Anda di halaman 1dari 11

Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari

kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat (Hasan dkk. dalam
Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 13). 

Percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi
yang dihadapinya. Dimana individu merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya
bahwa ia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang
realistik terhadap diri sendiri (Indari, 2008: 13).

Rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai
tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2005: 6). Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang
memiliki rasa percaya diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan
mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat tujuan hidup yang
mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan
akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Individu yang percaya diri akan memandang kelemahan sebagai hal yang wajar dimiliki oleh
setiap individu, karena individu yang percaya diri akan mengubah kelemahan yang dimiliki
menjadi motivasi untuk mengembangkan kelebihannya dan tidak akan membiarkan
kelemahannya tersebut menjadi penghambat dalam mengaktualisasikan kelebihan yang
dimilikinya. 

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa percaya diri
adalah kesadaran individu akan kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya dan kesadaran
tersebut membuatnya merasa yakin pada kemampuan yang dimiliki, menerima diri, bersikap
optimis dan berpikir positif sehingga dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya serta mampu
mengendalikannya.

Pengertian Kepercayaan Diri

Menurut Hygiene Kepercayaan Diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri,
mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif, dan sifat-sifat lain, serta kondisi-kondisi
yang mewarnai perasaan manusia (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:20-21).

Kepercayaan diri merupakan sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau
situasi yang dihadapinya (Fatimah, 2010:149).

Orang yang percaya diri lebih mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, orang
yang percaya diri biasanya akan lebih mudah berbaur dan beradaptasi dibanding dengan yang tidak
percaya diri. Karena orang yang percaya diri memiliki pegangan yang kuat, mampu mengembangkan
motivasi, ia juga sanggup belajar dan bekerja keras untuk kemajuan, serta penuh keyakinan terhadap
peran yang dijalaninya (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:40-41).

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi
keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan
tindakan dalam mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya (Setiawan, 2014:14).

Kepercayaan diri berawal dari diri sendiri dan dukungan dari orang lain. Kepercayaan diri dapat
mengubah seseorang yang biasanya tidak berani dalam menghadapi sesuatu, denganadanya
kepercayaan diri seseorang menjadi lebih yakin dan mampu dalam menghadapi atau mengerjakan
sesuatu.

Karakteristik Kepercayaan Diri

Terdapat 7 karakteristik individu yang mempunnyai rasa kepercayaan diri yang proposional antara lain
sebagai berikut (Fatimah, 2010:149-150):

1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan,


penerimaan, atau hormat orang lain.
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima orang lain atau  kelompok.
3. Berani menerima penolakan orang lain berani menjadi diri sendiri.
4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
5. Memiliki internal Locus of Control(memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada
usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung
mengharap bantuan orang lain).
6. Mempunnyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi diluar
dirinya.
7. Memiliki harapan yang relalistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu terwujud, ia
tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Ciri-Ciri Kepercayaan Diri

Ciri-ciri seseorang memiliki rasa kepercayaan diri meliputi sebagai berikut (Iswidharmanjaya &
Enterprise, 2014:48-49).

1. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat sendiri,


2. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
3. Pegangan hidup yang cukup kuat, mampu mengembangkan motivasi,
4. Mau bekerja keras untuk mencapai kemajuan,
5. Yakin atas peran yang dihadapi,
6. Berani bertindak dan mengambil setiap kesempatan yang dihadapinya,
7. Menerima diri secara realistik,
8. Menghargai diri secara positif, tanpa berfikir negatif, yakin bahwa ia mampu,
9. Yakin atas kemampuan sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain, dan 
10. Optimis, tenang dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah cemas.

Membangun Kepercayaan Diri

Terdapat 6 cara untuk membangun rasa kepercayaan diri adalah sebagai berikut (Setiawan, 2014:40).

1. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri dan berpikiran positif,
2. Mengingat kembali saat merasa percaya diri,
3. Sering melatih diri,
4. Mengenali diri sendiri yang lebih baik lagi,
5. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, dan
6. Jangan takut mengambil resiko.  

