Syi’ah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur’an, Hadits, mengenai
Sahabat, dan hal-hal lainnya.
Di kalangan penganut Syi’ah, konsep dukungan kepada Ali bin Abi
Th ālib menjelma menjadi dukungan terhadap Ali sebagai yang paling
berhak untuk kekuasaan politik saat itu. Selain argumen teks tentang Hadits
Ghadir Khum, kapasitas imam Ali dipandang memiliki dua keutamaan
berupa ‘ishmah dan ‘ilm.78 Dukungan kepada Ali bin Abi Th ālib ini
kemudian secara berkelanjutan sampai kepada anak-anak dan keturunannya
berdasarkan mekanisme pewarisan (wiratsah) dan penunjukan (ta’yin).
Dengan demikian, jelaslah esensi Syi’ah adalah dukungan dan kepercayaan
yang begitu kuat tentang Keluarga Nabi Muhammad (yaitu para Imam
Syi’ah) sebagai sumber pengetahuan terbaik tentang Al-Qur’an dan Islam,
guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad, dan pembawa serta
penjaga terpercaya dari tradisi Sunnah. Secara Khusus, Muslim Syi’ah
berpendapat bahwa Ali bin Abi Th ālib adalah penerus kekhalifahan setelah
Nabi Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh
Muslim Sunni.
Pada Perkembangannya kemudian Syi’ah mengalami
beberapa perpecahan, sebagaimana Sunni juga mengalami beberapa
pergeseran mazhab.

2. Doktrin, Ushuluddin, dan Furuuddin


Syi’ah Memiliki Lima Ushuluddin, Yaitu: (1) Tauhid, bahwa Allah
SWT adalah Maha Esa; (2) Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil;
(3) An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi’ah meyakini keberadaan para
nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia; (4) Al-
Imamah, bahwa Syi’ah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa
memimpin umat sebagai penerus lisalah kenabian; dan (5) Al-Ma’ad, bahwa
akan terkadi hari kebangkitan.
__________________
75
Ahmad Mahmud Subhi, Nazariyyah...,hlm. 29.
78
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Misriyyah, 1965, hlm 268
Keyakinan kaum Syi’ah tentang Allah SWT Yang Maha Esa dan
Maha Kuasa didasarkan kepada beberapa ayat Al-Qur’an, termasuk dalam
hal menciptakan Takdir. Adapun keyakinan tentang kenabian bahwa Jumlah
Nabi dan Rasul Allah ada 124.000,Nabi dan Rasul terakhir ialah Nabi
Muhammad SAW, nabi yang suci dari segala aib dan tiada cacat apapun,
paling utama dari seluruh Nabi yang ada. Ahlul Baitnya sampai sembilan
Imam keturunan Husain adalah manusia-manusia suci. Al-Qur’an adalah
mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW.

3 Sekte dalam Syi’ah


Dalam tulisan ini,akan diurai secara singkat beberapa varian Syi’ah
yang menurut catatan para ahli terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte ini
terdapat empat kelompok yang masih ada sampai sekarang, yakni Syi’ah
Ismailiyyah (Tujuh), Syi’ah Itsna ‘Asyariyyah (Syi’ah Dua Belas), Syi’ah
Zaidiyyah (Syi’ah Lima) dan Syi’ah Ghulah atau Syi’ah sesat.
SYI’AH
Penulis : DR. Abdul Rozak, M.Ag. & DR. Rosihon Anwar, M.Ag.

