2676 PDF
2676 PDF
TAHUN 2007
SKRIPSI
Oleh
Dian Gunatmaningsih
NIM. 6450403178
2007
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Ya Allah muliakanlah aku dengan cahaya ilmu dan kecepatan pemahaman,
keluarkanlah aku dari kegelapan, keraguan, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-
Mu, ajarilah aku rahasia-rahasia hikmah-Mu.
Allah tidak membebani kewajiban kepada seseorang kecuali sesuai dengan
kesanggupannya. Hasil kerjanya yang baik untuknya sendiri, dan yang tidak baik
menjadi tanggungannya sendiri pula. . . . . . “ (QS Al-Baqarah:286)
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”
(QS. Alam Nasyrah: 6-7).
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang
selalu mencintai, menyayangi, mendukung dan
memotivasi diriku:
1. Alm. Bapak (Semoga amal ibadah bapak diterima
ALLAH SWT, Dian selalu merindukan Bapak),
Ibu (ibu, doamu sungguh mustajab) “Terima kasih
telah mengajarkan Dian banyak hal, tidak ada
yang pernah menyayangi dan mencintai Dian
seperti kalian dan terima kasih untuk segalanya”.
2. Kakak-kakakku tercinta yang selalu menyayangi,
memotivasi dan mendukungku (Alfatma
Sutrianingsih, Bety Atmani Martrisnoningsih)
terima kasih untuk segalanya.
3. “Seseorang” terbaik yang telah Allah janjikan
untuk menemaniku.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan rasa terima
kasih kepada :
Universitas Negeri Semarang, Ibu dr. Oktia Woro K.H, M.Kes, atas
persetujuan penelitian.
3. Pembimbing I, dr. Oktia Woro K.H, M.Kes, atas bimbingan, arahan dan
4. Pembimbing II, dr. Mahalul Azam, M.Kes, atas bimbingan, arahan dan
vi
5. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
perkuliahan.
Bapak Drs. Haroe Sri Sadono, atas ijin yang diberikan untuk melakukan
penelitian ini.
skripsi ini.
9. “@’Arya (Ich Liebe Dich)”, K’only shadow, K’afif, K’topik atas perhatian
10. Temen-temenku kos Sederhana 2 (Ana, Yuni, Linda, Mb’Ida, de’Dina) atas
11. Teman-temanku (Jihan, Anggi, Imeh, Eva, Inda, Lyana) dan teman-teman
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
viii
1.4.2 Bagi Pihak Sekolah ........................................................................ 6
ix
2.5 Zat Besi (Fe) ......................................................................................... 18
x
2.6.8.2 Menstruasi ........................................................................ 32
xi
3.7.1 Jenis Pengambilan Data ............................................................... 44
Keluarga .......................................................................... 53
xii
4.3.1.3 Distribusi Responden menurut Tingkat pendidikan
Ibu ................................................................................... 55
Besi ................................................................................. 56
Anemia............................................................................. 63
Anemia............................................................................. 64
xiii
4.4.1.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan keluarga dengan
Anemia............................................................................. 68
Anemia............................................................................. 69
Anemia ......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
19. Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga deangan kejadian
Anemia .................................................................................................. 61
21. Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia ....... 62
22. Hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia... 63
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang
masih dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Ibu
atau calon ibu merupakan kelompok rawan sehingga harus dijaga status gizi dan
Di Indonesia terdapat empat masalah gizi yang utama yaitu Kurang Kalori
Protein (KKP), Kurang Vitamin A (KVA), gondok endemik dan kretin serta
anemia gizi (Bapelkes Salaman, 2000:161). Anemia gizi merupakan masalah gizi
yang paling utama di Indonesia, yang disebabkan karena kekurangan zat besi.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995
menunjukkan 57,1% remaja putri; 39,5% wanita usia subur dan 50,9% ibu hamil
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan
26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia
bila prevalensinya lebih dari 15% (SKRT, 2001). Dimana berdasarkan hasil
penelitian pada remaja putri di Bogor 57,1%; di Bandung 41% dan di Tangerang
Brebes terhadap remaja putri (siswi SMP dan SMA) menunjukkan 25,33% (tahun
2003); 20,33% (tahun 2004); 25,55% (tahun 2005) dan 40,13% (tahun 2006)
Secara umum tingginya prevalensi anemia gizi besi antara lain disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu: kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi tidak
cukup, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan akan zat besi
(Arisman, 2004:145).
Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi karena masa
remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi
termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan
sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang
dikonsumsi lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin langsing (Depkes RI,
1998:1). Pantang makanan tertentu dan kebiasaan makan yang salah juga
3
2000:14).
remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena
penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Disamping itu remaja putri
prestasi olahraga dan produktivitasnya. Selain itu masa remaja merupakan masa
pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akan
kesehatan masyarakat, karena prevalensinya lebih dari 15%. Sebagai upaya untuk
Instruksi Bupati Brebes No.04 Tahun 2000, tentang Penanggulangan Anemia Gizi
Negeri yang ada di Kecamatan Jatibarang, yang baru 6 tahun berdiri dan belum
Kabupaten Brebes?
Brebes?
Kabupaten Brebes?
Brebes?
Brebes?
5
Brebes.
Brebes.
6
pentingnya zat besi bagi pertumbuhan, kecerdasan anak dan pemenuhan zat besi
Tabel 1
Keaslian Penelitian
No Judul Nama Tahun dan Rancangan Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti tempat Penelitian Penelitian
Penelitian
1 2 3 4 5 6 7
1 Hubungan Indah 2001, Jakarta Cross- V.terikat Hasil penelitian
Anemia Indriawati sectional - Anemia menunjukan
dengan Herman bahwa kejadian
Kebiasaan V.Bebas anemia gizi
Makan, 1. Kebiasaa remaja putri
Pola Haid, n makan sebesar 42,2%.
Pengetahua 2. Pola haid Ada hubungan
n tentang 3. pengetah bermakna secara
Anemia uan statistik
dan Status tentang (p<0,05) dengan
Gizi anemia kejadian anemia
Remaja 4. Status pada remaja
Putri di gizi putri adalah
SMUN 1 kebiasaan
Cibinong makan, yang
Kabupaten meliputi: diet,
Bogor kebiasaan
makan sumber
protein hewani
dan kebiasaan
minum teh.
