Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TN. K PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN ATRITIS GOUT


(ASAM URAT) DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN
TUBAN

DISUSUN OLEH:
SITI NUR KHOTIMAH
201703061

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dibuat untuk


memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Oleh Mahasiswa D3 Keperawatan
Tingkat 3 Stikes Karya Husada Kediri.

Mengetahui

Dosen pembimbing Mahasiswa

Enur Nurhayati Muchsin,SST.,M.Kes Siti Nur Khotimah

2
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Pengertian

Istilah keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung dari orientasi teoritis


yang digunakan. Beberapa definisi keluarga sering menggunakan teori interaksi,
sistem, atau tradisional. Secara tradisional keluarga didefinisikan sebagai berikut:
a. Burges dkk. (1963)
Membuat definisi keluarga yang berorientasi pada tradisi dimana:
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi.
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, ataupun jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga mereka tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki
dan anak perempuan, saudara dan saudari.
4) Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
b. WHO
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
c. Duvall (1976)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap
anggotanya.
d. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup didalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling

3
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
e. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Andarmoyo, 2012).
B. Tujuan Dasar Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah


a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyrakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan anggota keluaraga
dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan
seksual
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan indentitas
seorang indidvidu dan perasaan harga diri.

C. Tipe Keluarga
1. Keluarga tradisional
b. Tradisional nuclear/keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan
anak, tinggal dalam satu rumah ,dimana ayah adalah pencari nafkah dan ibu
sebagai ibu rumah tangga.
c. Keluarga pasangan suami istri bekerja adalah keluarga dimana pasangan suami
istri keduanya bekerja di luar rumah.
d. Keluarga tanpa anak atau dyadic nuclear adalah keluarga dimana suami istri
telah berumur, tetapi tidak mempunyai anak.
e. Commuter family yaitu keluarga dengan pasangan suami istri terpisah tempat
tinggal secara sukarela Karena tugas dan pada kesempatan tertentu keduanya
bertemu dalam satu rumah.
f. Reconstituted nuclear adalah pembentukan keluarga baru dari keluarga inti
meliputi perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam satu rumah dengan

4
anaknya, baik anak abawaan dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan
baru.
g. Extended family/keluarga besar adalah satu bentuk keluarga dimana pasangan
suami istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah dengan orang
tua, sanak saudara, atau kerabat dekat lainnya.
h. Keluarga dengan orang tua tunggal/ single parent adalah bentuk keluarga yang
didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga yaitu ayah atau ibu.

2. Keluarga non tradisional


a. Communal/commune family adalah keluarga dimana dalam satu rumah terdiri
dari dua atau lebih pasangan yang monogami tanpa pertalian keluarga dengan
anak - anaknya dan bersama-sama dalam menyediaan fasilitas.
b. Unmarried parent and child adalah keluarga yang terdiri dari ibu-anak, tidak
ada perkawinan dan anaknya dari hasil adopsi.
c. Cohibing couple merupakan keluaga yang terdiri dari dua orang atau satu
pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
d. Institusional adalah keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang-orang
dewasa yang tinggal bersama-sama dalam panti. (Andarmoyo, 2012)

D. Teori Fungsional Keluarga

Berikut ini dijelaskan beberapa fungsi keluarga, dari WHO,Friedman dan


Depkes RI.
Fungsi keluarga menurut WHO (1978)
a. Fungsi biologis adalah fungsi untuk reproduksi, pemeliharaandan membesarkan
anak, memberi makan, mempertahankan kesehatan dan rekreasi.
b. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi sumber penghasilan, menjamin
keamanan finansial anggota keluargadan menentukan alokasi sumber yang
diperlukan.
c. Fungsi psikologis adalah fungsi untuk menydiakan lingkungan yang dapat
meningkatkan perkembangan kepribadian secara alami, guna memberikan
perlindungan psikologis yang optimum.

5
d. Fungsi edukasi adalah fungsi untuk mengajarkan keterampIlan, sikap dan
pengetahuan.
e. Fungsi sosiokultural adalah fungsi untuk melaksanakan transfer nilai nilai yang
berhubungan dengan perilaku, tradisi/adat dan bahasa.

Fungsi keluarga ( Friedman )


a. Fungsi afektif yaitu perlindungan psikologis, rasa aman, interaksi,
mendewasakan dan mengenal identitas diri individu.
b. Fungsi sosialisasi peran adalah fungsi dan peran dimasyarakat, serta sasaran
untuk kontak sosial didalam atau diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan
hidup masyarakat.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan merupakan memenuhan
sandang,pangan, dan papan serta perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian
dana serta pengaluran keseimbangan.
f. Fungsi pengontrol/pengatur adalah memberikan pendidikan dan norma-norma.