A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL KEMUNCULAN SYI’AH

Syi’ah dilihat dari bahasa berarti pengikut,pendukung,partai, atau


kelompok, sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim
yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada
keturunan Nabi Muhammad SAW. Atau orang yang disebut sebagai ahl
al-bait. Menurut Thabathbai, istilah Syi’ah untuk pertama kalinya
ditujukan pada para pengikut Ali(Syi’ah Ali), pemimpin pertama ahl al-
bait pada masa Nabi Muhammad SAW. Para pengikut Ali yang disebut
Syi’ah itu diantaranya adalah Abu Dzar Al-Giffari, Miqad bin Al-
Aswad, dan Ammar bin Yasir.2 Pengertian diatas merupakan dasar yang
membedakan Syi’ah dengan kelompok Islam yang Lain.
Mengenai kemunculan Syiah dalam sejarah, terdapat perbedaan
pendapat di kalangan para ahli. Kalangan Syi’ah sendiri berpendapat
bahwa kemunculan Syi’ah berkaitan dengan masalah pengganti
(khilafah) Nabi SAW. Mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar
bin Khaththab, dan Usman bin Affan karena dalam pandangan mereka
hanya Ali bin Abi Thalib yang berhak menggantikan Nabi. Bukti utama
tentang sahnya Ali sebagai penerus Nabi adalah peristiwa Ghadir
Khumm.6 Berlawanan dengan harapan mereka,justru ketika Nabi wafat
dan jasadnya belum dikuburkan, sedangkan anggota keluarganya dan
beberapa orang sahabat sibuk dengan persiapan dan upacara
pemakamannya. Tanpa berunding dengan ahlul bait,keluarga,ataupun
para sahabat yang sedang sibuk dengan upacara pemakaman. Kelompok
yang kemudian menjadi mayoritas, bertindak memilih pemimpin kaum
muslimin dengan maksud menjaga kesejahteraan umat dan memecahkan
masalah mereka saat itu. Berdasarkan realitas itulah, muncul sikap di
kalangan sebagian kaum muslimin yang menentang kekhalifahan dan
menolak kaum mayoritas dalam masalah-masalah kepercayaan tertentu.
Perbedaan pendapat di kalangan para ahli mengenai kalangan Syi’ah
merupakan sesuatu yang wajar.
Syi’ah mendapatkan pengikut yang besar terutama pada masa dinasti
Amawiyyah.Dalam perkembangannya, selain memperjuangkan hak
kekhalifahan ahl-al-bait di hadapan dinasti Ammawiyah dan Abbasiyah,
Syi’ah juga mengembangkan doktrin-doktrinnya sendiri. Berkaitan
dengan teologi, mereka mempunya lima rukun iman, yakni tauhid
(kepercayaan kepada keesaan Allah); nubuwwah (kepercayaan kepada
kenabian); ma’ad (kepercayaan akan adanya hidup di akhirat);
_________________
2
M.H Thabathaba’i, Islam Syi’ah, Asal-usul dan perkembangannya, terj. Djohan Effendi, PT. Grafiti Press,
Jakarta, 1989, hlm.37 dan 71.
imamah (kepercayaan terhadap adanya imamah yang merupakanhak ahl
al-bait); dan adl (keadilan Ilahi). Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia
ditulis bahwa perbedaan antara sunni dan Syi’ah terletak pada doktrin
imamah.14

B. SYI’AH ITSNA ASYARIYAH (SYI’AH DUA BELAS/ SYI’AH


IMAMIYAH)
1. Asal-usul Penyebutan Imamiyah dan Syi’ah Itsna Asyariyah
Dinamakan Syi’ah Imamiyah karena yang menjadi dasar akidahnya
adalah persoalan imam dalam arti pemimpin regio politik,15 yakni
Ali berhak menjadi khilafah bukan hanya karena kecakapannyaatau
kemuliaan akhlaknya, tetapi juga karena ia telah ditunjuk nas dan
pantas menjadi khilafah pewaris kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW.16 Syi’ah Itsna Asyariyah sepakat bahwa Ali adalah penerima
wasiat Nabi Muhammad seperti yang ditunjukan nas. Adapun Al-
ausiya (penerima wasiat) setelah Ali bin Abi Thalib adalah
keturunan dari garis Fatimah, yaitu Hasan bin Ali kemudian Husein
bin Ali sebagaimana yang disepakati.18 Nama Dua Belas (Itsna
Asyariyah) ini mengandung pesan penting dalam tinjauan sejarah,
yaitu golongan ini terbentuk setelah lahirnya kedua belas imam yaitu
kira-kira pada tahun 260 H/878 M.20
2. Doktrin-Doktrin Itsna Asyariyah.22
Konsep Ushul Ad-Din mempunyai lima akar yaitu Tauhid, Keadilan,
Nubuwwah, Ma’ad dan Imamah.