2 Hubungan Agustina 2006, Cross- V.terikat Tidak ada
antara Pola Indika Sukoharjo sectional - Kadar Hb hubungan antara
Konsumsi Sari pola konsumsi
Makan V.Bebas makan (Jenis,
dengan - Pola frekuensi
Kadar Hb Konsumsi konsumsi dan
pada Makan tingkat
Remaja (Jenis, konsumsi Besi)
Putri di frekuensi dengan kadar
SMA N 1 konsumsi Hb.
Sukoharjo, dan tingkat
Kabupaten konsumsi
Sukoharjo Besi)
8
Tabel 2
penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya terletak pada waktu, tempat
dengan kejadian anemia pada remaja putri adalah SMA Negeri 1 Kecamatan
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan maret sampai dengan bulan april
tahun 2007.
Bidang ilmu yang diterapkan dalam penelitian adalah ilmu gizi kesehatan
masyarakat.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anemia
Anemia adalah keadaan dimana kadar zat merah darah atau hemoglobin
Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat disebabkan oleh
hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tubuh menurun.
3. Menurunkan kebugaran.
optimal.
3. Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan atau
Zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan
unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi
darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap
12
hemolisis (pecahnya sel darah merah). Karena vitamin E adalah faktor esensial
makrositik; dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan
Penyebabnya adalah kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Padahal kedua
zat itu diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel
Anemia ini disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan
anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem
alat pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak
dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel jaringan
Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi
besi, namun bila darahnya diuji secara laboratoris, serum besinya normal.
Penderita memiliki selera makan yang tidak lazim, seperti makan tanah,
kotoran, adonan semen, serpihan cat, atau minum minyak tanah. Tentu saja
13
perilaku makan ini akan memperburuk penyerapan zat gizi besi oleh tubuh
Anemia gizi besi adalah keadaan dimana kadar Hb dalam darah lebih rendah
Tabel 3
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
meningkatnya kapasitas pengikatan zat besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa
jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme dan akan diikuti dengan
14
menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang
2.4 Hemoglobin
protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem (Mohamad
Sadikin, 2002:17)
sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O2).
Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan
adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh
tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai
Tabel 4
1. Reagen
a. HCl 0,1 N
b. Aquadest
2. Alat
a. Pipet hemoglobin
b. Alat sahli
c. Pipet Pastur
d. Pengaduk
3. Prosedur kerja
dengan lancet.
16
darah yang menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl
sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca
1. Reagensia
2. Alat
a. Pipet darah
b. Tabung cuvet
c. Kolorimeter
3. Prosedur kerja
menit.
4. Perhitungan
a. β-Hemoglobin hemoque
b. Microcuvettes
c. Lancet
d. Accu-check
2. Prosedur Kerja
angka 12,1-12,2.
kapas beralkohol.
hemoque.
Zat besi merupakan microelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama
Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, lebih kurang 65
transferin dalam plasma darah dan 15-30 persen terutama disimpan dalam sistem
retikuloendotelial dan sel parenkim hati, khususnya dalam bentuk feritin (Guyton
dan Hall,1997:536).
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi, sebagian besi dalam bentuk
feri direduksi menjadi fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung
19
dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat dalam makanan (Sunita
Almatsier, 2001:249).
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang fungsional dan yang
reserve (simpanan).
Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk hemoglobin (Hb),
sebagian kecil dalam bentuk myoglobin dan jumlah yang sangat kecil tetapi vital
Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi
selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk
kompartmen fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka
tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam
bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada
dalam tubuh. Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan
hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh
memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, misalnya pada anak yang sedang
tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya
rendah. Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan, maka
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi
Untuk menjaga badan supaya tidak anemia, maka keseimbangan zat besi di
zat besi yang dikeluarkan dari badan sama dengan jumlah besi yang diperoleh
tubuh dari makanan. Suatu skema metabolisme zat besi untuk mempertahankan
Setiap hari turn over zat besi ini berjumlah 35 mg, tetapi tidak semuanya
harus didapatkan dari makanan. Sebagian besar yaitu sebanyak 34 mg didapat dari
penghancuran sel-sel darah merah tua, yang kemudian disaring oleh tubuh untuk
dapat dipergunakan lagi oleh sumsum tulang untuk pembentukan sel-sel darah
merah baru. Hanya 1 mg zat besi dari penghancuran sel-sel darah merah tua yang
21
dikeluarkan oleh tubuh melalui kulit, saluran pencernaan dan air kencing. Jumlah
zat besi yang hilang lewat jalur ini disebut sebagai kehilangan basal (iron basal
losses).
1. Metabolisme energi
metabolisme energi.
2. Kemampuan belajar
oleh Lozoff dan Youdim pada tahun 1988. Kadar besi dalam darah
4. Pelarut obat-obatan
Tabel 5
Angka kecukupan besi rata-rata yang dianjurkan (per orang per hari)
Golongan umur Berat badan (kg) Tinggi Badan Besi (mg)
(wanita) (Cm)
1 2 3 4
13-15 46 153 19
16-19 50 154 25
Sumber: Sunita Almatsier (2001:302)
Remaja Putri
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun sekunder. Pendapatan/ penghasilan yang kecil tidak dapat memberi cukup
(Soetjiningsih, 1995:10).
23
perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang
Hasil penelitian oleh S.A Nugraheni pada remaja putri di kabupaten Kendal
menunjukan pada umumnya yaitu 84% (Kendal) dan 81% (Boja) pengetahuan
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas dan rumah sakit (Arianton
Aritonang, 2003:13).
24
Tubuh mendapatkan zat besi melalui makanan. Kandungan zat besi dalam
makanan berbeda-beda, dimana makanan yang kaya akan kandungan zat besi
adalah makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati dan ayam).
Makanan nabati (seperti sayuran hijau tua) walaupun kaya akan zat besi, namun
hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus (Depkes RI, 1998:14).
Rendahnya asupan zat besi ke dalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat
besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia
Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme (40%) dan
besi non hem. Besi non hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanan.
kentang dan serealia serta beberapa jenis buah-buahan. Sedangkan besi hem
hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging, ikan, ayam,
2004:146).
Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar akan
Bahkan banyak yang berdiit tanpa nasehat atau pengawasan seorang ahli
25
ilmu gizi. Banyak pantang atau tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan
pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam soal gizi dan kesehatan,
sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala
Banyak remaja putri yang sering melewatkan dua kali waktu makan dan
lebih memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan bukan hanya hampa
kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu
(menghilangkan) nafsu makan. Selain itu remaja khususnya remaja putri semakin
menggemari junk food yang sangat sedikit (bahkan ada yang tidak ada sama
sekali) kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan vitamin.
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh:
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
a. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang
b. Berat Badan
BB(kg )
IMT =
TB 2 (m)
Keterangan :
Tabel 6
Banyaknya zat besi yang ada dalam makanan yang kita makan yang dapat
yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi absorbsi dapat
mencapai 50%.
Penyerapan zat besi di dalam usus yang kurang baik (terganggu) juga
Zat besi dari pangan hewani lebih mudah diserap, yaitu antara 10-20 persen,
sedangkan dari pangan nabati hanya sekitar 1-5 persen. Oleh karena itu,
mengkonsumsi zat besi dari pangan hewani jauh lebih baik daripada pangan
nabati.
terdapat dalam daging hewan dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat daripada
besi-nonhem
1. Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang dibutuhkan.
penyerapan. Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih
50 persen.
5. Adanya fitat dan oksalat dalam sayuran, serta tanin dalam teh juga akan
Fe.
sesuai dapat dijumpai dalam susunan menu yng seimbang, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
metabolisme atau kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan antar zat-zat
Menu yang beranekaragam antara lain terdiri dari makanan pokok, lauk
penyerapan besi-nonhem.
di dalam tubuh. Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serealia dan asam oksalat
di dalam sayuran menghambat penyerapan besi. Asam fitat dan asam oksalat yang
penyerapan zat besi. Karena hal inilah, bayam meski tinggi kandungan zat besinya
bukan merupakan sumber zat besi yang baik. Oleh karena itu, jika hendak
buah-buahan yang tinggi kandungan vitamin C nya, seperti jambu biji, jeruk dan
nanas. Namun lebih dianjurkan untuk meminumnya dalam bentuk jus. Sebab jika
dalam bentuk buah segar, yang kandungan seratnya masih tinggi, juga akan
merdeka.com).
2.6.6.2.1 Gastritis
dapat hanya superfisial dan oleh karena itu tidak begitu bahaya, atau dapat
menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang
secara bertahap menjadi atrofi sampai sedikit atau tidak ada aktivitas kelenjar
1997:1052).
antara kecepatan sekresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan
oleh sawar mukosa gastroduodenal juga netralisasi asam lambung oleh cairan
2.6.6.2.3 Diare
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang
usus besar. Pada diare infeksi umum, infeksi paling luas terjadi pada seluruh usus
besar dan pada ujung distal ileum. Dimanapun infeksi terjadi, mukosa teriritasi
secara luas dan kecepatan sekresinya sangat tinggi (Guyton dan Hall, 1997:1056).
Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh berlangsung lambat bahkan akan
berhenti menjelang usia 18 tahun, tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak
akan dikejar pada usia ini. Ini berarti pemenuhan kecukupan gizi sangat penting
31
63:2003).
Taraf gizi seseorang, dimana makin tinggi kebutuhan akan zat besi,
Beck, 2000:198).
2.6.8.1 Pendarahan
RI, 1998:14).
cairan plasma dalam waktu 1 sampai 3 hari, namun hal ini akan menyebabkan
konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi pendarahan yang
kedua, maka konsentrasi sel darah merah biasanya kembali normal dalam waktu 3
sampai 6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronis, penderita sering kali tidak dapat
mengabsorbsi cukup besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin secepat
darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit
32
1997:538).
2.6.8.2 Menstruasi
Pada remaja putri mulai terjadi menarche dan mensis yang disertai
2.6.8.3 Cacingan
Kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti
trichiura.
Darah yang hilang akibat infestasi cacing tambang bervariasi antara 2-100
cc/hari, tergantung pada beratnya infestasi. Kisaran jumlah darah yang dihisap
oleh Necator americanus ialah 0,031±0,015 cc per ekor. Perkiraan jumlah cacing
pada setiap orang yang terinfestasi rata-rata 350 ekor. Jika jumlah zat besi
dihitung berdasarkan banyaknya telur cacing yang terdapat dalam tinja, jumlah zat
33
besi yang hilang perseribu telur adalah sekitar 0,8 mg (untuk Necator americanus)
Pendapatan
Keluarga Konsumsi Zat besi
Keanekaragaman
Pendidikan Makanan
Ibu
Sindrom
Pelayanan Malabsorbsi
Kesehatan (gastritis, ulkus
peptikum) Penyerapan
Zat besi
Diare
KEJADIAN
ANEMIA
Pertumbuhan fisik
Kebutuhan
Zat Besi
Aktivitas Fisik
Pendarahan
Kehilangan
Menstruasi Zat Besi
Cacingan
Gambar 2
Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel Bebas
1. Tingkat Pendapatan
Keluarga Variabel Terikat
2. Tingkat Pengetahuan
Tentang Anemia KEJADIAN
3. Tingkat Pendidikan Ibu ANEMIA
Variabel Pengganggu
1. Keanekaragaman Makanan
2. Aktivitas Fisik
3. Sindrom Malabsorbsi
(gastritis, ulkus peptikum)
4. Diare
5. Pertumbuhan Fisik
6. Pendarahan
7. Cacingan
Gambar 3
Kerangka Konsep
Keterangan : Variabel yang diteliti :
Variabel yang tidak diteliti : ...........
36
Arikunto, 2002;64).
Kabupaten Brebes.
Brebes.
Kabupaten Brebes.
5. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja
Tabel 7
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Skala Pengukuran Instrumen
Operasional
1 2 3 4
Kejadian Anemia Kejadian anemia pada Nominal Tes pemeriksaan
remaja putri (10-18 1. Anemia (Hb <12 mg) kadar Hb dengan
tahun). Dinilai 2. Tidak anemia (Hb ≥12 mg) hemoque.
dengan
membandingkan
kadar Hb responden
dengan nilai
normalnya.