Fungsi keluarga (pp No. 21 th. 1994 dan UU No. 10 Tahun 1992)
a. Fungsi keagamaan adalah wahana utama dan pertama mensiptakan seluruh
anggota keluarga menjasi insan yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi sosial budaya adalah keluarga berfungsi untuk menggali,
mengembangkan dan melestraikan sosial budaya Indonesia.
c. Fungsi kasih sayang adalah keluarga berfungsi mengembangkan rasa cinta dan
kasih sayang setiap anggota keluarga, antar kerabat, antargenerasi.
d. Fungsi perlindungan adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir
dan batin kepada setiap anggota keluarga.
e. Fungsi reproduksi adalah memberi keturunan yang berkualitas melalui
mengarutan dan perencanaan yang sehat dan menjasi insan membangunan yang
handal.
f. Fungsi pendidikan dan sosialisasi adalah keluraga merupakan tempat
pendidikan utam dan pertama dari anggota keluarga yang berfingsi untuk

6
meningkatkan fisik, mental, soaial dan spiritualsecara serasidan seimbang.
(Andarmoyo,2012)

E. Teori Perkembangan Keluarga

Empat asumsi dasar tentang teori pekembangan keluarga seperti yang


diuraikan oleh Aldous (1978 ) adalah
a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu kewaktu dengan cara-cara yang
sama dan dapat diprediksi.
b. Karena manusia menjadi matangdan beribteraksi dengan orang lain mereka
memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan
lingkungan.
c. Keluarga dan anggotanya memerlukan tugas-tugas tertentu yangditetapkan
oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal
dan akhir yang kelihatan jelas.(Andarmoyo, 2012)

1) Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-
turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun
tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998)
adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru
dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika
anak berusia lima tahun.

7
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama
enam hingga tujuh tahun.Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini
dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal di rumah.Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang
mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman
(1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

F. Peranan keluarga

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

8
a. Peranan ayah : ayah sebagai suamia dari istri, berperan sebagai pencari nafka,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik,mental, soaial dan spiritual. (Jhonson dan
Leny, 2010)

G. Peran Perawat Keluarga

a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada kepala keluarga
agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator

Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang


komprehesif dapat tercapai.
c. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik maupun
dirumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawasan kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit atau


kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga.

9
e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.


f. Kolaborasi

Sebagai perawat dikomunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan
keluarga yang optimal.
g. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat


kesehatannya.
h. Penemu kasus

Mengidentifikasi kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau


wabah.
i. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan


rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang
sehat. (Jhonson dan Leny, 2010)
H. Bentuk Keluarga
Ada 2 macam bentuk keluarga dilihat dari bagaiman keputusan diambil yaitu
berdasarkan pada lokasi atau pola otoritas.
a. Berdasarkan Lokasi
1) Adat Utralokal
Yaitu adat yang memberikan kebebasan kepada sepasang suami dan istri
untuk memilih tempat tinggal baik disekitar kerabat suami atau kerabat istri.
2) Adat Virilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan
menetap disekitar pusat kediaman kerabat suami.
3) Adat Uxurilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan
menetap disekitar pusat kediaman kerabat istri.

10
4) Adat Bilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di
pusat kediaman suami pada masa tertentu dan disekitar kediaman istri pada
masa tertentu (bergantian).
5) Adat Neolokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menepati
tempat yang baru dalam arti kata tidak menempati tempat bersama kerabat
suami atau istri.
6) Adat Avunkulokal
Yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untu tetap menetap
dikediaman saudara laki-laki ibu (ovunculus) dari pihak suami.
7) Adat Natalokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing dari
mereka juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
b. Berdsarkan Pola Otoritas
1. Patriarkal
Otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki – laki tertua, umumnya
ayah).
2. Matriarkal
Otoritas didalam keluarga dimiliki oleh perempuan ( perempuan tertua,
umumnya ibu)
3. Equalitarian
Suami dan istri membagi otoritas secara seimbang

I. Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga, mencantumkan 5 tugas keluarga sebagai paparan etiologi
atau penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila
ditemui data maladaptive pada keluarga.

11
Lima tugas keluarga yang dimaksud adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap maslah yang dialami
keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti menganai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan oleh keluarga, keluaraga menyerah atau tidak terhadap masalah yang
dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negative dari
keluarga terhadap masalh kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan
yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan
perawatan yang diperlukan sumber sumber yang ada dalam keluarga serta sikap
keluarga terhadap yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodivikasi lingkungan, seperti pentingnya
hygene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dan luar rumah yang
berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga
terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan
terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang
dipersepsikan keluarga. (Achjar, 2010)

LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS GOUT ( ASAM URAT)

12
A. Pengertian
Asam urat atau gout merupakan hasil metabolism akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam
urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di
daerah persendian dan disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitanya.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena
penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah
suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut
disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium
urat monohidrat.
B. Etiologi 

1. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme


yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu
umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60
tahun).
3. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang
karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan
kelebihan produksi asam urat.
4. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.

