Anda di halaman 1dari 3

Faktor yang Mempengaruhi Jenis Penggunaan Moda Transportasi

Asri Vidyadiena
Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Brawijaya, Malang
Jl. MT. Haryono No. 167, Malang
E-mail: asrividyadiena@ymail.com

Jepang merupakan salah satu negara yang dikenal dengan sistem transportasi yang sangat
baik. Pemerintah Jepang selalu berusaha semaksimal mungkin agar transportasinya dapat terus
maju dan berkembang dengan baik Jaringan transportasi di Jepang sudah terintegrasi dengan
baik, sehingga memudahkan mobilitas penduduk sekitar maupun turis. Moda transportasi di
Jepang sangat beragam, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Moda transportasi
umum yang ada di jepang diantaranya ialah kereta, pesawat, kapal, bus, tram dan masih banyak
lagi. Untuk moda transportasi kereta memiliki berbagai macam jenis yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing, sehingga memudahkan para penggunanya.
Sistem Transportasi di kota-kota metropolitan Jepang sudah terintegrasi dengan sangat
baik. Hampir seluruh wilayah di Jepang sudah dilalui jaringan bus dan kereta sehingga
mempermudah mobilitas masyarakat, karena sebagian besar masyarakat di Jepang menggunakan
kendaraan umum maupun berjalan kaki dan bersepeda dibandingkan menggunakan mobil pribadi
dan motor pribadi. Hal ini berbanding terbalik dengan penggunaan moda transportasi di
Indonesia, khususnya pada kota maupun kawasan metropolitan di Indonesia. Sebagian besar
masyarakat di Indonesia memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan
umum. Berikut merupakan statistik yang menunjukan perbandingan penggunaan kendaraan
umum dan pribadi di beberapa kota besar di asia.

Gambar 1 Statistik Jenis Moda Transportasi yang digunakan di Asia


Sumber: Vũ Anh Tuấn (2015)
Gambar 2 Statistik Jenis Moda Transportasi yang digunakan di Jabodetabek
Sumber:

Gambar 1 menunjukkan bahwa penggunaan moda transportasi umum di Kota


Metropolitan Indonesia (Jakarta) masih sangat rendah bila dibandingkan dengan Kota
Metropolitan di Jepang (Tokyo). Gambar 2 menunjukkan data statistik meningkatnya jumlah
pengguna sepeda motor dan mobil yang memengaruhi turunnya penggunaan sepeda, bus, dan
pejalan kaki. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah fakor kenyamanan dalam penggunaan
kendaraan umum. Prasana maupun sarana transportasi di Jepang sangat menunjang rasa
“nyaman” untuk menggunakan transportasi umum, sedangkan di Indonesia, prasarana maupun
sarana transportasi-nya masih belum cukup menunjang untuk menimbulkan rasa “nyaman”
dalam menggunakan transportasi publik maupun berjalan kaki dan bersepeda.
Salah satu faktor yang menimbulkan rasa “nyaman” ialah transportasi yang sangat
“ramah” untuk penyandang disabilitas dan lansia. Seluruh prasarana maupun sarana transportasi
menunjang fasilitas untuk penyandang disabilitas dan lansia. Salah satu contohnya ialah, di
kereta dan bus, terdapat “ruang” khusus untuk pengguna kursi roda, lalu disediakan “priority
seat” untuk ibu hamil, penyandang disabilitas, dan lansia. Pada moda bus juga terdapat tombol
untuk permintaan berhenti di halte berikutnya dan terletak di beberapa titik bus, sehingga
mempermudah penumpang apabila ingin berhenti tanpa menganggu penumpang lain. Selain itu,
transportasi umum di Jepang (kereta, bus, dan tram) sudah memiliki jadwal tetap kedatangan dan
keberangkatan yang terletak di halte maupun di stasiun, serta peta rute untuk memudahkan
penumpang menentukan jenis moda yang akan digunakan.
Bila dibandingkan, Indonesia masih belum memiliki seluruh fasilitas tersebut, terutama
untuk moda transportasi bus. Di Indonesia, masih belum seluruh wilayah terjangkau oleh BRT,
sehingga masih ada beberapa wilayah yang belum memiliki tempat khusus untuk pemberhentian
dan pemberangkatan bus. Kebanyakan di beberapa wilayah, bus (diluar Trans Jakarta dsb)
berhenti sesuai dengan permintaan penumpang, tanpa ada pemberhentian khusus, sehingga
terkadang menganggu aktivitas pengguna kendaraan lainnya. Selain itu, fasilitas bus di Indonesia
masih belum “ramah” untuk penyandang disabilitas dan lansia, karena belum ada tempat yang
disediakan khusus untuk penyandang disabilitas dan lansia, serta apabila ingin memberhentikan
bus tersebut harus secara manual sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pengguna
lainnya.
Faktor-faktor tersebut merupakan salah satu pengaruh mengapa di Indonesia masih
banyak masyarakat yang merasa belum “nyaman” dalam menggunakan transportasi publik.
Selain karena kebiasaan dan perilaku masyarakat Indonesia, minimnya fasilitas transportasi yang
“nyaman” membuat tingkat penggunaan kendaraan pribadi di Indonesia semakin tinggi dari
tahun ke-tahunnya. Selain faktor kenyamanan, faktor mudahnya mendapatkan mobil di Indonesia
juga mempengaruhi meningkatnya jumlah kendaraan pribadi. Berikut merupakan grafik yang
menunjukkan jumlah pengguna kendaaraan bermotor di beberapa kota besar di Asia.

Gambar 3 Statistik Kepemilikan Kendaraan Sepeda Motor


Sumber: Vũ Anh Tuấn (2015)

Anda mungkin juga menyukai