PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk lansia bertambah dengan pesat baik di negara
maju maupun negara berkembang hal ini disebabkan oleh peningkatan Usia
Harapan Hidup (UHH). Usia harapan hidup dunia pada tahun 2016 adalah 72
tahun (laki-laki usia 69,8 tahun dan perempuan 74,2 tahun) (World Health
Organization, 2018). Sedangkan UHH di Indonesia pada tahun 2017 adalah
70,9 tahun dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2035 menjadi 72,4
tahun. Besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki
masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya
pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/penghasilan, peningkatan
disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan yang ramah
terhadap penduduk lansia (Kemenkes, 2018).
Menurut data World Health Organization (WHO), penduduk dunia
yang berusia diatas 60 tahun atau lebih, berjumlah 962 juta pada tahun 2017
dan diperkirakan akan berlipat ganda lagi pada tahun 2050, ketika
diproyeksikan mencapai hampir 2,1 miliar. Penduduk Asia juga diperkirakan
akan mengalami peningkatan dua kali lipat dalam jumlah lansia dengan
populasi berusia 60 atau lebih yang diperdiksi meningkat dari 549 juta pada
2017 menjadi hampir 1,3 miliar pada 2050 (United Nations, 2017).
Berdasarkan BPS (2018), pada tahun 2017 terdapat 23,4 juta lansia atau
8,97% dari total penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, 52,52%
diantaranya adalah perempuan dan 48,78% adalah laki-laki. Prosentase lansia
di Asia Tenggara pada tahun 2015 paling banyak adalah di Singapura sebesar
16,1%; kemudian Thailand sebesar 14,8%; Vietnam sebesar 9,6%; Malaysia
sebesar 8,5%; Myanmar sebesar 8,0%; Indonesia sebesar 7,6%; dan Philipina
sebesar 7,2% (United Nations, 2017). Hal ini memposisikan negara Indonesia
telah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena jumlah
penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (lansia) melebihi angka 7 persen
(Kemenkes RI, 2017).
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan kunjungan ke Posyandu Lansia di Kasihan
Bantul?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong para lansia
untuk memeriksakan kesehatannya serta aktif mengikuti program
yang dilakukan di Posyandu lansia.
b. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong keluarga
untuk lebih meningkatkan motivasi lansia dalam mengikuti
Posyandu lansia.
c. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau
gambaran dalam meningkatkan dukungan keluarga pada lansia dan
dapat dijadikan sebagai langkah-langkah dalam memberikan
penyuluhan atau pendidikan agar meningkatnya lansia dalam
melakukan kunjungan.
C. Keaslian Penelitian
1. Muttaqin (2017), dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kepatuhan Lanjut Usia dalam Melaksanakan Senam Lansia di
Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali. Penelitian
menggunakan metode korelasi dengan rancangan deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
lanjut usia dalam melaksanakan senam lansia berdasarkan nilai p value=
0,001 (< 0,05). Perbedaan yang ada yaitu pada penelitian Muttaqin
menggunakan variabel terikat kepatuhan melaksanakan senam lansia,
sedangkan pada penelitian ini adalah kepatuhan kunjungan lansia ke
Posyandu Lansia; teknik analisis pada penelitian Muttaqin menggunakan
uji Kendall Tau sedangkan pada penelitian ini menggunakan uji Chi
Square.
2. Rebu (2017), dengan judul Hubungan Antara Dukungan Keluarga
dengan Kepatuhan Lanjut Usia dalam Melaksanakan Senam Lanjut Usia
di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Penelitian
menggunakan metode korelasi dengan rancangan deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
lanjut usia dalam melaksanakan senam lansia berdasarkan nilai p value=
0,482 (> 0,05). Perbedaan yang ada yaitu pada penelitian Rebu
menggunakan variabel terikat kepatuhan melaksanakan senam lansia,
sedangkan pada penelitian ini adalah kepatuhan kunjungan lansia ke
Posyandu Lansia; teknik analisis pada penelitian Rebu menggunakan uji
Spearman Rho sedangkan pada penelitian ini menggunakan uji Chi
Square.