13
8 Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.
C. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau
akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

D. PATOFISIOLOGI
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit.
3.  Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling
kristal bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan
oksida radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang
berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa
nyeri atau bengkak.

14
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang
terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu,
perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya
dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses
inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering
pada serangan pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama  (MTP–I).
Hampir semua kasus lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut dapat
membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna
sampai serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi,
akan timbul artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak
selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak
orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis
gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering
timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.

Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:


1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat

15
3. Pielonefritis kronis
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi Tidak jarang ditemukan pasien
dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout yang
disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan
mengurangi kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian
hari dan kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.

F. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang
dari 100 g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau
sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan
Inhibitor xantin (alopurinol ).

G. KOMPLIKASI

1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang
akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal

16
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum,
kreatinin.. Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam
urat pada urine 24 jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat
monosodium, Peningkatan kecepatan waktu pengendapan
2. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak

17
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia
( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki
(sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif)               : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas)   : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan
klien
R (Region)                    : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity)                  : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time)                       : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang
sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologi     : apakah klien mengalami peningkatan stress
 Sosial          : Cenderung menarik diri dari lingkungan
 Spiritual      : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah
menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

18
 Kebutuhan nutrisi
1. Makan   : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein).
2. Minum  : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
 Kebutuhan eliminasi
1) BAK    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

 Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan
setempat.
1) B1 (Breathing)
 Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan.
 Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
 Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
 Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan
pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)

Kepala dan wajah Bibir sianosis


Mata Skela biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
pada kasus efusi pleura hemoragi kronis
Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis

19
4)   B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal
berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan
menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu
dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji
frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,
mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang
memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku
dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan  dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang
menimbulkan  nyeri yang lebih dibandingkan dengan  gerakan yang lain.
Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi
pergelangan kaki secara perlahan membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.
Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat
perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada
kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

2. Diagnosa Keperawatan
1. GANGGUAN RASA NYAMAN
DEFINISI
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirital, lingku
ngan dan sosial
PENYEBAB

20
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial,
dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f.Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan 
 
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif  Objektif 
a. Mengeluh tidak nyaman a. Gelisah

GEJALA & TANDA MINOR 


Subjektif  Objektif 
a. Mengeluh sulit tidur a. Menunjukan gejala distres
b. Tidak mampu rileks b. Tampak merintih/menangis
c. Mengeluh kedinginan/kepanasan c. Pola eliminasi berubah
d. Merasa gatal d. Postur tubuh berubah
e. Mengeluh mual e. Iritabilitas
f. Mengeluh lelah
KONDISI KLINIS TERKAIT

a. Penyakit kronis
b. Keganasan
c. Distres psikologis
d. Kehamilan
e. Keterangan
f.Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakkan apabila rasa tidak nyaman muncul tan
pa ada cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akibat kerusakan jaring
an, maka diagnosis yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis

21
2. DEFISIT PENGETAHUAN tentang (spesifikkan)
DEFINISI
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
PENYEBAB

a. Keteratasan kognitif       
b. Gangguan fungst kognitif
c. Keketiruan mengikuti anjuran   
d. Kurang terpapar informasi        
e. Kurang minat dalam belajar      
f.Kurang mampu mengingat       
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif  Objektif 
a. Menanyakan masalah yang a. Menunjukkan perilaku tidak
dihadapi             sesuai anjuran
          b. Menunjukkan persepsi yang      
c. keliru terhadap masalah

GEJALA & TANDA MINOR 


Subjektif  Objektif 
(tidak tersedia)      a. Menjalani pemeriksaan yang
  tidak tepat
b. Menunjukkan perilaku
berlebihan (miss apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
KONDISI KLINIS TERKAIT

a. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien  


b. Penyakit akut        
c. Penyakit kronis 
Keterangan        

22
Diagnosis ini dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu:     

1. Gaya hidup sehat  


2. Keamanan diri      
3. Keamanan fisik anak       
4. Kehamilan dan persalinan         
5. Kesehatan maternal pasca persaiinan
6. Kesehatan maternal prekonsepsi        
7. Keterampilan psikomotorik       
8. Konservasi energi
9. Latihan toiletting   
10. Manajemen arthritis rheumatoid         
11. Manajemen asma  
12. Manajemen berat badan
13. Manajemen demensia     
14. Manajemen depresi         
15. Manajemen disritmia       
16. Manajemen gagal jantung        
17. Manajemen gangguan lipid       
18. Manajemen gangguan makan   
19. Manajemen hipertensi     
20. Manajemen kanker         
21. Manajemen nyeri  
22. Manajemen osteoporosis
23. Manajemen penyakit akut         
24. Manajemen penyakit arteri perifer      
25. Manajemen penyakit ginjal       
26. Manajemen penyakit jantung    
27. Manajemen penyakit kronis      
28. Manajemen penyakit paru obstruktif kronis   
29. Manajemen pneumonia   

