Anda di halaman 1dari 29

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek


2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek
Menurut Wulfram I. Ervrianto ( 2005), manajemen proyek adalah semua
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu dan tepat mutu.
Imam Soeharto (1997), mendefinisikan manajemen proyek sebagai suatu
konsep pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan dimaksud
yakni merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber
daya agar penggunaan sumber daya menjadi efisien dan efektif.
Menurut Santoso, B (2009) menyatakan bahwa manajemen proyek adalah
aplikasi pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik dalam aktifitas-aktifitas
proyek untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan proyek.
Dipohosodo (1990) proyek dapat diartikan sebagai penataan serta
pengorganisasian atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
proyek. Sistem suatu proyek disusun dan dijabarkan menjadi seperangkat
pengertian, pedoman, alat-alat dan petunjuk tata cara pelaksanaan sehingga
mampu mewujudkan suatu bentuk kerja sama dan koordinasi diantara satuan
organisasi pelaksananya.
Menurut H. Kurzner (1982), yang dikutip oleh Soeharto (1999)
menyatakan, melihat dari wawasan manajemen bahwa manajemen proyek adalah
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
peusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang ditentukan.

2.1.2 Pengertian Proyek


Proyek adalah rangkaian kegiatan yang berlangsung hanya sekali dan
berjangka waktu pendek. Proyek memiliki beberapa tujuan khusus, didalam
mencapai tujuan tersebut telah ditetukan batasan yaitu :

5
1. Anggaran, maksudnya proyek harus diselesaikan dengan biaya yang telah
ditentukan dalam kontrak.
2. Jadwal, maksudnya proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu
dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil adalah produk baru
maka penyerahannya tidak boleh melebihi batas waktu yang telah
ditentukan.
3. Mutu, maksudnya produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi
kriteria atau spesifikasi yang telah ditentukan.
Dari definisi-definis diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah
suatu cara mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasikan sumber daya
( manusia maupun material) disaat mulainya suatu proyek hingga akhir untuk
mencapai suatu tujuan yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan kualitas untuk
mencapai kepuasaan.

2.1.3 Fungsi Manajemen Proyek


Terdapat enam fungsi dasar manajemen proyek rekayasa sipil :
1. Perencanaan ( planning)
Proses memilih informasi dan membuat asumsi mengenai langkah yang
diambil kedepan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakuakan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :
a. Kebijakan
Rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara
umum dan komperhensif yang menjadi pegangan pelaksanaan
kegiatan.
b. Prosedur
Rencana yang mendefinisikan tata cara pengujian suatu kegiatan
secara kornologis.
c. Metode
Rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan
untuk menjalankan suatu kegiatan.

6
d. Standar
Suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatan yang
direncanakan anggaran.
e. Anggaran
Rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu
kegiatan.
f. Program
Rencana komperhensif yang menyangkut pemakaian sumber daya
secara terpadu dan jadwal pelaksanaan kegiatan pekerjaan.
2. Pengorganisasian ( Organizing)
Penyusunan struktur atau kerangka usaha kerja sama dari sekolompok
orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengorganisasian disusun
perincian tugas, peran dan tangung jawab serta wewenang dari masing-
masing orang yang terlibat.
3. Pembentukan staf ( staffing )
Proses manajemen yang berkenaan dengan perencanaan, pengarahan,
penempatan tenaga kerja dalam organisasi. Prinsipnya penempatan orang
dalam organisasi harus sesuai kualifikasi dan berkemampuan.
Adapun langkah-langkah pembentukan staf, yaitu :
a. Perencanaan SDM
Yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu
organisasi.
b. Pengarahan tenaga kerja
Berasal dari pasar tenaga kerja maupun dari promosi dalam organisasi
itu sendiri.
c. Seleksi tenaga kerja
Proses pemilihan tenaga kerja dari sekelompok orang yang sesuai pada
posisi yang akan ditentukan.
d. Pelatihan
Bagi tenaga kerja yang didapat dari hasil seleksi sehingga memenuhi
kualitas persyaratan kedudukan.

7
4. Pengarahan (Briffing)
Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota dalam organisasi atau
kelompok mau berusaha dalam rangka menyelesaikan tugasnya demi
tercapainya tujuan bersama.
Fungsi pengarahan :
a. Menjelaskan serta membimbing kearah tujuan
b. Memelihara disiplin yang baik supaya lebih terjamin tercapainya hasil
yang lebih baik
5. Koordinasi (coordination)
Koordinasi diperlukan untuk mendapatkan komunikasi yang baik.
Koordinasi yang menyangkut dengan beberapa masalah misalnya
pertemuan atau rapat dan sistim informasi.
Fungsi koordinasi :
a. Mengusahakan kerjasama yang baik dan harmonis antara semua pihak
terkait.
b. Membagi tugas sebaik-baiknya supaya sasaran dapat tercapai dalam
waktu yang telah direncanakn.
6. Pengendalian (control)
Proses untuk menentukan tentang apa yang harus dikerjakan agar berjalan
sesuai rencana. Dan mengawasi tugas untuk memeriksa sampai dimanakah
rencana yang digariskan itu sesuai dengan yang kehendaki.
Fungsi pengendalian :
a. Mengetahui apakah pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah digariskan dan sesuai dengan instruksi serta ketentuan yang telah
ditetapkan.
b. Mengadakan penyasuaian dalam rencana supaya diperoleh jalan keluar
bila dijumpai kesulitan didalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
kemajuan pekerjaan tetap lancar.
c. Mencatat hasil yang telah dicapai sebagai pedoman dikemudian hari.