8
9
10
3) Dukungan Keluarga
Keluarga dapat menjadi motivator kuat bagi lansia apabila
17
5) Intervensi Keperawatan
Lansia yang diikutsertakan dalam menentukan kegiatan
19
1) Dukungan Emosional
Dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga
20
B. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Dukungan
Keluarga:
Tahap perkembangan
Pendidikan / pengetahuan /
pengalaman
Emosional
Spiritual
Praktik keluarga
Sosio-ekonomi
Budaya
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Kunjungan ke Posyandu Lansia di Kasihan Bantul
(Friedman et al., 2014; Sunaryo et al., 2016; Kemenkes RI, 2016)
C. Kerangka Konsep
Pemberi informasi
Pengetahuan
Kompleksitas program pengobatan
Intervensi keperawatan
Keterangan:
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bertujuan menjawab suatu permasalahan, dengan mencoba
mengumpulkan teori-teori yang kemudian disimpulkan secara deduktif,
berupa suatu hipotesis atau jawaban sementara atau dugaan (Machfoedz,
2018). Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah cross sectional,
yaitu proses pengambilan data terhadap variabel penelitian dilakukan pada
satu waktu (Dharma, 2013).
27
28
a. Kriteria inklusi
1) Lansia yang terdaftar di posyandu lansia Puskesmas Kasihan II
Bantul.
2) Lansia yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria eksklusi
1) Lansia yang mengalami gangguan berkomunikasi.
2) Lansia yang sedang sakit/ dalam perawatan.
Jumlah sampel yang akan digunakan dihitung dengan rumus
Slovin, yaitu sebagai berikut:
N
n= 2
1+ N ( d)
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
120
n=
1+120. ¿ ¿
120
n=
1+120. 0,01
120
n=
1+1,20
120
n= =54,55=55
2,20
2019.
D. Variabel Penelitian
Menurut Dharma (2013), variabel yang diteliti pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah
dukungan keluarga.
2. Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini adalah
kepatuhan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Kunjungan
Lansia ke Posyandu Lansia
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil
Operasional Ukur Ukur
1. Dukungan Sikap dan Kuesioner dukungan Skala 1. Tinggi:
keluarga tindakan keluarga sebanyak 28 ordinal >75%
pada lansia penerimaan nomor dengan skala 2. Sedang:
keluarga terhadap Likert dengan 56%-
anggota jawaban: 75%
keluargannya a. Selalu (SL) 3. Rendah:
berupa dukungan b. Sering (SR) <56%
informasional, c. Jarang (JR) (Nursalam,
penilaian, d. Tidak Pernah 2013)
instrumental dan (TP)
emosional
2. Kepatuhan Perilaku yang Kuesioner kepatuhan Skala 1. Tinggi:
kunjungan dimiliki lansia kunjungan lansia ke ordinal >75%
lansia ke untuk mentaati Posyandu sebanyak 24 2. Sedang:
Posyandu instruksi, nasehat, nomor dengan skala 56%-
Lansia atau petunjuk Likert dengan 75%
yang diberikan jawaban: 3. Rendah:
oleh praktisi a. Selalu (SL) <56%
kesehatan dalam b. Sering (SR) (Nursalam,
melakukan c. Jarang (JR) 2013)
kunjungan dan d. Tidak Pernah
mengikuti (TP)
kegiatan di
Posyandu Lansia.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
dukungan keluarga dan kepatuhan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia.
30
23, 25, 29
Total 19 10 29
Keterangan: * : Item gugur
F : Item Favorable
UF : Item Unfavorable
Kuesioner untuk mengetahui kepatuhan kunjungan lansia ke
Posyandu Lansia terdiri dari 29 nomor menggunakan skala ordinal
dengan dengan empat (4) pilihan jawaban. Untuk pertanyaan yang
bersifat favourable: Selalu (SL) skor 4; Sering (SR) skor 3; Jarang (JR)
skor 2; dan Tidak Pernah (TP), skor 1. Sedangkan untuk pertanyaan yang
bersifat unfavourable: Selalu (SL) skor 1; Sering (SR) skor 2; Jarang
(JR) skor 3; dan Tidak Pernah (TP), skor 4.