23
30. Manajemen proses penyakit      
31. Manajemen sklerosis multipel   
32. Manajemen stroke
33. Manajemen waktu
34. Manejemen penyakit jantung koroner
35. Medikasi     
36. Mekanika tubuh    
37. Menyusui    
38. Menyusui dengan botol   
39. Nutrisi bayi/anak   
40. Pencegahan jatuh
41. Pencegahan kanker        
42. Pencegahan konsepsi      
43. Pencegahan stroke         
44. Pencegahan trombus      
45. Pengontrolan penggunaan zat   
46. Peningkatan fertilitas      
47. Peran menjadi orang tua
48. Perawatan bayi     
49. Perawatan kaki     
50. Perawatan ostomi
51. Perilaku sehat       
52. Program aktivitas  
53. Program diet         
54. Program latihan
55. Prosedur tindakan
56. Seks aman
57. Seksualitas
58. Stimulasi bayi dan anak

24
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang A H (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV


Sagung Seto.

Andarmoyo, Sulistyo (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktek
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andryi, Sariyono, Arif Setyo Upoyo. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kadar Asam Urat Pada Pekerja Kantor Di Desa Karangturi Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Suedirman. (4) 1.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/23615095/LAPORAN_P
ENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT&ved=2ahUKEwjS3o2ru8HoAhUHcCsKHZA
eD5YQFjAFegQIBxAB&usg=AOvVaw1J6Ce0LSRzfI08_23PjI04. Di akses pada
tanggal 30 Maret 2020. 08:00 WIB.

https://www.academia.edu/4675905/LAPORAN_PENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT_pr
int. Di akses pada tanggal 30 Maret 2020. 10:00 WIB.

https://www.academia.edu/11892417/Gout_Arthritis_Asam_Urat_. Di akses pada tanggal 30


Maret 2020. 09:00 WIB.

Jhonson dan Leny (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika.

25
FORMAT PENGKAJIAN

I. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


A. Kepala Keluarga
NamaKK : TN. K
Jenis Kelamin : LAKI - LAKI
Suku : JAWA
Umur : 63 TAHUN
Agama : ISLAM
Pendidikan : SD
Pekerjaan : PETANI
Alamat : DS. Sidodadi KEC. Bangilan Kab. Tuban
B. Komposisi anggota keluarga

Status Imunisasi
Hubungan Ket
L Pendi B Cam
No Nama Umur dengan Polio DPT Hepati-tis .
/P dikan C -pak
Keluarga 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
G
1. TN. A L 63 th Suami SD - - - - - - - - - - - - -
2. NY.M P 52 th istri SD - - - - - - - - - - - - -

26
6. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Sakit

: Meninggal

: Tinggal serumah
7. Tipe Keluarga
1. Jenis Tipe Keluarga
( ) Nuclear Family
( √ ) Extended Family
( ) Serial Family
( ) Single Family
( √ ) Dyadic Nuclear
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut.
TnNy. KM mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut meskipun
jenis tipe kelurga dyadic nuclearextended family
8. Suku Bangsa
1. Suku Jawa

27
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan:
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan dan mengapa.................................................................
9. Agama
1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu),
acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu)

Adakah Kegiatan / Nilai Agama yang bertentangan dengan kesehatan :


( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan ………………………………………………………

2. Apa persepsi keluarga terhadap kesehatan :


( √ ) Merupakan hal penting
( ) Tidak merupakan masalah dalam keluarga
( √ ) Tidak tahu
Lain-lain …………………………………………………………

10. Status Sosial – Ekonomi Keluarga


1. Pendapatan
( ) Kurang dari Rp. 250.000,-
( √ ) Rp. 250.000,- s/d Rp. 500.000,-
( √ ) Lebih dari Rp. 500.000,-

2. Pengeluaran keluarga rata-rata sebulan :


a. Untuk Makan : Rp. 1.5300.000,-
b. Keperluan Lain : Rp. 5300.000,-

3. Anggota keluarga yang mencari nafkah :


(√ ) Ayah
(√ ) Ibu
( ) Anak
Lain-lain ……………………………….