Indikator Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri. Suatu keyakinan
seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya
mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.

Menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang proposional, individu harus memulai dari dalam diri sendiri.
Mengingat bahwa rasa percaya diri sangat penting untuk membatu seseorang untuk dapat meraih hasil
belajar ataupun prestasi dalam hal apapun (Fatimah, 2010:153).

Beberapa indikator berikut mungkin dapat menjadi pertimbangan dalam menumbuhkan rasa percaya
diri seseorang sebagai berikut (Fatimah, 2010:153-155).

a. Evaluasi diri secara objektif


Belajar menilai diri secara objektif dan jujur. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi
perkembangan diri sendiri, seperti pola berfikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya
disiplin diri, kurangnya kesabaran dan ketekunan, selalu bergantung pada orang lain atau sebab-sebab
eksternal lain.

b.  Penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri


Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang dimiliki. Mengabaikan/meremehkan
satu saja prestasi yang pernah diraih berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang
membantu diri sendiri dalam  menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.

c. Positive Thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi prasangka atau persepsi negatif yang mencul dalam benak diri
sendiri. Semakin besar dan menyebar pola pikir negatif maka semakin sulit dikendalikan dan dihentikan.
d.  Gunakan Self-affirmation 
Self-affirmation penegasan dalam diri sendiri. Untuk memerangi pikiran negatif, gunakan Self-
affirmation yaitu berupa kata-katayang membangkitkan rasa percaya diri contohnya, saya pasti bisa,
saya bangga pada diri sendiri, saya pasti dapat, atau saya dapat menyelesaikan tugas, dan lain
sebagainya.

e. Berani mengambil resiko


Rasa kepercayaan diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada,
namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang memungkinkan datang dari orang tua dan masyarakat
hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk harus menjadi orang sukses.

Daftar Pustaka

 Iswidharmanjaya, Derry dan Enterprise, Jubilee. 2014. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri.
Jakarta: Gramedia.
 Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Psikologi Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: Pustaka Setia.
 Setiawan, Pongky. 2014. Siapa Takut Tampil Percaya Diri?. Yogyakarta: Parasmu. 

Maslow (dalam Alwisol, 2004:24), mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep
diri. Menurut Centi (1993:9) konsep diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang
memberikan gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Sullivan (dalam Bastaman,
1995:123) mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri yaitu, konsep diri positif dan konsep
diri negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama
menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang
negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.

Menurut Lauter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas
kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas
untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan
dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai
kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak
membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Meurut pendapat Angelis (2003:10), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk
melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari
keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan
berbuat sesuatu.
Menurut Rahmat (2000:109) kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan
terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang
tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada  konsep diri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri (Self confidence)
merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku
sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang
memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain
dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis,
serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.
Percaya Diri
Report this ad

1. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri (eksplorasi
segala kemampuan dalam diri). Dengan percaya diri seseorang akan mampu mengenal dan
memahami diri sendiri (Maslow dalam Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 13).

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan berusaha sekeras mungkin untuk
mengeksplorasi semua bakat yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan
menyadari kemampuan yang ada pada dirinya, mengetahui dan menyadari bahwa dirinya
memiliki bakat, keterampilan atau keahlian sehingga orang tersebut akan bertindak sesuai
dengan kapasitas yang dimilikinya.

Percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun
harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika
memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan (Angelis, 2007:
10).

Percaya diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memiliki
tekad untuk melakukan apapun yang harus dikerjakan, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai.
Tekad untuk melakukan sesuatu tersebut diikuti dengan rasa keyakinan bahwa ia memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari
kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat (Hasan dkk. dalam
Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 13). Rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa
mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2005: 6). Jadi, dapat
dikatakan bahwa seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan optimis di dalam melakukan
semua aktivitasnya, dan mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan
membuat tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan
dilakukan dengan keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi
yang dihadapinya. Dimana individu merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya
bahwa ia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang
realistik terhadap diri sendiri (Indari, 2008: 13).