Tingkat Dinilai berdasarkan Ordinal Kuesioner
Pendapatan besarnya pendapatan 1. Rendah (<Rp 126.250)
keluarga rata-rata setiap bulan 2. Tinggi (≥ Rp. 126.250)
keluarga responden,
kemudian dibagi
jumlah keluarga yang
masih menjadi
tanggungan, lalu
hasilnya
dibandingkan
dengan UMR
Kabupaten Brebes
yang dibagi 4 (UMR
perkapita).
Tingkat Segala hal yang Ordinal Kuesioner
Pengetahuan diketahui remaja putri 1. Kurang (< 60%)
38
3.5.1 Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 1
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
populasi.
atas yang disertai rasa mual atau nyeri pada ulu hati yang merupakan
perih, panas, sakit, rasa perut kosong dan lapar yang merupakan gejala
yang sering (lebih dari 3 kali sehari), faeces cair dan berlendir yang
(kecelakaan).
hebat di anus, kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul
pada malam hari), nafsu makan berkurang, berat badan menurun, rasa
gatal atau iritasi vagina dan kulit di sekitar anus menjadi lecet atau
dari cacingan.
Brebes.
penelitian ini, adapun metode statistik yang digunakan untuk menentukan besar
sampel adalah :
Z 12−α / 2 P(1 − P) N
n=
d 2 ( N − 1) + Z 12−α / 2 P(1 − P)
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
244,8
=
2,54 + 0,96
244,3
= = 69,9 ≈ 70 Siswi
3,5
sejumlah 70 siswi.
data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji laboratorium
kuesioner.
anemia besi dapat menggunakan kadar Hb dalam darah (Yayuk Farida dkk,
2004:22). Uji kadar Hb dalam darah yang digunakan adalah dengan hemoque.
Alat yang digunakan berupa timbangan injak berat badan (bathromm scale)
untuk menimbang berat badan dan microtoa untuk mengukur tinggi badan.
menstruasi.
2x24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi
lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner tersebut harus
3.6.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan
product moment. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap
44
butiran memiliki nilai positif dan nilai r hitung > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo,
2002:129).
menunjukkan bahwa 9 butir soal pengetahuan tentang anemia yang diuji cobakan
kepada 20 orang, berdasarkan tabel nilai r, dengan α =5%, nilai r tabel adalah
3.6.1.2 Reliabilitas
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan
(0,792) > r tabel (0,444), sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut
reliabel.
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data
anemia. Data sekunder berupa data mengenai gambaran lokasi tempat penelitian
kuesioner.
1. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu di edit. Hal ini dilakukan
2. Coding
3. Tabulasi
Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square
dengan bantuan SPSS 12,0 for windows. Adapun syarat uji chi-square
adalah tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol, sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.
Jika uji chi-square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya, alternatif
uji chi-square untuk tabel 2x2 adalah uji fisher, alternatif uji chi-square
adalah langkah alternatif uji chi-square untuk tabel selain 2x2 dan 2xk
dengan penyakit pada satu saat dengan seluruh subyek yang ada. RP
Interpretasi hasil:
timbulnya penyakit.
protektif.
BAB IV
satunya SMA negeri yang ada di Kecamatan Jatibarang, yang beralamat di jalan
kelas, kelas XI IPA sebanyak 2 kelas dan XI IPS juga sebanyak 2 kelas dan
untuk kelas XII IPA berjumlah 2 kelas dan XII IPS juga sebanyak 2 kelas.
Jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 499 siswa, dengan
distribusi menurut kelas dan jenis kelamin tercantum pada tabel berikut ini:
49
Tabel 8
Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007
93 95
100
81 77 79
80 74
Frekuensi
60 Laki-laki
40 Perempuan
20
0
X XI XII
Kelas
Grafik 1
Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes T.A 2006/2007
Tabel 9
Distribusi Jumlah Guru di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X sampai kelas
tahun. Lebih jelasnya distribusi umur responden dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 10
Distribusi Responden menurut Umur
50
47.1
Persentase 40
30 28.6
20
17.1
10
7.1
0
15 16 17 18
Umur
Grafik 2
Distribusi Responden menurut Umur
tingkat umur yang paling sedikit adalah 15 tahun sebanyak 5 responden (7,1%).
pekerjaan ibu paling banyak tergolong tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
tangga (60%). Lebih jelasnya untuk pekerjaan orang tua responden dapat dilihat
Tabel 11
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Reponden
70
60,0
60
50
Persentase (%)
40 Ayah
30,0
30 21,4
Ibu
22,9
21,4
20
11,4 12,9
8,5
10 2,9 2,9 4,3
0 0 1,4
0
rja
uh
ta
in
i
S
an
N
-la
as
PN
ke
ur
et
P
sw
in
B
be
C
La
ira
k
da
W
Ti
Jenis Pekerjaan
Gambar 3
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden
53
rendah sebanyak 31 responden (44,3%), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12
60 55,7
50 44,3
Persentase (%)
40
30
20
10
0
Rendah (<126.250) Tinggi (>= 126.250)
Tingkat Pendapatan
Grafik 4
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
54
kurang dan 4 responden (5,7%) dalam tingkat baik, untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 13
80 68,6
Persentae (%)
60
40
25,7
20
5,7
0
Kurang (<60%) Cukup (60-80%) Baik (>80%)
Tingkat pengetahuan
Grafik 5
(60%) dan ibu responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 28
Tabel 14
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu
70,0 60,0
Persentase (%)
60,0
50,0 40,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
Rendah (< wajar 9 Tinggi (>= wajar 9 tahun)
tahun)
Tingkat Pendidikan Ibu
Grafik 6
(4,3%) dan tidak ada responden dalam tingkat konsumsi zat besi baik.