4. Adakah sumber penghasilan lain :


( √ ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan : Ternak …………………………………………………
5. Apakah keluarga mempunyai Simpanan :
( √ ) Tidak

28
( √ ) Ya, Sebutkan : kendaraan bermotor, sawah, ternak dan sejumlah
tabungan.…………………………………………………
II RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
6. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Pada saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga ke …
( ) I ( ) V
( ) II ( √ ) VI
( ) III ( √ ) VII
( ) IV ( ) VIII
( dipilih dengan melihat usia anak yang tertua )

2. Apakah ada kendala dalam menjalankan tugas perkembangan keluarga :


( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan ………………………………………………
Bagaimana keluarga mengatasinya ………………………………

7. Riwayat Keluarga Inti


h. Kejadian sakit saat ini :
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing
masing keluarga cukup baik istri mempunyai sakit lambung dan kecuali
TnNy. KM yang mempunyai riwayat Asam urat. Kebiasaan anggota keluarga
apabila ada yang sakit periksa ke, dokter, Mantri atau ke puskesmas.Untuk
mengatasi penyakit yang diderita saat ini, TnNY. k M berobat rutin ke mantri
kadang ke puskesmas.
i. Kejadian penyakit Kronis :
a. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada
b. Jika ada bagaimana cara menanggulanginya ………………………

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


A. Karakteristik Perumahan
1. Perumahan
a. Jenis rumah :
( √ ) Bersama ( ) Pavillyun
( ) Petak ( ) Tersendiri

b. Jenis Bangunan
( ) Non Permanen ( √ ) Semi Permanen
( ) Permanen

29
c. Luas Pekarangan : 5x9 m2

d. Luas Bangunan : 108 x 12 m2

e. Status rumah :
( ) Sewa Bulanan ( √ ) Milik Pribadi
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain

f. Atap rumah :
( √ ) Genteng ( ) Seng
( ) Lain-lain

g. Ventilasi :
( ) Kurang ( ) Cukup (√) Baik

h. Cahaya :
( ) Kurang ( ) Cukup ( √ ) Baik

i. Penerangan :
( ) Lampu tempel ( ) Petromak ( √ ) Listrik

j. Lantai :
( ) Tanah ( ) Papan
( ) Plester ( √ ) Ubin

2. Kebersihan
Bila Ada
Lokasi Rumah Tidak Ada Ada Kotor Bersih
- Halaman ( ) (√) ( √ ) ( √ )
- Ruang Tamu ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Tidur ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Makan ( √ ) ( √ ) ( ) ( √ )
- Dapur ( ) (√) (√ ) (√ )
- Kamar Mandi ( ) (√) ( ) ( √ )
- WC ( ) ( √ ) ( ) ( √ )
Catatan : Keluarga pempunyai halaman lumayan luas tapi dengan kondisi kotor
akibat banyak pakan ternak di luar tidak mempunyai ruang makan, serta
dapur yang berantakan jika alat masak yang berserakanmakan di depan
televise atau di dapur dan tidak di cuci..

3. Pemakaian Air

30
a. Sumber Air
( ) Sungai
( ) Sumur gali tanpa selongsongan
( ) Sumur gali dengan selongsongan
( ) Sumur pompa
( √ ) PDAM
( √ ) Pompa Listrik
( ) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja :
( ) < 5 meter ( √ ) 5 – 10 meter ( ) > 10 meter
Catatan : ………………………………………………………..……
c. Keadaan fisik air :
- Kejernihan: ( ) Keruh ( √ ) Jernih
- Bau : ( ) Berbau ( √ ) Tidak berbau
- Rasa : ( ) Asin ( ) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : …………………………………………………………

4. Pembuangan Air
a. Pembuangan air kotor :
( ) Di halaman ( ) Sungai
( ) Comberan ( √ ) Selokan

b. Keadaan tempat pembuangan air kotor :


( √ ) Lancar ( ) Tidak Lancar

5. Kalau ada jamban keluarga, jenisnya :


( ) Selokan ( ) Sungai ( ) Cemplung
terbuka
( ) Cemplung tertutup ( √ ) Septic tank ( ) Lain-lain
Catatan :

6. Pembuangan sampah terakhir oleh keluarga :


( ) Sembarangan ( ) Ditimbun ( ) Sungai
( √ ) Dibakar ( ) Got ( ) Bak Sampah
Catatan : Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang
langsung di belakang rumah dan dibiarkan terbuka.

7. Kandang Ternak :
( √ ) Ada ( √ ) Tidak Ada
- Kalau ada letaknya :
( ) Di dalam rumah
( ) Menempel di dinding rumah

31
( √ ) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah jarak 2 mah
…………
Jika letaknya di dalam rumah alasannya karena minimnya tempat
maka keluarga membuat ternak sapi menempel dinding di belakang
dapur
- Jenis Ternak :
( ) Ayam ( ) Bebek ( ) Burung
( ) Kambing ( √ ) Sapi
Sebutkan jumlahnya ada 2 ekor sapi.!
Lain-lain

8. Pencemaran Lingkungan :
( ) Ada ( √ ) Tidak ada

32
9. Denah Rumah :

keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
= Pintu
= Batas pekarangan

lkM

Kandang sapi
LD

Kamar mandi dan


wc Dapur
mandi

R. makan
Tempat ibadah R. Tidur
An. R

Ruang
keluarga.a/ R.
R. tidur Tn.K Makan
dan Ny. R Nn.
S Makan

R. Tamu R.kamar tamu Tidur


ny, M dan tn .A

B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :


Apakah ada kebiasaan atau budaya setempat yang tidak sesuai dengan nilai
kesehatan :
( √ ) Tidak
( ) Ada, sebutkan …………………………………………………

33
C. Hubungan dengan masyarakat :
1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat
di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’
(remaja putri dan ibu-ibu).