8
2.1.4 Hubungan Kerja Dalam Organisasi Proyek
Adapun hubungan kerja sama antara pemilik proyek, konsultan dan
kontraktor sebagai berikut :
Gambar Skema Hubungan Kerja

PEMILIK PROYEK

KONSULTAN KONTRAKTO
R
Keterangan : Hubungan Kontraktual

Hubungan Koordinasi
Gambar 2.1 Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pelaksana Pembangunan.
Sumber. Wulfram I. Evrianto, 2002

Hubungan yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan dan kontraktor


adalah sebagai berikut:
a. Konsultan dengan pemilik proyek
Ikatan berdasarkan kontrak, memberikan layanan konsultasi dimana produk
yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-
syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang
diberikan oleh konsultan.
b. Kontraktor dengan pemilik proyek
Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik
proyek yang telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa profesional kontaktor.
c. Konsultan dengan kontraktor
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan, Konsultan memberikan gambar
rencana dan peraturan serta syarat-syarat, kemudian kontraktor harus
merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

9
2.1.5 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek
Keberhasilan suatu proyek tergantung pada pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan proyek tersebut. Pihak-pihak ini harus bekerja sama agar dapat
menghasilkan suatu pekerjaan yang mempunyai kualitas yang maksimal,
sehingga dapat memberikan manfaat sesuai dengan yang direncanakan. Masing-
masing pihak yang terlibat di dalam suatu proyek memiliki hak dan kewajiban
yang berbeda-beda sehingga perlu adanya pembatasan dari masing-masing pihak.
Berikut pihak pihak yang terkait dalam proyek berserta hak dan kewajiban :
a. Pemilik Proyek.
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi
pemerintah maupun swasta.
Tugas dan tannggung jawab pemilik proyek adalah :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau nenunjuk suatu badan atau orang untuk
bertindak atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Wewenang pemberi tugas yaitu :
1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.

10
2. Dapat mengmbil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal
diluar kontrak yang ditetapkan
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencanaan adalah orang atau lembaga yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap bai bidang arsitektur, sipl, maupun
pihak lain yang terlibat dalam sebuah system bangunan.
Hak dan kewajiban konsltan perencana :
1. Membuat perencana secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana kerja
dan syarat-syarat, dihitung struktur dan rencana anggaran biaya.
2. Memberikan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang
jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat kerja.
3. Memberikan aturan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
4. Menghadiri rapat koordinasi pengelolahan proyek
5. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolahan pekerjaan pemangunan mulai dari
awal hingga berakhir pekerjaan pembangunan.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas :
1. Mengadakan pengawasan dan membimbing dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan ( dalam bentuk persen ).
3. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
4. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul dilapangan agar
dicapai penyelesaian akhir yang diharapkan.
5. Menerima dan menolak material atau peralatan yang didatangkan jika
tidak sesuai spesifikasi.
6. Menghentikan sementara pekerjaan bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku
7. Menyusun laporan kemajuan pekrjaan ( harian, mingguan, bulanan).

11
8. Menghitung kemungkinan bertambah dan berkurangnya volume
pekerjaan.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah
dietapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan
hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan
pekerjaan.
Hak dan kewajiban kontraktor :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan
syarat-syarat.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja untuk menjaga keselamatan para
pekerja.
4. Memasukan alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan tersebut.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan.
6. Melaporkan setiap tahapan-tahapan pekerjaan yang sudah diselesaikan.

2.2 Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


RAB adalah prakiraan biaya material, biaya upah, dan biaya lain-lain yang
dibutuhkan untuk mendirikan suatu bangunan. RAB diperlukan sebagai pedoman
pembangunan agar proses pembangunan tersebut berjalan secara efektif dan
efisien. Penyusunan RAB yang buruk akan berimbas pada penggunaan dana yang
tidak tepat dan mengacaukan jalannya pembangunan.
Berikut ini pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB) menurut para ahli di
antaranya :
Ibrahim, RAB adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
bangunan atau proyek tersebut.

12
John W. Niron, rencana adalah himpunan planning termasuk detail dan
tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan, anggaran adalah perhitungan
biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada suatu bangunan, dan
biaya adalah besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang
tercantum dalam persyaratan yang ada.
J. A. Mukomoko, RAB adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan
(proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja,
daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta
daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja RAB dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu rencana anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.
Sugeng Djojowirono, RAB adalah perkiraan biaya yang diperlukan untuk
setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya
total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Ada beberapa jabatan pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan susunan
RAB proyek bangunan. Yang pertama adalah quantity surveyor yaitu orang-orang
yang bertugas menghitung volume masing-masing struktur bangunan secara tepat.
Kemudian dikenal pula cost control yakni mereka yang bertanggung jawab
menyusun RAB dan mengendalikan biaya pembangunan.
Pada dasarnya, terdapat 5 fungsi utama dari Rencana Anggaran Biaya
pendirian bangunan, antara lain :
1. RAB sebagai penetap jumlah biaya masing-masing bidang pekerjaan pada
proses pendirian suatu bangunan. RAB memuat biaya-biaya secara
terperinci yang meliputi pengadaan bahan bangunan, upah pekerja, serta
biaya lain-lain seperti biaya perijinan dan biaya sarana prasarana.
2. RAB sebagai penentu total kebutuhan material bahan bangunan yang
diperlukan. Penghitungan kebutuhan material ini didasarkan pada
pengukuran volume pembuatan struktur bangunan.
3. RAB sebagai dasar pemilihan tenaga kerja yang digunakan. RAB
menggambarkan pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

13
4. RAB sebagai penentu peralatan yang dipakai untuk mendukung
kelancaran pembangunan konstruksi. RAB juga memutuskan apakah
peralatan tersebut perlu dibeli atau cukup disewa.
5. RAB sebagai pemantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan.
Dari RAB juga dapat diketahui model pengeluaran anggaran biaya yang
menghasilkan keuntungan.
Untuk proyek pembuatan bangunan yang akan dijual kembali, dari RAB juga bisa
diketahui modal awal yang perlu dikeluarkan. Selanjutnya kita dapat menentukan
berapa harga jual yang pantas dipatok untuk penjualan bangunan-bangunan
tersebut. Namun tentu harga jual ini juga harus memperhatikan faktor-faktor lain
seperti lokasi, desain, fasilitas, dan sebagainya.
Pengertian-pengertian Rencana Anggaran Biaya di atas menghasilkan kesimpulan
bahwa RAB merupakan hasil perkalian antara volume suatu item pekerjaan
dengan harga satuannya atau dirumuskan RAB = ∑ [(volume) x Harga Satuan
Pekerjaan]. Sedangkan untuk melakukan suatu item pekerjaan pembangunan
dibutuhkan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung meliputi
material, upah, dan peralatan, sedangkan biaya tidak langsung meliputi overhead,
provit, dan tax. Berikut penjelasannya :
1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya tetap yang berhubungan
langsung dengan hasil akhir konstruksi suatu bangunan. Biaya langsung
terdiri dari biaya bahan material, biaya upah pekerja, dan biaya peralatan.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak
mempengaruhi hasil akhir konstruksi suatu bangunan tetapi merupakan
nominal yang diambil karena adanya pelaksanaan pembangunan. Biaya
tidak langsung terdiri dari overhead/biaya lain, profit/biaya keuntungan,
dan tax/biaya pajak

