Anda di halaman 1dari 2

A.

Teori Kebenaran
Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat
suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan
dengan teori-teori empiris pengetahuan.

Menurut Kebung (2011), beliau mengemukakan 5 macam, yakni:

1. Kebenaran sebagai persesuaian


2. Kebenaran sebagai keteguhan
3. Teori pragmatis kebenaran
4. Teori kebenaran performative
5. Teori kebenaran historis

Menurut Humani (Surajiyo, 2007) mengemukakan bahwa secara tradisional terdapat


tujuh macah kebenaran. Ketujuh macam teori kebenaran itu meliputi

1. Teori koherensi
2. Teori korespondesi
3. Teori inherensi
4. Teori semantis
5. Teori sintaksis
6. Teori kebenaran non-deskripsi
7. Teori logika yang berlebihan

Dari distribusi dari teori kebenaran di atas, pada kesempatan ini akan di uraikan tiga teori
yang banyak dibicaran dalam filsafat. Teori keni adalah teori korespondensi, teori koherensi
dan teori pragnmatis

1. Teori korespondensi
Teori kebenaran ini adalah keadaan benar apabila ada kesesuaian antarayang
dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat suatu objek yang dituju oleh pernyataan
atau pendapat yang dimaksud. kebenaran adalah kesesuaian antara pernya-taan
tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Contoh: “Ibu kota Republik
Indonesia adalah Jakarta
Menurut Muhadjir (2006), teori kebenaran ini sangat berguna dan sangat penting
digunakan dalam dunia sains, agar kebenaran yang di ambil terterima secara universal.
2. Teori koherensi
Teori yang beranggapan bahwa kebenaran tidak terbentuk atas hubungan antara
putusan dengan fakta atau realita, tetapi atas hubungan antarputusan itu sendiri. Jadi,
kebenaran diambil berdasarkanngan antar putusan yang baru dengan putusan putusan
lainnya yang telah kita ketahui dan akui kebenarannya terlebih dahulu.
(Suriasumantri,1990).
Dengan demikian, suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian
(pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah
diketahui,diterima dan diakui benarnya.
Menurut Bertens (2004), teori kebenaran koherensi ini dianggap benar apabila
tahan uji. Artinya suatu teori yang sudah dicetuskan oleh seseorang kemudian teori
tersebut di uji oleh seseorang, tentunya dikomparasikan dengan teori yang baru. Apabila
teori ini bertentangan dengan data baru secara otomatis teori pertama menjadi gugur
atau batal.

3. Teori pragmatisme
Teori kebenaran pragmatis ini adalah kebenaran suatu ucapam, dalil, atau teori
semata mata bergantung kepada asas manfaat(bahtiar,2004). Sesuatu dianggap benar
jika teori itu bermanfaat dan sebaliknya akan dinyatakan salah jika tidak bermanfaat.

ddddd

Anda mungkin juga menyukai