2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat :


( √ ) Tidak
( ) Ada, Sebutkan ……………………………………………………
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh di masyarakat :
( √ ) Tidak
( ) Ya, contohnya ……………………………………………………
4. Adakah konflik dalam masyarakat :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, Sebutkan …………………………………………………...
5. Apakah keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungannya :
( √) Ya
( ) Tidak
Kalau tidak alasannya ….

II. STRUKTUR KELUARGA


A. Pola Komunikasi
1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :
( √ ) Langsung ( ) Tidak langsung

2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :


( √ ) Terbuka ( ) Tertutup

3. Siapakah anggota keluarga yang paling dominan berbicara :


( ) Ayah ( √ ) Ibu
( ) Anak ( ) Mertua
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………………

34
4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga :
( ) Bahasa Ibu
( ) Bahasa Indonesia
( √ ) Bahasa lain, Bahasa Jawa

B. Struktur Peran
Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, sebutkan dan jelaskan ……………………………………………

III. FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Afektif
( Kaji bagaimana gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota yang lain serta sikap saling
menghargai dalam keluarga ! )
Dalam kehidupan keseharian, keluarga TnNy. K M sangat harmonis, rukun dan
tentram. Semua kegiatan di lakukan bersama. Saat salah satu ada yang sakit atau
tertimpa musibah, keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang
sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan
hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah.

B. Fungsi Sosialisasi
(Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku anggota
keluarga) ).
Hubungan dalam keluarga TnNy. KM menganut kebudayaan jawa.
.Dalam berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga bersosial dengan baik
dan tidak tampak kaku.Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada
disekitarnya.

C. Fungsi Perawatan Keluarga


1. ( Kaji kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan )
Keluarga Tn Ny.. K M kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang
dialaminya. Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga kurang mampu untuk
menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab dari asam urat .

2. ( Kaji kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang


tepat )
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak,
karena keluarga tidak menganggap bahwa nyeri dan kesemutan di tangan dan

35
lutut yang dialami oleh TnNy. KM dianggap sebagai nyeri biasa karena
kelelahan dan keluarga sudah memeriksakannya ke mantri atau puskesmas.

3. ( Kaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit )


Ny. R selalu merawatKeluarga selalu merawat TnN. K y.M dengan baik

4. ( Kaji kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah )


Keluarga mampu memelihara lingkungan dengan cukup dengan baik Ny. R
dan Tn. K dan anaknya yang selalu membersihkan rumah setiap hari.

5. Kaji kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan )


Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan sering memeriksakan
kesehatannya di dokter, mantri, maupun puskesmas setempat.
D. Fungsi Reproduksi
1. Apakah kebutuhan seksual terpenuhi :
( √ ) Ya ( ) Tidak
Alasannya karena masih ada suami
Frekuensi koitus ( tidak terkaji )

2. Apakah keluarga menjadi Akseptor KB :


( √ ) Ya ( √ ) Tidak
Bila tidak alasannya …………………………………
Ny.T mengalami kemandulan.Bila Ya, sebutkan apa KB pil

3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari 2 (dua)
orang :
( ) Repot mengurusnya
( √ ) Anak membawa rejeki
( ) Lain-lain, sebutkan …………………………………

4. Pola mengasuh anak :


( √ ) Bebas
( ) Sangat dilindungi
( ) Sesuai dengan tumbuh kembang

5. Harapan keluarga terhadap anak...............................................nak semoga bisa


mandiri dan menjadi orang sukses

36
IV. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
1. Secara :
( √ ) Mandiri
( ) Bersama-sama
( ) Meminta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………

2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dalam
pola pertahanannya :
( √ ) Membantu jalan keluar
( ) Acuh tak acuh
( ) Minta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ……………………………………

3. Jika masalah tidak teratasi, bagaimana keluarga menanganinya :


( ) Putus Asa
(√ ) Mencari jalan keluar
( ) Acuh tak acuh
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………

