“ASMA”
Kelompok III
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat karunia serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan
selaku Dosen mata kuliah Imunologi yang telah memberikan tugas ini. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma...................................................................................3
A. Kesimpulan ..........................................................................................12
B. Saran ....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma saat ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai
negara yang dapat menurunkan produktivitas serta menurunkan kualitas
hidup. Data Global Initiative for Asthma (GINA) pada tahun 2014,
diperkirakan sebanyak 300 juta manusia menderita asma. Data National
Center for Health Statistics of the Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) 2011 selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2009
menunjukkan proporsi penderita asma di segala usia meningkat setinggi
12,3%. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi penyakit asma di Indonesia mencapai 4%. Hasil penelitian pada
anak sekolah usia 13 – 14 tahun dengan menggunakan kuesioner
International Study on Asthma and Allergy in Children (ISAAC) pada tahun
1995 menyatakan bahwa prevalensi asma 2,1%. Hasil survey asma pada anak
sekolah di beberapa kota besar seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Denpasar menunjukkan prevalensi asma
pada anak SD usia 6 – 12 tahun berkisar 3,7% - 6,4%. Pada anak sekolah
tingkat SMP, prevalensi asma di Jakarta Pusat sebesar 5,8% pada tahun 1995.
Di Jakarta Timur prevalensi asma pada anak SMP mencapai 8,6% pada tahun
2001. Asma dapat mengenai semua ras dan etnik yang ada di dunia, dari usia
bayi hingga orang tua, dengan lebih banyak mengenai laki-laki dibandingkan
perempuan, tetapi setelah pubertas lebih banyak wanita dibandingkan dengan
pria. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup, penurunan
produktivitas, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko
perawatan di rumah sakit, dan bahkan kematian. Meskipun pengobatan secara
efektif dapat menurunkan morbiditas karena asma, namun efektivitas hanya
tercapai jika penggunaan obat-obatan telah sesuai. Selain dikarenakan kurang
tepatnya tindakan pengobatan, faktor lain yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup penderita asma adalah rendahnya tingkat
pemahaman penderita tentang asma dan pengobatannya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Asma ?
2. Patofisiologi Penyakit Asma.
3. Bagaimana tanda-tanda Gejala Asma ?
4. Apa penyebab terjadinya Asma ?
5. Bagaimana terapi penyembuhan Penyakit Asma ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui Penyakit Asma
2. Agar mengetahui Patofisiologi Penyakit Asma.
3. Agar mengetahui tanda-tanda Gejala Asma
4. Agar mengetahui penyebab terjadinya Asma
5. Agar mengetahui cara mencegah Penyakit Asma
6. Agar mengetahui cara mengobati pnyakit Asma
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk membantu peneliti-peneliti lain
2. Menambah literatur pengetahuan
3. Untuk melatih diri agar terampil dalam menulis
4. Untuk menambah wawasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena
adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh
penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan
peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang reversibel sehingga
menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih.
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas dimana
banyak sel yang berperan terutama sel mast, eosinofil, limfosit T, makrofag,
neutrofil dan sel epitel. Individu yang rentan, proses inflamasi tersebut
menyebabkan wheezing berulang, sesak napas, dada rasa tertekan dan batuk
terutama malam hari dan atau menjelang pagi. Episode ini bervariasi dan
sering reversibel, baik spontan maupun dengan pengobatan. Hambatan aliran
udara pada asma disebabkan oleh berbagai perubahan dalam saluran napas
yaitu bronkokontriksi, edema saluran napas, hiperresponsif saluran napas dan
airway remodeling.
kesulitan bernafas. Selain itu juga terjadi peningkatan sekresi mukus yang
berlebihan.
Secara klasik, asma dibagi dalam dua kategori berdasar faktor
pemicunya, yaitu asma ekstrinsik atau alergik dan asma intrinsik atau
idiosinkratik. Asma ekstrinsik mengacu pada asma yang disebabkan karena
menghirup alergen, yang biasanya terjadi pada anak-anak yang memiliki
keluarga dengan riwayat penyakit alergi (baik eksim, utikaria, atau hey fever).
