DISUSUN OLEH:
SITI NUR KHOTIMAH
201703061
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
2
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA
A. Pengertian
3
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
e. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Andarmoyo, 2012).
B. Tujuan Dasar Keluarga
C. Tipe Keluarga
1. Keluarga tradisional
b. Tradisional nuclear/keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan
anak, tinggal dalam satu rumah ,dimana ayah adalah pencari nafkah dan ibu
sebagai ibu rumah tangga.
c. Keluarga pasangan suami istri bekerja adalah keluarga dimana pasangan suami
istri keduanya bekerja di luar rumah.
d. Keluarga tanpa anak atau dyadic nuclear adalah keluarga dimana suami istri
telah berumur, tetapi tidak mempunyai anak.
e. Commuter family yaitu keluarga dengan pasangan suami istri terpisah tempat
tinggal secara sukarela Karena tugas dan pada kesempatan tertentu keduanya
bertemu dalam satu rumah.
f. Reconstituted nuclear adalah pembentukan keluarga baru dari keluarga inti
meliputi perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam satu rumah dengan
4
anaknya, baik anak abawaan dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan
baru.
g. Extended family/keluarga besar adalah satu bentuk keluarga dimana pasangan
suami istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah dengan orang
tua, sanak saudara, atau kerabat dekat lainnya.
h. Keluarga dengan orang tua tunggal/ single parent adalah bentuk keluarga yang
didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga yaitu ayah atau ibu.
5
d. Fungsi edukasi adalah fungsi untuk mengajarkan keterampIlan, sikap dan
pengetahuan.
e. Fungsi sosiokultural adalah fungsi untuk melaksanakan transfer nilai nilai yang
berhubungan dengan perilaku, tradisi/adat dan bahasa.
Fungsi keluarga (pp No. 21 th. 1994 dan UU No. 10 Tahun 1992)
a. Fungsi keagamaan adalah wahana utama dan pertama mensiptakan seluruh
anggota keluarga menjasi insan yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi sosial budaya adalah keluarga berfungsi untuk menggali,
mengembangkan dan melestraikan sosial budaya Indonesia.
c. Fungsi kasih sayang adalah keluarga berfungsi mengembangkan rasa cinta dan
kasih sayang setiap anggota keluarga, antar kerabat, antargenerasi.
d. Fungsi perlindungan adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir
dan batin kepada setiap anggota keluarga.
e. Fungsi reproduksi adalah memberi keturunan yang berkualitas melalui
mengarutan dan perencanaan yang sehat dan menjasi insan membangunan yang
handal.
f. Fungsi pendidikan dan sosialisasi adalah keluraga merupakan tempat
pendidikan utam dan pertama dari anggota keluarga yang berfingsi untuk
6
meningkatkan fisik, mental, soaial dan spiritualsecara serasidan seimbang.
(Andarmoyo,2012)
1) Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-
turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun
tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998)
adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru
dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika
anak berusia lima tahun.
7
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama
enam hingga tujuh tahun.Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini
dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal di rumah.Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang
mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman
(1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
F. Peranan keluarga
8
a. Peranan ayah : ayah sebagai suamia dari istri, berperan sebagai pencari nafka,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik,mental, soaial dan spiritual. (Jhonson dan
Leny, 2010)
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada kepala keluarga
agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik maupun
dirumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawasan kesehatan
9
e. Konsultan
Sebagai perawat dikomunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan
keluarga yang optimal.
g. Fasilitator
10
4) Adat Bilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di
pusat kediaman suami pada masa tertentu dan disekitar kediaman istri pada
masa tertentu (bergantian).
5) Adat Neolokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menepati
tempat yang baru dalam arti kata tidak menempati tempat bersama kerabat
suami atau istri.
6) Adat Avunkulokal
Yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untu tetap menetap
dikediaman saudara laki-laki ibu (ovunculus) dari pihak suami.
7) Adat Natalokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing dari
mereka juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
b. Berdsarkan Pola Otoritas
1. Patriarkal
Otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki – laki tertua, umumnya
ayah).
2. Matriarkal
Otoritas didalam keluarga dimiliki oleh perempuan ( perempuan tertua,
umumnya ibu)
3. Equalitarian
Suami dan istri membagi otoritas secara seimbang
I. Tugas Keluarga
11
Lima tugas keluarga yang dimaksud adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap maslah yang dialami
keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti menganai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan oleh keluarga, keluaraga menyerah atau tidak terhadap masalah yang
dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negative dari
keluarga terhadap masalh kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan
yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan
perawatan yang diperlukan sumber sumber yang ada dalam keluarga serta sikap
keluarga terhadap yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodivikasi lingkungan, seperti pentingnya
hygene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dan luar rumah yang
berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga
terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan
terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang
dipersepsikan keluarga. (Achjar, 2010)
LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS GOUT ( ASAM URAT)
12
A. Pengertian
Asam urat atau gout merupakan hasil metabolism akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam
urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di
daerah persendian dan disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitanya.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena
penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah
suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut
disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium
urat monohidrat.