2.3 Dasar – Dasar Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


Secara umum dalam mengestimasi biaya suatu proyek berdasarkan
estimasi harga satuan dan kebutuhan akan sumber daya (koefisien) pada tiap item
pekerjaan yang menjadikan proyek secara keseluruhan dipahami betul bagaimana
sesungguhnya mengestimasi biaya proyek, J. A Mokomoko, Ir, 1985, munculnya

14
biaya dalam sebuah proyek dapat diketahui bahwa biaya tersebut dikeluarkan
untuk mengadakan sumber daya dalam menyelesaiakan suatu proyek. Sumber
daya dalam pelaksanaan proyek terdiri dari tenaga kerja dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan, serta material untuk membentuk item pekerjaan. Oleh
karena itu seorang estimator harus mengatahui berapa banyak sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan maupun keseluruhan
proyek, serta harga perolehannya dilokasi pekerjaan tersebut.
Kebutuhan sumber daya untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan
disebut kuantitas atau koefisien kuantitas analisa harga satuan item pekerjaan..
Kebutuhan sumberdaya untuk keseluruhan proyek tergantung dari volume atau
kuantitas item pekerjaan. Jadi untuk mengestimasikan biaya proyek, seorang
estiamtor harus terlebih dahulu menghitung volume item pekerjaan, serta
mengestimasi koefisien analisa harga satuan item pekerjaan dan harga satuan
sumber daya.
Pengertian estimasi mengandung adanya unsur ketidakpastian, artinya ada
peluang untuk terjadinya ketidaktepatan jika hasil estimasi ini direalisasi. Dalam
mengestimasi biaya proyek berdasarkan harga satuan dan koefisien, seorang
estimator harus membangun beberapa asumsi yang menyangkut situasi dan
kondisi lapangan berdasarkan pengalamannya. Jika asumsi ini mendekati
kenyataan di lapangan seorang estimator akan sangat mendukung keakuratan
estimasi tersebut.
Seorang estimator harus membedakan estimasi biaya proyek yang satu
terhadap yang lain. Biaya yang telah diestimasikan untuk proyek tertentu tidak
dapat digunakan untuk diaplikasikan pada proyek yang lain. Kondisi pelaksanaan
menggambarkan lokasi di mana proyek diimplementasikan, misalnya keadaan
topografi, geologi, iklim maupun sarana pendukung lainnya. Walaupun proyek
dikerjakan pada waktu yang sama, namun estimasi harus dilaksanakan secara
berbeda karena lokasi yang bebeda. Dengan demikian harga satuan material juga
berbeda karena adanya perbedaan jarak angkut dan tingkat kesulitan distribusinya.
Hal tersebut berpengaruh pada tingkat keuntungan yang akan berbeda
pula, untuk proyek yang dibangun pada situasi atau kondisi yang berbeda seperti
yang telah diuraikan diatas.

15
2.4 Konsep Biaya
Biaya didefinisikan sebagai nilai uang dari barang dan jasa yang
dikeluarkan untuk mendapatkan suatu manfaat pada saat itu atau pada waktu yang
akan datang.
Menurut kepentingan perencanaan, biaya diklarifikasikan berdasarkan
fungsi masing-masing bagian dalam manajemen perusahaan. Fungsi tiap-tiap
bagian dalam perusahaan umumnya menyangkut produksi, pemasaran atau
promosi, administrasi, penelitian dan pengembangan serta sumber daya manusia.
(J. A. Mokomoko, Ir, 1985)
Dari klasifikasi diatas maka dapat diketahui bahwa pengertian biaya sangat
tergantung pada bagaimana tujuan biaya tersebut hendak digunakan

2.5 Konsep Produktifitas


Beberapa keperntingan tentang produktifitas sebagai berikut :
1. Definisi umum produktifitas berdasarkan konverensi Oslo, 1984
produktifitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan
untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak
manusia, dengan menggunakan sumber-sumber rill yang sedikit.
2. Produktifitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik
( barang dan jasa ) dengan masukan yang sebenarnya.
3. Produktifitas adalah tingkat efisiensi dalam memproduksi suatu barang
atau jasa.
Dalam hubungan dengan biaya proyek, maka tidak mungkin terlepas dari
persoalan mengenai produktifitas karena pada dasarnya faktor utama penyebab
biaya proyek selain harga satuan adalah produktifitas.
Produktifitas yang rendah menyebabkan biaya meningkat, begitupun sebaliknya
produktifitas yang tinggi menghasilkan biaya yang lebih rendah. Produktifitas
masing-masing proyek sangat sulit ditetapkan secara pasti, karena setiap proyek
dilaksanakan pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Produktifitas dalam
peaksanaan proyek selalu berubah-ubah tergantung dari motivasi tenaga kerja
yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu untuk memperkirakan dan