Tabel 15
80,0
60,0
40,0
15,7
20,0 4,3 0
0,0
Kurang (70-
100%AKG)
(<70%
(>80-99%
Defisit
AKG)
805 AKG)
Sedang
Baik (>=
AKG)
Grafik 7
responden ( 35,7 %) dalam kategori kurus dan 4 responden (5,7%) dalam kategori
Tabel 16
70 58,6
Persentase (%)
60
50
35,7
40
30
20
5,7
10
0
Kurus (IMT <= Normal (IMT Gemuk (IMT
18,5) >18,5-25,0) >25,0)
Status Gizi
Grafik 8
Tabel 17
No Menstruasi Frekuensi %
1 2 3 4
1 Sedang Menstruasi 20 28,6
2 Tidak sedang menstruasi 50 71,4
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Penelitian 2007
80 71,4
Persentase (%)
60
40 28,6
20
0
Sedang menstruasi Tidak sedang menstruasi
Menstruasi
Grafik 9
Tabel 18
Distribusi Responden Menurut Kejadian Anemia
54 52,9
Persentase (%)
52
50
48 47,1
46
44
Anemia (Hb<12 mg) Tidak anemia
(Hb>=12mg)
Kejadian anemia
Grafik 10
tentang anemia, tingkat konsumsi zat besi dan status gizi. Penggabungan sel
dilakukan supaya 3 variabel tersebut memenuhi syarat untuk uji statistik chi-
square.
anemia kurang, cukup dan baik menjadi tingkat pengetahuan tentang anemia
2. Variabel tingkat konsumsi zat besi dari tingkat konsumsi zat besi defisit,
kurang, sedang dan baik menjadi tingkat konsumsi zat besi kurang
(penggabungan antara defisit dan kurang) dan tingkat konsumsi zat besi baik
3. Variabel status gizi dari status gizi kurus, normal dan gemuk menjadi status
gizi tidak normal (penggabungan antara status gizi kurus dan gemuk) dan
normal
Anemia
keluarga dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,035 (p < 0,05) yang artinya ada
anemia.
Tabel 19
Kejadian Anemia
(p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat
Tabel 20
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,040 (p <0,05) yang artinya ada hubungan
Tabel 21
Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Anemia
Anemia
dengan tingkat konsumsi zat besi kurang dan menderita anemia berjumlah 27
responden (54,2%). Responden dengan tingkat konsumsi zat besi baik tetapi
Uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat konsumsi zat besi
dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,592 (p > 0,05) yang artinya tidak ada
hubungan secara signifikan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian
anemia.
Tabel 22
dengan status gizi tidak normal dan menderita anemia berjumlah 20 responden
responden (68,3%).
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel status gizi dengan
kejadian anemia diperoleh p = 0,002 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan secara
Tabel 23
responden 62,0%).
kejadian anemia diperoleh p = 0,015 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan secara
Tabel 24
Tabel 25
4.4 Pembahasan
Anemia
segala aspek kehidupan. Tingkat ekonomi terkait langsung dengan daya beli
keluarga, baik daya beli terhadap makanan maupun daya beli terhadap pelayanan
Jatibarang, Kabupaten Brebes (p= 0,035 dan RP =1,707). Hal ini menunjukkan
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayuk Farida, dkk
penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli, yang dapat
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan zat gizi, salah satunya
tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan zat besi, sehingga dapat berdampak
status kesehatan keluarga untuk mencapai status kesehatan keluarga sehat secara
pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1
rendah memiliki risiko 1,778 kali lebih besar untuk mengalami kejadian anemia.
Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Achmad Djaeni
keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat
khususnya bidang gizi, sehingga tidak dapat menambah pengetahuan dan tidak
yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya
Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih
gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes (p= 0,002 dan RP = 2,175). Hal ini menunjukkan
bahwa responden dengan status gizi tidak normal mempunyai risiko 2,175 kali
Status gizi didapat orang dari nutrien yang diberikan kepadanya. Ada tiga
jenis kekurangan gizi, ada yang kurang secara kualitatif dan ada yang kurang
status gizi pada remaja di Indonesia meliputi kurang zat gizi makro (karbohidrat,
protein, lemak) dan kurang zat gzi mikro (vitamin, mineral). Kurang zat gizi
makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus, berat badan turun, anemia
Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh kita,
termasuk salah satunya adalah zat besi. Dimana bila status gizi tidak normal
dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tidak baik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia.
69
Indah Indriawati yang menyatakan tidak ada hubungan antara status gizi dengan
anemia.
zat besi yang hilang bersama darah menstruasi, disamping untuk menopang
Kabupatean Brebes (p= 0,015 dan RP= 1,842). Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang sedang mengalami menstruasai mempunyai risiko 1,842 kali lebih
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arisman (2004:146)
yang menyatakan bahwa remaja putri yang sudah mengalami menarche, jika
darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak (banyak yang tidak sadar
kalau darah menstruasinya terlalu banyak) akan terjadi anemia defisiensi zat besi,
karena jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar 20-25 cc,
jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kira-
kira sama dengan 0,4-0,5 mg/hari. Jika jumlah tersebut ditambah dengan
kehilangan basal, jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1,25 mg/hari.
70
Kejadian Anemia
didasarkan pada kenyataan bahwa status gizi yang cukup adalah penting bagi
kesehatan dan kesejahteraan; setiap orang hanya akan cukup zat gizi jika makanan
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi; serta ilmu gizi
tingkat pengetahuan tentang anemia yang tinggi yaitu sejumlah 52 responden atau
74,3 % dari total sampel. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja
oleh Suhardjo (2003:25) yang menyatakan penyebab penting dari gangguan gizi
71
berpengaruh pada keadaan gizi individu tersebut merupakan faktor penyebab tidak
Anemia
Rendahnya intake zat besi kedalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat
besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia.
Banyaknya zat besi yang ada dalam makanan yang kita makan yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh kita tergantung pada tingkat absorbsinya (Mery E Beck,
2000:197).
memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang yaitu sejumlah 59 responden atau
84,3% responden dari total sampel, dengan 27 responden yang menderita anemia,
tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada
0,592).
tubuh. Protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk penyerapan
72
rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh. Keadaan ini dapat mengakibatkan
tubuh kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau penurunan kadar
Hb. Rendahnya konsumsi zat besi responden antara lain disebabkan karena masih
khususnya protein hewani dalam menu makanan sehari-hari. Selain itu konsumsi
mie instan yang hampa zat gizi, kebiasaan responden moci (minum air teh) setelah
kejadian anemia dalam penelitian ini antara lain disebabkan oleh masih rendahnya
penyerapan zat besi dalam tubuh (adanya kebiasaan minum teh setelah makan,
konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1
Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes ini ternyata hampir sama dengan hasil
penelitian Agustina Indika yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat
3. Hasil konsumsi makanan hanya zat besi yang dianalisis, untuk peneliti
terhadap penyerapan zat besi dan kejadian anemia seperti protein, vitamin
C, vitamin B12, kebiasaan minum teh dan kopi setelah makan dan lainnya
BAB V
5.1 SIMPULAN
Kabupaten Brebes.