C. SYI’AH SAB’IYAH (SYI’AH TUJUH)


1. Asal-usul Penyebutan Syi’ah Sab’iyah
Istilah Syi’ah Sab’iyah (Syi’ah Tujuh) dianalogikan dengan Syi’ah
Itsna Asyariyah. Istilah itu memberikan pengertian bahwa sekte
Syi’ah Sab’iyah hanya mengakui tujuh imam,29
2. Doktrin Imamah dalam Pandangan Syi’ah Sab’iyah
Para pengikut Syi’ah Sab’iyah percaya bahwa Islam dibangun oleh tujuh
pilar seperti dijelaskan Al-Qadhi An-Nu’man dalam Da’aim Al-Islam.
Tujuh pilar tersebut adalah iman, taharah, salat, zakat, saum, haji, dan
jihad.Dalam pandangan Syi’ah Sab’iyah, keimanan hanya dapat diterima
melalui walayah (kesetiaan) kepada imam
_________________
14
Nasution, op..cit.. hlm. 904.
16
W. Montgomery Watt, Islamic Political Thought, Edinburg University Press, Edinburg, 1968. hlm. 43.
18
Heinz Halm, Shi ‘ism,Edinburg University Press, Edinburg, 1991. hlm. 29.
20
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid II, terj. Muhtar Yahya. Pustaka Al-Husna, Jakarta, 1983.
hlm. 220;Salman Ghaffari, Shia ‘ism, Haidari Press, Teheran, 1967, hlm. 147.
22
Ghaffari, po..cit.. hlm. 41-42.
29
Halm, po..cit.. hlm. 162.
zaman. Imam Zaman adalah imam yang digambarkan dalam hadis
Nabi SAW yang mereka jadikan dasar, dimana terjemahaan bahasa
Indonesianya Ia telah wafat dan waktu kewafatannya masih belum
diketahui sampai kini. Syarat-syarat seorang imam dalam pandangan
Syi’ah Sab’iyah adalah :
1. Berasal dari Keturunan Ali melalui perkawinan dengan Fatimah
yang kemudian dikenal ahlul bait.
2. Imam harus berdasarkan penunjukan atau nas.
3. Keimaman jatuh pada anak tertua.
4. Harus Maksum
5. Seseorang yang paling baik.
Disamping itu harus memiliki pengetahuan eksoterik (lahir) dan
esoterik (batin) dan walayah (Kemampuan esoterik untuk
menuntun manusia ke dalam rahasia-rahasia Tuhan).
Sepeninggal Isma’il, imam-imam selanjutnya merupakan imam
tersembunyi sampai berdiri Daulah Fatimah (Tahun 909 M).48

3. Ajaran Syi’ah Sab’iyah Lainnya


Ada satu sekte dalam Syi’ah Sab’iyah yang berpendapat bahwa
Tuhan mengambil tempat dalam diri imam. Menurut Syi’ah
Sab’iyah Al-Qur’an memiliki makna batin selain makna lahir.
Dengan prinsip ta’wil ayat Al-Qur’an tentang haji ditakwilkan
dengan mengunjungi imam, ayat tentang Puasa ditakwilkan dengan
menahan diri dari menyiarkan rahasia-rahasia imam. Mengenai Sifat
Allah, meniadakan sifat dari Dzat Allah.