PEMERIKSAAN FISIK
( diisi semua keluarga )
Nama Anggota Keluarga
Penfis Tn. KA Ny.RM
TD 130/90 mmHg 120/80 mmHg
N 76 x/mnt 80 x/mnt
RR 19 x/mnt 20 x/mnt
BB 75 Kg 60Kg
Kepala Simetris Simetris
Rambut Kulit kepala bersih, rambut putih, Kulit kepala bersih, rambut hitam campur
putih, mudah rontok.
Konjungtiva tidakAnemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik
Lensa Tidak keruh Tidak keruh
Hidung Tidak ada polip Tidak ada polip
Telinga Fungsi pendengaran normal ada serumenFungsi pendengaran normal ada serumen
Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
Leher Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid, Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
tidak ada nyeri tekan. nyeri tekan.
Dada Pengembangan dada simetris, tidak ada
Pengembangan dada simetris, tidak ada suara
suara napas tambahan, bunyi jantung napas tambahan, bunyi jantung I,II normal.

37
I,II normal. Tidak ada tanda-tanda
Tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung
pembesaran jantungg

Abdomen Perut simetris, bising usus normal 10


Perut ada tumpukan lemak, bising usus normal 9
x/menit (n=5-20 x/menit), suara x/menit (n=5-20 x/menit), suara tympani
tympani, tidak ada nyeri. tidak ada nyeri.
Ekstremitas Tidak ada edema, kekuatan otot 5, terjadi
Tidak ada edema, kekuatan otot 5, tonus otot
penurunn fungsi gerak baik,
Tangan dan lutut terkadang linu- linun dan
kesemuta

Kulit Sawo matang Sawo matang


Turgor kulit Turgor kulit tidak elastis Turgor kulit elastis

V. HARAPAN KELUARGA
Bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga berharap semoga dengan adanya petugas kesehatan yang ada bisa
membantu Tn. KNy.M untuk segera sembuh dari penyakitnya sehingga tidak
mengalami gangguan saat beraktifitasjika berjualan.

38
ANALISA DATA

KELOMPOK MASALAH PENYEBAB


NO
DATA ( PROBLEM ) ( ETIOLOGI )
Gangguan rasa Ketidak mamapuan
1. Ds:Tn. K Ny.M mengatakan tangan nyaman (D.0074) keluarga merawat
dankaki bagian lutut linu. lutut saya anggota keluarga
sering linu - linu dan kesemutan, dengan asam urat.
kadang-kadang saya sering merasa
susah berjalan karena rasa sakit pada
lutut saya, tapi saya masih bisa
menahannya.
Pasien juga mengatakn suka makan
kacang-kacangan.
Do :
1. Gelisah
2. Tampak merintih atau menangis
3. Kadar asam urat 8,5
4. Meremas – remas tangan saat
kesemutan
5. Memegang lututsaat tersa nyeri
6. TTV:
7. TD: 120/80 mmhg
8. N: 80 x/menit
2. 9. S: 36,2 c
Defisit pengetahuan Kurangnya terpapar
Ds: Tn. KNy. M mengatakan tidak ( D.0111) informasi mengenai
tau kenapa bisa asam urat dan tidak penyakit asam urat
tau bagaimana cara memilih makanan
yang boleh dan tidak boleh di makan
biar linu nya tidak kambuh.
Pasien juga mengatakan kalau
kakinya terasa linu pasien dan
keluarga hanya membiarkan saja rasa
linu tersebut dan hanya memberikan
obat asam urat
Do :

39
1. sering bertanya mengenai makanan
apa yang boleh dimakan untuk
mengurangi linu
2. Pasien bertanya mengenai
pencegahan agarlinu tidak kambuh
lagi

PRIORITAS MASALAH ( SKORING )

Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman

KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah penyakit asam urat


sudah terjadi dan apabila
tidak segera di tangani akan
mengakibatkan kelainan
pada persendian ( kaki,
tangan, lutut )

2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Yang bisa dilakukan untuk


masalah untuk di mengatasi masalah asam
rubah: hanya urat pada Tn. K Ny M yaitu
sebagian dengan mempertahankan
agar aktifitas pasien
terkontrol dan bisa di
lakukan dengan perawatan
yang benar

3. Potensi masalah
untuk di cegah : Potensial masalah dapat di

40
cukup 2/3 x 1 2/3 cegah cukup,karena saat ini
Tn. Kny M sudah pernah
berobat dan dalam hal
makan masih seperti biasa (
tidak minum es tetapi
masih makan kacang
kacangan ) dan gejala yang
muncul linu- linu dan
kesemutan pada tangan dan
lutut sendi terasa nyeri
khusunya daerah
persendian kaki

4. Menonjolnya
masalah: masalah
yang dirasakan yang Keluarga menyadari
harus segera di 2/2 x 1 1 perlunya perawatan asam
tangani urat karena keluarga
beranggapan kesehatan itu
penting

Jumlah

3 2/3

41
PRIORITAS MASALAH ( SKORING )

Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan

KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI

3/3 x 1 1 Keluarga tidak memahami


1. Sifat masalah : aktual dengan baik masalah
kesehatan yang dialami Tn.
KNy.M

2. Kemungkinan Pemberian informasi


½x2 1
masalah dapat diubah tentang penyakit dan
: hanya sebagian kebutuhan perawatan akan
sulit dipahami karena
kemampuan keluarga
menyerap informasi kurang
baik, pendidikan rendah

3. Potensial masalah Membantu keluarga


2/3 x 1 2/3
untuk dicegah : cukup memahami masalah
kesehatan bisa dilakukan
melalui bahasa keluarga
dengan memberi edukasi
kepada keluarga.