3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada
4. Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian
Kabupaten Brebes.
5. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja
5.2 SARAN
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejadian anemia, yang dilaksanakan secara
melakukan pemantauan status gizi dengan cara menimbang berat badan dan
untuk mengetahui konsumsi zat besi, supaya hasilnya lebih representatif dan
diharapkan juga dapat menganalisis zat-zat gizi selain zat besi yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa Profesi Di Indonesia. Jakarta :
Dian Rakyat.
Bambang Tri. 2007. Anemia Defisiensi Besi pada Anak Sekolah: http://www.suara
merdeka.com.
Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia
Subur (WUS). Jakarta : Ditjen Gizi.
DKK Kab. Brebes. 2006. Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri/ WUS. Brebes : DKK Brebes.
Dinkes Propinsi Jawa Timur dan IAKMI Pusat. 2000. Survei Data Dasar
Pengetahuan, sikap dan perilaku WUS tentang Anemia dan TTD Di 10
Lokasi SMPFA di Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Surabaya :
Dinkes Propinsi Jawa Timur dan IAKMI.
Mary E. Beck. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungan dengan penyakit-penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
Sjahmin Moeji. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas sinar
Sinanti.
Suharjdo. 2003. Berbagai Cara Pendidiksn Gizi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Yayuk Farida, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Lampiran 4
KUESIONER PENJARING
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1
KEC. JATIBARANG KAB.BREBES T.A 2006/2007
Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Identitas Responden
1) Nama :
2) Umur :
3) Kelas :
4) Alamat :
Kecamatan :
a. Ya (Sebutkan....................................)
b. Tidak
90
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1
KEC. JATIBARANG KAB. BREBES T.A 2006/2007
Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Pewawancara :
Jam Wawancara : s.d
C. Pendapatan Keluarga
8) Pendapatan keluarga per bulan
Orang tua Pendapatan/bulan (Rp)
Ayah
Ibu
11) Kenapa remaja putri dan ibu hamil sering menderita anemia?
1. tidak tahu
2. Karena haid setiap bulan
3. Kurang mengkonsumsi makanan kaya besi
4. Kebutuhan wanita dan ibu hamil lebih tinggi dari pria
5. Jawaban No. 2-4
12) Apakah tanda-tanda anemia?
1. Tidak tahu
2. Lesu
3. Lemah
4. Letih
5. Lelah
6. Lalai
7. 5L
13) Siapa yang sering menderita anemia?
1. Tidak Tahu
2. Remaja putra
3. Balita
4. Remaja Putri/Wanita Usia subur
5. Ibu Hamil
6. Orang tua
7. No 3-6
14) Bagaimana cara mencegah seseorang agar tidak menderita anemia?
1. Tidak Tahu
2. Banyak mengkonsumsi makanan protein hewani
2.Banyak makan sayuran hijau
3.Minum tablet tambah darah
4.Banyak makan sayuran hijau dan protein hewani
5.Menjawab No 2- 4
15) Apa yang dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh?
1. Tidak tahu
93
E. Pendidikan Ibu
18) Apa pendidikan terakhir ibu anda?
1. Tidak sekolah
2. Tidak tamat SD
3. Tamat SD
4. Tamat SMP
5. Tamat SMA
6. Tamat Akademik (D1. D2, D3)
7. Tamat Perguruan Tinggi (S1, S2, S3)
Makanan
selingan
(snack)
Makan
Siang
95
Makanan
selingan
(Snack)
Makan
malam
II. Makan
Pagi
Makanan
selingan
(Snack)
96
Makan
Siang
Makanan
selingan
(Snack)
Makan
Malam
97
H. Status Gizi
26) Hasil pengukuran :
Berat Badan : Kg
Tinggi Badan : Cm = Meter
BB( Kg )
IMT = =
TB (m) 2
1. Kurus : IMT ≤ 18,5
2. Normal : IMT >18,5 – 25,0
98
I. Aktivitas Fisik
27) Recall Aktivitas
Petunjuk pengisian :
- Tanyakan dan catat aktivitas sehari-hari responden dari bangun tidur sampai
tidur kembali dan lama aktivitas yang dilakukan responden ( isi daftar
dibawah)
- Bila jenis aktivitas yang tercantum dibawah kurang lengkap, mahon untuk
dilengkapi.
No Waktu Kegiatan Lama
(Jam)
Menit Jam
Bangun tidur
Bantu-bantu di rumah (sebutkan)
Mandi, makan pagi
Berangkat
Jalan kaki
Naik sepeda
i. Motor/ angkutan umum/ mobil
pribadi
Belajar di sekolah
Isrirahat di sekolah
Pulang sekolah
Makan siang
Tidur
Nonton TV
Nyuci baju
Nyuci piring
Menyapu
Kegiatan ekstrakulikuler
99
J. Menstruasi
28) Apakah ketika dilakukan pemeriksaan Hb anda sedang menstruasi?
1. Tidak
2. Ya
29) Bagaimana frekuensi menstruasi anda?
1.2-3 bulan sekali
2.Sebulan dua kali
3.Sebulan sekali
30) Berapa hari lama menstruasi anda?
1. < 3 hari
2. >7 hari
3. 3-7 hari
100
K. Kejadian Anemia
31) Hasil pemeriksaan Hb: g%
1. Anemia : Hb < 12 g %
2. Tidak anemia : Hb ≥ 12 g %
TERIMA KASIH
101
Lampiran 6
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TOTAL
R1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7
R2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17
R3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
R4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 12
R5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7
R6 1 1 1 1 0 2 1 1 0 8
R7 1 1 1 2 2 2 1 2 0 12
R8 1 1 1 2 2 2 1 2 0 12
R9 1 1 2 2 0 2 1 2 2 13
R10 1 1 1 1 1 2 1 1 1 10
R11 1 1 2 2 2 2 1 2 1 14
R12 1 2 1 2 2 2 1 2 1 14
R13 1 1 2 2 2 2 1 2 2 15
R14 1 1 2 2 1 2 1 2 0 12
R15 1 1 2 0 1 2 2 2 1 12
R16 1 2 1 2 1 2 1 2 0 12
R17 1 1 2 2 1 2 2 2 1 14
R18 1 2 2 2 2 2 2 2 1 16
R19 1 1 2 2 1 1 1 2 0 11
R20 1 1 2 2 2 2 1 1 1 13
102
Lampiran 7
N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded a 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Correlations
Correlations
Total
P1 Pearson Correlation .583**
Sig. (2-tailed) .007
N 20
P2 Pearson Correlation .589**
Sig. (2-tailed) .006
N 20
P3 Pearson Correlation .622**
Sig. (2-tailed) .003
N 20
P4 Pearson Correlation .639**
Sig. (2-tailed) .002
N 20
P5 Pearson Correlation .686**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
P6 Pearson Correlation .599**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
P7 Pearson Correlation .589**
Sig. (2-tailed) .006
N 20
P8 Pearson Correlation .668**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
P9 Pearson Correlation .675**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) .
