Fadhil Abrar Gamtek
Fadhil Abrar Gamtek
NIM : 102218036
Gambar teknik adalah gambar yang terdiri dari simbol, garis, dan tulisan tegak yang bersifat tegas.
Digunakan untuk memberikan penjelasan lengkap tentang suatu benda atau konstruksi, berdasarkan
ketentuan dan standard teknik yang sudah disepakati oleh badan standardisasi, baik itu nasional
maupun internasional. Gambar yang bersifat teknis yang berhubungan dengan teknik disebut juga
gambar teknik.
Dari pembuatannya gambar teknik bisa dibuat secara manual atau dengan alat. Gambar teknik manual
dibuat dengan tangan dan tanpa bantuan alat gambar. Alat untuk menggambar teknik salah satunya
meja gambar. Dan yang pasti adalah komputer dengan software AutoCAD.
Gambar terknik memiliki fungsi sebagai gambar yang memuat segala informasi teknis dari suatu benda.
Fungsinya dalah menerangkan data teknis yang mencakup diantaranya ukuran dan dimensi benda,
visualisasi suatu benda, material yang digunakan, alur proses suatu pekerjaan, dan lain sebagainya, yang
berfungsi memudahkan dalam proses pembuatan suatu benda, proyek, atau suatu konstruksi.
Gambar teknik biasanya ditemui pada gambar mekanikal, gambar elektrikal, arsitektur, gambar piping
dan instrumen, serta masih banyak lagi yang lainnya.
Cara Membaca Gambar Teknik
Untuk memudahkan pemahaman gambar teknik, agar gambar lebih mudah dipahami biasanya
digunakan simbol, unit pengukuran, perspektif atau proyeksi, skala, serta layout halaman yang standard.
Standard Ketebalan Garis Pada Gambar Teknik
Sebelum mulai menggambar perlu diketahui dan diingat, bahwa ketebalan garis gambar sangat penting
dan wajib diketahui. Disamping ketebalan garis jenis jenis garis yang digunakan di gambar teknik pun
beragam dan wajib diketahui. Fungsi ketebalan garis dan jenis garis pada gambar teknik adalah :
Pengaturan ketebalan garis serta jenis garis gambar yang sesuai akan membuat gambar anda terlihat
lebih profesional dan mudah dibaca. Untuk mengetahui macam ketebalan garis serta jenis-jenis garis
pada gambar teknik, silahkan lihat gambar dibawah :
PROYEKSI
Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2
dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut pandang, dan oleh sebab itu
gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan
satu elemen ukuran yang lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut
pandang yang lain yang dapat memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak
diproyeksikan memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat
menampilkan banyak sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan
sesedikit mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan pembacaan
gambar.
Konsep proyeksi
Pada gambar di atas terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi yang sama
seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk
benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi tersebut dengan mengambil sudut
pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang
dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah
buatlah pandangan sesedikit mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan
catatan keseluruhan gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar 3
pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan dengan kondisi
yang sulit dibaca).
Gambar proyeksi
Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7) diperlukan paling sedikit
2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan, bisa tediri dari pandangan depan +
pandangan samping, atau pandangan depan + pandangan atas, atau yang lainnya sepanjang semua
informasi bentuk tercakup dalam gambar proyeksi tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh proyeksi dari benda-benda sederhana, dilanjutkan dengan soal-soal
latihannya :
didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
st
1. Sudut pertama (1 angle) atau proyeksi Eropa
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 1 Gambar 2
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai patokan,
pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan, pandangan kanan D terletak
disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan pandangan belakang F boleh ditempatkan
disebelah kiri atau kanan. Hasil selengkap dapat di lihat pada Gambar 13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis
proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga “Cara
E” karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti Jerman, Swiss, Prancis,
Rusia dsb.