rxy=N ¿¿
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi product moment
N : jumlah responden
x : skor pertanyaan
y : skor total
xy : skor pertanyaan dikalikan skor total (Notoatmodjo, 2012)
Item pernyataan dinyatakan valid jika memiliki nilai rhitung (Rxy) >
32
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Kepatuhan Kunjungan Lansia ke Posyandu
dengan Penomoran Baru
33
No Item
Variabel Indikator Total
F UF
Kepatuhan 1. Melakukan kunjungan 1, 2, 4, 5, 3, 6, 11, 13
kunjungan ke Posyandu Lansia. 7, 8, 9, 10, 12, 13
lansia ke
Posyandu 2. Mengikuti kegiatan di 14, 15, 16, 21, 22, 23 11
Lansia dalam Posyandu 17, 18, 19,
Lansia. 20, 24
Total 16 8 24
Keterangan: F : Item Favorable
UF : Item Unfavorable
2. Uji Reliabilitas
r 2
∑ si
ii=
k
k−1 [
1− 2
si ]
Keterangan:
r ii : koefisien reliabilitas test
k : cacah butir
2
si : varians skor butir
s2t : varians skor total
Suatu instrument dinyatakan reliabel jika memiliki nilai
Cronbach’s Alpha > konstanta (0,6), sehingga instrument dinyatakan
tidak reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha < konstanta (0,6). Hasil uji
reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach’s Konstanta Hasil
1. Dukungan Keluarga pada Alpha
0,949 0,6 Reliabel
Lansia
2. Kepatuhan Kunjungan 0,879 0,6 Reliabel
Lansia ke Posyandu
f
P= × 100%
n
Keterangan:
P = Prosentase yang dicari
F = Frekuensi subjek dengan karakteristik tertentu
n = Jumlah sampel
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau memiliki korelasi (Notoatmodjo, 2012). Untuk
membuktikan hipotesis penelitian digunakan uji korelasi Spearman
Rank, karena menggunakan skala data ordinal dan ordinal, dengan
rumus sebagai berikut:
2
6 ∑ di
r s =1−
n ( n 2−1 )
Keterangan:
rs = koefisien korelasi Spearman
36
Σ = notasi jumlah
di = perbedaan rangking antara pasangan data
n = banyaknya pasangan data (Sugiyono, 2012)
Interpretasi data hasil penelitian adalah jika nilai rs = 0, maka
tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat,
sedangkan jika nilai rs ≠ 0, maka terdapat hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat penelitian (Sugiyono, 2012).
I. Jalannya Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah pengajuan judul
skripsi, selanjutnya seminar proposal skripsi dan perbaikan atau revisi
sesuai hasil seminar. Kemudian meminta surat ijin penelitian dari
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta untuk selanjutnya melakukan
proses perijinan kepada Puskesmas Kasihan II, Bantul, Yongyakarta.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Peneliti melakukan pengumpulan data penelitian di Posyandu Lansia
di wilayah Kelurahan Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yongyakarta.
b. Data dikumpulkan untuk dilakukan skoring.
c. Peneliti melakukan skoring dari data yang telah dikumpulkan.
d. Peneliti melakukan analisa data untuk uji hipotesis.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Peneliti menyusun laporan hasil penelitian yang meliputi interpretasi
data dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data yang ada
dihubungkan dengan teori-teori terkait.
b. Peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tertulis yang
dilanjutkan dengan ujian pendadaran dan perbaikan atau revisi sesuai
hasil ujian pendadaran.
c. Peneliti menyerahkan laporan hasil penelitian yang telah direvisi
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta.
J. Etika Penelitian
37
1. Bermanfaat (Beneficience)
a. Hak untuk bebas dari bahaya dan ketidaknyamanan
Peneliti berusaha untuk meminimalisir resiko/dampak yang
merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience). Untuk
mengantisipasi ketidaknyamanan, peneliti tidak memaksa calon
responden untuk menjadi subjek penelitian.
b. Hak dilindungi dari eksploitasi
Peneliti akan menjamin identitas responden dan informasi
apapun yang diberikan oleh responden akan dijamin kerahasiannya
(confidentiality) oleh peneliti. Peneliti akan menjamin identitas
responden dengan cara pada saat pengisian identitas di lembaran
kusioner, responden tidak perlu mencantumkan nama lengkap, tetapi
hanya menggunakan initial. Selain itu juga, peneliti menjamin
responden akan dilindungi dari eksploitasi, seperti data atau infomasi
yang diberikan oleh responden tidak akan digunakan untuk hal-hal
lain yang diluar penelitian. Dan peneliti akan menjamin hasil
dokumentasi berupa foto-foto responden dalam mengikuti kegiatan
pendidikan kesehatan tidak akan dipublikasikan.
2. Menghargai harkat dan martabat manusia
(respect for human dignity)
a. Hak untuk menentukan nasib sendiri (autonomy)
Responden berhak untuk mengikuti atau menolak penelitian
(autonomy). Peneliti tidak akan memaksa ataupun mempengaruhi
responden dengan cara apapun agar responden mau berpartisipasi
dalam kegiatan penelitian. Selain itu peneliti juga menjamin bahwa
responden bebas dari segala jenis paksaan dan ancaman jika tidak
ingin melanjutkan proses penelitian dalam kegiatan penelitian serta
responden bebas dari segala jenis sanksi ataupun apapun yang
memberatkan serta perlakuan yang merugikan responden.
b. Hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap dan terbuka
(Informed consent)
38