N 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2 il d)
103
Lampiran 8
N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded a 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.792 9
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Lampiran 9
Pendapatan Coding
No- Pendapatan keluarga Jumlah skor % Coding pengetahuan
R keluarga/bln (perkapita) Coding Pengetahuan Pengetahuan awal penggab
47 300.000 75.000 0 9 50 0 0
48 545.000 181.667 1 12 67 1 1
49 600.000 200.000 1 10 56 0 0
50 650.000 216.667 1 12 67 1 1
51 500.000 100.000 0 6 33 0 0
52 450.000 112.500 0 11 61 1 1
53 500.000 166.667 1 7 39 0 0
54 475.000 118.750 0 14 78 1 1
55 1.500.000 250.000 1 12 67 1 1
56 700.000 233.333 1 13 72 1 1
57 1.000.000 250.000 1 15 83 2 1
58 550.000 137.500 1 7 39 0 0
59 400.000 80.000 0 13 72 1 1
60 500.000 100.000 0 8 44 0 0
61 650.000 162.500 1 12 67 1 1
62 650.000 130.000 1 14 78 1 1
63 400.000 80.000 0 11 61 1 1
64 600.000 200.000 1 13 72 1 1
65 400.000 133.333 1 7 39 0 0
66 2.000.000 500.000 1 14 78 1 1
67 300.000 75.000 0 12 67 1 1
68 1.000.000 200.000 1 12 67 1 1
69 500.000 83.333 0 9 50 0 0
70 500.000 125.000 0 11 61 1 1
108
coding Konsumsi
Pendidikan pendidikan Konsumsi Fe rata- BB
No-R Ibu ibu Fe 2 hari rata TB BB ideal AKG
1 SMP 1 7,25 3,63 159,1 44 46 18,17
2 SMP 1 9,26 4,63 159,5 48 50 24,00
3 PT 1 29,60 14,00 159 44 46 18,17
TDK TMT
4 SD 0 35,40 17,70 154,2 44 50 22,00
5 SD 0 6,68 3,34 155 55 50 27,50
6 SMA 1 45,20 22,60 151 54 50 27,00
7 PT 1 40,10 20,05 147,5 49 50 24,50
8 SD 0 15,10 7,55 156,5 52 50 26,00
9 SMP 1 33,60 16,80 154,6 48 46 19,83
TDK
10 SKLH 0 9,17 4,59 154 39 50 19,50
11 SD 0 7,86 3,93 164,4 60 50 30,00
12 SD 0 38,70 19,35 154,8 48 50 24,00
13 PT 1 11,80 5,90 157,5 46 46 19,00
TDK TMT
14 SD 0 6,22 3,11 155,5 47 50 23,50
TDK TMT
15 SD 0 6,75 3,38 160 41 50 20,50
16 SD 0 8,43 4,22 153 41 50 20,50
17 SD 0 4,99 2,50 155 49 50 24,50
18 SMP 1 4,82 2,41 150 41 50 20,50
19 SMP 1 11,50 5,75 155 29,5 50 14,75
20 SD 0 3,00 1,50 153 41 50 20,50
21 PT 1 8,83 4,42 153 47 46 19,41
TDK TMT
22 SD 0 32,50 15,50 153 40 50 20,00
TDK TMT
23 SD 0 35,00 17,50 152 48 50 24,00
24 SMP 1 7,54 3,77 142 39 50 19,50
TDK
25 SKLH 0 2,97 1,49 154,5 50 50 25,00
26 SD 0 9,82 4,91 150 42 50 21,00
27 SMA 1 40,30 20,15 153 50 50 25,00
28 SD 0 6,88 3,44 159,5 46 50 23,00
29 SD 0 7,52 3,76 154,5 49 50 24,50
30 SMP 1 33,90 16,95 145,5 42 50 21,00
31 SD 0 32,90 16,45 147,5 41 50 20,50
32 SD 0 7,00 3,50 157,5 49 50 24,50
33 SMP 1 5,10 2,55 149 58 50 29,00
34 SMP 1 10,80 5,40 151 56 50 28,00
35 SD 0 5,83 2,92 152,5 43 50 21,50
36 SMA 1 11,70 5,85 163 71 50 35,50
TDK
37 SKLH 0 9,38 4,69 157 64 50 32,00
TDK TMT
38 SD 0 5,32 2,66 152,7 37 50 18,50
39 SD 0 5,24 2,62 158,3 52 50 26,00
40 SD 0 5,34 2,67 50 20,00
109
coding Konsumsi
Pendidikan pendidikan Konsumsi Fe rata- TB BB BB
No-R Ibu ibu Fe 2 hari rata (Cm) (Kg) ideal AKG
41 SD 0 7,01 3,51 155,6 42 50 21,00
42 SD 0 8,74 4,37 152,5 55 50 27,50
43 SMP 1 9,18 4,59 150 43 50 21,50
44 SD 0 6,79 3,40 161,5 50 50 25,00
45 SMA 1 7,29 3,65 156,9 45 50 22,50
TDK TMT
46 SD 0 7,12 3,56 156,4 40 50 20,00
47 SMP 1 8,10 4,05 153,9 46 50 23,00
48 SMA 1 31,87 15,94 157,8 39 50 19,50
49 SD 0 7,58 3,79 157 50 50 25,00
50 SD 0 37,00 18,50 154 46 50 23,00
51 SD 0 5,26 2,63 160 52 50 26,00
TDK TMT
52 SD 0 4,97 2,49 163 49 50 24,50
53 SMP 1 6,72 3,36 147 40 50 20,00
54 SD 0 5,01 2,51 144,5 39 50 19,50
55 SD 0 9,15 4,58 152,5 51 50 25,50
56 SMP 1 8,94 4,47 150,2 44 50 22,00
57 SD 0 7,02 3,51 152,5 51 50 25,50
58 SMP 1 6,59 3,30 158 48 50 24,00
59 SMP 1 4,93 2,47 160 50 50 25,00
60 SMP 1 8,73 4,37 155,5 49 50 24,50
61 SMA 1 6,91 3,46 157 49 50 24,50
62 SD 0 7,99 4,00 151 42 50 21,00
63 SMP 1 33,20 16,60 149,5 40 50 20,00
TDK TMT
64 SD 0 7,98 3,99 154,5 48 50 24,00
65 SD 0 6,17 3,09 162,5 47 50 23,50
66 SD 0 8,14 4,07 147 42 50 21,00
67 SD 0 8,84 4,42 155 43 50 21,50
68 SD 0 7,51 3,76 152 46 50 23,00
TDK TMT
69 SD 0 5,36 2,68 158,5 53 50 26,50
70 SMA 1 8,73 4,37 154,2 66 50 33,00
110
Lampiran 10
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat pendapatan
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
keluargavresponden
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat pendapatan
,197 70 ,000 ,732 70 ,000
keluargavresponden
a. Lilliefors Significance Correction
115
Crosstab
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Tingkat
pendapatan keluarga
responden 2,827 1,067 7,495
(rendah(<126.250) /
Tinggi (>= 126.250))
For cohort Kejadian
anemia pada responden 1,707 1,031 2,827
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
anemia pada responden
,604 ,366 ,997
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat pengetahuan
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
tentang anemi responde
117
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat pengetahuan
,157 70 ,000 ,951 70 ,008
tentang anemi responden
a. Lilliefors Significance Correction
118
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square ,662a 2 ,718
Likelihood Ratio ,668 2 ,716