16
mengendalikan produktifitas, manager proyek untuk dapat tidak saja memerlukan
cara yang teliti namun juga memerlukan banyak sekali pengalaman kerja dan
penilaian kondisi lapangan kerja yang matang.
Menurut Reksohadiprojo, dalam buku Manajemen Produksi dan Operasi,
1994, mengatakan bahwa produktifitas adalah peningkatan produksi, yang berarti
perbandingan yang semakin membaik antara jumlah sumber daya yang digunakan
(input) dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan (Output).
Sehingga rumusan produktifitas dapat ditulis sebagai berikut :
P = O/I
Dimana :
P : produktifitas
O : output, hasil yang diperoleh
I : Input, sumber daya yang digunakan
Output menyangkut efektivitas, yaitu manfaat dari produk yang dihasilkan
bagi konsumen atau masyarakat. Input menyangkut efisien, yaitu pemanfatan
sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan, serta menunjukkan adanya perbaikan
menuju kearah penghematan. Satuan output dan input biasanya dinyatakan dalam
nilai uang.
Untuk mengukur produktifitas tenaga kerja, material dan peralatan dapat
ditentukan dengan rumus :
Produktifitas tenaga Kerja (P) = O/It
Produksitas peralatan : P = O/Ip
Produksifitas Material : P = O/Im
Dimana,
It : Input penggunaan tenaga kerja
IP : Input penggunaan peralatan
Im : Input penggunaan material

2.6 Komponen-Kompenen perhitungan Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


2.6.1 Volume Item Pekerjaan
Kuantitas pekerjaan dapat ditentukan melalui pengukuran pada objek
dalam gambar maupun langsung pada objek sesungguhnya di lapangan, maka

17
digunakan metode luas penampang rata – rata dengan menganggap sisi-sisi dari
bidang yang diukur berbentuk garis lurus. Pengukuran yang dilakukan pada
gambar harus memperhatikan skala yang digunakan atau ukuran yang tertera
pada gambar tersebut,. (Zainal, 1992)
Satuan adalah lambang yang menyatakan besaran yang diukur, cara
pengukuran, dan ciri dari objek yang diukur. Suatu angka pengukuran tanpa
disertai oleh satuan pengukuran, tidak mempunyai makna melainkan hanya
sebuah bilangan, jadi volume setiap item pekerjaan yang dihitung harus
mempunyai satuan yang jelas karena akan berpengaruh pada perhitungan biaya
pelaksanaan. Volume pekerjaan yang dihitung akan menyelesaikan volume dari
item pekerjaan tersebut.
Satuan yang umumnya digunakan dalam menghitung kuantitas pekerjaan
konstruksi :
Tabel 2.1 Satuan Pengukuran
No Pengukuran Satuan Simbol
1 Panjang Meter M
2 Luas Meter-persegi M2
3 Isi padat Meter kubik M3
4 Isi cair Liter Ltr
5 Berat Kilogram, Ton Kg, Ton
6 Waktu Jam, Hari Jam, Hari
Sumber : A.Z. Zainal, 1992
Tabel 2.2 konversi Satuan Panjang ke Berat untuk Beton Polos
No Diameter Besi Panjang Per Panjang Per Berat Per Meter
Batang (m) Batang (Kg) (Kg)
1 6 mm 12 2,66 0,22
2 6,5 mm 12 3,20 0,27
3 8 mm 12 4,74 0,40
4 10 mm 12 7,40 0,62
5 12 mm 12 10,70 0,89
6 16 mm 12 19,00 1,58
7 19 12 26,70 2,23
8 22 12 35,80 2,98
9 25 12 46,20 3,85
10 32 12 75,77 6,31
Sumber : A.Z. Zainal, 1992
Satuan lain yang sering digunakan adalah “Lump Sum” (LS). Satuan ini
komponen yang harus diukur dalam objek pengukuran sangat banyak, dan

18
masing-masing komponen tidak mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap
objek yang diukur. Jika satuan ini digunakan, maka nilai pengukurannya adalah
sama dengan 1 (satu).
Metode pengukuran menggambarkan bagaimana suatu obyek diukur,
untuk memproleh kuantitas (volume) item pekerjaan.
Tabel 2.3 Rumus dasar perhitungan yang sering digunakan adalah :
No Nama Luas (M2) Volume(M3)
1 Persegi PxL p x l x t(p)
2 Segitiga ½ x a.t L xt
3 Trapesium ½ x (a+b).t L x t(p)
4 Lingkaran r2 atau ¼ d2 ¼ d2 x t

Keterangan :
p = panjang persegi empat (m)
l = lebar persegi empat (m)
s = sisi bujur sangkar (m)
a = alas, sisi sejajar bawa trapesium (m)
b = sis sejajar atas trapesium (m)
t = tinggi segi tiga, trapesium (m)
r = jari-jari lingkaran (m)
d = diameter lingkaran (m)
22
 = atau 3,14
7
Kuantitas volume pekerjaan adalah banyaknya pekerjaan yang harus
diselesaikan/dikerjakan untuk memenuhi fungsi atau sebagian fungsi dari
bangunan. Kuantitas volume akan sangat mempengaruhi besarnya biaya proyek
sehingga dibutuhkan ketelitian dalam menghitung dan menentukan besarnya
volume pekerjaan per-item pekerjaan.
2.6.2 Harga Satuan Sumber Daya ( Tenaga Kerja, Material dan Peralatan )
1. Harga Satuan Tenaga Kerja/Upah Tenaga Kerja
Ada beberapa cara yang digunakan untuk menentukan harga satuan tenaga
kerja. Cara tersebut berdasarkan tingkat kehidupan masyarakat. Untuk saat ini
dalam perhitungan biaya proyek, upah tenaga kerja umumnya diambil dari standar
Upah Minimum Propinsi (UMP) yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah

19
setempat dimana proyek akan dilaksanakan. Penentuan upah tenaga kerja juga
ditentukan oleh tingkat keterampilan dari tenaga kerja tersebut.
2. Harga Satuan Peralatan
Dengan makin berkembangnya proyek-proyek konstruksi, maka
disarankan perlu mengembangkan dan menggunakan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjan tersebut. Penggunaaan peralatan mempengaruhi waktu
pelaksanaan, mutu pekerjaan, tingkat kesulitan dan biaya. Waktu pelaksanaan
diharapakan lebih singkat bila menggunakan peralatan, sehingga penyelesaian
pekerjaan tidak terlambat, mutu pekerjaan diharapkan homogen dan dapat
ditingkatkan jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia (manual).
Hal ini dapat mendukung dan memperpanjang umur konstruksi, Zainal 1992.
a. Biaya alat yaitu segala macam biaya yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan alat.
b. Biaya operasi (biaya variabel) yaitu biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan beroperasinya alat tersebut.
c. Biaya produksi yaitu biaya penggunaan alat untuk memindahkan material
atau melakukan pekerjaan sebanyak satu satuan.
2.6.3 Koefisien Sumber Daya ( Tenaga Kerja, Material dan Peralatan )
1. Koefisien Tenaga kerja
Koefisien tenaga kerja adalah jumlah penggunaan waktu tenaga kerja
untuk menyelesaikan satu satuan item pekerjaan. Untuk menyelesaikan satu
satuan item pekerjaan ini diperlukan sekelompok tenaga kerja yang terdiri dari
beberapa kualifikasi tenaga kerja seperti mandor, pekerja, tukang dan kepala
tukang (Zainal, 1992).

2, Koefisien Bahan/Material
Koefisien material adalah jumlah material yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu satuan item pekerjaan. Dalam menentuakan koefisien
material, maka perlu membedakan material menurut asalnya. Ada dua kelompok
material yang berasal dari alam (material Lokal) misalnya pasir, batu, sirtu dan

20
sebagainya. Material yang berasal dari produksi pabrik (material non lokal)
misalnya seng, semen, besi dan sebagainya.
3. koefisien peralatan
Koefisien peralatan adalah jumlah penggunaan waktu kerja peralatan untuk
menyelesaikan satu satuan item pekerjaan. Satuan yang digunakan untuk
mengukur kuantitas/ koefisien peralatan adalah waktu, yang biasanya dalam Jm.
Jadi koeefisien peralatan merupakan jumlah jam yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu item pekerjaan (Zainal, 1992).

2.6.4 Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan


Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan detail dari penggunaan
sumberdaya (tenaga kerja, material, peralatan dan uang) untuk dapat
menyelesaikan satu satuan item pekerjaan . berdasarkan diagram alur biaya
proyek, analisa harga satuan item pekerjaan merupakan penjumlahan dari semua
biaya sumber daya yaitu tenaga kerja, material dan peralatan yang digunakan
untuk dapat menyelesaikan satu satuan item pekerjaan. Analisa satuan pekerjaan
yang mempunyai satuan Lump sum (LS), harus dilakukan melalui suatu
pendataan kebutuhan akan sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan
item pekerjaan tersebut. Hal ini sangat diperlukan untuk menghindari estimasi
yang besifat “kira-kira” yang dilakukan tanpa dasar. Fee merupakan komponen
keuntungan bagi pelaksana pekerja atas jasanya dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Besarnya fee, ditentukan berdasarkan prosentase tertentu yang
diinginkan oleh pelaksana pekerjaan dari nilai analisa harga satuan tertentu yang
diinginkan oleh pelaksana pekerjaan dari nilai analisa harga satuan item
pekerjaan.

Berikut contoh bentuk perhitungan AHSP 2016 beserta keterangannya


dalam bentuk tabel :
Jenis pekerjaan : pekerjaan plesteran 1 : 5 tebal 15 mm
Satuan pembayaran : m2
Tabel 2.4 Contoh Perhitungan AHSP 2016

21
N Uraian Kod Satua Koefisie Harga Jumlah
o e n n Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A TENAGA          
  Pekerja L.01 OH 0,300    
  Tukang batu L.03 OH 0,150    
  Kepala tukang L.03 OH 0,015    
  Mandor L.04 OH 0,015    
        JUMLAH TENAGA  
KERJA
B BAHAN          
  PC   Kg 5.184    
  PP   3 0,026    
m
        JUMLAH HARGA BAHAN  
C PERALATAN          
             
        JUMLAH HARGA ALAT  
             
D Jumlah (A+B+C)  
E Overhead & Profit (Contoh 15%) 15% x D (maksimum)  
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)  
Sumber: AHSP 2016
Keterangan :
1. Kolom 1 : penomoran
2. Kolom 2 : menandakan item pekerjaan
3. Kolom 3 : menandakan satuan bahan, upah tenaga dan peralatan
4. Kolom 4 : menadakan indeks atau koefisien baik untuk bahan, upah
tenaga maupun peralatan. Koefisien/indeks mendeskripsikan seberapa
besar alat, bahan dan tenaga yang digunakan di dalam mengerjakan
pekerjaan plesteran.
5. Kolom 5 : menandakan harga satuan bahan, upah tenaga kerja, dan
peralatan.
6. Kolom 6 : menandakan jumlah harga yang berarti koefisien dikalikan
dengan harga satuan.
Jenis pekerjaan : pekerjaaan pemasangan 1 m’ pipa galvanis 1/2”
Satuan pembayaran : m’
Tabel 2.5 Contoh Perhitungan AHSP 2016
Harga Jumlah
Satuan Harga
N Kod Satua
Uraian Koefisien (Rp) (Rp)
o e n

22
A TENAGA          
  Pekerja L.01 OH 0,054    
  Tukang batu L.02 OH 0,09    
  Kepala tukang L.03 OH 0,009    
  Mandor L.04 OH 0,027    
        JUMLAH TENAGA  
KERJA
B BAHAN          
  Pipa galvanis ½”   M 1,20    
  Perlengkapan   Ls 35% x    
pipa
        JUMLAH HARGA  
BAHAN
C PERALATAN          
             
        JUMLAH HARGA ALAT  
             
Jumlah (A+B+C)  
D
E Overhead & Profit (Contoh 15%) 15% x D (maksimum)  
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)  

Sumber : AHSP 2016


Dengan perhitungan analisa harga yang sama, maka didapatkan jumlah harga
untuk setiap satuan analisa item pekerjaan.