Asma intrinsik mengacu pada asma yang disebabkan karena faktor- faktor di
luar mekanisme imunitas, dan umumnya dijumpai pada orang dewasa.
Beberapa faktor yang dapat memicu tejadinya asma antara lain : udara dingin,
obat-obatan, stres, dan olahraga.
Seperti telah dikatakan diatas, asma adalah penyakit inflamasi saluran
nafas. Meskipun ada berbagai cara untuk menimbulkan suatu respon
inflamasi, baik pada asma ekstrinsik maupun intrinsik, tetapi karakteristik
inflamasi pada asma umunya sama, yaitu terjadinya infiltrasi eusinofil dan
limfosit serta terjadinya pengelupasan sel-sel epitelial pada saluran nafas dan
peningkatan permeabelitas mukosa. Kejadian ini bahkan dapat dijumpai juga
pada penderita asma yang ringan. Pada pasien yang meninggal karena
serangan asma, secara histologis terlihat adanya sumbatan (plugs) yang terdiri
dari mukus glikoprotein dan eksudat protein plasma yang memperangkap
debris ang berisi sel-sel epitelial yang terkelupas dan sel-sel inflamsi. Selain
itu terlihat adanya penebalan lapisan subepitelial saluran nafas. Respon
inflamasi ini terjadi hampir disepanjang saluran nafas, dari trakea sampai
ujung bronkiolus. Juga terjadi hiperplasia dari kelenjar-kelenjar sel goblet
yang menyebabkan hiperseksresi mukus yang kemudian larut menyumbat
saluran nafas.
Penyakit asma melibatkan interaksi yang kompleks antara sel-sel
inflamasi, mediator inflamasi, dan jaringan pada saluran nafas. Sel-sel
inflamasi utama yang turut berkontribusi pada rangkaian kejadian pada
serangan asma antara lain adalah sel mast, limfosit, dan eosinofil, sedangkan
mediator inflamasi utama yang terlibat dalam asma adalah histamin,
5
g. Penyebab lainya
Bau-bauan yang kuat, udara dingin, serta stress psikologi ternyata
juga dapat menjadi penyebab asma
E. Terapi Penyakit Asma
1. Terapi Non-farmakologi
1. Bagun pagi sinar matahari dan udara pagi obat asma secara alamiah
karena pagi hari udara masih segar untuk kesehatan paru-paru.
2. Sangat penting untuk melakukan meditasi atau senam pernapasan guna
untuk melatih organ paru-paru yang terganggu.
3. Rajin membersihkan lingkungan agar terhindar dari debu yang dapat
mengganggu pernapasan.
4. Mengunjungi tempat yang memiliki udara yang bersih demi menguras
saluran pernapasan. Seperti taman dan pantai.
9
1. Inhalasi Steroid
Untuk menjaga agar gejala asma tidak kambuh, dokter juga akan
memberikan pengobatan kortikosteroid. Obat ini berfungsi untuk
mencegah dan mengurangi peradangan di dalam saluran napas, obat
kortikosteroid yang digunakan untuk asma ini tersedia dalam bentuk
kortikosteroid hirup. Obat ini memberikan penecgahan jangka panjang
terhadap gejalah asma. Namun demikian, steroid inhalasi tidak efektif
untrk mengatasi seranagn akut. Contoh obat antara lain :
Beklametasone dipropinat, Budesonid, Flutikason
sedang kambuh menyerang. Hal ini karena obat sesak napas jenis ini
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengahasilkan efek
melegakan pernapasan, oleh karena itu obat golongan agonis beta
bekerja lambat hanya digunakan untuk mencegah gejala asma.
Contoh obat : Salmeterol dan formeterol.
Obat ini bekerja dengan cara mencegah alergi dan peradangan yang
dapat memyebabkan penyampitan saluran napas pada penderita asma.
Obat ini juga dapat mengurangi peradangan yang terjadi di saluran
pernapasan, sehingga membuat pernapasan lebih nyaman. Contoh
obat : montelukast, pranlukast, zafirlukast, zileuton.
1. Bronkodilator
b. Antikolinergik
c. Metilksantin
2. Korikosteroid oral
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13