Linear-by-Linear
,527 1 ,468
Association
N of Valid Cases 70
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,89.
Symmetric Measures
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Tingkat
pengetahuan remaja a
tentang anemia
(Kurang (<60%) /
Cukup (60-80%))
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.
120
gkat pengetahuan remaja putri tentang anemia penggab sel * Kejadian anemia pada responden Crosstabulatio
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Tingkat
pengetahuan remaja
putri tentang anemia
,636 ,213 1,897
penggab sel (Rendah (
kurang <60%) / Tinggi
(Cukup+baik >=60%))
For cohort Kejadian
anemia pada responden ,778 ,410 1,475
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
anemia pada responden
1,222 ,773 1,932
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat pendidikan
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
ibu responden_
122
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat pendidikan
,230 70 ,000 ,917 70 ,000
ibu responden_
a. Lilliefors Significance Correction
123
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Tingkat
pendidikan ibu
responden (Rendah (< 2,815 1,034 7,661
wajar 9 tahun) / Tinggi (
>= Wajar 9 tahun))
For cohort Kejadian
anemia pada responden 1,778 ,977 3,235
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
anemia pada responden
,632 ,410 ,973
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat konsumsi
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
zat besi responden
125
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat konsumsi
,342 70 ,000 ,658 70 ,000
zat besi responden
a. Lilliefors Significance Correction
126
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 4,018a 2 ,134
Likelihood Ratio 5,168 2 ,075
Linear-by-Linear
1,073 1 ,300
Association
N of Valid Cases 70
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,41.
Symmetric Measures
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Tingkat
konsumsi zat besi a
responden (Defisit
(<70% AKG) / Kurang
(70-80% AKG))
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.
128
Tingkat konsumsi zat besi responden penggab sel * Kejadian anemia pada
responden
Crosstab
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Tingkat
konsumsi zat besi
responden penggab sel
(Kurang (kurang+defisit ,703 ,193 2,561
<= 80% AKG) / Baik
(sedang+baik> 80%
AKG))
For cohort Kejadian
anemia pada responden ,839 ,457 1,539
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
anemia pada responden
1,193 ,599 2,375
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
5. Status Gizi
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status gizi responden 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
130
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Status gizi responde ,127 70 ,007 ,938 70 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
131
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 13,062a 2 ,001
Likelihood Ratio 13,538 2 ,001
Linear-by-Linear
11,433 1 ,001
Association
N of Valid Cases 70
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,89.
132
Symmetric Measures
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Status
gizi responden (Kurus a
(<=18,5) / Normal
(>18,5-25,0))
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Status
gizi responden penggab
sel (Tidak normal
4,786 1,717 13,346
(Kurus+gemuk IMT
<=18,5->25) / Normal
(IMT >18,5- 25))
For cohort Kejadian
anemia pada responden 2,175 1,304 3,627
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
anemia pada responden
,454 ,254 ,813
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
134
6. Menstruasi
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sedang menstruasi/tida
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
saat pemeriksaan Hb
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sedang menstruasi/tida
,449 70 ,000 ,566 70 ,000
saat pemeriksaan Hb
a. Lilliefors Significance Correction
135
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kejadian
menstruasi pada
responden saat pmrksn 3,807 1,250 11,597
Hb (sdg menstruasi / tdk
sdg menstruasi)
For cohort Kejadian
anemia pada responden 1,842 1,168 2,906
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
anemia pada responden
,484 ,239 ,978
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kejadian anemia (Hb
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
pada responden
137
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian anemia (Hb)
,123 70 ,010 ,970 70 ,091
pada responden
a. Lilliefors Significance Correction
138
139
140
141
142
Lampiran 13
BB aktual
AKG = X AKG Zat Besi dalam tabel
BB dalam tabel
Lampiran 14
Gambar 1
Siswi SMA 1 Kec. Jatibarang
Gambar 2
Pemeriksaan Kadar Hb oleh petugas
144
Gambar 3
Pemeriksaan kadar Hb oleh petugas
Gambar 4
Pemeriksaan kadar Hb oleh petugas
145
Gambar 5
Wawancara dan pengisian kuesioner oleh petugas
Gambar 6
Pengisian kuesioner oleh pewawancara
146
Gambar 7
Penimbangan berat badan
Gambar 8
Pengukuran tinggi badan
147