D. SYI’AH ZAIDIYAH
1. Asal-usul Penamaan Syi’ah Zaidiyah
Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai
imam kelima, putra imam ke empat, Ali Zainal Abidin.
2. Doktrin Imamah menurut Syi’ah Zaidiyah
Berbeda dari Syi’ah secara umum, Zaidiyah memiliki doktrin
Imamah yang tipikal. Yaitu Nabi SAW hanya menentukan Sifat-sifat
Imamah saja. Seorang imam harus ahl-albait, memiliki kemampuan
mengangkat senjata,Memiliki intelektualisme yang dapat dibuktikan
melalui ide dan karya keagamaan.dengan doktrin ini Syi’ah Zaidiyah
sering mengalami krisis keimaman.
3. Doktrin-Doktrin Syi’ah Zaidiyah Lainnya
Bertolak dari doktrin tentang al-imamah al-mafdul, Syi’ah Zaidiyah
berpendapat bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khathtab
adalah sahdari sudut pandang Islam. pPrinsip inilah, menurut Abu
Zahrah, yang menyebabkan banyak yang keluar dari Syi’ah
_________________
4i8
Nasution, Ensiklopedi..op.cit.. hlm. 451.
Zaidiyah. Organisasi tarekat memang dilarang dalam pemerintahan
Zaidiyah.69 Syi’ah Zaidiyah juga menolak nikah mut’ah.

E. SYI’AH GHULAT
1. Asal-usul Penamaan Syi’ah Ghulat
Istilah Ghulat berasal dari kata ghala-yaghlu-ghuluw artinya
bertambah dan naik. Ghala bi ad-din artinya memperkuat dan
menjadi ekstrim sehingga melampaui batas.76 Syi’ah Ghulat adalah
kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebih-lebihan atau
ekstrim (exsagration). Gelar ini diberikan berkaitan dengan
pendapatnyayang janggal yakni ada beberapa orang yang secara
khusus dianggap Tuhan dan juga ada beberapa orang yang dianggap
Rosul setelah Nabi Muhammad SAW.78
Mengenai jumlah sekte Syi’ah Ghulat, para mutakalimin
berbeda pendapat. Syahrastani membagi menjadi 11 sekte, Al-
Ghurabi membagi menjadi 15 sekte. Sekte ini awalnya hanya satu
yakni faham yang dibawa oleh Abdullah bin Saba’ yang
mengajarkan bahwa Ali adalah Tuhan.
2. Doktrin-Doktrin Syi’ah Ghulat
Menurut Syahrastani, ada empat doktrin yang membuat mereka
extrim, yaitu tanasukh, bada, raj’ah, dan tasbih.81 Moojan
menambahkannya dengan hulul dan ghayba.82 Tanasukh adalah
keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad lain.
Bada’ adalah Keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-Nya
sejalan dengan perubahan Ilmu-Nya serta dapat memerintahkan
suatu perbuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya.85 Raj’ah
adalah mempercayai bahwa imam Mahdi Al-Muntazar akan datang
ke bumi. Tasbih artinya menyerupakan salah seorang imam mereka
dengan Tuhan atau menyerupakan Tuhan dengan Mahluk. Hulul
artinya Tuhan berada pada setiap tempat berbicara dengan semua
bahasa, dan ada pada setiap inidividu manusia.88 Ghayba artinya
menghilangnya Imam Mahdi.
_________________
69
Nasution, Ensiklopedi..op.cit.. hlm. 999.
76
Luwis Ma’luf, Al-Munjid Mu’jam Masrasiyyu Li Al-Lugah Al-Arabiyah,Al-Matbaah Al-Katsulikiah Lil Abi
Al-Yasuiin,Beirut.1935.hlm.586
78
Momen, op.cit.. hlm. 45.
81
Syahrastani, op.cit.. hlm. 173.
82
Momen, op.cit.. hlm. 66.
85
Zahrah, op.cit.. hlm.44.
88
Ibid.. hlm.175.

Anda mungkin juga menyukai