B. Etiologi
13
8 Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.
C. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau
akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
D. PATOFISIOLOGI
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling
kristal bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan
oksida radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang
berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa
nyeri atau bengkak.
14
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang
terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu,
perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya
dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses
inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering
pada serangan pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama (MTP–I).
Hampir semua kasus lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut dapat
membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna
sampai serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi,
akan timbul artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak
selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak
orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis
gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering
timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.
15
3. Pielonefritis kronis
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi Tidak jarang ditemukan pasien
dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout yang
disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan
mengurangi kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian
hari dan kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.
F. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang
dari 100 g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau
sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan
Inhibitor xantin (alopurinol ).
G. KOMPLIKASI
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang
akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
16
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum,
kreatinin.. Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam
urat pada urine 24 jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat
monosodium, Peningkatan kecepatan waktu pengendapan
2. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak
17
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia
( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki
(sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan
klien
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang
sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah
menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
18
Kebutuhan nutrisi
1. Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein).
2. Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
Kebutuhan eliminasi
1) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan
setempat.
1) B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan
pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)
19
4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal
berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan
menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu
dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji
frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,
mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang
memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku
dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang
menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain.
Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi
pergelangan kaki secara perlahan membesar.
Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.
Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat
perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada
kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
2. Diagnosa Keperawatan
1. GANGGUAN RASA NYAMAN
DEFINISI
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirital, lingku
ngan dan sosial
PENYEBAB
20
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial,
dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f.Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif Objektif
a. Mengeluh tidak nyaman a. Gelisah
a. Penyakit kronis
b. Keganasan
c. Distres psikologis
d. Kehamilan
e. Keterangan
f.Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakkan apabila rasa tidak nyaman muncul tan
pa ada cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akibat kerusakan jaring
an, maka diagnosis yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis
21
2. DEFISIT PENGETAHUAN tentang (spesifikkan)
DEFINISI
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
PENYEBAB
a. Keteratasan kognitif
b. Gangguan fungst kognitif
c. Keketiruan mengikuti anjuran
d. Kurang terpapar informasi
e. Kurang minat dalam belajar
f.Kurang mampu mengingat
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif Objektif
a. Menanyakan masalah yang a. Menunjukkan perilaku tidak
dihadapi sesuai anjuran
b. Menunjukkan persepsi yang
c. keliru terhadap masalah
22
Diagnosis ini dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu:
23
30. Manajemen proses penyakit
31. Manajemen sklerosis multipel
32. Manajemen stroke
33. Manajemen waktu
34. Manejemen penyakit jantung koroner
35. Medikasi
36. Mekanika tubuh
37. Menyusui
38. Menyusui dengan botol
39. Nutrisi bayi/anak
40. Pencegahan jatuh
41. Pencegahan kanker
42. Pencegahan konsepsi
43. Pencegahan stroke
44. Pencegahan trombus
45. Pengontrolan penggunaan zat
46. Peningkatan fertilitas
47. Peran menjadi orang tua
48. Perawatan bayi
49. Perawatan kaki
50. Perawatan ostomi
51. Perilaku sehat
52. Program aktivitas
53. Program diet
54. Program latihan
55. Prosedur tindakan
56. Seks aman
57. Seksualitas
58. Stimulasi bayi dan anak
24
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktek
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Andryi, Sariyono, Arif Setyo Upoyo. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kadar Asam Urat Pada Pekerja Kantor Di Desa Karangturi Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Suedirman. (4) 1.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/23615095/LAPORAN_P
ENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT&ved=2ahUKEwjS3o2ru8HoAhUHcCsKHZA
eD5YQFjAFegQIBxAB&usg=AOvVaw1J6Ce0LSRzfI08_23PjI04. Di akses pada
tanggal 30 Maret 2020. 08:00 WIB.
https://www.academia.edu/4675905/LAPORAN_PENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT_pr
int. Di akses pada tanggal 30 Maret 2020. 10:00 WIB.
Jhonson dan Leny (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika.