Siswa yang memiliki percaya diri akan mampu mengetahui kelebihan yang dimilikinya, karena
siswa tersebut menyadari bahwa segala kelebihan yang dimiliki, kalau tidak dikembangkan,
maka tidak akan ada artinya, akan tetapi kalau kelebihan yang dimilikinya mampu
dikembangkan dengan optimal maka akan mendatangkan kepuasan sehingga akan
menumbuhkan rasa percaya diri. Adapun gambaran merasa puas terhadap dirinya adalah orang
yang merasa mengetahui dan mengakui terhadap keterampilan dan kemampuan yang
dimilikinya, serta mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam kehidupan sosial.

Individu yang percaya diri akan memandang kelemahan sebagai hal yang wajar dimiliki oleh
setiap individu, karena individu yang percaya diri akan mengubah kelemahan yang dimiliki
menjadi motivasi untuk mengembangkan kelebihannya dan tidak akan membiarkan
kelemahannya tersebut menjadi penghambat dalam mengaktualisasikan kelebihan yang
dimilikinya. Sebagai contoh, siswa yang selalu menjadi juara kelas mampu menguasai materi
pelajaran yang diajarkan di sekolah, sehingga ia merasa yakin dan tidak takut jika disuruh
gurunya untuk mengerjakan soal didepan kelas. Bahkan, di dalam setiap mata pelajaran, jika
guru memberikan kesempatan bertanya siswa yang menjadi juara kelas dapat mengajukan diri
tanpa diperintah.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa percaya diri
adalah kesadaran individu akan kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya dan kesadaran
tersebut membuatnya merasa yakin pada kemampuan yang dimiliki, menerima diri, bersikap
optimis dan berpikir positif sehingga dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya serta mampu
mengendalikannya.

2. Gejala Tidak Percaya Diri Pada Remaja (Siswa Sekolah Menengah Atas)

Terdapat berbagai macam tingkahlaku yang merupakan pencerminan adanya gejala rasa tidak
percaya diri, di kalangan remaja terutama yang berusia sekolah antara SMP dan SMA. Gejala
tingkah laku tidak percaya diri yang banyak dan paling mudah ditemui di lingkungan sekolah
antara lain :
1) Takut menghadapi ulangan
2) Minder
3) Tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat
4) Grogi saat tampil di depan kelas
5) Timbulnya rasa malu yang berlebihan
6) Tumbuhnya sikap pengecut
7) Sering mencontek saat menghadapi tes
8) Mudah cemas dalam menghadapi berbagai situasi
9) Salah tingkah dalam menghadapi lawan jenis.
10) Tawuran dan main keroyok
(Hakim, 2005 : 72-88).

Dapat disimpulkan bahwa gejala tingkah laku yang mencirikan siswa kurang percaya diri seperti
mudah cemas dalam menghadapi berbagai situasi, malu, tidak berani bertanggung jawab atas
tindakan yang dilakukan, sering mencontek pada saat ulangan, tidak yakin akan kemampuan
yang dimilikinya dan selalu berpikiran negatif terhadap dirinya.

3. Ciri-ciri Orang Yang Percaya Diri dan Tidak Percaya Diri


Pemahaman kepribadian percaya diri lebih dalam yaitu dengan melihat ciri-ciri orang yang
percaya diri dan tidak percaya diri. Ciri-ciri orang yang percaya diri sebagai berikut :

a. Tidak mementingkan diri sendiri


b. Cukup toleran
c. Tidak membutuhkan dukungan dari orang lain secara berlebihan
d. Bersikap optimis dan gembira
e. Tidak perlu merisaukan diri untuk memberikan kesan yang menyenangkan di mata orang lain
f. Tidak ragu pada diri sendiri
(Lauster dalam Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 24).

