(HIGH-ALERT MEDICATIONS)
I. PENGERTIAN
yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
penggunaan.
II. TUJUAN
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang
hanya berada di :
jumlah terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan
Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu
satuan, dll)
R/ GLUCOPHAGE 500
Ş………….
__________________________ §
Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatan
VI. PENYIMPANAN
A. Lokasi Penyimpanan
terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam
segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “High Alert”
2. Tempelkan stiker bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan obat high alert.
2. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan
instruksi
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
1. “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse
Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker “ High Alert Double
Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan
2. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
3. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
5. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
label khusus.
berkompeten.
tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM (Look
Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat memberi / menerima
instruksi.
Perawatan
1. KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1 mL)
dalam 100mL pelarut/jam) Pemberian obat KCL melalui central line (vena
mEq/kg BB/jam.
1. Benar obat
3. Benar dosis
Nama DPJP
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Perawatan
1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat
independen :
Identitas pasien.
Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe
yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan
(cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan, namun sesaat sebelum
1. Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat High
alert
pemberian obat
4. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High
alert
tanpa pengawasan
prev
next
out of 5
PEDOMAN OBAT HIGH ALERT
obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau
kemoterapeutik;
obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan sama
(look alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau
hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
(NORUM);
elektrolit konsentrat seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau
lebih dari 2 mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari
3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium
sulfat dengan konsentrasi 20%, 40%, atau lebih.
Ada banyak obat yang termasuk dalam kelompok NORUM. Nama-nama yang
membingungkan ini umumnya menjadi sebab terjadi medication error di seluruh
dunia.
Daftar obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) tersedia di berbagai
organisasi kesehatan seperti the World Health Organization (WHO) dan Institute for
Safe Heatlh Medication Practices (ISMP), di berbagai kepustakaan, serta pengalaman
rumah sakit dalam hal KTD atau kejadian sentinel.
Isu tentang penggunaan obat adalah pemberian yang salah atau ketidaksengajaan
menggunakan elektrolit konsentrat. Contohnya, potasium klorida dengan konsentrasi
sama atau lebih dari 2 mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih
besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9%, dan
magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40%, atau lebih.
Kesalahan dapat terjadi jika petugas tidak memperoleh orientasi cukup baik di unit
perawatan pasien dan apabila perawat tidak memperoleh orientasi cukup atau saat
keadaan darurat. Cara paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan kejadian
ini adalah dengan menetapkan proses untuk mengelola obat yang perlu diwaspadai
(high alert medication) dan memindahkan elektrolit konsentrat dari area layanan
perawatan pasien ke unit farmasi. (lihat juga PKPO 3 EP 4).
Rumah sakit membuat daftar semua obat high alert dengan menggunakan informasi
atau data yang terkait penggunaan obat di dalam rumah sakit, data tentang
“kejadian yang tidak diharapkan” (adverse event) atau “kejadian nyaris cedera”
(near miss) termasuk risiko terjadi salah pengertian tentang NORUM. Informasi dari
kepustakaan seperti dari Institute for Safe Health Medication Practices (ISMP),
Kementerian Kesehatan, dan lainnya. Obat-obat ini dikelola sedemikian rupa untuk
menghindari kekuranghati-hatian dalam menyimpan, menata, dan menggunakannya
termasuk administrasinya, contoh dengan memberi label atau petunjuk tentang cara
menggunakan obat dengan benar pada obat-obat high alert.
Untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai, rumah sakit perlu
menetapkan risiko spesifik dari setiap obat dengan tetap memperhatikan aspek
peresepan, menyimpan, menyiapkan, mencatat, menggunakan, serta monitoringnya.
Obat high alert harus disimpan di instalasi farmasi/unit/depo. Bila rumah sakit ingin
menyimpan di luar lokasi tersebut, disarankan disimpan di depo farmasi yang berada
di bawah tanggung jawab apoteker.