25
FORMAT PENGKAJIAN
Status Imunisasi
Hubungan Ket
L Pendi B Cam
No Nama Umur dengan Polio DPT Hepati-tis .
/P dikan C -pak
Keluarga 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
G
1. TN. A L 63 th Suami SD - - - - - - - - - - - - -
2. NY.M P 52 th istri SD - - - - - - - - - - - - -
26
6. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah
7. Tipe Keluarga
1. Jenis Tipe Keluarga
( ) Nuclear Family
( √ ) Extended Family
( ) Serial Family
( ) Single Family
( √ ) Dyadic Nuclear
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut.
TnNy. KM mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut meskipun
jenis tipe kelurga dyadic nuclearextended family
8. Suku Bangsa
1. Suku Jawa
27
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan:
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan dan mengapa.................................................................
9. Agama
1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu),
acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu)
28
( √ ) Ya, Sebutkan : kendaraan bermotor, sawah, ternak dan sejumlah
tabungan.…………………………………………………
II RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
6. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Pada saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga ke …
( ) I ( ) V
( ) II ( √ ) VI
( ) III ( √ ) VII
( ) IV ( ) VIII
( dipilih dengan melihat usia anak yang tertua )
b. Jenis Bangunan
( ) Non Permanen ( √ ) Semi Permanen
( ) Permanen
29
c. Luas Pekarangan : 5x9 m2
e. Status rumah :
( ) Sewa Bulanan ( √ ) Milik Pribadi
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain
f. Atap rumah :
( √ ) Genteng ( ) Seng
( ) Lain-lain
g. Ventilasi :
( ) Kurang ( ) Cukup (√) Baik
h. Cahaya :
( ) Kurang ( ) Cukup ( √ ) Baik
i. Penerangan :
( ) Lampu tempel ( ) Petromak ( √ ) Listrik
j. Lantai :
( ) Tanah ( ) Papan
( ) Plester ( √ ) Ubin
2. Kebersihan
Bila Ada
Lokasi Rumah Tidak Ada Ada Kotor Bersih
- Halaman ( ) (√) ( √ ) ( √ )
- Ruang Tamu ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Tidur ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Makan ( √ ) ( √ ) ( ) ( √ )
- Dapur ( ) (√) (√ ) (√ )
- Kamar Mandi ( ) (√) ( ) ( √ )
- WC ( ) ( √ ) ( ) ( √ )
Catatan : Keluarga pempunyai halaman lumayan luas tapi dengan kondisi kotor
akibat banyak pakan ternak di luar tidak mempunyai ruang makan, serta
dapur yang berantakan jika alat masak yang berserakanmakan di depan
televise atau di dapur dan tidak di cuci..
3. Pemakaian Air
30
a. Sumber Air
( ) Sungai
( ) Sumur gali tanpa selongsongan
( ) Sumur gali dengan selongsongan
( ) Sumur pompa
( √ ) PDAM
( √ ) Pompa Listrik
( ) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja :
( ) < 5 meter ( √ ) 5 – 10 meter ( ) > 10 meter
Catatan : ………………………………………………………..……
c. Keadaan fisik air :
- Kejernihan: ( ) Keruh ( √ ) Jernih
- Bau : ( ) Berbau ( √ ) Tidak berbau
- Rasa : ( ) Asin ( ) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : …………………………………………………………
4. Pembuangan Air
a. Pembuangan air kotor :
( ) Di halaman ( ) Sungai
( ) Comberan ( √ ) Selokan
7. Kandang Ternak :
( √ ) Ada ( √ ) Tidak Ada
- Kalau ada letaknya :
( ) Di dalam rumah
( ) Menempel di dinding rumah
31
( √ ) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah jarak 2 mah
…………
Jika letaknya di dalam rumah alasannya karena minimnya tempat
maka keluarga membuat ternak sapi menempel dinding di belakang
dapur
- Jenis Ternak :
( ) Ayam ( ) Bebek ( ) Burung
( ) Kambing ( √ ) Sapi
Sebutkan jumlahnya ada 2 ekor sapi.!
Lain-lain
8. Pencemaran Lingkungan :
( ) Ada ( √ ) Tidak ada
32
9. Denah Rumah :
keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
= Pintu
= Batas pekarangan
lkM
Kandang sapi
LD
R. makan
Tempat ibadah R. Tidur
An. R
Ruang
keluarga.a/ R.
R. tidur Tn.K Makan
dan Ny. R Nn.
S Makan
33
C. Hubungan dengan masyarakat :
1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat
di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’
(remaja putri dan ibu-ibu).