3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari gambar 2 dimensi,
jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar perspektif relatif lebih sulit
dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan pertama adalah menggabungkan seluruh
pandangan yang ada sehingga kita bisa membayangkan bentuk benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua
adalah, walaupun kita sanggup membayangkan bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita,
seringkali kita kesulitan dalam menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil
pembacaan kita ke atas kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat membantu
apabila kita sanggup melakukannya.
Kemampuan untuk membaca gambar (membayangkan perspektif) lebih banyak diperlukan secara
umum daripada kamampuan membuat gambar (membayangkan proyeksi). Kemampuan membuat
gambar diperlukan hanya terbatas utuk orang-orang yang tugasnya memang membuat/mencipta
gambar teknik, seperti misalnya drafter, designer, atau copies. Tetapi kemampuan membaca gambar
diperlukan oleh lebih banyak orang yang tugasnya berkaitan dengan bidang engineering. Oleh
karenanya pelatihan gambar perspektif harus dilakukan secara intensif. Teori pada pokok bahasan
perspektif ini sangatlah sedikit (untuk tahap dasar), sehingga metoda pelatihan yang terbaik adalah
dengan dengan banyak mengerjakan latihan-latihan soal. Di bawah ini adalah beberapa contoh aplikasi
gambar perspektif, pelajari dengan baik, kemudian kerjakan latihan soal-soal pada halaman paling
belakang
Proyeksi Perspektif
4. GAMBAR POTONGAN
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk menggambarkan bagian–
bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis–garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan
secara taat asas, maka akan dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan susah dimengerti.
Bayangkan saja jika sebuah lemari roda gigi harus digambar secara lengkap! Untuk mendapatkan
gambaran dari bagian–bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian
disebut gambar potongan, atau disingkat dengan potongan.
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini
dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas
lagi. Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya, dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian
yang menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut
potongan (gambar 16d. Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar.
Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores.
Gambar 1 Penjelasan Mengenai Potongan
Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda tandanya
tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama (gambar 17a)
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada
garis potongnya (gambar 17b).
Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan tidak melalui garis sumbu
dasar
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang
potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama.
Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar
hingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya
membuat gambar potongan demikian.
Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang yang
berdampingan melalui garis sumbunya.
Potongan Separuh
Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi
sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang tersembunyi tidak perlu digambar
dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada gambar potongan.
Gambar 1. Potongan separuh
Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi, misalnya
benda pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c memperlihatkan gambar yang dipotong
setempat dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada bagian–bagian yang tidak boleh
dipotong (gambar 20d).
gambar 1 gambar 2
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis tipis
miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran dari 2
bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.
5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan ukuran posisi.
Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di dalamnya
ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran yang menunjukkan jarak
obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu (datum). Contoh ukuran bentuk : Obyek kotak segi
empat akan memiliki ukuran bentuk panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter
atau radius, segitiga akan memiliki ukuran bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-
lain.
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu. Datum adalah
bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang pada suatu benda. Penentuan
datum ini didasarkan oleh hal-hal berikut ini :
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya penunjukkan
ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar yang berarti membuat
gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan efisiensi ukuran, gambar benda yang
ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh
dilakukan dengan tanpa mengurangi fungsi dari ukuran itu sendiri.
Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh ISO.
Gambar 1. Contoh gambar penyederhanaan ukuran
6. TOLERANSI
Pada Gambar Teknik, kita mengenal ada beberapa 2 macam toleransi, antara lain
Yang dimaksudkan dengan toleransi bentuk dan posisi adalah, batasan-batasan penyimpangan bentuk
atau posisi benda kerja yang diizinkan
2. Toleransi ukuran.
Yang dimaksud dengan toleransi ukuran adalah batasan-batasan penyimpangan ukuran yang
diperbolehkan pada suatu benda kerja.
Pada artikel ini kita hanya akan membahas Toleransi ukuran, yang memang banyak kita lihat dan kita
pakai sehari-hari. Toleransi ukuran terbagi lagi atas beberapa jenis:
Toleransi Umum
Toleransi Khusus
Toleransi Suaian
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang terdapat pada
gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara khusus. Dengan kata lain,
ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti harg atoleransi umum yang berlaku.