Tambahan mengenai orang yang percaya diri, Lauster menambahkan bahwa orang yang percaya
diri memiliki sikap peduli dengan orang atau toleransi, mandiri, dan menjadi diri sendiri. Orang
yang percaya diri bukan berarti hanya memahami dirinya sendiri sehingga mengabaikan orang
lain melainkan menghargai dan peduli terhadap orang lain. Adapun ciri-ciri orang yang percaya
diri yang yang dikemukakan oleh ahli lain :
Orang yang percaya diri memiliki kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga,
berdasarkan keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang produktif. Oleh
karena itu orang yang percaya diri menyukai pengalaman baru, suka menghadapi tantangan,
pekerja yang efektif, dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan
tuntas (Maslow dalam Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 24-25).

Adapun ciri-ciri orang yang percaya diri sebagai berikut :


a. Percaya pada kemampuan dirinya sendiri
b. Tidak konformis
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan
d. Bisa mengendalikan diri
e. Berusaha untuk maju
f. Berpikir positif
g. Realistis
(Iswidharmanjaya & Agung, 2004 : 33-57)

Beberapa pendapat ahli di atas mengenai ciri-ciri orang yang percaya diri memiliki banyak
kesamaan. Namun, dapat disimpulkan ciri-ciri orang yang percaya diri adalah yakin pada
kemampuan diri, optimis, mampu mengendalikan diri, berani menerima dan menghadapi
penolakan, berpikir positif, dan memiliki harapan yang realistis.
Adapun pendapat yang menyebutkan bahwa orang yang tidak percaya diri memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Tidak bisa menunjukkan kemampuan diri
b. Kurang berprestasi dalam studi
c. Malu-malu canggung
d. Tidak berani mengungkapkan ide-ide
e. Cenderung hanya melihat dan menunggu kesempatan
f. Membuang-buang waktu dalam membuat keputusan
g. Rendah diri bahkan takut dan merasa tidak aman
h. Apabila gagal cenderung untuk menyalahkan orang lain
i. Suka mencari pengakuan dari orang lain.
(Iswidharmanjaya dan Agung, 2004 : 31).

Gambaran mengenai orang yang kurang percaya diri antara lain pesimis, ragu-ragu dan takut
dalam menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan membandingkan diri
dengan orang lain (Maslow dalam Iswidharmanjaya & Agung, 2004: 13).

Berdasarkan uraian para ahli mengenai ciri-ciri orang yang kurang percaya diri, maka dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang kurang percaya diri adalah tidak menunjukkan
kemampuan diri, mudah cemas dalam berbagai situasi, mudah putus asa, pesimis, berpandangan
negatif, tidak memiliki motivasi, suka menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari
dirinya dan bergantung pada orang lain.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Rasa Percaya Diri

Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri diperoleh melalui proses yang berlangsung sejak
usia dini. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri yang paling mendasar adalah :
1. Pola asuh dan interaksi di usia dini
Sikap orang tua akan diterima anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang
menunjukkan kasih sayang, cinta dan penerimaan serta kelekatan emosional akan
membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak akan merasa dihargai dan dikasihi.
Meskipun anak melakukan kesalahan, dari sikap orang tua anak melihat bahwa dirinya dihargai
bukan tergantung pada prestasi ataupun perbuatan baiknya, namun karena eksistensinya. Anak
akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan memiliki harapan yang
realistik.

Orang tua dan masyarakat seringkali meletakkan standar harapan yang kurang realistik terhadap
anak. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, tanpa
sadar menjatuhkan harga diri anak tersebut. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak menjadi
individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena merasa malu. Rasa percaya diri
begitu lemah dan ketakutannya semakin besar.
2. Pola pikir yang negatif

Reaksi individu terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa dipengaruhi oleh cara berpikirnya.
Individu dengan rasa percaya diri yang rendah cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi
negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinyalah semua negativisme itu berasal.
Adapun pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan rasa percaya
diri, yaitu :
1. Aspek psikologis yang meliputi pengendalian diri, suasana hati yang dihayati, citra fisik, citra
sosial (penilaian dan penerimaan lingkungan), self image (pandangan terhadap diri sendiri).
2. Aspek teknis ynag meliputi keterampilan mengarahkan pikiran, keterampilan melakukan
sesuatu sesuai dengan cara yang benar, dan keterampilan berpikir kreatif.
(Surya, 2009 : 66-73).