34
4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga :
( ) Bahasa Ibu
( ) Bahasa Indonesia
( √ ) Bahasa lain, Bahasa Jawa
B. Struktur Peran
Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, sebutkan dan jelaskan ……………………………………………
B. Fungsi Sosialisasi
(Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku anggota
keluarga) ).
Hubungan dalam keluarga TnNy. KM menganut kebudayaan jawa.
.Dalam berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga bersosial dengan baik
dan tidak tampak kaku.Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada
disekitarnya.
35
lutut yang dialami oleh TnNy. KM dianggap sebagai nyeri biasa karena
kelelahan dan keluarga sudah memeriksakannya ke mantri atau puskesmas.
3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari 2 (dua)
orang :
( ) Repot mengurusnya
( √ ) Anak membawa rejeki
( ) Lain-lain, sebutkan …………………………………
36
IV. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
1. Secara :
( √ ) Mandiri
( ) Bersama-sama
( ) Meminta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………
2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dalam
pola pertahanannya :
( √ ) Membantu jalan keluar
( ) Acuh tak acuh
( ) Minta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ……………………………………
PEMERIKSAAN FISIK
( diisi semua keluarga )
Nama Anggota Keluarga
Penfis Tn. KA Ny.RM
TD 130/90 mmHg 120/80 mmHg
N 76 x/mnt 80 x/mnt
RR 19 x/mnt 20 x/mnt
BB 75 Kg 60Kg
Kepala Simetris Simetris
Rambut Kulit kepala bersih, rambut putih, Kulit kepala bersih, rambut hitam campur
putih, mudah rontok.
Konjungtiva tidakAnemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik
Lensa Tidak keruh Tidak keruh
Hidung Tidak ada polip Tidak ada polip
Telinga Fungsi pendengaran normal ada serumenFungsi pendengaran normal ada serumen
Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
Leher Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid, Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
tidak ada nyeri tekan. nyeri tekan.
Dada Pengembangan dada simetris, tidak ada
Pengembangan dada simetris, tidak ada suara
suara napas tambahan, bunyi jantung napas tambahan, bunyi jantung I,II normal.
37
I,II normal. Tidak ada tanda-tanda
Tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung
pembesaran jantungg
V. HARAPAN KELUARGA
Bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga berharap semoga dengan adanya petugas kesehatan yang ada bisa
membantu Tn. KNy.M untuk segera sembuh dari penyakitnya sehingga tidak
mengalami gangguan saat beraktifitasjika berjualan.
38
ANALISA DATA
39
1. sering bertanya mengenai makanan
apa yang boleh dimakan untuk
mengurangi linu
2. Pasien bertanya mengenai
pencegahan agarlinu tidak kambuh
lagi
3. Potensi masalah
untuk di cegah : Potensial masalah dapat di
40
cukup 2/3 x 1 2/3 cegah cukup,karena saat ini
Tn. Kny M sudah pernah
berobat dan dalam hal
makan masih seperti biasa (
tidak minum es tetapi
masih makan kacang
kacangan ) dan gejala yang
muncul linu- linu dan
kesemutan pada tangan dan
lutut sendi terasa nyeri
khusunya daerah
persendian kaki
4. Menonjolnya
masalah: masalah
yang dirasakan yang Keluarga menyadari
harus segera di 2/2 x 1 1 perlunya perawatan asam
tangani urat karena keluarga
beranggapan kesehatan itu
penting
Jumlah
3 2/3
41
PRIORITAS MASALAH ( SKORING )
42
masalah: keluarga adanya masalah yang harus
2/2 x 1 segera ditangani
menyadari bahwa
1
mereka kurang paham
dan mereka ingin
diberi penjelasan
yang lebih rinci
Jumlah
3 2/3
43
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
5) Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
6) Ajarkan teknik non farmakologis untuk rasa nyeri
II. Defisit Pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan
pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi.
DEFINISI: mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup
bersih serta sehat.
Tujuan Umum :
Intervensi :
1) Identifikasi kesiapan dan kempuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
3) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4) Berikan kesempatan untuk bertanya
5) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
44
3.5 Impelementasi Dan Evaluasi
P : Intervensi dilanjutkan
45
P : intervensi di lanjutkan
A :Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
46
hidup bersih dan sebagian
sehat
P : intervensi di lanjutkan
A :Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
47
Pengetahuan kesiapan dan menjelaskan pengertian
kempuan menerima asam urat, diet makanan
informasi dan juga gejala dari
f. mengidentifikasi asam urat.
faktor-faktor yang
dapat meningkatkan O : keluarga memahami
dan menurunkan dan menjelaskan dengan
motivasi perilaku baik pengertian asam urat,
hidup bersih dan gejala asam urat dan diet
sehat makanan.
A :Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
48
49