Contoh :
Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung setelah angka
nominalnya.
Toleransi Suaian
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya Poros dan As.
Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang biasanya menggunakan huruf
Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros menggunakan huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada bentuk lubang dan
poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang dicantumkan menentukan keadaan
kelonggaran antara lubang dan poros tersebut. Keadaan suaian dibagi menjadi 3 jenis :
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan longgar antara lubang dan poros
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan luncur/halus antara lubang dan poros.m Pada keadaan
ini, antara poros dan lubang nyaris tanpa kelonggaran, gap yang tercipta antara lubang dan poros
berkisar antara 0.002-0.02mm (tergantung dari ukuran nominal lubang-poros).
Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada keadaan ini ukuran
poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan usaha tersendiri untuk memasang poros ke
lubang tersebut (menggunakan tenaga manusia dibantu alat ketok, menggunakan mesin press,
menggunakan metoda pemanasan lubang, dsb).
Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol toleransi dan
angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya apabila diperlukan, misalnya
pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian ISO).
Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga toleransi untuk
kedua benda, lubang maupun poros.
Pada teknik pengelasan kapal ataupun yang lain, Simbol pada pengelasan digunakan untuk para disainer
pengelasan dapat menyampaikan ide tentang disain struktur pengelasan secara mudah dan akurat baik
pada pihak pembangun. Terdapat simbol-simbol pengelasan umum, simbol-simbol akhir, simbol-simbol
pengujian tak merusak (NDT) , simbol-simbol proses pengerjaan metal dan sebagainya perlu untuk
digunakan. Simbol-simbol pengelasan sudah telah dibuat dan ditetapkan dalam JIS.
Simbol dasar pengelasan
Contoh menggunakan simbol pengelasan
Gambar di atas menunjukkan beberapa contoh cara mencantumkan simbol dalam hubungannya dengan
garis dasar. Jika satu bagian yang dilas diletakkan pada sisi yang ditunjukkan dengan tanda panah atau
garis dasar , satu simbol pengelasan dan pernyataan ukuran harus diletakkan di bawah garis dasar. Jika
satu bagian yang dilas diletakkan pada sisi berlawanan dengan tanda panah ataupun dibelakang garis
dasar, maka simbol pengelasan dan pernyataan ukuran harus diletakkan berada di atas garis dasar.
Gambar (a) adalah bagian yang dilas diletakkan disisi yang ditunjukkan tanda panah atau garis
dasar pada sisi Anda
Gambarb (b) adalah bagian agian yang dilas diletakkan pada sisi yang berlawanan dengan tanda
panah atau dibelakang garis dasar
Gambar c (c) adalah untuk las-lasan dengan pengelasan sambungan yang tumpang (seperti las
titik)
Keterangan tulisan
Simbol dasar
S = Ukuran per bagian atau kekuatan daerah las (kedalaman kampuh/alur, panjang kaki sudut, diameter
lubang isian, lebar celah/alur, lebar lapisan, diameter gumpalan atau kekuatan satu titik pada las titik,
dsb)
R = Jarak akar
A = Sudut kampuh
L = Panjang pengelasan pada las sudut terputus-putus, atau panjang celah atau, jika perlu, panjang
pengelasan pada las celah
n = Jumlah las sudut terputus-putus, las lubang, las celah, la dsb celah, las titik, dsb
P = Jarak dari las sudut terputus-putus, las lubang, las
T = Perintah-perintah khusus (jari-jari akar pengelasan kampuh J, pengelasan kampuh U, dsb, metode
pengelasan, simbol NDT tambahan, dan lain-lainnya)
– = Simbol tambahan yang menyatakan kondisi permukaan
G = Simbol tambahan yang menyatakan metode/cara penyelesaian
Gambar lingkar bendera = Simbol tambahan untuk seluruh bagian pengelasan
Gambar lingkar = Simbol tambahan untuk semua pengelasan