2.6.5 Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


Rencana anggaran biaya (RAB) adalah penjumlahan dari seluruh biaya irem
pekerjaan. Biaya item pekerjaan merupakan hasil perhitungan antara volume
setiap item pekerjaan dengan analisa harga satuan per item pekerjaan tersebut.
Kegiatan perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) dalam proyek konstruksi
dilakukan dengan tujuan tertentu, tergantung pada siapa yang membuatnya.
(Zinal, 1992)
Pihak ownwer membuat perhitungan atau estimasi dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi sejelas – jelasnya tentang biaya yang harus disediakan
untuk merealisasikan proyeknya. Hal estimasi ini disebut dengan OE (Owner
Estimate) atau EE (Engineer Estimate), sedangkan pihak kontraktor membuat
estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek konstruksi
pada saat pelelangan atau tender.

23
Tahapan–tahapan yang dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar
menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinyu.
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah
lokasi proyek dan upah pada umumnya pekerja/tenaga kerja didatangkan
dari luar daerah lokasi proyek.
3. Melakukan perhitungan analisis bahan dan upah dengan menggunakan
analissi yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.
4. Melakukan perhitungan harga suatu pekerjaan dengan memanfaatkan hasil
analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas/volume pekerjaan.
5. Memebuat rekapitulasi terhadap keseluruhan biaya proyek tersebut
termasuk pajak.

2.7 Durasi Pelaksanaan proyek


Menurut kamus besar bahasa Inonesia (KBBI), arti kata durasi adalah lamanya
sesuatu berlangsung atau dapat dikatakan sebagai rentang waktu. Durasi juga
merupakan rentang waktu atau lamanya sesuatu hal dari sebuah peristiwa
berlangsung. Dalam kaitannya dengan suatu proyek konstruksi, durasi
merupakan lamanya waktu pelaksanaan proyek konstruksi baik cepat ataupun
lambat. Durasi sangat berpengaruh bagi keberhasilan dari suatu pelaksanaan
proyek konstruksi, karena berkaitan dengan penjadwalan pelaksanaan
pekerjaan. Untuk menentukan durasi waktu setiap pekerjaan, kita perlu
mengetahui jam kerja efektifnya. Adapun rumus untuk menentukan durasi
pekerjaan adalah :

- Jam kerja efektif = 1 hari ( 7 jam )


K oefisienpekerja
- Jumlah pekerja =
Koefisien mandor
Kofesien mandor
- Jumlah mandor =
Koefisien mandor
Jumlah pekerja x 7(1 hari=7 jam kerja)
- Produktifitas per hari =
Koefisien pekerja

24
Total volume pekerjaan
- Jumlah hari kerja =
Produktivitas per hari
Hargaitem pekerjaan
- Bobot = X100
Total
Volume pekerjaan
Waktu =
Produktivitas per hari
Dalam suatu proyek, untuk menentukan durasi dari suatu pekerjaan dapat
didasarkan pada data Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP 2016).

2.8 Penjadwalan Waktu/ time Schedule


Supaya suatu pekerjaan konstruksi dapat berjalan lancar serta efektif maka
diperlukan pengaturan waktu atau penjadwalan waktu dari kegiatan yang terlibat
didalamnya. Sehubungan dengan itu maka pihak pelaksana dari suatu pelaksanaan
konstruksi merencanakan suatu jadwal pelaksanaan atau time schedule.
Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang berisi antara lain :
a. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
b. Waktu awal dan akhir suatu pekerjaan kontruksi
Mengingat jadwal kegiatan ini merupakan dasar penentuan waktu
pelaksanaan pekerjaan konsturksi maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai
sebelum pelaksanaan proyek dimulai. Jadwal waktu sangat penting artinya bagi
pimpinan proyek yang bersangkutan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Dengan adanya jadwal waktu ini pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas
rencana kerja yang akan dilaksanakan. Hal ini memudahkan pimpinan proyek
untuk mengkoordinasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja
yang tinggi.
Tujuan dari penjadwalan ini adalah :
a. Sebagai pedoman pelaksanaan untuk memudahkan melakukan pekerjaan
agar pekerjaan tersebut dapat berjalan lancar dan mencapai sasaran.
b. Untuk memperkirakan lokasi sumber daya yang harus disediakan setiap
kali diperlukan agar proyek dapat berjalan lancar dan efektif.
c. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan, sehingga bila ada keterlambatan
dalam pelaksanaan dapat segera diketahui untuk mengambil tindakan
penanggulangannya.

25
d. Untuk menentukan lamanya waktu yang diminta oleh pemilik agar segera
dipenuhi.
Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal
waktu pelaksanaan proyek sebagai berikut :
a. Situasi dan kondisi lapangan, dimaksutkan untuk mengetahui hambatan-
hambatan atau kemudahan- kemudahan yang terdapat di lapangan.
b. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja.
c. Sumber daya yang dimiliki seperti tenaga kerja, kemampuan dan
keterampilan serta kapasitas alat- alat kerja.
d. Batasan waktu yang diberi oleh pemberi tugas.
e. Macam- macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
f. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bentuk yang direncanakan, dari bestek
dapat ditentukan pekerjaan apa saja yang harus didahulukan dan mendapat
prioritas kualitas tertentu.
Adapun beberapa cara pengolahan jadwal kegiatan yang sering digunakan
dalam pekerjaan kostruksi yaitu :

2.8.1 Network Planning (Analisa Jaringan Kerja)


Merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas
dan lengkapnya perencanaan pelaksanaan dan berfungsi sebagai alat pengawasan
serta pengendalian suatu proyek. Cara ini penting sekali untuk digunakan oleh
mereka yang bertanggung jawab pada bidang engineering, production, marketing,
administration dan research, dimana terutama yang tidak merupakan suatu
rangkaian kegiatan (activity) yang rutin. Pada prinsipnya suatu proyek itu dapat
merupakan salah satu atau kumpulan dari proyek-proyek yang dikategorikan di
bawah ini:
1. Proyek-proyek yang kompleks, dengan banyak aktifitas-aktifitas yang
saling bergantung.
2. Proyek-proyek besar, dimana menggunakan banyak sekali personalis,
tenaga kerja, material, peralatan, waktu dan uang.
3. Proyek-proyek yang membutuhkan koordinasi antara beberapa pejabat dan
departemen-departemen.