Faktor-faktor pembentuk percaya diri terdiri atas aspek psikologis dan aspek keterampilan teknis.
Aspek psikologis erat dengan suara hati. Suara hati ini sebagai penilai kekuatan, kesanggupan,
keberanian, keberartian atas segenap kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menentukan
sikap maupun perbuatan orang tersebut. Suara hati merupakan parameter yang memberi
dorongan dari dalam diri seseorang untuk memproses pembentukan percaya diri. Jika proses
penilaian kemampuan diri menghasilkan nilai yang tinggi, maka dorongan dan pengendalian
pembentukan percaya diri menjadi kuat. Sebaliknya jika penilaian kemampuan diri negatif, maka
percaya diri yang terbentuk menjadi lemah.

Orang yang percaya dirinya rendah akan mengalami kesulitan untuk memulai berbuat sesuatu
karena disebabkan tidak tahu untuk melakukan serangkaian proses kegiatan yang dilakukan.
Orang tersebut belum mampu menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan
hingga kegiatan dapat diwujudkan dan terselesaikan. Di sinilah pentingnya aspek keterampilan
teknis, yaitu kemampuan menyusun kerangka berpikir dan keterampilan berbuat secara fokus,
terarah dan terukur langkah demi langkah untuk melakukan proses kegiatan atau perbuatan.

5. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri


Secara garis besar disebutkan bahwa terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui
proses sebagai berikut :
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-
kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan
keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya
agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau sulit menyesuaikan diri.
d. Pengalaman di dalam menjalani aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang
ada pada dirinya.
(Hakim, 2005 : 6).

Terbentuknya percaya diri diawali dengan terbentuknya kepribadian yang baik sesuai
perkembangannya, pemahaman diri terhadap kelebihan dan kelemahan, reaksi positif terhadap
kelemahan serta adanya pengalaman menggunakan kelebihannya sehingga rasa percaya diri
dapat terbentuk.

Kemudian disebutkan proses terbentuknya rasa tidak percaya diri sebagai berikut:
a. Terbentuknya berbagai kekurangan atau kelemahan dalam berbagai aspek kepribadian
seseorang yang dimulai dari kehidupan keluarga dan meliputi berbagai aspek seperti aspek
mental, fisik, sosial, atau ekonomi.
b. Pemahaman negatif seseorang terhadap dirinya sendiri yang cenderung selalu memikirkan
kekurangan tanpa pernah meyakini bahwa ia juga memiliki kelebihan.
c. Kehidupan sosial yang dijalani dengan sikap negatif, seperti merasa rendah diri, suka
menyendiri, lari dari tanggung jawab, mengisolisasi dari kelompok, dan reaksi negatif lainya,
yang justru semakin memperkuat rasa tidak percaya diri.
(Hakim, 2005 : 9).

Terbentuknya rasa tidak percaya diri berawal dari kelemahan individu pada berbagai aspek
kepribadiannya terutama yang berasal dari keluarga. Pemahaman negatif yang akan muncul pada
diri seseorang maupun lingkungan sehingga ia meyakini bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan.
Akibatnya perilaku dalam kehidupan pribadi dan sosialnya kurang baik.

Daftar Pustaka :
Angelis, Barbara. 2005. Confidence (Percaya Diri). Jakarta : Gramedia Pustaka.

Hakim, Thursan. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara.
Iswidharmanjaya & Agung, 2004. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: Media
Komputindo.

Mastuti, Indari. 2008. 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta : Hi-Fest Publishing.

Anda mungkin juga menyukai