4. Menonjolnya Keluarga tidak merasakan

42
masalah: keluarga adanya masalah yang harus
2/2 x 1 segera ditangani
menyadari bahwa
1
mereka kurang paham
dan mereka ingin
diberi penjelasan
yang lebih rinci

Jumlah

3 2/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


1. Gangguan rasa nyaman: linu-linu dan kesemutan pada
keluarga Tn. KA yaitu Ny. M terutama dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah yang dialami oleh Tn. K.Ny.M
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara
pencegahan, perawatan dan pengobatan s.d kurangnya
informasi dan keterbatasan menyerap informasi.

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan


I. Gangguan rasa nyaman
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tujuan Umum :
Intervensi :
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.

43
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
5) Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
6) Ajarkan teknik non farmakologis untuk rasa nyeri
II. Defisit Pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan
pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi.
DEFINISI: mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup
bersih serta sehat.
Tujuan Umum :
Intervensi :
1) Identifikasi kesiapan dan kempuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
3) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4) Berikan kesempatan untuk bertanya
5) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

44
3.5 Impelementasi Dan Evaluasi

No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 30/03/2020 Gangguan a.Mengidentifiksi lokasi, S :Tn. K Ny. M mengatakan
rasa nyaman karakteristik, durasi, lokasi nyerikesemutannya
frekuensikualitas, di tanggan dan kaki
intensitas nyeri waktunya selama 3 menit,
dan rasanya linu-linu saat
b.Mengidentifikasi skala berjalan..
nyeri. O : Keluarga mampu
menjelaskan lokasi saat
asam uratnya kambuh

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2. 30/03/2020 Defisit a. Mengidentifikasi S : keluarga mengatakan


Pengetahuan kesiapan dan belum mengerti tentang
kempuan menerima penyebab dan gejala
informasi asam urat
b. mengidentifikasi O : keluarga tidak mampu
faktor-faktor yang menyebutkan dengan
dapat meningkatkan bahasa yang sederhana
dan menurunkan tentang penyebab dan
motivasi perilaku gejala asam urat.
hidup bersih dan
sehat A : masalah belum teratasi

45
P : intervensi di lanjutkan

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 31/03/2020 Gangguan c. Mengidentifiksi lokasi, S : Tn. K mengatakan tadi
rasa nyaman karakteristik, durasi, pagi selama 2 menit
frekuensikualitas, kakinya terasa
intensitas nyeri kesemutan, sampai susah
d.Mengidentifikasi skala di buat jalan.
nyeri.
O : keluarga mampu
menjelaskan lokasi bagian
Tubuh saat asam urat
kambuh.

A :Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

2. 31/03/2020 Defisit c. Mengidentifikasi S : Tn. K menjelaskan gejala


Pengetahuan kesiapan dan dari asam urat.
kempuan menerima
informasi
d. mengidentifikasi O : keluarga mampu
faktor-faktor yang menjelaskan gejala asam
dapat meningkatkan urat
dan menurunkan
motivasi perilaku A :Masalah teratasi

46
hidup bersih dan sebagian
sehat
P : intervensi di lanjutkan

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 01/03/2020 Gangguan e.Mengidentifiksi lokasi, S : Tn. K mengatakan
rasa nyaman karakteristik, durasi, lututnya sering
frekuensikualitas, kesemutan, selama 2
intensitas nyeri menit saat setelah ber
f. Mengidentifikasi skala aktivitas berat.
nyeri.
O : keluarga mampu
menjelaskan bagian dan
tanda saat asam urat
kambuh.

A :Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

2. 01/03/2020 Defisit e. Mengidentifikasi S : Tn. K mampu

47
Pengetahuan kesiapan dan menjelaskan pengertian
kempuan menerima asam urat, diet makanan
informasi dan juga gejala dari
f. mengidentifikasi asam urat.
faktor-faktor yang
dapat meningkatkan O : keluarga memahami
dan menurunkan dan menjelaskan dengan
motivasi perilaku baik pengertian asam urat,
hidup bersih dan gejala asam urat dan diet
sehat makanan.

A :Masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

48
49

Anda mungkin juga menyukai