26
4. Proyek-proyek yang harus diselesaikan dalam waktu yang tepat dan
dengan biaya yang terbatas.
Dalam penyusunan network planning suatu proyek pertama kali kita harus
inventaruisasi kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam proyek tersebut serta logika
ketergantungannya satu sama lain. Dengan mengetahui dua hal tersebut dan
dengan menggunakan simbol-simbol dari kegiatan dan kejadian atau peristiwa
(event) maka rencana mendetail yang merupakan suatu network (jaringan dari
kegiatan atau kejadian) sudah dapat digambarkan. Dalam taraf ini yang ditinjau
dari kegiatan-kegiatan,kejadian-kejadian, dan hubungan satu sama lain.
Bentuk logika ketergantungan dalam jaringan tadi merupakan dasar dari
penyusunan network planning selanjutnya. Sesudah semuanya itu maka tahap
kedua adalah peninjauan unsur waktu, dibuat perkiraan berdasarkan pengalaman,
teori dan perhitungan mengenai jangka waktu penyelesaian tiap-tiap kegiatan
(activity) kemudian dihitung kapan waktu terjadinya tiap-tiap kegiatan (event) dari
awal sampai berakhirnya proyek tersebut sesuai network yang telah digambarkan.
Dalam peninjauan dan analisa mengenai unsur waktu dapat dilihat bahwa
terdapat sebuah atau lebih lintasan tertentu dan kegiatan-kegiatan pada network
yang menentukan jangka waktu penyelesaian suatu proyek lintasan ini disebut
lintasan kritis. Disamping lintasan kritis terdapat lintasan lain yaitu float yang
mempunyai jangka waktu yang lebih pendek yang memungkinkan waktu untuk
bisa terlambat. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas
pada sebuah network.
Manfaat penggunaan teknik network planning dalam suatu pekerjaan konstruksi:
1. Perencaan penjadwalan dan pengendalian dapat dilakukan dengan mudah.
Hal ini disebabkan kerena pada network planning sudah terdapat detail
2. keterangan kegiatan pelaksanaan. Misalnya keterlambatan hal ini cepat untuk
diatasi.
3. Memungkinkan perencanaan pekerjaan konstruksi secara terperinci proyek
tersebut dapat berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan sehingga
terjadi pemborosan baik dalam waktu maupun materi.

27
4. Merupakan alat dokumentasi data dalam hubungan dengan komputerisasi
network planning, yang dapat memberikan informasi lamanya suatu kegiatan
pekerjaan dan memungkinkan untuk menunda suatu pekerjaan.
5. Membantu memperkirakan kesukaran yang mungkin timbul pada waktu
pelaksanaan yang akan datang, ini sangat perlu untuk menghindarkan
gangguan keterlambatan pada proyek yang sedang dikerjakan.
6. Mengungkapkan kegiatan-kegiatan kritis yang mengendalikan keseluruhan
proyek.
7. Memperlihatkan dengan mudah akibat-akibat yang timbul oleh perubahan
teknik maupun urutan pelaksanaan sebagai kegiatan terhadap jadwal proyek.
8. Sebuah network planning merupakan sebuah pernyataan secara grafis dari
kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan terakhir. Untuk
membentuk gambar dari network planning perlu digunakan rotasi atau simbol
sebagai berikut:

a. Anak panah = arrow(menyatakan sebuah kegiatan/activity)


b. Lingkaran = no`de(menyatakan sebuah kejadian/ peristiwa
(event) kegiatan didefenisikan sebagai ujung atau pertemuan dari suatu
atau lebih kegiatan-kegiatan.
c. Anak panah terputus(menyatakan kegiatan semu/ dummy/
(imajineer)

Dummy berguna untuk membatasi mulainya kegiatan-kegiatan. Dummy tidak


memerlukan waktu/duration. Urutan dari aktifitas atau kegiatan:
1. Aktifitas-akifitas apa saja ysng dilakukan.
2. Aktifitas apa yang kemudian langsung mengikutinya
3. Akifitas apa yang dapat bersama-sama
4. Apa saja yang membatasi atau menentukan saat mulainya
5. Apa saja yang membatasi atau menentukan saat selesainya.
Syarat-syarat sebuah network planning :
1. Harus dimulai dari suatu event dan harus diakhiri pada suatu event juga

28
2. Anak panah digambarkan secara lurus
3. Sudut anak panah condong ke kanan.
4. Arah anak panah condong ke kanan.
5. Diusahakan agar tidak ada perpotongan antara anak panah.
6. Antara dua kejadian atau event hanya ada satu anak panah.
7. Penggunaan dummy sedikit mungkin.
Beberapa teknik network planning adalah :
1. CPM (critical path method)
2. PDM (procedure diagram method)
3. PERT (project evaluation technique)
Metode jalur kritis (CPM = the critical path method) yaitu system ini
dikembangkan dari USA tahun 1990, CPM ini merupakan salah satu bagian dari
teknik NWP.
Langkah-langkah dalam CPM :
1. mempersiapkan daftar kegiatan proyek tersebut
2. menghitung waktu/ duration untuk setiap pekerjaan
3. menentukan kegiatan mana atau kegiatan apa saja setelah itu
4. menentukan kegiatan mana atau kegaitan apa saja yang sebelumnya dapat
dikerjakan atau pekerjaanyang mendahuluinya.
5. Gambarkan sebuah network activity dan event
Berilah nomor pada event dengan urutan angka yang lebih kecil diekor panah
dan yang besar dikepala panah.

Menganalisa waktu NWP : Setelah kita menentukan NWP diagram


selanjutnya ditinjau waktunya. Lingkaran dibagi menjadi tiga bagian.

EET/earlist event time(saat kejadian


paing pagi atau awal)

LET/ lates event time (saat kejadian


paling lambat)

Node reference number (nomor petunjuk


29
lingkaran)
Nomor petunjuk lingkaran: didalam pemberian nomor pada lingkaran
Kejadian dalam NWP diberi pada semua kegiatan dimulai atau berakhir
pada lingkaran kejadian. Nomor ini berguna untuk menentukan dan membedakan
masing-masing kegiatan.
EET : untuk menganalisa unsur waktu, untuk menentukan dari tiap-tiap waktu
pelaksanaan masing-masing kegiatan. Saat kejadian paling awal merupakan waktu
yang terpanjang yang melalui suatu lintasan dari lingkaran kejadian.
Caranya:
1. Perhitungan kedepan (dari kiri ke kanan)
2. Yang diperhatikan kegiatan-kegiatan masuk lingkaran kejadian
3. Yang diambil adalah harga terbesar
LET : Setelah mengetahui akhir dan selesainya proyek konstruksi dan kita tidak
ingin pekerjaan tersebut terlambat makasaat paling awal dan kegiatan paling akhir
selesainya. Kegiatan-kegiatan terakhir yaitu EET dari lingkaran
kejadianakhir sama dengan kejadian paling lambat (LET). Jadi pada lingkaran
kejadian paling akhir dapat langsung diisikan pada ruang sebelah kanan bawah.
Caranya:
1. Perhitungan kebelakang (dari kanan ke kiri)
2. Yang diperhatikan kegiatan-kegiatan yang meninggalkan lingkaran
3. Harga yang diambil adalah harga satuan terkecil.

2.8.2 Barchart
Rencana kerja sering banyak digunakan adalah diagrama batang (bar
charts) atau gantcharts. Barcharts digunakan secara luas dalam proyek konstruksi
karena sederhana, mudah dalam pembentukan dan mudah dimengerti oleh
pemakainya. Barcharts adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam
kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukan skala waktu. Saat mulai

30
dan akhir sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan
digambarkan oleh panjangnya diagram batang.
Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah berikut:
1. Daftar item kegiatan yang berisi seluruh jenis pekerjaan yang ada dalam
rencana pelaksanaan pembangunan.
2. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut diatas, disusun urutan
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan
dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan
kemudian, dan tidak mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan
secara bersamaan
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan. Adalah jangka waktu palaksanaan dari seluruh
kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan
berakhir.

2.8.3 Kurva S
Pada pelaksanaan dan penjadwalan dan pengendalian konstruksi untuk
menggambarkan dan mengungkapkan nilai-nilai kuantitas. Dalam hubungannya
dengan waktu digunakan beberapa kurva diantaranya kurva “S”. kurva “S”
adalah: fungsi presentase kegiatan terhadap waktu pelaksanaan. Kurva “S”
dipakai untuk menggambarkan nilai-nilai komulatif yang merupakan teknik
penjadwalan dan pengendalian kuantitatif/ jumlah sederhana. Kurva “S” juga
dipakai untuk pengujian ekonomi dan mengatur pembebanan sumber daya serta
alokasinya, menguji kegiatan terhadap beberapa rencana kerja, perbandingan
terhadap target rencana/ anggaran biaya untuk keperluan evaluasi dan analisis
penyimpangan.
Manfaat barchart dan kurva S :
1. Dalam penggunaan barchart dan kurva ‘S’ cepat diketahui kemajuan dan
keterlambatan pelaksanaan suatu proyek konstruksi
2. Dalam penggunaan barchart dan kurva “S” langsung terlihat kapan
pembayaran termin dilaksanakan.
Berikut beberapa langkah dan tips cara membuat kurva s:

31
1. Langkah yang paling awal tentunya adalah membuka program Microsoft
excel, klik start, all program, Microsoft office, Microsoft excel.
2. Siapkan sebuah data pekerjaan, untuk sajikan menjadi grafik. Contohnya
adalah seperti di bawah ini.Keterangan : Bobot diperoleh dari harga
pekerjaan : Total x 100.
3. Setelah membuat data pekerjaan seperti di atas, tentukan kapan akan
dimulainya dan kapan akan diakhirinya suatu pekerjaan.
4. Langkah selanjutnya adalah menetukan kapan dan berapa lama suatu
pekerjaan akan dilaksanakan. Caranya dengan membagi bobot pekerjaan dan
menempatkan hasil pembagiannya pada item waktu pelaksanaan.
5. setelah semua data sudah selesai diinput, sekarang saatnya mulai membuat
grafik.kamu klik menu Insert, maka nanti akan muncul jendel Chart Wizard.
6. setelah muncul jendela di atas, maka tinggal pilih model grafik yang inginkan,
pada kolom Chart tipe (Jenis Grafik) sudah tersedia banyak pilihan, mau pilih
grafik kolom, yang contohnya grafik Bar, atau grafik garis, atapun grafik
lingkaran dan lain-lain.

2.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)


Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Untuk harga bahan material didapat dipasaran, yang kemudian dikumpulkan
didalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material, sedangkan
upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan
didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah tenaga kerja.
Harga satuan yang didalam perhitungannya haruslah disesuaikan dengan kondisi
lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan dan jarak angkut.

32
Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah
tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

Gambar 2.2 Skema Analisis Harga Satuan


Sumber : Ibrahim, Rencana Estimate Real of Cost, Jakarta, 1993
Dalam skema diatas dijelaskan bahwa untuk mendapatkan harga satuan
pekerjaan maka harga satuan bahan, harga satuan tenaga, dan harga satuan alat
harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan dengan koefisien yang
telah ditentukan sehingga akan didapatkan perumusan sebagai berikut :
Upah : harga satuan upah x koefisien (analisa upah)
Bahan : harga satuan bahan x koefisien (analisa bahan)
Alat : harga satuan alat x koefisien (analisa alat)
Maka di dapat :
HARGA SATUAN PEKERJAAN = UPAH + BAHAN + PERALATAN
Sumber : Ibrahim, Rencana Estimate Real of Cost, Jakarta, 1993
Besarnya harga satuan pekerjaan tergantung dari besarnya harga satuan bahan,
harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga satuan bahan tergantung
pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan bahan untuk setiap jenis pekerjaan.
Penentuan harga satuan upah tergantung pada tingkat produktivitas dari pekerja
dalam menyelesaikan pekerjaan. Harga satuan alat baik sewa ataupun investasi
tergantung dari kondisi lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan, jarak
angkut dan pemeliharaan jenis alat itu sendiri.

33

Anda mungkin juga menyukai